Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan progressifitas Karyawan Berbasis Client Server Di Bahana Yamaha Cianjur
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Bahana Yamaha Cianjur adalah sebuah dealer resmi Yamaha yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor, suku cadang, dan bengkel yang mempunyai komitmen untuk mengembangkan potensi usaha sepenuhnya dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan karyawan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya, serta mencapai aspirasi pribadi mereka masing – masing. Untuk melayani pelanggan dengan baik, perusahaan harus mempunyai dukungan dari karyawan yang handal, profesional, kreatif, inovatif, aktif, berdedikasi tinggi, dan memberikan kontribusi dalam mencapai visi dan misi dari perusahaan, sehingga dapat mendukung perusahaan ke arah yang lebih baik.
Saat ini terdapat sistem penilaian kinerja karyawan di Bahana Yamaha Cianjur yang berpengaruh terhadap promosi jabatan. Namun pada kenyataannya sistem penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan yang ada saat ini masih menggunakan cara manual/ belum terkomputerisasi. Penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan di Bahana Yamaha Cianjur dilakukan secara formal atau terstruktur, dan perlu ditelaah beragam faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan promosi jabatan. Dalam kasusini proses penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan melibatkan manajer, karyawan dan ahli sumber daya manusia/HRD (Human Resource Departement) dalam pengambilan keputusan
(2)
untuk promosi jabatan. Penilaian kinerja karyawan di Bahana Yamaha Cianjur ini memiliki peran penting terhadap suatu tahap promosi jabatan.
Sistem pendukung keputusan progressifitas karyawan adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengambil keputusan terhadap penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan oleh seorang manajer apakah karyawan itu layak untuk promosi jabatan. Terdapat satu kutipan kata dari judul yang saya ajukan ini yaitu Progressifitas, kata progressifitas yang dimaksud disini adalah proses kemajuan kinerja karyawan dalam bekerja yang menentukan karyawan tersebut berkembang menurut kemampuan masing – masing dan menyebabkan karyawan tersebut layak untuk mendapatkan promosi jabatan, sedangkan promosi itu adalah cara dalam melakukan proses progressifitas. Dalam menentukan penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan dibutuhkan penilaian terhadap masing – masing karyawan. Periode penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan saat ini dapat dilakukan setahun sekali atau sesuai ketentuan yang berlaku di Bahana Yamaha Cianjur.
Dengan demikian untuk mengatasi masalah dalam penilaian terhadap kinerja karyawan dan promosi jabatan serta memberikan informasi yang tepat terhadap manajer dalam melakukan pengambilan keputusan untuk promosi jabatan, maka perlu diadakannya suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem lama yang masih menggunakan cara manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Oleh karena itu solusi yang diajukan untuk mengatasi kendala yang ada saat ini adalah dengan dibangunnya sistem pendukung keputusan progressifitas karyawan di Bahana Yamaha Cianjur yang berbasis Client-Server.
(3)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka masalah yang timbul dalam mengerjakan pembangunan sistem informasi progressifitas karyawan ini adalah :
1. Apakah seorang karyawan melakukan progress/kemajuan?
2. Bagaimana cara melakukan penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan di Bahana Yamaha Cianjur?
3. Bagaimana menentukan karyawan tersebut layak untuk promosi jabatan di Bahana Yamaha Cianjur?
4. Bagaimana membangun Sistem Progressifitas Karyawaan yang berbasis
Client Server
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian dan penulisan tugas akhir ini adalah membangun Sistem Progressifitas Karyawaan di Bahana Yamaha Cianjur dengan menggunakan metode Analityc Hierarchy Process melalui studi kasus yang telah dilakukan di Bahana Yamaha Cianjur.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu menyelesaikan masalah dalam melakukan penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan.
2. Mendukung pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan.
3. Penyusunan rencana penilaian terhadap kinerja karyawan dan promosi jabatan dapat dilakukan dengan lebih optimal, selain itu waktu untuk
(4)
menyusun dan mengavaluasi rencana penilaian tersebut menjadi lebih cepat karena sudah didukung sistem yang terintegrasi.
4. Permasalahan yang biasanya terjadi dalam penyusunan rencana penilaian dapat diselesaikan dengan cepat. Selain itu sistem dapat menampung aspirasi dari pengambil keputusan dengan tujuan dan kriteria yang beragam untuk menghasilkan keputusan dengan nilai yang lebih baik 1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibuat bertujuan untuk membatasi permasalahan yang akan diselesaikan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan terhadap penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan. 2. SPK progressifitas karyawan ini hanya sampai pada karyawan tersebut
layak atau tidak untuk promosi jabatan, namun tidak membahas lebih lanjut sampai tahap pelaksanaan dan strategi perusahaan.
3. Keluaran dari sistem adalah laporan hasil pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
4. Metode analisis yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah
Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana alat yang digunakan untuk menggambarkan model data yaitu Entity Relationship Diagram (ERD), sedangkan untuk menggambarkan model fungsional yaitu Diagram Konteks, dan Data Flow Diagram (DFD).
5. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan ini berbasis Client Server.
6. Pembangunan Sistem Informasi Progressifitas Karyawan ini dibangun menggunakan Borland Delphi 7 dan MySQL sebagai database.
(5)
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi daerah tertentu. Dalam pelaksanaannya terdiri dari dua tahap, yaitu: 1. Tahap pengumpulan data
Tahap pengumpulan data yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu: a. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data melalui buku – buku, jurnal, halaman web, makalah serta bacaan lain yang sesuai dengan topik yang dibahas.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah pengumpulan data dengan dua cara yaitu: b.1 Observasi
Tahap observasi adalah pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke Bahana Yamaha Cianjur.
b.2 Wawancara
Tahap wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada manajer di Bahana Yamaha Cianjur.
2. Teknik pengembangan perangkat lunak
Metode yang digunakan untuk membangun sistem informasi ini adalah metodologi incremental yang merupakan pengembangan dari metode waterfall,
(6)
Gambar 1.1 Skema Waterfall Model [1]
a. System Engineering
Merupakan tahap awal dari pembuatan perangkat lunak dimulai dari menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak. b. System Analysis
Melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak.
c. System Design
Dimengerti oleh user, atau tahap merancang tampilan yang sesuai dengan kebutuhan user ( User Friendly ).
d. System Coding System engineering
System Analisis
System Design
System Coding
System Testing
System Maintenance
(7)
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang kedalam bahasa pemrograman tertentu.
e. System Testing
Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibangun.
f. System Maintenance
Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan – perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir dibagi dalam beberapa bab dengan pokok pembahasan secara umum sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi masalah, batasan masalah/ruang lingkup kajian, metodologi penelitian, jadwal kegiatan serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori – teori pendukung yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam tugas akhir.
(8)
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis dalam pembangunan sistem yang dibangun mulai dari analisis masalah, analisis prosedur, analisis basis data, analisis penilaian menggunakan metode analityc hierarchy process, analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non fungsional. Pada perancangan berisi mengenai perancangan data, perancangan menu, perancangan antarmuka, perancangan konfirmasi, jaringan semantik, dan perancangan prosedural.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan disertai juga dengan hasil pengujian dari sistem yang dibangun.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan tentang keseluruhan dari pembangunan sistem dan saran tentang sistem yang dibangun.
(9)
9
2.1 Tinjauan Umum Bahana Yamaha Cianjur
Dalam sub bab ini akan membahas tentang sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan fasilitas.
2.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
Bahana Yamaha Cianjur adalah sebuah dealer resmi Yamaha yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor, suku cadang, dan bengkel. Perusahaan ini beridiri pada tahun 2002 yang berlokasi di jalan raya Bandung no. 25 Cianjur.
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Mempunyai komitmen untuk mengembangkan potensi usaha sepenuhnya dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan karyawan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya, serta mencapai aspirasi pribadi mereka masing – masing.
2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Secara umum struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang memperlihatkan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antar fungsi dan wewenang atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Dalam perusahaan, struktur organisasi sangat penting karena suatu manajemen ditunjang dari struktur organisasi yang baik pula.
(10)
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Bahana Yamaha Cianjur dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bahana Yamaha Cianjur 2.1.4 Fasilitas
Fasilitas yang berada pada Bahana Yamaha Cianjur antara lain dengan diikutsertakannya sejumlah karyawan kedalam suatu pelatihan kerja untuk meraih pengalaman kerja.
2.2 Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan menerangkan mengenai teori – teori yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan progressifitas karyawan di Bahana Yamaha Cianjur baik mengenai sistem pendukung keputusan, database dan membangun aplikasi. Satu kata yang dituju dalam judul ini adalah Progressifitas, arti dari progressifitas yang dimaksud disini adalah kemajuan atau
(11)
perkembangan. Misalkan salah seorang karyawan mempunyai kemajuan dalam bekerja.
2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Seperti yang dijelaskan diatas, sistem didefinisikan sebagai kumpulan objek yang memiliki keterkaitan fungsi dan prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pendukung keputusan berkaitan dengan elemen – elemen keputusan seperti pengambilan keputusan, tool pengambilan keputusan, aturan dan ide atau prinsip dengan tujuan mencari solusi atas permasalahan keputusan yang dihadapi.
2.2.1.1 Metode Keputusan
Model keputusan relevan dengan model secara umum. Model didefinisikan sebagai representasi sederhana dari suatu keadaan nyata. 2.2.1.2 Tahapan Pemodelan
Pemodelan pada dasarnya merupakan proses membangun atau membentuk sebuah model, dalam bahasa formal tertentu, dari suatu sistem nyata berdasarkan sudut pandang tertentu. Sistem nyata akan dilihat dan dibaca oleh pemodelan dan bentuk citra atau gambaran tertentu dalam pikirannya.
Pemodelan dilakukan dalam beberapa tahapan seperti yang ditujukan oleh gambar 2.2 tahapan ini menjadi arah bagi pemodelan untuk membuat model yang memiliki karate dengan tingkat generalisasi tinggi, mekanisme transparan, berpotensi untuk dikembangkan peneliti lain, dan peka terhadap perubahan asumsi.
(12)
Identifikasi Permasalahan dan Tujuan
Pendefinisian Sistem
Formulasi Model
Parameterisasi Model
Validasi Model
Validasi Model Valid No
Yes
Gambar 2.2 Tahapan Pemodelan Sistem
Tahapan ini mengisyaratkan pemodelan untuk memasukkan komponen pada suatu sistem yang benar-benar menentukan prilaku sistem untuk suatu persoalan yang diamati dan mengisyaratkan bahwa pengguna model harus tetap memperhatikan validitasnya dan asumsinya.
2.2.1.3 Pendukung Keputusan Kriteria Majemuk
Pengambilan kriteria majemuk pada prinsipnya adalah sebagai berikut:
“Model pengambilan keputusan untuk penentuan prioritas alternatife dengan menggunakan dua atau lebih kriteria atau atribut, yang satu sama lain terkadang memiliki konflik dan kriteria yang tidak sepadan untuk beberapa kepentingan kelompok”.
Lebih lanjut lagi, penggunaan model untuk pengambilan keputusan kriteria majemuk untuk satu keputusan tergantung pada saat pemilihan
(13)
kriteria satu analisis. Pada saat pembuatan kriteria, pengambilan keputusan harus mencoba untuk menggambarkan dalam bentuk kuantifikasi jika hal ini memungkinkan, karena akan selalu ada fakor yang tidak dapat dikuantufikasikan yang juga tidak dapat diabaikan. Bila diabaikan hal ini dapat mengakibatkan kriteria tersebut, karena kriteria yang kemungkinan sangat penting, tetapi sulit dikuantifikasikan adalah seperti faktor – faktor sosial (seperti gangguan lingkungan), estetika, keadilan, faktor – faktor politis, serta kelayakan pelaksanaan, akan tetapi jika suatu kriteria dapat dikuantifikasikan tanpa merubah pengertiannya, maka hal ini dapat dilakukan.
2.2.1.4 Penentuan Kriteria
Sifat – sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap persoalan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut [7]:
1. Lengkap
Kriteria yang dipilih harus dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.
2. Operasional
Kriteria yang baik harus dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional ini mencakup beberapa pengertian, antara lain bahwa set kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambilan keputusan, sehingga ia dapat benar-benar menghayat implikasinya terhadap alternatif yang ada. Selain itu, jika tujuan pengambilan keputusan ini harus dapat
(14)
digunakan sebagai sarana untuk meyakinkan pihak lain, maka set kriteria ini harus dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan penjelasan atau untuk berkomunikasi.
3. Tidak Berlebihan
Kriteria yang dipilih tidak berlebihan untuk menghindari perhitungan yang berulang. Proses menentukan set kriteria diusahakan menghindari kriteria yang mengandung pengertian yang sama.
4. Minimum
Jumlah kriteria harus minimum dengan tujuan agar lebih mengkonprehensifkan persoalan. Semakin banyak kriteria yang dilibatkan maka semakin sukar pula untuk dapat menghayati permasalahan dengan bai,lebih jauh lagi, jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan semakin banyak.
2.2.2 Jenis Metode Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Ada beberapa metode standar yang umum digunakan untuk pengambilan keputusan kriteria majemuk adalah Multi Attribute Utility Theory
(MAUT) (Edward, W, 1997), Simple Multi Attribute Rating Tecnique
(SMART) (Edward, W dan Barron, FH, 1994), dan Analytic Hierarchy Process (AHP) (saaty, TL, 1980). Perkembangan ilmu pengambilan keputusan kriteria majemuk juga telah meluas dengan diperkenalkan metode yang lebih kompleks seperti Analytic Network Process (ANP)[7].
Penelitian ini mengambil basis metode AHP sebagai metode untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pemilihan penjurusan.
(15)
2.2.2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)
Metode AHP atau Proses Hirarki Analitik merupakan salah satu metode pengambilan keputusan dimana faktor – faktor logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi, dan rasa dicoba untuk dioptimasikan dalam suatu proses yang sistematis. Metode AHP ini mulai dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika Unversity Of Pittsburgh di Amerika Serikat, pada awal tahun 1980-an[7].
AHP yang dikembangkan oleh saaty ini memecahkan yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak kompleksitas ini desebabkan oleh banyak hal diantaranya struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian tersedia dan statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak dapat dicatat secara numerik (kuantitatif), namaun secara kualitatif, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Namun, tidak menutup kemungkinan, bahwa model – model lainya ikut dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP, khususnya dalam memahami para keputusan individual pada saat proses penerapan pendekatan ini.
Peralatan utama pada model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang
(16)
mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat empat aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP yaitu: 1. Reciprocal Comparison adalah pengambilan keputusan harus dapat membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat reciprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan sekala x, maka B lebih disukai daripada A dengan sekala 1/x.
2. Homogeneity adalah preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam sekala terbatas atau dengan kata lain elemen – elemenya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen – elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru.
3. Independence adalah preferensi dinyatakan dengan mengamsusikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatife – alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen – elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen – elemen pada tingkat diatasnya.
4. Expectation adalah untuk tujuan pengambilan keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambilan keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
(17)
Selanjutnya Saaty menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP) menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atau isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan mengunkan metode AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam membuat suatu keputusan.
2.2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan AHP
Metode AHP telah banyak penggunaannya dalam berbagai skala bidang keidupan. Kelebihan metode AHP ini dibandingan dengan pengambilan keputusan kriteria majemuk lainmya adalah:
1. Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub – sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan alternatife yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
4. Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan keputusan dan akomodasi untuk atribut-atribut baik kuantitatif maupun kualitatif.
5. Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil lebih konsisten dibandingkan dengan metode – metode lainnya.
(18)
6. Metode pengambilan keputusan AHP memilki sistem yang mudah dipahami dan digunakan.
Kelemahan – kelemahan penggunaan metode AHP yaitu:
1. Responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuaan yang cukup dalam (expert) mengenai permasalahan dan tentang AHP itu sendiri. 2. AHP tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandangyang
sangat tajam atau ekstrim dikalangan responden.
Secara naluriah manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui inderanya. Proses paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan yang dapat dipertanggungjawabkan, untuk itu Saaty menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai secara perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lain (Lihat tabel 2.1).
2.2.2.3 Prinsip Kerja AHP
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian – bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik serta subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relative dibanding dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada system tersebut.
(19)
2.2.2.4 Prosedur AHP
Pada dasarnya langkah – langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 2.3 di bawah ini :
Goal
Objectives
Sub-Objectives
Alternatives
Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan [7]. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
(20)
Tabel 2.1 Skala penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen
mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lain.
Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya.
5
Elemen yang satu sedikit lebih cukup dari pada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan atas elemen lainnya 7
Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan
dominannya telah terlihat dalam praktek
9
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8
Nilai – nilai antara dua nilai
perbandingan yang kberdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan. Kebalikan
Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas
(21)
yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen – elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini :
Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 2.1, Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai – nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
(22)
3. Penentuan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai – nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas
dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.
Pertimbangan – pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan – tahapan berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks. 4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus
mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Hubungan kardinal : aij . ajk = aik
Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak maka Ai > Ak
(23)
a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang.
b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang. Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari
hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.
Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :
a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks.
d. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1)
e. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
(24)
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random Ukuran
Matriks
Nilai RI
1,2 0
3 0,58
4 0,9
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
Di bawah ini adalah langkah – langkah penilaian dengan menggunakan metode AHP :
1. Proses perhitungan Total Priority Value (TPV) yang merupakan bobot perhitungan suatu kriteria/subkriteria, yaitu sebagai berikut :
a. Membuat matriks perbandingan untuk setiap kriteria/subkrietria. Perbandingan dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan bagian HRD
(Human Resource Departement) di Bahana Yamaha Cianjur dengan menilai tingkat kepentingan suatu kriteria dan subkriteria dibandingkan dengan kriteria dan subkriteria lainnya yang mengacu pada tabel 2.1, yaitu tabel skala penilaian perbandingan berpasangan.
b. Menjumlahkan setiap kolom (∑ kolom), pada matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria, seperti tabel penjumlahan kolom di bawah ini :
(25)
Tabel 2.4 Penjumlahan kolom
K K1 … Kn
K1
Nilai perbandingan
K11
… perbandingan Nilai K1n
K2 … … …
K3 … … …
K4
Nilai perbandingan
Kn1
… perbandingan Nilai Knn ∑
kolom ∑ kolom K1 … ∑ kolom Kn
Keterangan :
K = Kriteria/Subkriteria
c. Menjumlahkan setiap baris dibagi dengan jumlah matriks perbandingan (∑ baris / n), seperti pada tabel penjumlahan baris /n di bawah ini :
Tabel 2.5 Penjumlahan baris / n
K K1 …
K
n
TPV
K
1
Nilai perbandingan K11 / ∑
kolom K1
1
… …1
∑ kolom K1 / n
K
2 … … … …
K
3 … … … …
K
4
Nilai perbandingan Kn1 / ∑
kolom K1
1
… …1
∑ kolom Kn
(26)
Keterangan :
n = jumlah matriks berpasangan
TPV = Total Priority Value (bobot prioritas suatu kriteria/subkriteria) 2. Memeriksa konsistensi matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria suatu
matriks perbandingan dinyatakan konsisten jika nikai Consistency Ratio
(CR) ≤ 0,1 jika nilai CR > 0,1 pertimbangan yang dibuat perlu diperbaiki. Adapun langkah – langkah dalam memerikasa konsistensi adalah sebagai berikut :
a. Nilai perbandingan suatu kriteria/subkriteria dikalikan dengan hasil TPV
suatu kriteria/subkriteria, kemudian hasil perkalian setiap baris tersebut di jumlahkan ( ∑ baris ), seperti pada tabel perkalian antara nilai perbandingan dengan TPVsuatu kriteria/subkriteria dan penjumlahan setiap baris ( ∑ baris
) di bawah ini :
Tabel 2.6 Perkalian antara nilai perbandingan dengan TPV suatu kriteria/subkriteria dan penjumlahan setiap baris ( ∑ baris )
K TPV K1 …
TP V Kn TPV K 1
Nilai perbandingan K11 *
∑ kolom K1
1 … 1… ∑ kolom K1 K
2 … … … …
K
3 … … … …
K
4
Nilai perbandingan Kn1 *
∑ kolom K1
1
… 1…
∑ kolom Kn
(27)
b. Mencari λmaks dengan cara sebagai berikut :
1. Mencari nilai rata – rata setiap kriteria/subkriteria yaitu ∑ baris deibagi dengan TPV dari setiap kriteria/subkriteria yang ada, seperti gambar menetapkan λmaksKn sebagai berikut :
Gambar 2.4 Menetapkan λmaksKn
2. Mencari nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria/subkriteria (λmaks ), dengan cara sebagai berikut :
c. Mencari nilai Consistency Index ( CI ), yaitu dengan persamaan :
Dimana :
CI = consistency Index
= Nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria/Subkriteria
(28)
d. Kemudian mencari Consistency Ratio ( CR ) dengan mengacu pada Tabel 2.3 yaitu tabel nilai index random, dengan persamaan :
Dimana :
CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index
RI = Random Index ( mengacu pada tabel Nilai Index Random) 2.3 Implementasi Basis Data
Dalam sub bab ini akan menjelakan tentang pengertian basis data, pemodelan sistem, dan perangkat lunak pendukung dalam penyusunan skripsi.
2.3.1 Pengertian Basis Data
Basis data terdiri dari dua kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat berkumpul, sedangkan data representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang sebagai berikut :
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
(29)
2. Kumpulan file / tabel / arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
2.3.1.1 Sistem Pengelola Basis Data (Database Managemnet System) Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus / spesifik. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, keakuratan data dan sebagainya[6].
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase, MS-Access, Borland-Paradoks, MS-SQLServer, Orecle Borland-Interbase. Salah satu tujuan DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas atau antar muka ( interfase )dalam melihat data ( yang lebih ramah / userfriendly ) kepada pemakai.
2.3.1.2 Bahasa Basis Data (Database Language)
DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam
disk. Cara berinterkasi atau berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut diatur dalam suatu bahasa khususnya yang diterapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa itu dapat ita sebut sebagai bahasa basis data yang terdiri atas sejumlah perintah yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan dikenali atau diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi atau pekerjaan tertentu.
(30)
1. Data Definition Language (DDL) 2. Data Manipulation Language (DML)
Struktur atau skema basis data yang menggambarkan desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut
Data Definition Language (DDL), dengan bahasa inilah dapat dibuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Yang mana hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut kamus data (
Data Dictionary ).
Sedangkan Data Manipulation Language (DML) merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa:
1. Penyisipan atau penambahan data baru dari suatu basis data 2. Penghapusan data dari suatu basis data
3. Pengubahan data dari suatu basis data
Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh model data.
2.3.2 Pemodelan Sistem
Pada tingkat teknik, rekayasa perangkat lunak dimulai dengan serangkaian tugas pemodelan yang membawanya kepada suatu spesifikasi lengkap dari persyaratan representasi desain yang komprehensif bagi perangkat lunak yang akan dibangun. Model analisis, yang sebenarnya merupakan
(31)
serangkaian model representasi teknis dari sistem. Saat ini ada dua yang mendominasi landscape pemodelan analisis. Yang pertama analisis terstruktur, adalah pemodelan klasik dan yang kedua adalah analisis berorientasi objek.
2.3.2.1 Diagram Konteks
Diagram Konteks adalah diagram tingkat tinggi dari Diagram Alir Data yang merupakan gambaran global dari sistem informasi yang menggambarkan aliran – aliran data ke dalam maupun keluar suatu sistem dan merupakan alat yang digunakan untuk melihat batasan antara sistem dengan eksternal entity.
2.3.2.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antara data, karena hal ini relatife kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur yaitu :
1. Entitas
Adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.
2. Atribut
Entiti mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter entity.
(32)
3. Hubungan
Relationship sebagaimana halnya entiti maka dalam hubungan pun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antara entity dengan isi dari hubungan itu sendiri.
Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. One to One Relationship
Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak entitas pada entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
2. One to Many Relationship
Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan banyak entitas pada satu himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B nerhubungan paling banayk dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
3. Many to Many Relationship
Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan banyak entitas pada satu himpunan entitas B dan begitu juaga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
(33)
2.3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar sistem, dimana data disimpan, proses apa yang mengahasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang akan dikenakan pada data tersebut.
DFD sering digunakan untuk mengambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya). Atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, hard disk, tape,
disket dan sebaginya).
DFD merupakan alat yang cukup popular saat ini, karena dapat menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.
Beberapa symbol yang akan digunaka di dalam DFD anatara lain menurut Jogianto adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan luar ( External Entity )
Setiap sistem mempunyai batas sistem yang memisahkan suatu system dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan
output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity)
(34)
organisasi atau system lainnya yang berada dilingkungan luarnya yan akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Kesatuan luar ini kebanyakan adalah salah satu dariberikut ini:
a. Suatu kantor, departemen atau devisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan.
b. Orang atau sekelompok orang di organisasi tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan.
c. Suatu organisasi atau orang di luar organisasi.
d. Sistem informasi yang lain di luar sistem yang sedang dikembangkan. e. Sumber asli dari suatu transaksi.
f. Penerimaan akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem. 2. Aliran Data (Data Flow)
Aliran data di DFD diberi symbol suatu panah. Aliran data ini mengalirdiabtara proes (process) , simpan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Aliran data ini menunjukan aliran dari data yang dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Proses
Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses yang digambarkan secara umum. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.
(35)
4. Berkas atau Simpanan Data (Data Store)
Berkas atau simpanan data merupkan simpanan dari data yang dapat berupa:
a. Suatu file atau database di sistem computer. b. Suatu arsip atau catatan manual.
c. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. d. Suatu tabel acuan manual.
e. Suatu agenda atau buku. 2.3.2.4 Kamus Data
Kamus data dapat mendefinisikan dengan lengkap data yang mengalir diantara proses, penyimpanan data, dan entitas. Data yang mengalir tersebut dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dip roses sistem. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir pada konteks diagram dan DFD.
2.3.3 Perangkat Lunak pendukung
Berisi tentang teori singkat mengenai software pembangun sistem yang dipergunakan.
2.3.3.1 Delphi 7.0
Delphi adalah compiler (penterjemah) bahasa Delphi (awalnya dari pascal) yang merupakan bahasa tingkat tinggi sekelas dengan basic, C. Bahasa pemrograman di Delphi disebut bahasa procedural yaitu bahasa atau sintaknya mengikuti urutan tertentu. Delphi disebut juga Visual
(36)
Programming artinya komponen – komponen yang ada tidak hanya berupa teks tetapi muncul berupa gambar – gambar.
Delphi memiliki sarana untuk pembuatan aplikasi, mulai dari sarana untuk pembuatan form, menu, toolbar, hingga kemampuan untuk menangani pengelolaan basis data yang besar. Kelebihan – kelebihan yang dimiliki Delphi antara lain karena pada Delphi, form dan komponen – komponennya dapat dipakai ulang dan dikembangkan, tersedia template aplikasi dan template form, memiliki lingkungan pengembangan visual yang dapat diatur sesuai kebutuhan, menghasilkan file terkompilasi yang berjalan lebih cepat, serta kemampuan mengakses data dari bermacam – macam format.
Delphi menggunakan bahasa objek pascal didalam lingkungan pemrograman visual. Kombinasi ini menghasilkan sebuah lingkungan pengembangan aplikasi yang berorientasi objek (Object Oriented Programming). Dengan konsep seperti ini, maka pembuatan aplikasi menggunakan Delphi dapat dilakukan dengan cepat dan menghasilkan aplikasi yang tangguh. Form dan komponen yang ada didalamnya, misalnya, dapat disimpan dalam suatu paket komponen yang dapat digunakan kembali, atau dimodifikasi seperlunya saja.
Khususnya untuk pemrograman database, Delphi menyediakan object yang sangat kuat, canggih dan lengkap, sehingga memudahkan pemrograman dalam merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan. Selain itu, Delphi juga dapat menangani data
(37)
dalam berbagai format database, misalnya format MS.Access, Oracle, Foxro, Informix dan lain – lain. Format database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan dBase.
Keunggulan yang dimiliki oleh Borland Delphi yaitu : 1. Memiliki banyak fitur
2. Dapat merancang dan membuat tampilan aplikasi yang bagus 3. Mudah dalam penulisan coding
4. Kompatible dengan berbagai macam jenis database 2.3.3.2 MySQL
MySQL adalah Relational Database Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis disebuah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat close source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, SQL (Structured Query Language) adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan (seleksi) dan pemasukan data yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dengan cara kerja optimizernya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya sebagai database server lainnya dalam query data. MySQL
(38)
adalah satu dari sekian banyak sistem database yang merupakan solusi tepat dalam aplikasi database.
Menurut ANSI (American National Standards Institute), bahasa ini merupakan standar untuk relational database menagement sistems
(RDBMS). Pernyataan-pernyataan SQL digunakan untuk melakukan beberapa tugas seperti : update data pada database, atau menampilkan data dari database. Beberapa software RDBMS dapat menggunakan SQL, seperti : Oracle, Sybase, Microsoft Access, Ingres, dsb. Setiap software database
mempunyai bahasa perintah / sintaks yang berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai arti dan fungsi yang sama.
(39)
39 3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan – permasalahan, kesempatan – kesempatan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikan . Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya. Analisis sistem ini akan ditemukan beberapa data dan fakta yang dijadikan bahan uji dan analisis menuju pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan.
3.1.1 Analisis Masalah
Penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan di Bahana Yamaha Cianjur saat ini masih sederhana yang hanya ditulis tangan dan hasilnya diarsipkan kedalam sebuah tempat penyimpanan arsip. Beberapa masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan masih menggunakan cara sederhana.
(40)
b. Menentukan karyawan tersebut layak untuk promosi jabatan untuk bahan evaluasi di Bahana Yamaha Cianjur relative memakan waktu. c. Kemungkinan kerusakan dan kehilangan arsip bisa terjadi.
3.1.2 Analisis Prosedur Sistem yang Sedang Berjalan
Prosedur merupakan urutan dari langkah – langkah yang terjadi atau yang dilakukan dalam suatu sistem. Prosedur yang terlibat dalam sistem pendukung keputusan progressifitas karyawan di Bahana Yamaha Cianjur adalah sebagai berikut:
a. Prosedur Penilaian Kinerja Karyawan b. Prosedur Promosi Jabatan
3.1.2.1 Prosedur Penilaian Kinerja Karyawan
Prosedur Penilaian Kinerja Karyawan merupakan prosedur dimana akan melibatkan seorang manajer yang melakukan penilaian terhadap prestasi kerja karyawan selama karyawan tersebut bekerja di Bahana Yamaha Cianjur, dan salah seorang bagian HRD (Human Resource Departement) yang akan membantu manajer dalam mengolah data. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Bahana Yamaha Cianjur, maka dapat digambarkan prosedur penilaian kinerja karyawan dengan tahapan - tahapan sebagai berikut :
1. Bagian HRD membagikan formulir penilaian kinerja karyawan kepada manajer untuk dilakukan penilaian terhadap kemajuan karyawan di Bahana Yamaha Cianjur.
(41)
2. Manajer mengisi forrmulir penilaian kinerja karyawan di Bahana Yamaha Cianjur, kemudian manajer memeriksa kelengkapan penilaian yang telah diisi, apabila ada penilaian yang belum terisi akan dilengkapi lagi oleh manajer.
3. Hasil penilaian yang sudah terisi lengkap tersebut diserahkan kembali kepada bagian HR..
4. Formulir penilaian yang sudah lengkap selanjutnya akan diolah oleh bagian HRD kemudian dicetak dan diarsipkan oleh bagian HRD.
(42)
(43)
3.1.2.2 Prosedur Promosi Jabatan
Prosedur Promosi Jabatan merupakan prosedur yang akan melibatkan seorang manajer dan bagian HRD (Human Resource Departement) dimana hasil penilaian kinerja karyawan yang memenuhi syarat dinilai kembali untuk kelayakan promosi jabatan oleh manajer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Bahana Yamaha Cianjur, maka dapat digambarkan prosedur promosi jabatan dengan tahapan - tahapan sebagai berikut :
1. Hasil penilaian kinerja karyawan yang memenuhi syarat kemudian dinilai kembali untuk kelayakan promosi jabatan.
2. Penilaian Promosi Jabatan dilakukan oleh manajer, sehingga manajer dapat menentukan kelayakan terhadap promosi jabatan di Bahana Yamaha Cianjur.
3. Formulir penilaian promosi jabatan yang telah dinilai dan ternyata tidak layak untuk promosi maka akan diarsipkan.
4. Formulir penilaian promosi jabatan yang telah dinilai dan ternyata layak untuk promosi selanjutnya akan diolah oleh bagian HRD kemudian akan dicetak surat promosi dan diarsipkan.
(44)
(45)
3.1.3 Analisis Kebutuhan Fungsional
Pada subbab ini akan menerangkan tentang kebutuhan fungsional diantaranya analisis fungsi masukan, Analytical Hierarchy Process, analisis penilaian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process.
3.1.3.1 Analisis Fungsi Masukan
Acuan dalam membangun Sistem Pendukung Keputuan ini berdasarkan formulir penilaian karyawan di Bahana Yamaha Cianjur dan standarisasi nilai. Maka setiap kriteria di formulir penilaian karyawan akan diberikan suatu bobot dan dihitung dengan menggunakan metode AHP. Bobot tersebut menentukan tingkat sensitifitas kriteria. Sedangkan standarisasi nilai digunakan untuk pertimbangan terhadap nilai akhir yang di peroleh oleh seorang karyawan, sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan karyawan yang layak dipromosikan.
3.1.3.1.1 Menyusun Penilaian Karyawan
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menyusun pedoman Penilaian ialah sistem penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan yang dinilai, praktis, mempunyai standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan penilaian karyawan yang ada di Bahana Yamaha Cianjur penulis melakukan survey di Bahana Yamaha Cianjur dengan melakukan wawancara kepada manager perusahaan. Hasil wawancara dengan manager yaitu menyangkut
(46)
penilain kinerja karyawan dan Promosi jabatan saat ini. Penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan saat ini mempunyai beberapa langkah – langkah sebagai berikut :
a. Memakai Formulir penilaian karyawan. Berdasarkan penilaian karyawan kemudian dibuat kriteria yang akan dinilai. Misalnya, untuk karyawan harus mencakup disiplin, tanggung jawab, kerjasama, inisiatif, prestasi kerja, dan perilaku. Gambar 3.3 ini adalah contoh formulir penilaian karyawan :
Gambar 3.3 Contoh Formulir Penilaian Karyawan
b. Setelah pedoman penilaian selesai disusun, langkah berikutnya ialah mengadakan sosialisasi kepada karyawan dan penilai. Selain sosialisasi, setiap karyawan dibagikan pedoman penilaian. Sehingga mereka dapat mencapai kinerja yang diharapkan. Agar sosialisasi berjalan dengan efektif, antara karyawan dan penilai sebaiknya
(47)
sosialisasinya dipisah. Sosialisasi untuk penilai sebaiknya juga disertakan latihan menilai sehingga pada saat menilai tidak terjadi kesalahan.
3.1.3.1.2 Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian kinerja karyawan merupakan penilaian tahap pertama dalam penilaian karyawan. Pertama – tama dalam penilaian kinerja karyawan ini setiap kriteria mempunyai bobot dan nilai yang ditunjukan pada tabel 3.3 :
Tabel 3.1 Contoh Bobot dan Nilai Kriteria Penilaian Kinerja Karyawan
NO BOBOT NILAI
1 BAIK 100-80
2 CUKUP 79-60
3 KURANG 59-0
Di asumsikan nilai minimum penilaian kinerja karyawan adalah ≥ 70 untuk kelayakan.
Selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap 3 karyawan untuk penilaian kinerja karyawan. Pertama – tama menentukan bobot total nilai yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Langkah kedua dalam penilaian adalah melakukan penilaian terhadap beberapa karyawan yang akan ditunjukkan sebagai berikut : a. Penilaian terhadap karyawan pertama
(48)
Table 3.2 Contoh Penilaian Kinerja Karyawan A
NO KRITERIA NILAI
1 DISIPLIN 78
2 TANGGUNG JAWAB 77 3 INISIATIF 74 4 KERJASAMA 79 5 PRESTASI KERJA 72 6 PERILAKU 70
JUMLAH NILAI 450
NILAI AKHIR 75
Maka hasil dari penilaian karyawan pertama adalah 75 dan dinyatakan layak promosi dengan demikian karyawan pertama ini akan dinilai kembali untuk penilaian perencanaan promosi jabatan.
b. Penilaian terhadap karyawan kedua
Karyawan kedua bernama Harry listiana :
Table 3.3 Contoh Penilaian Kinerja Karyawan B
NO KRITERIA NILAI
1 DISIPLIN 80
2 TANGGUNG JAWAB 79 3 INISIATIF 84 4 KERJASAMA 77 5 PRESTASI KERJA 89 6 PERILAKU 71
JUMLAH NILAI 480
(49)
Maka hasil dari penilaian karyawan kedua adalah 80 dan dinyatakan layak promosi dengan demikian karyawan kedua ini akan dinilai kembali untuk penilaian perencanaan promosi jabatan.
c. Penilaian terhadap karyawan ketiga
Karyawan ketiga bernama Dadang Suhendar : Table 3.4 Contoh Penilaian Kinerja Karyawan C
NO KRITERIA NILAI
1 DISIPLIN 73
2 TANGGUNG JAWAB 79 3 INISIATIF 67 4 KERJASAMA 77 5 PRESTASI KERJA 60 6 PERILAKU 50
JUMLAH NILAI 406
NILAI AKHIR 67,6
Maka hasil dari penilaian karyawan ketiga adalah 67,6 dan dinyatakan layak promosi dengan demikian karyawan ketiga ini akan dinilai kembali untuk penilaian promosi jabatan.
Berikut ini adalah hasil penilaian yang ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan
NO NAMA KARYAWAN BOBOT KEPUTUSAN
1 DICKY NURHIDAYAT 75 LAYAK 2 HARRY LISTIANA 80 LAYAK 3 DADANG SUHENDAR 67,6 TIDAK LAYAK
(50)
Dengan demikian karyawan kesatu dan kedua layak untuk melanjutkan ke penilaian promosi jabatan.
3.1.3.1.3 Penilaian Promosi Jabatan
Penilaian promosi jabatan merupakan penilaian tahap terakhir dalam penilaian karyawan. Pertama – tama dalam penilaian promosi jabatan ini setiap kriteria mempunyai bobot dan nilai yang ditunjukan pada tabel 3.10 :
Tabel 3.6 Contoh Bobot dan nilai Kriteria Penilaian Promosi Jabatan
NO BOBOT NILAI
1 BAIK 100-80
2 CUKUP 79-60
3 KURANG 59-0
Di asumsikan nilai minimum penilaian promosi jabatan adalah ≥ 70 untuk kelayakan.
Selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap 2 karyawan yang telah mengikuti penilaian kinerja karyawan dan dinyatakan layak untuk dilakukan penilaian promosi jabatan.
Langkah kedua dalam penilaian adalah melakukan penilaian terhadap beberapa karyawan yang akan ditunjukkan sebagai berikut : a. Penilaian terhadap karyawan pertama
(51)
Tabel 3.7 Contoh Penilaian Promosi Jabatan A
NO KRITERIA NILAI
1 KEPEMIMPINAN 75 2 PENDIDIKAN 80 3 LOYALITAS KERJA 60
JUMLAH NILAI 215
NILAI AKHIR 71,6
Maka hasil dari penilaian karyawan pertama adalah 71,6 dan dinyatakan layak untuk promosi jabatan.
b. Penilaian terhadap karyawan Kedua
Karyawan ketiga bernama Harry Listiana :
Table 3.8 Contoh Penilaian Promosi Jabatan B
NO KRITERIA NILAI
1 KEPEMIMPINAN 70 2 PENDIDIKAN 72 3 LOYALITAS KERJA 60
JUMLAH NILAI 202
NILAI AKHIR 67,3
Maka hasil dari penilaian karyawan kedua adalah 67,3 dan dinyatakan tidak layak untuk promosi jabatan.
Maka dengan demikian hasil dari keseluruhan penilaian karyawan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.13
Berikut ini adalah hasil penilaian yang ditunjukan pada tabel berikut :
(52)
Tabel 3.9 Hasil Penilaian Promosi Jabatan
NO NAMA KARYAWAN BOBOT KEPUTUSAN
1 DICKY NURHIDAYAT 71,6 LAYAK 2 HARRY LISTIANA 67,3 TIDAK LAYAK
Dengan demikian karyawan ketiga yang bernama dicky nurhidayat layak untuk promosi jabatan.
3.1.3.2 Analytic Hierarchy Process (AHP)
Ciri khas sebuah sistem pendukung kepustusan adalah digunakannya model yang salah satu fungsinya adalah menyederhakan masalah. AHP yang dikembangkan oleh Tomas L Saaty merupakan model hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan adanya hierarki suatu masalah yang kompleks atau tidak terstruktur dapat dipecah dalam sub masalah kemudian disusun menjadi suatu bentuk hierearki. Dalam kasus ini AHP mempunyai kemampuan untuk memecah masalah multi – kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki.
Suatu kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria penilaian yang digunakan oleh organisasi dalam menentukan penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan. Misalnya dalam proses penilaian kinerja karyawan ada beberapa kriteria penilaian dalam menentukan penilaian seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan sebagainya. Masing – masing kriteria ini memiliki standar nilai berupa jangkauan nilai yang dipakai. Dalam kasus ini dapat diperlihatkan tahap penilaian kinerja
(53)
karyawan dan promosi jabatan kedalam bentuk hierarki seperti tampak pada gambar 3.4 untuk penilaian kinerja karyawan dan gambar 3.5 untuk penilaian promosi jabatan sebagai berikut :
Gambar 3.4 Hierarki Proses Kinerja Karyawan
(54)
3.1.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Pada analisa kebutuhan sistem non fungsional dijelaskan keadaan atau kondisi yang ada di Bahana Yamaha Cianjur, diantaranya keadaan pengguna, perangkat lunak, serta Perangkat keras sebagai bahan analisa kekurangan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam perancangan sistem yang akan diterapkan.
3.1.4.1 Analisis Pengguna
Analisis pengguna dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja pengguna yang terlibat dalam penilaian kinerja karyawan sehingga dapat diketahui tingkat pengalaman dan pemahaman pengguna terhadap komputer. Karakteristik pengguna yang ada di Bahana Yamaha Cianjur adalah sebagai berikut:
1. Manager.
Nama : Aan Alibassi
Usia : 32 th
Pendidikan : S1
Sistem Operasi yang digunakan : Windows XP
Software yang digunakan : Microsoft Word dan Excel 2. Bagian HRD
Nama : Anggun Lestari
(55)
Pendidikan : D3
Sistem Operasi yang digunakan : Windows XP
Software yang digunakan : Microsoft Word dan Excel
Pengguna dari Sistem Pendukung Keputusan progressifitas karyawan yang akan dibangun terdiri dari 2 pengguna, yaitu :
1. Bagian HRD, karakteristiknya sebagai berikut :
a. Memiliki hak akses terhadap sebagian menu program b. Mempunyai kemampuan dasar dibidang komputer
c. Dapat mengoperasikan sistem operasi Microsoft Windows 9x/2000/xp 2. Manajer, karakteristiknya sebagai berikut :
a. Memiliki hak akses terhadap sebagian menu program. b. Mempunyai kemampuan dasar dibidang komputer
c. Dapat mengoperasikan sistem operasi Microsoft Windows 9x/2000/xp Dari Analisis Pengguna diatas maka dapat disimpulkan pengguna diharapkan bisa menggunakan program yang di buat secara maksimal. 3.1.4.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui kriteria perangkat keras yang ada di bagian HRD dan yang ada di ruangan manajer, sebagai berikut:
a. Processor Intel Pentium (4) 2.40 GHz b. RAM 512 MB
(56)
c. VGA 128 MB d. HDD 80 GB e. DVDROM 16x f. Monitor
g. Keyboard h. Mouse
Dilihat dari kriteria perangkat keras yang ada, kriteria tersebut sudah dapat digunakan dalam sistem yang baru karena sistem yang akan dibangun tidak memerlukan kriteria perangkat keras yang memiliki kecepatan dan resolusi tinggi hanya saja perlu ditambahkan perangkat keras untuk server dengan kapasitas
harddisk yang cukup besar.
3.1.4.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui kriteria perangkat lunak yang harus ada, diantaranya sebagai berikut:
a. Sistem operasi Microsoft Windows XP
b. Program aplikasi seperti database yaitu MySql.
c. Program aplikasi Delphi 7.0
d. Program aplikasi Microsoft Office 2007
Dari hasil pengamatan perangkat lunak, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar sistem yang akan dirancang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Analisa perangkat lunak ini cenderung lebih menekankan kepada aspek pemanfaat software
(57)
perancangan perangkat lunak nantinya merupakan pengembangan dari sumber daya yang ada sehingga optimal.
3.1.4.4 Analisis Pengkodean
Pada bagian ini akan dibahas tentang sistem pengkodean yang ada di Bahana Yamaha Cianjur, yang terdiri dari Id Karyawan.
1. Pengkodean ID Karyawan
Pengkodean Karyawan di Bahana Yamaha Cianjur terdiri dari delapan digit yaitu:
Format : XXXXXXXX
ID Karyawan Contohnya : KAR10000
2. Penkodean Penilaian Karyawan
Pengkodean penilaian karyawan di Bahana Yamaha Cianjur terdiri dari 7 digit yaitu :
Format : XXXXXXX
No Penilaian Contohnya : PB10000
3. Pengkodean Kriteria Penilaian
Pengkodean penilaian karyawan di Bahana Yamaha Cianjur terdiri dari 7 digit yaitu :
Format : XXXXXX
No Kriteria
(58)
3.1.4.5 Analisis Jaringan
Saat ini di Bahana Yamaha Cianjur belum terdapat suatu jaringan antara satu komputer ke komputer lainnya. Gambar berikut ini adalah arsitektur jaringan yang di usulkan di Bahana Yamaha Cianjur, dimana terdapat 2 buah PC yang terhubung melalui switch/hub.
Gambar 3.6 Arsitektur Jaringan Di Bahana Yamaha Cianjur
Dengan demikian dibutuhkan suatu jaringan yang terintegrasi. Hal ini diasumsikan agar user tidak terlalu terpaku terhadap 1 PC.
3.1.5 Analisis Basis Data
Pemakaian database dalam Sistem Pendukung Keputusan Progressifitas Karyawan ini dimaksudkan agar dalam pengoperasian dan implementasinya suatu sistem dapat menghasilkan suatu informasi yang lengkap dan dapat mempermudah proses manipulasi data, dimana dalam database terdapat tiga proses dasar, yaitu menambah, mengubah, dan menghapus data.
(59)
3.1.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram adalah suatu objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan User (Pemakai). Komponen utama pembentukan diagram ER adalah Entity (entitas) dan Relation (relasi). Hubungan antara entitas satu ke entitas lainnya dapat dilihat dalam Entity Relationship Diagram. Entitas – entitas yang terdapat pada diagram ER dari Sistem Pendukung Keputusan Progressifitas Karyawan di Bahana Yamaha Cianjur Berbasis Client-Server adalah User, karyawan, detail penilaian, kriteria penilaian, dan perhitungan bobot. Hubungan tiap entitas yang ada di Bahana Yamaha Cianjur dapat digambarkan pada gambar 3.3 sebagai berikut:
(60)
(61)
3.1.5.2 Diagram Konteks
Proses dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Progressifitas Karyawan ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya pembuatan Diagram Konteks. Diagram Konteks merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan struktur ini untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau secara keseluruhan yang ada pada di Bahana Yamaha Cianjur. Pada diagram konteks ini dapat kita ketahui sumber informasi yang dibutuhkan dan tujuan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi yang dibuat. Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada gambar berikut ini:
(62)
3.1.5.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar sistem, dimana data disimpan, proses apa yang mengahasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang akan dikenakan pada data tersebut.
Data flow diagram menggambarkan aliran data dari suatu program yang akan dibuat. Biasanya dimodelkan dalam bentuk jaringan proses yang saling terhubung satu sama lainnya oleh aliran data. Salah satu keuntungan menggunakan data flow diagram ini untuk lebih memudahkan pengguna dalam memahami sistem yang dibuat. Entitas yang ada dalam DFD Sistem Pendukung Keputusan Progressifitas Karyawan ini adalah manajer dan HRD (Human Resource Departement). Berikut ini merupakan rancangan
data flow diagram yang diusulkan pada Sistem Pendukung Keputusan Progressifitas Karyawan di Bahana Yamaha Cianjur:
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
Gambar 3.17 DFD Level 2 Proses 3.1 Pengolahan Penilaian
3.1.5.4 Spesifikasi Proses
Spesifikasi proses merupakan alat bantu (tools) sistem yang menjelaskan perilaku – perilaku proses yang ada dalam diagram aliran data. Berikut ini adalah spesifikasi proses dari sistem pendukung keputusan progerssifitas karyawan di Bahana Yamaha Cianjur:
(72)
Tabel 3.10 Spesifikasi Proses Sistem Pendukung Keputusan progressifitas Karyawan Di Bahana Yamaha Cianjur
No. Proses 1.1
Nama Proses Validasi user
Deskripsi Proses validasi user
Source HRD, Manajer
Input Data Login
Output nama user, password, hak akses
Destination HRD, Manajer
Logika proses
Begin {
pengguna memasukan data login nama user sistem memanggil data pengguna sesuai nama user.
Jika nama pengguna terdaftar maka sistem akan melakukan validasi password (1.2), dan Validasi hak akses(1.3), tetapi jika tidak maka akan masuk muncul pesan kesalahan
End
No. Proses 1.2
Nama Proses Validasi Password
Deskripsi Proses validasi user
Source HRD, Manajer
Input Data Login
Output nama user, password, hak akses
Destination HRD, Manajer
Logika proses
Begin {
pengguna memasukan data login password sistem memanggil data pengguna sesuai password.
Jika password pengguna terdaftar maka sistem akan melakukan Validasi hak akses(1.3), tetapi jika tidak maka akan masuk muncul pesan kesalahan }
(73)
End
No. Proses 1.3
Nama Proses Validasi Hak Akses
Deskripsi Proses validasi user
Source HRD, Manajer
Input Data Login
Output nama user, password, hak akses
Destination HRD, Manajer
Logika proses
Begin {
pengguna memasukan data login hak akses sistem memanggil data pengguna sesuai hak akses.
Jika hak akses pengguna terdaftar maka akan ditampilkan menu sesuai hak akses pengguna, tetapi jika tidak maka akan masuk muncul pesan kesalahan }
End
No. Proses 2.1
Nama Proses Data User
Deskripsi Proses manipulasi data user
Source HRD
Input Data user yang akan dimanipulasi
Output Info data user yang akan dimanipulasi
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan data user yang akan ditambah, dihapus,dan dicari
} End
No. Proses 2.2
Nama Proses Data Karyawan
Deskripsi Proses manipulasi data karyawan
Source HRD
(74)
Output Info data karyawan yang akan dimanipulasi
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan data karyawan yang akan ditambah, dihapus, dan di cari }
End
No. Proses 2.3
Nama Proses Detail Penilaian
Deskripsi Proses manipulasi detail penilaian
Source HRD
Input Detail penilaian yang akan dimanipulasi Output Info detail penilaian yang akan
dimanipulasi
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan detail penilaian yang akan ditambah, dihapus, dan diubah }
End
No. Proses 2.4
Nama Proses Kriteria Penilaian
Deskripsi Proses manipulasi kriteria penilaian
Source HRD
Input Kriteria penilaian yang akan dimanipulasi Output Info kriteria penilaian yang akan
dimanipulasi
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan kriteria penilaian yang akan ditambah, dihapus, dan diubah }
End
(75)
Nama Proses Penilaian
Deskripsi Proses Penilaian
Source Manajer
Input Penilaian yang akan dimanipulasi
Output Info penilaian yang akan dimanipulasi
Destination Manajer
Logika proses
Begin {
Melakukan penilaian kriteria, penilaian pilihan kriteria, dan penilaian karyawan }
End
No. Proses 3.2
Nama Proses Laporan Penilaian Deskripsi Proses Laporan Penilaian
Source Manajer
Input Laporan penilaian yang akan dimanipulasi Output Info laporan penilaian yang akan
dimanipulasi
Destination Manajer
Logika proses
Begin {
Tampilkan dan cetak keseluruhan penilaian }
End
No. Proses 2.1.1
Nama Proses Tambah data user
Deskripsi Proses tambah data user
Source HRD
Input Data user yang akan ditambah
Output Info data user yang telah ditambah
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan data user yang akan ditambah }
(76)
No. Proses 2.1.2
Nama Proses Hapus data user
Deskripsi Proses hapus data user
Source User
Input Data user yang akan dihapus
Output Info data user telah dihapus
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan data user yang akan dihapus }
End
No. Proses 2.1.3
Nama Proses Cari Data User
Deskripsi Proses cari data user
Source HRD
Input Data uer yang akan dicari
Output Info data user telah dicari
Destination Hrd
Logika proses
Begin {
Masukan data user yang akan dicari }
End
No. Proses 2.2.1
Nama Proses Tambah Data karyawan
Deskripsi Proses tambah data karyawan
Source HRD
Input Data karyawan yang akan ditambah
Output Info data karyawan telah ditambah
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan data karyawan yang akan ditambah
(77)
End
No. Proses 2.2.2
Nama Proses Hapus Data karyawan
Deskripsi Proses hapus data karyawan
Source HRD
Input data karyawan yang akan dihapus
Output Info data karyawan telah dihapus
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan data karyawan yang akan dihapus }
End
No. Proses 2.2.3
Nama Proses Cari Data karyawan
Deskripsi Proses Cari data karyawan
Source HRD
Input Data karyawan yang akandicari
Output Info data karyawan telah dicari
Destination Hrd
Logika proses
Begin {
Masukan data karyawan yang akan dicari }
End
No. Proses 2.3.1
Nama Proses Tambah Detail Penilaian Deskripsi Proses tambah detail penilaian
Source Hrd
Input Detail penilaian yang akan ditambah Output Info detail penilaian telah ditambah
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan detail penilaian yang akan ditambah
(78)
End
No. Proses 2.3.2
Nama Proses Hapus Detail Penilaian Deskripsi Proses hapus detail penilaian
Source HRD
Input Detail penilaian yang akan dihapus Output Info detail penilaian telah dihapus
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan detail penilaian yang akan dihapus
} End
No. Proses 2.3.3
Nama Proses Ubah Detail Penilaian Deskripsi Proses Ubah detail penilaian
Source HRD
Input Detail Penilaian yang akan diubah Output Info detail penilaian telah diubah
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan detail penilaian yang akan dubah
}
End
No. Proses 2.4.1
Nama Proses Tambah Kriteria Penilaian Deskripsi Proses tambah kriteria penilaian
Source HRD
Input Kriteria penilaian yang akan ditambah Output Info kriteria penilaian telah ditambah
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan kriteria penilaian yang akan ditambah
(79)
} End
No. Proses 2.4.2
Nama Proses Hapus Kriteria Penilaian Deskripsi Proses hapus kriteria penilaian
Source HRD
Input Kriteria penilaian yang akan dihapus Output Info kriteria penilaian telah dihapus
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan kriteria penilaian yang akan dihapus
} End
No. Proses 2.4.3
Nama Proses Ubah Kriteria Penilaian Deskripsi Proses Ubah kriteria penilaian
Source HRD
Input Kriteria Penilaian yang akan diubah Output Info kriteria penilaian telah diubah
Destination HRD
Logika proses
Begin {
Masukan kriteria penilaian yang akan diubah
} End
No. Proses 3.1.1
Nama Proses Penilaian Kriteria
Deskripsi Proses Penilaian Kriteria
Source Manajer
Input Penilaian kriteria yang akan
dimanipulasikan
Output Info penilaian kriteria yang akan dimanipulasikan
Destination Manajer
(80)
{
Melakukan penilaian kriteria }
End
No. Proses 3.1.2
Nama Proses Penilaian Karyawan
Deskripsi Proses Penilaian Karyawan
Source Manajer
Input Penilaian karyawan yang akan
dimanipulasikan
Output Info penilaian karyawan yang akan dimanipulasikan
Destination Manajer
Logika proses
Begin {
Melakukan penilaian karyawan, tampilkan dan cetak keseluruhan penilaian
} End
3.1.5.5 Kamus Data
Kamus data dapat mendefinisikan dengan lengkap data yang mengalir diantara proses, penyimpanan data, dan entitas. Data yang mengalir tersebut dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil di proses sistem. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir pada konteks diagram dan DFD. Berikut kamus data aplikasi yang akan dibangun , yaitu :
(81)
Tabel 3.11 Kamus Data
Nama Data Login
Where used / how used
Admin proses 1.1(input) Admin proses 1.2(input) Admin proses 1.3(input) Deskripsi
Berisi data login yang akan digunakan untuk dapat menggunakan sistem pendukung keputusan progressifitas karyawan
Struktur Data Username+Password+ Hak Akses+Id Karyawan Username [A..Z | a..z | 0..9]
Password [A..Z | a..z | 0..9]
Hak akses [A..Z | a..z]
Nama Data User
Where used / how used Admin-proses 2.1(input)
Proses 2.1 data user (ouput) Deskripsi Berisi seluruh data user
Struktur Data Nama_user+Password+Jabatan
Username [A-Z | a-z] [0-9]
Password [A..Z | a..z | 0..9]
Jabatan [A..Z | a..z]
Nama Data Karyawan
Where used / how used Admin-proses 2.2(input)
Proses 2.2 data karyawan (ouput) Deskripsi Berisi seluruh data Karyawan
Struktur Data Id_Karyawan+Nama_karyawan+Keterangan+ala mat+status+jabatan
Id_Karyawan [A-Z] [0-9]
Nama_Karyawan [A-Z | a-z]
Keterangan [A-Z | a-z]
Status [A-Z | a-z]
Jabatan [A-Z]
Alamat [A-Z | a-z] [0-9]
Nama Judul Penilaian
Where used / how used Admin-proses 2.3(input)
(1)
xviii
2. Data Flow Diagram (DFD)
Simbol Keterangan
Proses
Menunjukan transformasi dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya
Terminator
Mewakilii entitas luar dimana sistem berkomunikasi
Penyimpanan
Untuk memodelkan kumpulan data/paket data
Aliran
Menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari suatu bagian lain dari sistem dimana sistem penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data No 1 2 3 4 5 storage
Menunjukan penyimpanan data dalam sebuah database
3. EntityRelationshipDiagram (ERD)
No 1 2 3 Simbol Keterangan Data Entitas
Segala sesuatu baik yang nyata maupun abstrak yang datanya akan direkam
Relasi
Menunjukan adanya hubungan antar sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas berbeda
Aliran Data
Menyatakan penghubung antara relasi dengan data entitas dan data entitas dengan atribut
4
Terminator
(2)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang mempunyai judul : “Sistem Pendukung Keputusan Progressifitas
Karyawan Berbasis Client Server di Bahana Yamaha Cianjur” , yang disusun
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, materi, ataupun teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan. Oleh karena itu dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yang menunjang terhadap kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada kedua orang tuaku tercinta yang selama ini telah memberikan kepercayaan dan dorongan do’a, materi maupun spiritual serta semua keluargaku yang selalu mendorong untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
(3)
iv
Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan tugas akhir ini, diantaranya:
1. Ibu Mira Kania S, S.T.M..T., Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Tati Harihayati M.,S.T.M.T., selaku dosen pembimbing dan dosen wali IF-2 Angkatan 2004 yang selalu sabar dalam membimbing anak – anak asuhannya serta telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan juga dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
3. Seluruh dosen pengajar beserta staf UNIKOM yang telah membantu kelancaran dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Seseorang yang telah memberikan inspirasi dan selalu memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Teman – teman sehati seperjuangan IF-2, teman yang sama – sama berjuang dalam menyusun Laporan Tugas Akhir, serta teman – temanku yang berada diluar lingkungan kampus UNIKOM yang selalu mendukungku dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Penjual makanan di sekitar kampus UNIKOM yang telah menyediakan makanan dan minuman disaat penulis membutuhkan.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini yang tidak mungkin disebutkan satu – persatu.
(4)
v
Besar harapan penulis, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi Mahasiswa Unikom Jurusan Teknik Informatika. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Mei 2010
(5)
(6)