Perlunya Penyamaan Persepsi dan Peningkatan Komitmen dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

XnqasJaj !sesuadwoy ueyeuesyejaw qepns 8ueA ueje!Say edeiaqag .ueyeuesyel!p S u e ~ e !
y!seu !u! Sees !edwes eLuuee~eAuaywelep ! d e ~ewe1 ye!as ueyeJexq!p yepns nlny yeJaep
!p leB2u!S 2ueA ?eye~eXsewd e p e y i a ~!sesuadwoy u e y y a q w a u 'J!I!Y yeJaep !p le22u!g
BueA leye~eAsew1e2e lnsn eAuepv .2unynpuaw 2u!les SueA eyesn u e y e d n ~ a weAuuelep!p
J e d e p ~ a S2ueA ueSe!8ay e n u a s
ueyeuesyel!p l n ~ e dSue/( ueje@ay ueyJ!y!uau
Jny! snJey $!eyJai ~ e y e ~ e h s euep
w !snqJsu! enwas u e e u e l u a ~ a djey2u!g !Jep !elnu !veJaq
!u! leH '8L61 unyeS yeias I!>ayJa$ueelola2uad S!un !e2eqas !~eyedas!py e p i eBn!sya
-ueqel e k e p ~ a q w n ueejoja8uad
s
!se$uawaldw! undnew u e e u e x a ~ a dwelep y!j!lod
uep !wouoya je!sos t!un sn2!leyas y!s!jo!q J!un !eSeqas uey!sBunpp uep uey!sd!~ysap!pstia
'!solo~p!yi!un nlens !eBeqas .!%olo~p!q~nep/snly!syelepe stla njens u e l e p (!e~uedye/{el!h*
!p) J ! I ! uesuap
~
(ueS!ynqJad uep ue2ununBad) nlny ue!Seq ueyBunqnq;3uaw 2ueA ewejn
JoJyej .eLuu!el ~ n y B u e ~ auep
3 JnJeyaj ueyeq undnew uawipas y!eq ' n p y y e A e l ! ~yep
IeseJaq %ueKle)!s !qn~e%md!pesn! inel legs yalo !yn~esuad!pu!elas !ejued y!gs!Ja$yeJey
' n ~ !euaJey yalo .ue$eJep sepA!jye q n ~ e 2 u a d ~y!secu

a ~ 8ueK uel!e~adyeJaep ue%uap
!edwes e w e r !eSuns eped (2al~no)ueJenlay y!p$ !nlelaw jnel neje neuep njnuau ~!le2uaw
eAuwelep !p y n ~ e 2ueL
!
ue!ny qeJn:, yep lezeJaq BueA J!e uey~!le$uaw uep 'uedw!Kuaw
'Bundweuau !sBunj~aq 2ueA 'eAu!e8uns yeue-yeue uep !eSuns ue2uap uenlesay
nJes u e y e d n ~ a wuep gynq 2un22und qalo s!ge~=iodo$eJe3as !se$eq!p Sue/;, ue;eJep
q e l ( e l ! ~nJens yelepe stia 'ue!ua2uad uey-resepJag .leqol2 eJe3as !pella$BueA ueqeqniad
qalo !yn~e%ad!p e2n! Suepey SnqasJaS wele eue3uaq emyeq nyej eJ!y und!ysalr\i
'y!eq ue%uap S v a elo{aSuaw eAu2u!~uady e ueye Jepes Suelo yehueq ueyqeqaLuaw !u!
~ ! y y e - ~ ! y !ype e ! ~ a%~u ! ~ a%ueA
s
ue%u!iayay uep ~ o s 2 u oyeue3
l
'~!!ueqwele eue:,uag

A

!DpDLUJw ~ U D DX J D J~ ~ ~ ~ ~ J $ s D J ~ u !
wa?s!s uoBuoquraBuad u~ynlJad!po$8u!yas p!pn %~vh!svw~oJu!uvp v ~ o puosunynp nj~aduo!y!wap

jsdas~adu o ~ w o s ~ a.~oq!j~a$BuoX
d
yoy!d do!Jas!~opuaur$!woy uoy~oy8u!uauruop !sdas~aduoyoutokuaur
nl~adoyow JapjoyayDls do!m yalo uoy!so~uawaldw!!p lodop uvp y!oq 8uoX U D D U D J U J J ~ ~nJons
lonqutaw ynwn .opaqJaq Buok S U D ~JDJDJ
D !oXundwaw
~ ~
BuoX JaployayvJs ! ~ 8 ~ q J auojvq!jJa;lay
q
uop uo~o!zay!syo~a~u!
!o%q~aq!po!~aJ o38u!yas j!JayJa? uawa!ouvw yun !oBoqas !~oyodas!pyoja, o8n!
S V .uo~n!uolay~aq
~
8uoX uoun8uoqwad uop ~ ~ y o ~ o / l suoo~aJyo!asay
ow
'uoyo[ soJ!~!gynpo~d
okuun~nj
y!ou uoy n3uauaur uoyv oAuu~~loja8uad
oS$u!qas u o ~ o ~ yvXol!~
op

ynJnlas dnyo3uaw sva 's!~!~oaj
oJoJaS

IWNIPS
N m l ? V W W 3 V a N W ? 0 1 3 3 N 3 d NVl'bTCI NBNL1WO)f
N'FjLW3NINsd NVCI ISd3S8Sd NWMFrKNZd VANnlEfSd

n-l;Dzadsgslo~ngx
u e l y v qelaea ueelola8uad welep uaw%!ruoXU

~ % E V ~ U uep
! U ~?sdas~ad
~
ueutueduad

!e8uns
edunliad

Perlunya Penyarnaan Persepsi dan Peningkatan Komitmen dalam Pengelolaan Daerah Aliran
j.


Penyamaan Persepsi

Semua pihak yang ikut terlibat dan berkepentingan di dalam pengelolaan suatu
DAS, seharusnya ikut memikirkan apa yang patut dikerjakan sehingga produktivitas DAS
dapat diperoleh secara optimal dan lestari. Semua pihak perlu diberikan pengertian dan
menyadari tentang kemampuan lahan dan daya dukung dari DAS tersebut. lnformasi
termasuk pengalaman masyarakat yang tinggal di dalam DAS yang bersangkutan perlu
diketahui oleh semua yang terlibat. Dengan demikian dari sejak perencanaan, apa yang
mau dikerjakan dapat disusun bersama dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
Keterlibatan semua pihak sejak dari awal ini akan dapat menumbuhkan rasa merniliki dari
seluruh masyarakat yang tinggal di dalam DAS terhadap kegiatan yang dikerjakan.
Disamping itu, keterlibatan sernua pihak tersebut juga akan menimbulkan persamaan
persepsi dalam pengelolaan DAS yang mendukung hidup dan kehidupan mereka.
Upaya tersebut tidak akan terjadi dengan sendirinya. Untuk itu diperlukan
fasilitator dan motivator agar inisiatif awal dapat digulirkan. Apabila inisiatif ini telah
bergulir, maka dukungan berikutnya adalah regulator dan ketersediaan dana untuk
menjamin bahwa inisiatif yang sudah bergulir tersebut d a p a t terus bergulir d a n
berkembang. Berbagai kegiatan yang akan dikembangkan, termasuk rnisalnya jenis
tanaman, cara menanam, keuntungan dan pengaruhnya terhadap keadaan sekelilingnya

seyogianya sudah diketahui oleh semua pihak, sehingga antisipasi sudah d a p a t
dipersiapkan sejak awal. Dari uraian yang sederhana ini jelas terlihat bahwa institusi yang
sangat berperan dalam mewujudkan pelaksanaan pengelolaan DAS yang baik bukan hanya
Pernerintah (sebagai regulator) tetapi juga berbagai pihak yang d a p a t berperan sebagai
fasilitator, motivator, dan donor. Dengan kata lain, tiga pilar pelaksanaan goodgovernance
yaitu masyarakat, pengusaha dan pemerintah menjadi komponen penting dalam
pengelolaan DAS yang baik.
Pengelolaan lahan DAS secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yakni: (a)
pengelolaan lahan yang "dikuasai" negara seperti kawasan hutan dan kawasan
perkebunan; (b) pengelolaan lahan yang dikuasai masyarakat seperti hutan rakyat, kebun
masyarakat dan pengelolaan lahan rnilik lainnya.
Menurut fungsinya kawasan hutan dapat dibagi menjadi hutan lindung, kawasan
konservasi, dan hutan produksi (produksi terbatas, produksi t e t a p dan hutan produksi yang
dapat dikonversi). Pada dasarnya semua fungsi kawasan hutan tersebut mengandung
multifungsi, misalnya hutan lindung tidak hanya berfungsi sebagai pengatur tata air, tetapi
juga menghasilkan hasil hutan non-kayu dan jasa hutan lainnya, seperti estetika, udara
bersih, dan lainnya. Hutan produksi tidak hanya menghasilkan kayu, tetapi juga
rnenghasilkan jasa air, penahan karbon dan udara bersih. Dengan demikian, seluruh
kawasan hutan dapat mempunyai peran penting untuk mengoptirnalkan fungsi DAS.
Dalam rangka menjaga fungsi hutan tersebut, Pemerintah cq. Departemen

Kehutanan berupaya untuk rneningkatkan tutupan vegetasi di dalam kawasan hutan
maupun diluar kawasan hutan dengan beberapa program, diantaranya Cerakan Nasional
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), Kecil Menanam Dewasa Memanen, Indonesia
Menanam dan sebagainya. Tujuan dari upaya tersebut pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan fungsi DAS. Narnun dernikian, upaya-upaya tersebut tidak akan berhasil
mencapai tujuan dengan baik apabila persepsi dari pihak-pihak yang terkait belum dapat

Keynote Speech

7

Prosiding Lokakarya "Sistem Inforrnasi Pengelolaan DAS: tnisiatif pengembangan
Infrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

diselaraskan. Sebagai contoh, pernilihan tempat rehabilitasi dan pemilihan jenis yang akan
ditanam masih sering diperdebatkan karena ketidak-samaan persepsi. Apabila ha1
semacam ini dibiarkan terus, maka akan menyebabkan kegagalan program dan
menyengsarakan masyarakat umum.
Luas lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan sebesar77.806.878 Ha. Dengan
asumsi bahwa luas daratan sudah terbagi dalam luasan DAS, maka sudah saatnya lahan

kritis ini direhabilitasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan DAS. Luas lahan kritis di
dalam kawasan hutan d a n di luar kawasan hutan dapat dilihat pada Tabel I . Memperhatikan
bahwa luasan iahan kritis tersebar pada kawasan DAS, Pemerintah melalui Dephut telah
rnenetapkan DAS-DAS prioritas dan upaya penanganannya.
Tabel 1. Luas Lahan Kritis Indonesia

utan Konservasi

Apabila bercermin kepada keberhasilan negara lain, Korea Selatan adalah suatu
negara yang kegiatan rehabilitasinya berhasil di dunia. Target rehabilitasi dari setiap
wilayah umumnya tidak luas berkisar antara 40-100 Ha per tahun tapi keberhasilannya
sangat tinggi. Hal ini juga patut diikuti perencana di Indonesia. Bila dari setiap Kabupaten
ditargetkan untuk berhasil melakukan rehabilitasi pada areal yang tidak h a s , misalnya
hanya zoo Ha, rnaka diharapkan hasiinya akan maksimal. Namun demikian, perlu juga
d i p e r t i r n b a n g k a n l u a s w i l a y a h y a n g h a r u s d i r e h a b i l i t a s i . S e m a k i n kecil
capaianlkeberhasilan maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk rnemulihkan
lahan kritis seluas 77.806.878 ha tersebut.
4.

Perlunya Peningkatan Komitrnen


Keputusan yang telah diarnbil dalam penyamaan persepsi dan perencanaan
tersebut di atas perlu dipatuhi sehingga irnplernentasinya dapat berjalan lancar. Ada
kernungkinan dalarn waktu pelaksanaaannya terdapat hal-ha1 yang dapat dimodifikasi agar
hasilnya dapat lebih tinggi. Pada dasarnya, peningkatan kornitrnen adalah seberapa jauh
persepsi yang telah sama d a n perencanaan yangtelah padu tersebut diimplernentasikan di
lapangan. Komitmen yang dibuat diatas kertas dan didalarn pertemuan-pertemuan tidak
akan ada artinya tanpa adanya aktivitas nyata di lapangan.
Pernbaharuan data dan sharing data antar institusi terkait merupakan bagian
penting dalam peningkatan kornitmen antar institusi. Data yang terus menerus
diperbaharui dan dipertukarkan antar institusi akan dapat rneningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja di lapangan. Agar data dapat saling dipertukarkan dengan rnudah, rnaka
8

Kerjasama IPB dan CIFOR

Perlunya Penyarnaan Persepsi dan Peningkatan Komitrnen dalarn Pengelolaan Daeralh Aiiran
Sungai

diperlukan format dan standar yang disepakati bersama antar stakeholders, mulai dari

bagaimana data itu dikumpulkan, diolah dan disajikan.
Dalam era otonomi daerah ini, peran Pemerintah Kabupaten menjadi sangat
penting, tidak terkecuali daiam pelaksanaan pengelolaan DAS. Oleh karena itu,
peningkatan komitmen dari Pemerintah Kabupaten menjadi sangat penting, misalnya
dalam bentuk responsibilitas yang semakin tingi. Tentu saja tugas, kewenangan dan
keahlian dari masing-masing - institusi akan menentukan institusi mana yang akan
bertanggung-jawab untuk tugas tertentu. Namun demikian, kendala d a n keterbatasan
sering dihadapi oleh setiap institusi. Oleh karena itu, tanpa menafikan t u g a s d a n tanggungjawab institusi tertentu, bahu- membahu dalam pelaksanaan tanggung-jawab dan
perolehan data sangatlah diperlukan.

5.

Kesimpulan dan Saran

Mengingat luasnya lahan kritis, maka penanganannya harus dilakukan secara sungguhsungguh dan didasarkan pada data yang akurat. Pengembangan Infrastruktur Data
yang valid dan akurat sangat diperlukan sehingga kegiatan karakterisasi DAS yang
dilakukan pada rnasing-masing DAS bersangkutan lebih faktual d a n rasional.
2.
Penanganan rehabilitasi lahan kritis baik di didalam maupun di luar kawasan hutan
harus disesuaikan dengan keadaan lokasi maupun a d a t istiadat masyarakat setempat

(site spesific).
3. Penyamaan persepsi dan peningkatan komitmen sangat diperlukan dalam rangka
mewujudkan pengelolaan DAS secara terpadu yang melibatkan s e m u a stakeholder,
terutarna stakeholder yang mampu menjalankan fungsinya sebagai inisiator,
fasilitator, regulator, implernentator dan donor.
4. lmplementasi good governance akan dapat mendorong percepatan tennlujudnya
integrated watershed management yang sampai s a a t ini masih dalam tataran
perencanaan. Untuk itu, tiga pilar Masyarakat, Pemerintah d a n Pengusaha harus
secara bersama-sama m e b a n g u n persepsi y a n g s a m a d a n rneningkatkan
komitmennya.
I.

Keynote Speech