Sumber-Sumber Air Klasifikasi Air Standar Kualitas Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum, di dapat pengertian mengenai: 1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. 2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum. 3. Air limbah adalah buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan pemukiman. 4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. 5. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik teknik dan nonfisik dari prasarana dan sarana air minum.

2.2 Sumber-Sumber Air

Menurut Entjang 2000, sumber air di alam dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Air dalam tanah Ground water Adalah air yang diperoleh dari pengumpulan air pada lapisan tanah dalam. Air ini sangat bersih karena bebas dari pengotoran, tapi seringkali Universitas Sumatera Utara mengandung mineral-mineral dalam kadar yang terlalu tinggi. Misalnya: air sumur dan air dari mata air. 2. Air permukaan surface water adalah air yang terdapat pada permukaan tanah. Air permukaan harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan karena umumnya telah mengalami pengotoran. Misalnya: air sungai, air rawa, air danau, air kolam, dan air hujan.

2.3 Klasifikasi Air

Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut : 1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Contohnya mata air pegunungan. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Contohnya air sungai. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Contohnya air laut. 4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Contohnya air tanah dangkal dan air tanah dalam Effendi, 2003. Universitas Sumatera Utara 2.4 Persyaratan Air Minum 2.4.1 Persyaratan Fisik Air minum memiliki persyaratan fisik meliputi: air tidak boleh berwarna, air tidak boleh berasa, air tidak boleh berbau, suhu air hendaknya di bawah sela udara sejuk ±25 C, dan air harus jernih Sutrisno, 2002. − Warna Meskipun murni, air dikatakan selalu berwarna, yaitu biru-hijau muda apabila volume cukup banyak. Sangat penting membedakan antara warna asli yang disebabkan oleh material-material terlarut dan warna semu yang diakibatkan zat-zat tersuspensi warna kuning alami pada air berasal dari pegunungan, yang berasal dari asam-asam organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan warna ini dapat diasamkan dengan warna asam tanik yang terdapat pada air teh. − Bau dan rasa Jika air ditemukan berbau, maka penyebab timbulnya harus diperiksa. Untuk menjamin kualitas air tersebut dapat digunakan sebagai sumber air, harus dilakukan uji bakteriologis di laboratorium. Jika ditemukan berasa payau atau asin maka cek hasil laboratorium kandungan klorida Joko, 2010. − Suhu Aktivitas mikroorganisme memerlukan suhu optimum yang berbeda-beda. Akan tetapi, proses dekomposisi biasanya terjadi pada kondisi udara yang hangat. Kecepatan dekomposisi meningkat pada kisaran suhu 5 C – 35 C. Universitas Sumatera Utara Pada kisaran suhu ini, setiap peningkatan suhu sebesar 10 C akan meningkatkan proses dekomposisi dan konsumsi oksigen menjadi dua kali lipat Effendi, 2003. − Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, seperti lumpur dan buangan dari pemukiman tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh Suriawiria, 2005.

2.4.2 Persyaratan Kimia

− pH netral pH 7 Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam maupun basa. Air yang mempunyai pH rendah asam akan terasa asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas 7 basa akan terasa pahit. Pengukuran pH umumnya dilakukan dengan kertas pH atau pH water tester. Alat lain yang dapat digunakan adalah pH meter. pH meter selain sulit diaplikasikan harganya juga relatif mahal Gufran, 2007. − Tidak mengandung bahan kimia beracun Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida, sulfida, fenolik. − Tidak mengandung garam atau ion-ion Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam seperti NaCl atau ion- ion seperti Fe 2+ , Zn 2+ , Mn 2+ , Cr 6+ , Al 3+ . Universitas Sumatera Utara − Kesadahan rendah Tingginya kesadahan berhubungan dengan ion-ion yang terlarut di dalam air terutama Ca 2+ dan Mg 2+ . − Tidak mengandung bahan organik. Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.

2.4.3 Persyaratan Mikrobiologi

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit patogen sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar feaces dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah : − Bakteri penyebab tifus − Vibrio colera − Bakteri penyebab disentri − Shigella sp. − Bakteri enteris lainnya penyebab penyakit pada perut Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah berkontaminasi berhubungan dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli Sutrisno, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.5 Standar Kualitas Air Minum

Air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologi serta level kontaminasi maksimum LKM Maximum Contaminant Level. Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri Coliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman Gabriel, 2001. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak Waluyo, 2007. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif yang dimuat dalam paremeter wajib dan parameter tambahan. Telah ditetapkan bahwa untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal. Pengawasan kualitas air minum secara internal pula merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Parameter Wajib pada Persyaratan Kualitas Air Minum Berdasarkan tabel 2.5, maka didapatkan persyaratan kualitas air minum sebagai berikut. No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan 1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi 1 E.Coli Jumlah per 100 ml sampel 2 Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel b. Kimia an-organik 1 Arsen mgl 0,01 2 Fluorida mgl 1,5 3 Total Cromium mgl 0,05 4 Kadmium mgl 0,003 5 Nitrit sebagai NO 2- mgl 3 6 Nitrat sebagai NO 3- mgl 50 7 Sianida mgl 0,07 8 Selenium mgl 0,01 2. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Fisik 1 Bau Tidak berbau 2 Warna TCU 15 3 Total zat padat terlarut TDS mgl 500 4 Kekeruhan NTU 5 5 Rasa Tidak berasa 6 Suhu C Suhu udara ± 3 b. Parameter Kimiawi 1 Aluminium mgl 0,2 2 Besi mgl 0,3 3 Kesadahan mgl 500 4 Khlorida mgl 250 5 Mangan mgl 0,4 6 pH mgl 6,5 – 8,5 7 Seng mgl 3 8 Sulfat mgl 250 9 Tembaga mgl 2 10 Amonia mgl 1,5 Universitas Sumatera Utara 2.6 Bakteri Coliform 2.6.1 Pengertian Bakteri Coliform