Sistem Informasi Perawatan Pada Bagian Rekayasa Perawatan Di PT. Dirgantara Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini
semakin pesat, terutama pada bidang Teknologi Informasi. Indonesia sebagai
negara berkembang mempunyai kepentingan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi supaya tidak tertinggal dari negara-negara maju. Penguasaan ilmu dan
teknologi sebagai sarana bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan
di banyak bidang. Seperti salah satunya adalah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi). Sebagai contoh setiap perusahaan, instansi yang melakukan kegiatan
produksi dituntut untuk memiliki mesin yang baik dan tangguh untuk dapat
memenuhi target produksi pada perusahaan tersebut.
Pada setiap kegiatan produksi pastilah tidak terlepas dari penggunaan mesin.
Berbagai jenis barang yang diproduksi akan melalui proses pada mesin. Sebagai
contoh dalam membuat komponen pesawat terbang pastilah dibutuhkan mesin
untuk memotong atau mesin untuk membor suatu komponen agar dapat
menciptakan bentuk yang dibutuhkan. Tetapi banyaknya mesin yang ada di dalam
gudang serta banyaknya jumlah barang yang ada di dalam suatu perusahaan,
sering kali menyulitkan pimpinan perusahaan di dalam memantau segala aktivitas
yang terjadi di dalam gudang. Apalagi bila terjadi kerusakan mesin secara
mendadak, pastilah hal tersebut akan mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut

dalam memproduksi suatu barang pesanan dan hal tersebut pastilah mengganggu
pekerjaan yang sedang berlangsung di perusahaan tersebut.


 

Hal yang serupa terjadi pula di sebuah perusahaan yang terletak di kawasan
jalan Pajajaran, yaitu PT Dirgantara Indonesia . PT Dirgantara Indonesia
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pesawat
terbang dan helikopter. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis,
bahwa ada banyak mesin yang terletak di pabrik yang berada di PT Dirgantara
Indonesia. Baik itu mesin untuk memotong, member dan lain-lain yang
dibutuhkan guna menunjang pembuatan pesawat terbang maupun helicopter.
Meski PT Dirgantara Indonesia memiliki jadwal khusus perawatan mesin akan
tetapi sering pula terjadi kerusakan mesin yang mendadak sehingga diluar dari
perkiraan yang otomatis akan mengganggu produksi yang telah direncanakan oleh
PT Dirgantara Indonesia sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk menyusun tugas
akhir yang berjudul “Sistem Informasi Perawatan pada bagian Rekayasa
Perawatan di PT Dirgantara Indonesia”.


1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dari pengamatan yang dilakukan penulis, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Jumlah mesin yang cukup banyak pada pabrik serta luas pabrik yang
cukup luas, dan apabila ada mesin yang rusak diluar jadwal perawatan
mesin maka akan butuh waktu cukup lama guna menyelesaikannya.
2.

Jadwal perawatan lambat, sehingga apabila ada kerusakan maka akan
memakan waktu cukup lama.


 

Sedangkan berdasarkan identifikasi masalah maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem informasi perawatan yang sedang berjalan saat ini.
2. Bagaimana sistem informasi perawatan yang akan dikembangkan
meningkatkan kinerja sistem.


2.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki sistem informasi
perawatan yang ada di PT Dirgantara Indonesia. Hal ini diharapkan agar
sistem informasi yang sudah ada dapat dikembangkan menjadi lebih baik
lagi.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui sistem informasi yang sedang berjalan saat ini, pada bagian

rekayasa perawatan di PT Dirgantara Indonesia.
2. Mengetahui sistem informasi perawatan yang

diterapkan pada bagian

rekayasa perawatan di PT Dirgantara Indonesia.

2.4 Batasan Masalah
Agar arah penelitian menjadi jelas, maka perlu dibuat batasan masalah
seperti berikut ini:



 

Sistem informasi yang akan dibahas hanya mengenai masalah perawatan,
dan tidak akan membahas bagian produksi, bagian penjualan, bagian gudang,
dan bagian pembelian.
1.5 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek untuk tugas mata kuliah kerja praktek ini dilaksanakan
di PT Dirgantara Indonesia yang berlokasi di Jalan Pajajaran 154 Bandung
40174 pada Direktorat Aerostructure.
Jadwal penelitian di PT Dirgantara Indonesia berlangsung mulai dari
tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus 2009.


 


 

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
menurut [Al- Bahra Bin Ladjamudin : 2005] “Sistem adalah Kumpulan
komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa Sistem adalah kumpulan dari berbagai elemen yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1 Elemen Sistem
Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen / elemen , yaitu kumpulan
elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem-subsistem
tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil.
Teori sistem yang umum menekankan bahwa perlunya memeriksa keseluruhan
bagian dari sistem. Seringkali seorang analis terlalu memusatkan perhatian hanya
pada satu komponen sistem, yaitu pekerjaan, kegiatan, misi atau bagian-bagian
sistem yang dibentuk untuk mewujudkan tujuan.Untuk komponen dari visi, misi,
dan tujuan seringkali sudah tidak mungkin lagi untuk diubah oleh seorang analis,
hal itu merupakan wewenang dari pihak top manajemen untuk merumuskannya.
Dengan demikian, untuk menganalisis atau merencanakan sebuah sistem harus
mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen

atau subsistem-subsistem dari suatu sistem.

 

2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu , yaitu
mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,
penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan.
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerjasama untuk membentuk suatu kesatuan. Komponenkomponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau
bagian-bagian dari sistem.
Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem yang satu
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan
ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi

operasi

sistem.

Lingkungan

luar

sistem

dapat

bersifat

menguntungkan dan juga dapat pula bersifat merugikan. Lingkungan luar yang
menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga
dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dapat ditahan



 

dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari
sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumbersumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran
dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan
subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal perawatan input adalah
energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input
adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.

6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem
yang lain.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri
sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.


 

8. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai
sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengerti
sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran
yang dihasilkan.
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap
kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.
Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang.
Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat

deterministic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup. Adapun penjelasan
lebih detail dan rinci akan dipaparkan di bawah ini.
a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran ide-ide yang tidak tampak
secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiranpemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisisk merupakan
sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer sistem operasi, sistem
penjualan, dan lain sebagainya.
b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh
manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam). Misalnya
sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan malam, sistem kehidupan

 

umat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh
manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin
disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan machine
system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system. Karena
menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
c. sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan

sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sistem tertentu
relatif stabil / konstan dalam jangka waktu yang lama. Sistem komputer adalah
contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan
program yang dijalankan. Sehingga dapat dikatakan sistem yang deterministik
adalah sistem yang tidak pernah mengenal dan menganut prinsip demokrasi (suara
terbanyak adalah suara tuhan), karena dalam sistem komputer misalnya seberapa
banyaknya data yang salah yang dimasukan (menjadi input), maka hasilnya akan
tetap salah, sebaliknya satu saja data yang benar dimasukan (menjadi input)
diantara sekian juta data yang salah, maka hasilnya satu data tersebut akan
menjadi benar. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak
dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem sosial, sistem
politik, dan sistem demokrasi merupakan sistem yang probabilistik / tak tentu,
dalam sistem politik kondisi masa depannya tidak bisa diprediksi bahkan dalam
waktu beberapa jam saja sudah berubah, kawan menjadi lawan dan lawan yang
selalu dihujat berubah menjadi kawan dan didukung habis-habisan.

10 
 

d. sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini
ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada
hanya relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran
untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain. Karena sistem bersifat terbuka
dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu
pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa,
sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara
otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

2.2 Pengertian Informasi
[Al- Bahra Bin Ladjamudin :8: 2005]Informasi adalah hasil pengolahan data
yang memberikan arti dan manfaat. Raymond McLeod (1995) mendefinisikan
informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
penerimanya. Gordon. B . Davis (1985) mendefinisikan informasi sebagai data
yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi
penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini Maupun yang akan datang.

11 
 

2.3 Pengertian Sistem Informasi
(Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak: 55: 2004) Sistem Informasi adalah kumpulan
dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu
sama dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu
mengolah data menjadi informasi yang berguna. Mckeown mendefinisikan sistem
informasi merupakan gabungan dari komputer dan user yang mengelola
perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan informasi tersebut.

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur
(Roger S. Pressman, Ph.D. :39: 2002) Metode analisis dan perancangan
Terstruktur yang dipilih penulis adalah metode prototyping. Adapun langkah
dalam metode ini adalah:
Prototyping paradigma dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan. Pengembang
dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat
lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di
mana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan “Perancangan
Kilat”. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat
lunak tersebut yang akan nampak bagi pemakai.
Secara

ideal

prototipe

berfungsi

sebagai

sebuah

mekanisme

untuk

mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Prototipe bisa berfungsi sebagai
“Sistem yang pertama”. Prototipe bisa menjadi paradigma yang efektif bagi
rekayasa perangkat lunak. Kuncinya adalah mendefinisikan aturan-aturan main

12 
 

pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang keduanya harus setuju bahwa
prototipe dibangun untuk berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan.
2.4.1 Flow Map
(http://nugroho.cmsindo.com/?p=106) Flow map merupakan bagan yang
menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari simbol-simbol untuk
menggambarkan secara urut dari arus data dan dokumen baik yang diperlukan
maupun yang dihasilkan.
2.4.2 Diagram Kontek
[Al- Bahra Bin Ladjamudin : 2005] Diagram konteks adalah diagram yang
terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram
konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input
ke sistem atau output dari sistem. Diagram konteks memberi gambaran tentang
keseluruhan sistem. Dalam diagram konteks hanya memiliki satu proses.
2.4.3 Data Flow Diagram
Data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan
pembagian sistem yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram
aliran data adalah memudahkan pemakaian atau user yang kurang menguasai
bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.
2.5 Pengertian Perawatan
(http://www.total.or.id/info.php?kk=Maintenance ) suatu aktivitas pemeliharaan
fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan yang dipeilukan agar
tercapai proses produksi sesuai dengan yang direncanakan oleh perusahaan.
Adapun tujuan dari perawatan adalah :

13 
 

1. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
2. Menjaga kualitas produksi pada tingkat yang tepat dan mengusahakan agar
kegiatan produksi tidak terganggu.
3 Menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan dalam waktu yang
ditentukan sesuai dengan kebijaksaaan perusahaan.
4. Mencapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin melalui pelaksanaan
kegiatan perawatan dengan baik.
5. Menghindari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
selama proses produksi..
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan pihak-pihak terkait dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu mencapai tingkat
keuntungan atau return of investment setinggi mungkin dan total biaya serendah
mungkin.

14 
 

BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit di
jangkau tanpa transportasi yang memadai. Dengan kondisi seperti itu, muncullah
pemikiran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan sangat memerlukan alat
transportasi, dalam hal ini penerbangan, maka muncul ide untuk mendirikan
industri penerbangan dan maritim.
Dengan adanya prestasi dan untuk dapat berkembang secara cepat, maka
keluarlah surat keputusan No.488 dari kepala staf Angkatan Udara pada bulan
Agustus 1960 untuk mendirikan lembaga persiapan industri pernerbangan. pada
tanggal 16 Desember 1961, badan ini berfungsi untuk menyiapkan pendirian dari
industri pesawat dengan kemampuan untuk mendukung aktifitas penerbangan
nasional di Indonesia.
Sehubungan dengan ini, maka pada tahun 1961 LAPIP menandatangani kerja
sama dengan CEKOP, Polandia untuk mendirikan industri pesawat di indonesia.
Pada tahun 1962, berdasarkan keputusan presiden, teknik penerbangan ITB
didirikan sebagai bagian dan departemen mesin yang sudah ada. Oetarjo Diran
dan Liem Keng Kie adalah perintis bagian penerbangan ini. Kedua tokoh ini
memberikan beasiswa bagi pelajar ke luar negeri. Pada tahun 1958, melalui
program tersebut, beberapa pelajar indonesia dikirim ke luar negeri (Eropa dan
Amerika).
15 
 

Pada waktu yang sama, beberapa upaya lain dan perintisan pendirian industri
pesawat telah dilanjutkan oleh seorang pemuda Indonesia yang bernama B.J.
Habibie dari tahun 1964 sampai tahun 1970.
Faktor utama untuk mendirikan PT DI adalah ada beberapa orang Indonesia
yang telah lama mendambakan untuk membuat pesawat terbang dan mendirikan
industri pesawat terbang di Indonesia; Beberapa orang Indonesia yang ahli dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membuat pesawat dan mendirikan
industri pesawat terbang; Beberapa orang Indonesia yang tidak saja ahli dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi mereka juga mempunyai
pengabdian yang besar untuk mendirikan industri pesawat terbang; Beberapa
orang Indonesia yang ahli dalam pemasaran dan penjualan pesawat terbang.
Penggabungan yang harmonis dari faktor-faktor tersebut di atas telah membuat PT
DI menjadi sebuah industri pesawat dengan fasilitas yang cukup.
Semua ini di prakarsai oleh Bachruddin Jusuf Habibie, lelaki yang lahir di
Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 juni 1963. Beliau adalah lulusan dari
Departemen Kontruksi Pesawat, dan kemudian bekerja di MMB (Masserchmitt
Bolkow Blohm), sebuah industri pesawat di German sejak tahun 1965.
Pada awal Januari 1974, suatu langkah tegas ke arah pendirian industri pesawat
terbang telah diambil. Realisasi pertama adalah penetapan suatu divisi baru di
Pertamina yang khusus mengembangkan kemajuan teknologi termasuk teknologi
penerbangan. Hasil dari pertemuan ini adalah lahirnya Divisi ATTP (Advanced
Technology & Tekhnologi penerbangan Pertamina) yang menjadi dasar bagi
berdirinya BPPT dan divisi-divisi lain dalam PT DI. Pada bulan September 1974,
16 
 

ATTP menandatangani persetujuan awal dengan MMB, Jerman dan CASA,
Spanyol untuk memproduksi Helikopter BO-105 dan pesawat berbaling-baling
NC-212 dibawah lisensi.
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 12 Tanggal 5 April 1976, persiapan
suatu industri pesawat telah dilakukan. Melalui peraturan ini semua aset, fasilitas
dan potensi yang tersedia dikumpulkan termasuk aset pertamina, Divisi ATTP
yang telah dipersiapkan sebagai pendirian suatu industri pesawat dengan aset
LIPNUR TNI Angkatan Udara, modal dasar bagi industri pesawat.
Pada Tanggal 26 April 1976, berdasarkan Akte Notaris No. 15 di Jakarta, PT.
Industri Pesawat Terbang Nusantara secara resmi didirikan dengan Dr. BJ.
Habibie sebagai presiden direkturnya. Setelah fasilitas-fasilitas fisiknya telah
lengkap, pada tanggal 23 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri
pesawat terbang ini dengan jumlah karyawan sebanyak 1.000 Orang.
Sebagai tahap awal dilakukan kerjasama Lisensi Helikopter BO-105 dari MBB
Jerman (kini DASA), serta pesawat terbang C-212 dari CASA Spanyol di tahun
1976, disusul lisensi Helikopter Puma SA-330 dan AS-332 dari Aerospatiale
Perancis, pada tahun 1979.
Tiga tahun kemudian tahap penggabungan teknologi dilalui. Tahap ini
merupakan penggabungan kemampuan rancang bangun dan produksi antara
Indonesia dan CASA- Spanyol, yang ditandai dengan dibentuknya usaha patungan
antara keduanya dengan nama Aircrraft Technology Industri (Airtech). Program

17 
 

usaha patungan ini adalah merancang dan memproduksi pesawat angkut komuter
serbaguna dengan nama CN-235.
Sementara itu dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat
industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuannya sebagai industri
pesawat terbang, maka ditanda tangani beberapa kerja sama internasional. Tahun
1982 kerjasama teknik dengan Boeing Company ditandatangani. Kerjasama
dengan Bell Helikopter Textron ditandatangani pula pada november 1982 untuk
memproduksi Helikopter Nbell-412.
Sebagai salah satu agen teknologi, maka pada tahun 1983 Indonesia
mendirikan pusat perawatan mesin, yakni Universal Maintenance Center (UMC).
Unit kerja ini bertugas merawat, memperbaiki mesin-mesin pesawat terbang dan
Helikopter maupun mesin-mesin turbin gas, untuk keperluan maritim dan industri;
yang kemudian tahun 1997 menjadi anak perusahaan.
Selama 24 tahun terakhir setelah pendiriannya, PT DI telah sukses dalam
mentransfer teknologi penerbangan yang mutakhir, yang mana sebagian besar
teknologi ini berasal dari dunia Barat, dan ditransfer ke Indonesia. PT DI telah
menjadi ahli dalam mendesain pesawat, pengembangan dan memproduksi
pesawat komputer dan ukuran kecil hingga menengah.
Dalam menghadapi sistem pasar global yang baru, PT DI kembali
memperbaiki dirinya menuju “IPTN 2000” yang lebih menekankan pada
implementasi yang baru, orientasi bisnis, strategi untuk memenuhi tuntutan situasi
saat ini dengan struktur yang baru.
18 
 

Program restrukturisasi perusahaan mencakup : Reorientasi bisnis, penataan
ulang sumber daya manusia, dan lebih memfokuskan pada misi pemasaran dan
bisnis.
Itulah sebabnya sehingga IPTN dahulu berubah nama menjadi PT
DIRGANTARA INDONESIA atau Indonesian Aerospace disingkat IAe yang
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid di
Bandung pada tanggal 24 Agustus 2000.
Dengan nama baru ini diharapkan akan melahirkan citra baru yang lebih baik
dan menjadi institusi bisnis yang adaktif, efesien dengan memberdayakan unitunit bisnis melalui otonomi, mempercepat pengambilan keputusan bisnis serta
meningkatkan efesiensi operasi.

19 
 

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Dirgantara Indonesia
(Sumber: PT Dirgantara Indonesia)

20 
 

3.3 Deskripsi Kerja
Berikut ini adalah deskripsi kerja dari struktur organisasi yang di miliki oleh
PT Dirgantara Indonesia.
1. Direktur Utama
a. Merupakan jabatan tertinggi pada perusahaan.
b. Megkepalai seluruh direktorat yang ada di PT Dirgantara Indonesia
c. Menetapkan tujuan, kebijaksanaan, program dan prosedur yang mencakup
semua kegiatan perusahaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan.
2. Asisten Direktur Utama Sistem Manajemen Mutu Perusahaan
a. Mengawasi para direktur dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
b. Menilai prestasi kerja manajemen untuk meyakinkan bahwa perusahaan
berjalan dengan baik.
3. Sekretariat Perusahaan
Bertugas untu mengurusi dokumen-dokumen perusahaan yang berasal dari
seluruh direktorat di PT Dirgantara Indonesia
4. Satuan Pengawas Intern
Bertugas untuk mengawasi serta mengatur segala kegiatan yang terjadi di
dalam tubuh PT Dirgantara Indoneisa
21 
 

5. Divisi Pengamanan
a. Bertugas untuk mengatur tata tertib yang ada di PT Dirgantara Indonesia
b. Bertugas untuk mengkoordinir keamanan dengan petugas yang berwenang
di PT Dirgantara Indonesia
6. Divisi Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan
Bertugas untuk merencanakan dan mengembangkan perusahaan agar dapat
tumbuh pesat baik dari segi pemasukan maupun meningkatkan kualitas di PT
Dirgantara Indonesia
7. Direktorat Aerostructure
a. Pembuatan komponen aerostructure
b. Melakukan pengembangan rekayasa
c. Melakukan pengembangan komponen aerostructure yang baru
8. Direktorat Aircraft Integration
Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer
dan juga misi khusus
9. Direktorat Aircraft Service
Melakukan perawatan dan memperbaiki kerusakan yang dialami oleh pesawat
terbang dan helikopter

22 
 

10. DIrektorat Teknologi dan Pengembangan
Melakukan pengembangan usaha dan mengembangkan teknologi yang ada
11. Direktorat Keuangan dan administrasi
Mengurusi segala urusan keuangan dan administrasi di dalam PT Dirgantara
Indonesia
12. Divisi Integrasi Usaha
Bertugas untuk menyatukan komponen-komponen pesawat maupun helikopter
agar menjadi kesatuan yang utuh.
13. Divisi Operasi Aerostructure
Melakukan pengoperasian usaha di tubuh aerostucture, baik dalam bidang
service maupun perawatan terhadap pesawat dan helikopter
14. Divisi Rekayasa
Bertugas untuk melakukan pengembangan mesin pada pesawat dan helikopter
15. Divisi Manajemen Sumber Daya Aerostructure
Melakukan pengembangan terhadap sumber daya yang terdapat di direktorat
aerostructure

23 
 

16. Divisi Aircraft Integrasi
Melakukan penyatuan bagian-bagian tubuh pesawat maupun helikopter agar
menjadi bentuk yang sempurna
17. Asisten Direktur Bidang Produk Militer
a. Bertugas untuk melakukan koordinasi dengan pihak TNI AU
b. Menerima pesanan pembuatan pesawat terbang militer
18. Divisi Pemasaran dan Penjualan Aircraft Integration
Melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan pesawat terbang dan helikopter
19. Divisi Operasi Aircreft Integration
Melakukan pengerahan dalam mengoperasikan pembuatan pesawat terbang
dan helikopter
20. Divisi Logistik dan Dukungan Pelanggan
a. Melengkapi distribusi untuk pembuatan pesawat terbang dan helikopter
b. Mencari pihak yang berminat untuk memesan pesawat terbang maupun
helikopter
21. Divisi Pemasaran dan Penjualan Aircraft Service
Menangani service pesawat dan helikopter dari berbagai pihak

24 
 

22. Divisi Perawatan dan Modifikasi
Melakukan perawatan terhadap pesawat maupun helikopter yang mengalami
kerusakan
23. Divisi Manajemen Logistik
Melakukan pengadaan komponen dan peralatan untuk melakukan service
24. Divisi Manajemen Sumber Daya Aircraft Service
Melakukan pengembangan terhadap sumber daya yang ada pada direktorat
aircraft service
25. Divisi Pusat Bisnis Teknologi
Bertugas untuk melakukan pengembangan terhadap teknologi yang sudah ada
di PT Diergantara Indonesia
26. Divisi Keselamatan dan Sertifikasi
Bertugas melakukan uji kelayakan dan menjamin keselamatan terhadap produk
yang dihasilkan
27. Divisi Pusat Pengembangan Produk
Bertugas melakukan pengembangan terhadap produk yang telah ada, agar
tercipta produk yang lebih baik lagi kualitasnya

25 
 

28. Divisi Uji Terbang
Bertugas melakukan uji coba dengan menerbangkan pesawat maupun
helikopter yang telah dibuat, hal ini dilakukan demi menjamin keselamatan
penumpang saat pesawat maupun helikopter tersebut mulai beroperasi
29. Divisi Engineering Service
Melakukan perbaikan terhadap mesin pesawat dan helikopter yang mengalami
kerusakan
30. Divisi Sistem Senjata
Melakukan pembuatan dan pemasangan senjata di pesawat milik militer
31. Divisi Perbendaharaan
Bertugas mengatur dan mengelola keuangan di PT Dirgantara Indonesia
32. Divisi Akuntansi
Bertugas untuk mencatat dan membuat pembukuan atas seluruh kegiatan
keuangan di PT Dirgantara Indonesia

26 
 

33. Divisi Sumber Daya Manusia
Bertugas untuk mengembangkan potensi maupun keahlian para karyawan yang
ada di PT Dirgantara Indonesia, agar para karyawan dapat menjadi lebih ahli dan
memiliki pengetahuan yang lebih baik lagi
34. Divisi Jasa Material dan Fasilitas
Bertugas untuk menyediakan bahan-bahan material dan fasilitas dalam
menunjang kegiatan di PT Dirgantara Indonesia
3.4 Analisis Sistem yang Berjalan
Berikut ini adalah analisis sistem yang sekarang ini sedang digunakan di PT
Dirgantara Indonesia pada bagian rekayasa perawatan.
1. Pertama-tama operator pabrik mendatangi bagian rekayasa perawatan guna
melaporkan kerusakan mesin.
2. Operator mengisi form yang bernama request for maintenance, dan
diserahkan kepada supervisor.
3. kemudian supervisor akan menunjuk orang untuk menangani kerusakan
pada mesin, supervisor memberikan form yang bernama work order
kepada petugas tersebut, di form ini akan ditulis uraian pekerjaan yang
harus dilakukan dan kemudian saat selesai memperbaiki mesin petugas
akan mengisi tindakan apa saja yang dilakukan oleh petugas tersebut .

27 
 

4. Setelah menyelesaikan masalah pada mesin maka petugas tersebut mengisi
form hasil evaluasi. Di form ini akan ditulis uraian masalah yang terjadi
pada mesin dan mencatat evaluasinya

28 
 

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengembangan sistem yang telah penulis lakukan, penulis
mencoba membuat suatu kesimpulan dan mengajukan beberapa saran yang
berhubungan dengan pembahasan yang telah dikemukakan di bab-bab
sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
     Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penelitian yang dilakukan di PT

Dirgantara Indonesia, adalah sebagai berikut:
Dengan adanya jadwal perawatan yang baik maka jumlah mesin yang rusak
secara mendadak dapat diminimalkan, sehingga kinerja produksi di PT Dirgantara
Indonesia dapat berjalan dengan baik.
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan penelitian di PT Dirgantara Indonesia, maka
penulis ingin memberikan penyaranan kepada beberapa pihak terkait, yaitu:
1. PT Dirgantara Indonesia
Agar pada setiap bagian yang ada pada PT Dirgantara Indonesia di berikan
jadwal melakukan perawatan baik pada mesin produksi, kendaraan, komputer dan
hal-hal yang menunjang pekerjaan yang berlangsung di PT Dirgantara Indonesia.

43 
 

2. Bagian Rekayasa Perawatan
Agar melakukan cek perawatan terhadap setiap mesinnya dalam jangka waktu
cepat seperti 3 kali dalam satu minggu, sehingga hal ini dapat meminimalkan
jumlah mesin yang rusak secara mendadak saat melakukan kegiatan produksi.
3. Unikom
Agar Unikom juga dapat melakukan perawatan keadaan setiap komputer yang
ada di Unikom, sehingga kerusakan di saat bekerja maupun saat ada mata kuliah
di lab. dapat berjalan dengan lancar dan baik.

44 
 

DAFTAR ISI
Lembar Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan .................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................... iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
Daftar Gambar ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusam Masalah .............................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ............................................................................ 3
1.5 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek .................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6
2.1 Pengertian Sistem ...................................................................... 6
2.1.1 Elemen Sistem ................................................................ 6
2.1.2 Karakteristik Sistem ........................................................ 7

iv 
 

2.1.3 Klasifikasi Sistem ........................................................... 9
2.2 Pengertian Informasi ................................................................. 11
2.3 Pengertian Sistem Informasi ..................................................... 12
2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur ......................... 12
2.4.1 Flow Map ........................................................................ 13
2.4.2 Diagram Kontek .............................................................. 13
2.4.3 Data Flow Diagram ......................................................... 13
2.5 Pengertiam Perawatan ............................................................... 13
BAB III PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ 15
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ..................................................... 15
3.2 Struktur Organisasi ................................................................... 20
3.3 Deskripsi Kerja ......................................................................... 21
3.4 Analisis Sistem yang Berjalan .................................................. 27
BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK .................................................. 29
4.1 Analisis Sistem .......................................................................... 29
4.1.1 Analisis Dokumen ........................................................... 29
4.2.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ........................ 31


 

4.1.2.1 Flow Map ........................................................... 31
4.1.2.2 Diagram Kontek ................................................. 32
4.1.2.3 Data Flow Diagram ............................................ 33
4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan ....................................... 34
4.2 Usulan Perancangan Sistem ...................................................... 35
4.2.1 Tujuan PerancanganSistem ............................................. 35
4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ........................... 35
4.2.2.1 Flow Map ........................................................... 36
4.2.2.2 Diagram Kontek ................................................. 37
4.2.2.3 Data Flow Diagram ............................................ 38
4.2.2.4 Kamus Data ........................................................ 39
4.2.3 Evaluasi Terhadap Sistem yang di Usulkan ................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 43
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 43
5.2 Saran ......................................................................................... 43

vi 
 

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 45
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii 
 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu:
Yogyakarta, 2005
Azhar Susanto. Sistem Informasi Manajemen. Lingga Jaya:Bandung, 2004.
Roger S. Pressman, Ph.D. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi: Yogyakarta, 2002
Online:
1) http:// id.wikipedia.org/wiki/Informasi Tanggal 15 Agustus 2009
2) http://74.125.153.132/search?q=cache:hGCjrLGO_N4J:digilib.petra.ac.id/jiunk
pe/s1/tmi/2001/jiunkpe-ns-s1-2001-25496139-10450-kemasinadahchapter2.pdf+%22pengertian+MAINTENANCE%22&cd=3&hl=id&ct=clnk&
gl=id Tanggal 15 Agustus 2009
3) http://nugroho.cmsindo.com/?p=106 Tanggal 15 Agustus 2009

45 
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang
berjudul “Sistem Informasi Perawatan Pada Bagian Rekayasa Perawatan di
PT Dirgantara Indonesia”.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini kami menyadari masih banyak
kelemahan dan kekurangan baik dalam kata-kata, segi penulisan, pengumpulan
data, maupun yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kami dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya untuk semua kesalahan dan kekurangan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan petunjuk untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, September 2009

Penulis

iii

SISTEM INFORMASI PERAWATAN
PADA BAGIAN REKAYASA PERAWATAN
DI PT DIRGANTARA INDONESIA

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek
Program Diploma tiga Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :
Garry Kurniawan

10907008

Daniel Suwardi

10907002

Riz Chrisna Albar

10907017

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2009


 

SISTEM INFORMASI PERAWATAN
PADA BAGIAN REKAYASA PERAWATAN
DI PT DIRGANTARA INDONESIA

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek
Program diploma tiga Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :
Garry Kurniawan

10907008

Daniel Suwardi

10907002

Riz Chrisna Albar

10907017

Bandung, ……………………….. 2009

Pembimbing Jurusan

Pembimbing Lapangan

Benny L. Permana
NIK 840445

Rina Kurniawati, S.kom., MT
NIP. 417.70.26.004

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Dadang Munandar, S.E., M.Si.
NIP. 4127.70.26.019

ii