Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur

ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU
PT MADU PRAMUKA CIBUBUR
JAKARTA TIMUR

SKRIPSI
FARIDA HANUM

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN
FARIDA HANUM. D34102074. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah
Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Sosial
Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Asi H. Napitupulu, MSc.
Pembimbing Anggota : Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi.
Madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga
kesehatan, pengobatan, industri farmasi dan pangan. Kebutuhan madu adalah
peluang pasar bagi PT Madu Pramuka yang memproduksi berbagai jenis produk

lebah madu. Peluang pasar dapat dimanfaatkan dengan baik jika didukung pemasaran
yang tepat, sehingga harapan perusahaan untuk memenuhi keinginan konsumen agar
tercipta kepuasan dapat terwujud.
Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui saluran pemasaran, 2) mengetahui
mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar PT
Madu Pramuka dan lembaga pemasaran yang terlibat, 3) menganalisis marjin
pemasaran dan producer’s share yang diterima PT Madu Pramuka, dan
4) menganalisis efisiensi pemasaran PT Madu Pramuka berdasarkan biaya
pemasaran, producer’s share dan marjin pemasaran.
Penelitian berlangsung bulan September sampai November 2006 di PT Madu
Pramuka Cibubur, Jakarta Timur dan lembaga pemasaran wilayah DKI Jakarta.
Lembaga pemasaran yang terlibat adalah pengecer dengan sampel 30 orang/lembaga
yang dipilih secara sengaja. Penelitian didisain sebagai penelitian survei dengan data
primer dan sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pola saluran pemasaran produk lebah madu untuk madu botol, bee pollen dan
royal jelly terdiri dari dua saluran sedangkan madu curah satu saluran. Fungsi
pemasaran yang dilakukan produsen dan pengecer adalah: 1) fungsi pertukaran yaitu
fungsi pembelian, penjualan, penetapan harga, 2) fungsi fisik yaitu transportasi,
standardisasi dan grading, penyimpanan, penanganan (pengecer hanya melakukan
fungsi penyimpanan dan penanganan) 3) fungsi fasilitas yaitu penanggungan resiko

dan pembiayaan (pengecer hanya melakukan fungsi pembiayaan). Struktur pasar
yang dihadapi produsen adalah persaingan monopolistik. Struktur pasar yang
dihadapi pengecer mendekati pasar persaingan sempurna.
Saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan biaya pemasaran, marjin
pemasaran dan producer’s share untuk madu botol adalah saluran I karena pada
saluran I biaya pemasaran dan marjin pemasaran rendah serta producer’s share yang
tinggi per satu satuan output. Jika dilihat dari total seluruh produk yang dipasarkan
maka saluran yang paling efisien adalah saluran I karena total volume penjualan
lebih tinggi. Analisis tingkat keterpaduan pasar menunjukkan bahwa transfer harga
dari pengecer ke produsen tidak berlangsung dengan baik. Apabila harga di tingkat
pengecer naik maka kenaikan harga di tingkat pengecer sedikit ditransfer pada harga
di tingkat produsen, walaupun nilainya semakin kecil kalau madu botol itu semakin
spesifik.
Kata-kata kunci : Produk lebah madu, saluran pemasaran, fungsi pemasaran, marjin
pemasaran, efisiensi pemasaran

ABSTRACT
Analysis The Marketing System of Honey Bee Products in PT Madu Pramuka
Cibubur East Jakarta
Hanum F., A.H. Napitupulu, and H.C.H. Siregar

The Madu Pramuka Company (PT Madu Pramuka) is one of the company
which produce various honey bee products i.e. bottled honey, unbottled honey, bee
pollen and royal jelly. The aims of this research were: 1) to know the marketing
channel of PT Madu Pramuka, 2) to know the marketing function’s mechanism,
market structure, conduct, and performance of PT Madu Pramuka and marketing
institutes which involved in honey bee products sales, 3) to analyze the marketing
margin and producer’s share which received by PT Madu Pramuka, and 4) to
analyze marketing efficiency of PT Madu Pramuka based on marketing cost,
producer’s share and marketing margin. This research was conducted from
September until November 2006 in PT Madu Pramuka, Cibubur; East Jakarta and
marketing institutes in Jakarta area. Marketing institutes which involved in honey
bee product marketing were retailers. The retailer samples were 30 persons/institutes
which were chosen by purposive sampling method. The data in this research
consisted of primary and secondary data which were analyzed qualitatively and
quantitatively. The unbottled honey has one marketing channel while the bottled
honey, bee pollen and royal jelly has two marketing channel. The marketing
functions between PT Madu Pramuka and retailers were: 1) exchange, 2) physical
(transportation, handling, storage and standardization), and 3) facilitating function.
The market structure at producer level was monopolistic competition and retailers
were perfect competition. The most efficient of marketing channel in each honey bee

product was the first channel that is producer to consumer because the producer’s
share was the highest. The degree of the integration between retailer market and the
producer’s market for all of honey in general and honey in specific were inelastic or
least integrated. But honey in general were more elastic compare to honey in
specific.
Keywords : honey bee products, marketing channel, marketing function, marketing
margin, marketing efficiency

ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU
PT MADU PRAMUKA CIBUBUR
JAKARTA TIMUR

FARIDA HANUM
D34102074

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor


PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU
PT MADU PRAMUKA CIBUBUR
JAKARTA TIMUR

Oleh
FARIDA HANUM
D34102074

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 5 Februari 2007

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota


Ir. Asi H. Napitupulu, MSc
NIP. 130 256 389

Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi
NIP. 131 881 141

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur. Sc.
NIP. 131 624 188

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1984. Penulis adalah
anak kedua dari tiga bersaudara yaitu Lina Nurmalawati dan Fida Rizki Khairunnisa
dari pasangan Bapak H. D. Isyanto, S.H. dan Ibu Hikmah Lis Setyawati.
Riwayat pendidikan Penulis berawal dari TK Islam Hubaya (1989-1990)
kemudian pendidikan dasar di MI YPKP Ciracas (1990-1996). Penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 147 Cibubur (1996-1999) dan pendidikan lanjutan
menengah atas di SMU Negeri 39 Cijantung (1999-2002).

Penulis meneruskan pendidikannya di Bogor sebagai mahasiswa Program
Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Minat studi yang dipilih adalah Manajemen Agribisnis Peternakan yang
diperoleh melalui jalur SPMB pada tahun 2002.
Selama mengikuti pendidikan, Penulis aktif dalam berbagai kegiatan
diantaranya sebagai panitia SEIP Project tahun 2003 dan panitia Lomba Cepat Tepat
SEIP tahun 2004. Selain itu, Penulis juga pernah membantu dosen dalam praktikum
mata kuliah Manajemen Usaha Peternakan tahun ajaran 2005-2006.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabillalamin, segala puji dan syukur Penulis

panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Sistem Pemasaran
Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur”. Shalawat serta
salam Penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga
kesehatan, pengobatan, serta diperlukan juga bagi industri farmasi dan pangan.

Kebutuhan madu tersebut adalah peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dengan
baik jika didukung pemasaran yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
saluran pemasaran, mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar perusahaan dan lembaga pemasarannya, marjin pemasaran dan
producer’s share yang diterima perusahaan, serta efisiensi pemasaran berdasarkan
biaya pemasaran, producer’s share dan marjin pemasaran.
Skripsi ini ditulis dengan semua kekurangan dan kelebihan karena Penulis
meyakini bahwa semua kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin
yaa robbal `aalamin.

Bogor, Februari 2007

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ....................................................................................................

i


ABSTRACT .......................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
PENDAHULUAN .............................................................................................

1


Latar Belakang .....................................................................................
Perumusan Masalah .............................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Kegunaan Penelitian ............................................................................

1
2
3
3

KERANGKA PEMIKIRAN ..............................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
Lebah Madu ........................................................................................
Produk-produk Lebah Madu ...............................................................
Madu ......................................................................................
Malam Lebah (Lilin Lebah, Wax) ...........................................

Royal Jelly ...............................................................................
Bee Pollen .................................................................................
Pemasaran ...........................................................................................
Sistem Pemasaran ...............................................................................
Biaya dan Marjin Pemasaran ..............................................................
Lembaga dan Saluran Pemasaran .......................................................
Efisiensi Pemasaran ............................................................................

6
6
7
7
7
8
8
9
10
11
13
13

METODE PENELITIAN .................................................................................. 16
Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ...........................................................................
Desain Penelitian ................................................................................
Data dan Instrumentasi .......................................................................
Pengumpulan Data ..............................................................................
Analisis Data .......................................................................................
Analisis Saluran dan Fungsi Pemasaran .................................
Analisis Struktur, Perilaku, dan Keragaan Pasar ....................
Definisi Istilah ....................................................................................

16
16
18
18
18
19
19
19
21

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .............................................................. 22
Lokasi Perusahaan ..............................................................................
Sejarah Perusahaan .............................................................................
Misi, Landasan dan Semboyan Kerja Perusahaan ..............................
Struktur Organisasi Perusahaan ..........................................................
Tenaga Kerja .......................................................................................
Lingkup Usaha Perusahaan .................................................................

22
22
23
23
24
24

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 26
Karakteristik Lembaga Perusahaan ....................................................
Madu Botol ............................................................................
Madu Curah ............................................................................
Bee Pollen ...............................................................................
Royal Jelly ...............................................................................
Analisis Saluran Pemasaran ................................................................
Madu Botol ............................................................................
Madu Curah ............................................................................
Bee Pollen ...............................................................................
Royal Jelly ...............................................................................
Fungsi-fungsi Pemasaran di Tingkat Produsen dan Pengecer .............
Produsen/PT Madu Pramuka ..................................................
Pedagang Pengecer .................................................................
Analisis Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan Pasar ...............
Struktur Pasar ..........................................................................
Perilaku Pasar .........................................................................
Keragaan Pasar .......................................................................
Analisis Marjin Pemasaran Madu Botol .............................................
Tingkat Keterpaduan pasar .................................................................

26
27
28
28
29
29
29
30
30
31
31
32
34
35
35
37
38
39
41

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 43
Kesimpulan

....................................................................................... 43

Saran ................................................................................................... 43
UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46
LAMPIRAN ........................................................................................................ 47

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1.

Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta
dan Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka ................ 17

2.

Jenis Produk Lebah Madu yang Dijual pada Setiap Pengecer
Selama Bulan Juli 2006 .......................................................................... 26

3.

Karakteristik Lembaga Pemasaran yang Terlibat dalam Sistem
Pemasaran Madu Botol PT Madu Pramuka di Wilayah Jakarta ............ 27

4.

Penjualan Madu Curah Selama Bulan Juli 2006 .................................... 28

5.

Persentase Pembelian Bahan Baku Produk Lebah Madu
PT Madu Pramuka pada Tahun 2005 ................................................... 33

6.

Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran Madu Botol
pada PT Madu Pramuka dan Lembaga Pemasaran di Wilayah
Jakarta Selama bulan Juli 2006 ............................................................ 40

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.

Halaman
Kerangka Pemikiran Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu
PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur ........................................

5

2. Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap
Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran .................................

12

3. Saluran Pemasaran Madu Botol Selama Bulan Juli 2006 ...................

30

4. Saluran Pemasaran Madu Curah Selama Bulan Juli 2006 ...................

30

5. Saluran Pemasaran Bee Pollen Selama Bulan Juli 2006 ....................

31

6. Saluran Pemasaran Royal Jelly Selama Bulan Juli 2006 .....................

32

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Kuesioner untuk PT Madu Pramuka ....................................................

48

2. Kuesioner untuk Pengecer ...................................................................

51

3. Volume Penjualan Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka
Selama Bulan Juli 2006 .......................................................................

54

4. Persamaan Harga Jual di Tingkat Produsen dan Pengecer Serta
Elastisitas Transfer yang Dihitung untuk Semua Jenis Madu dan
Setiap Jenis Madu Botol .......................................................................

54

5. Gambar Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka ................................

55

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki kondisi alam yang sangat mendukung perkembangan
budidaya lebah madu. Kondisi tanah yang cukup subur memungkinkan pertumbuhan
berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah. Iklim
tropis dan keanekaragaman jenis tumbuhan sangat memungkinkan ketersediaan
bunga untuk pakan lebah sepanjang tahun. Produk yang dihasilkan lebah madu
dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga kesehatan,
pengobatan, serta diperlukan juga bagi industri farmasi dan pangan.
Peluang pasar produk lebah madu dapat dimanfaatkan dengan baik jika
didukung pemasaran yang efisien. Pemasaran yang efisien ditandai dengan adanya
peningkatan pendapatan produsen, peningkatan keuntungan lembaga pemasaran, dan
peningkatan kepuasan konsumen. Pemasaran merupakan indikator keberhasilan dari
produk yang dihasilkan sehingga pemasaran tidak dapat dipisahkan dengan produksi.
Produksi lebah madu selalu mengalami fluktuasi karena tergantung dengan musim
bunga dari tanaman sumber pakan lebah. Bagian produksi dapat mengatasi
ketidakstabilan produksi tersebut dengan melakukan koordinasi pada bagian
pemasaran untuk menentukan sasaran pasar. Perusahaan selalu berusaha untuk dapat
mencapai tujuan dan sasaran melalui produk yang dihasilkannya. Upaya dari
perusahaan yaitu menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen akhir dengan
tingkat harga yang memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Harapan perusahaan pada umumnya yaitu memenuhi keinginan konsumen agar
tercipta kepuasan sehingga dapat menjamin keberlangsungan usaha dan dapat
mengembangkan usaha ke arah yang lebih baik.
Perseroan Terbatas (PT) Madu Pramuka merupakan salah satu perusahaan
yang menangani perlebahan. Perusahaan ini didirikan oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dengan maksud dan tujuan melakukan kegiatan budi daya lebah modern
guna mendorong gerakan Pramuka pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk beternak lebah serta menjaga kelestarian hutan di Indonesia. Perusahaan PT
Madu Pramuka memiliki kantor pusat di Cibubur, Jakarta Timur yang melakukan
kegiatan pengolahan dan pemasaran. Kegiatan pengolahan menggunakan bahan
dasar yang diperoleh dari peternakan milik PT Madu Pramuka dan peternak binaan.

Perusahaan PT Madu Pramuka memproduksi berbagai jenis produk lebah madu,
diantaranya adalah madu botol, madu curah, bee pollen, dan royal jelly.
Pengembangan terhadap produk-produk yang dihasilkan dilakukan oleh PT Madu
Pramuka agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Usaha pemasaran yang menunjang
keberhasilan perusahaan didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat
mengarah kepada sasaran pasar yang dituju. Perencanaan kegiatan pemasaran produk
dilakukan sebelum produk madu dihasilkan sampai produk tersebut dapat
dikonsumsi oleh konsumen akhir.
Perumusan Masalah
Pengembangan produk lebah madu di Indonesia masih menghadapi beberapa
masalah dalam hal pemasaran antara lain kurangnya promosi produk lebah madu dan
usaha lebah madu. Hal tersebut menyebabkan produk lebah madu yang dihasilkan di
Indonesia kurang memasyarakat.
Selain masalah penyebaran produk, dalam pemasaran sering terjadi
pertentangan kepentingan dari tiga pihak yaitu produsen yang menghendaki hasil dan
penghasilan yang baik, konsumen akhir yang menghendaki harga barang yang relatif
murah dengan kualitas baik dan unit pemasaran yang menginginkan keuntungan
yang tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi penyebaran produk lebah madu adalah
memperbaiki sistem pemasaran yang selama ini dijalankan agar dapat mencapai
pemasaran yang efektif dan efisien.
Melihat kondisi ini, permasalahan yang ingin diangkat adalah :
1. Bagaimana saluran pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur?
2. Bagaimana mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar PT Madu Pramuka Cibubur dan lembaga pemasaran yang terlibat
dalam memasarkan produk lebah madu?
3. Berapa besar marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima oleh PT
Madu Pramuka Cibubur?
4. Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran produk lebah madu yang dihasilkan oleh
PT Madu Pramuka Cibubur?

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui saluran pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur
2. Mengetahui mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar PT Madu Pramuka Cibubur dan lembaga pemasaran yang terlibat
dalam memasarkan produk lebah madu
3. Menganalisis besarnya marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima
oleh PT Madu Pramuka Cibubur
4. Menganalisis efisiensi pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur
berdasarkan biaya pemasaran , producer’s share dan marjin pemasaran
Kegunaan Penelitian
1. Bagi PT Madu Pramuka sebagai bahan masukan dan informasi tentang sistem
pemasaran produk lebah madu
2. Bagi penulis dan peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi mengenai sistem
pemasaran produk lebah madu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
sistem pemasaran produk lebah madu

KERANGKA PEMIKIRAN
Sistem pemasaran merupakan suatu urutan lembaga pemasaran yang
melakukan fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk dari produsen ke
tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang yang tercipta oleh kegiatan
produktif yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dari tangan konsumen akhir ke
tangan produsen dalam suatu sistem komoditas. Perusahaan PT Madu Pramuka
merupakan produsen yang mengolah produk lebah madu dari hasil panen peternakan
PT Madu Pramuka dan peternak binaan PT Madu Pramuka. Kantor pusat PT Madu
Pramuka berada di Cibubur, Jakarta Timur.
Proses penyampaian produk madu melalui berbagai saluran pemasaran dan
fungsi-fungsi pemasaran yaitu: 1) fungsi pertukaran (pembelian, penjualan,
penetapan harga), 2) fungsi fisik (transportasi dan penanganan, penyimpanan,
pengolahan dan pengepakan, grading dan standardisasi),dan 3) fungsi fasilitasi
(pembiayaan dan penanggungan resiko, informasi pasar, pengembangan pasar,
penelitian pasar). Analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar
(market structure), perilaku pasar (market conduct) dan keragaan pasar (market
performance). Struktur pasar terdiri dari konsentrasi pembeli, batas-batas masuk
pasar, dan diferensiasi produk. Perilaku pasar mencerminkan tingkah laku dan
kegiatan program dari perusahaan pada kondisi struktur pasar yang ada. Analisis
terhadap perilaku pasar dapat dilakukan melalui sistem penentuan harga, sistem
pembayaran, dan kerjasama antar lembaga pemasaran. Keragaan pasar merupakan
keadaan sebagai akibat dari struktur pasar dan perilaku pasar dalam kenyataannya
yang ditunjukkan dengan biaya dan volume produksi yang pada akhirnya akan
memberikan penilaian baik atau tidaknya suatu sistem pemasaran. Keragaan pasar
dikaji melalui dua cara yaitu efisiensi operasional (teknis) dan efisiensi harga.
Efisiensi operasional (teknis) memperlihatkan pencapaian biaya minimum dalam
pelaksanaan fungsi pemasaran yang dihitung dari marjin pemasaran. Efisiensi harga
memperlihatkan kemampuan harga dan tanda-tanda harga untuk penjual. Efisiensi
harga dihitung melalui indeks keterpaduan pasar antara produsen dan pasar pengecer
dengan melakukan perbandingan harga di tingkat pengecer dengan harga di tingkat
produsen.

Kerangka pemikiran sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu
Pramuka Cibubur dapat dilihat pada Gambar 1.

Peternakan
Apiari Pramuka

Peternak binaan
Apiari Pramuka

PT Madu Pramuka Cibubur
Jakarta Timur

Saluran Pemasaran
Fungsi Pemasaran:
(a) Fungsi Pertukaran
(b) Fungsi Fisik
(c) Fungsi Fasilitas

Struktur Pasar:
Lembaga Pemasaran

(a) Konsentrasi Pembeli
(b) Batas-Batas Masuk Pasar
(c) Diferensiasi Produk

Perilaku Pasar:
(a) Sistem Penentuan Harga
(b) Sistem Pembayaran
(c) Kerjasama Lembaga Pemasaran

Keragaan Pasar:
(a) Efisiensi Operasional/ Teknis
(Marjin Pemasaran)
(b) Efisiensi Harga
(Indeks Keterpaduan Pasar)

Konsumen Akhir

Konsumen Lembaga

Sistem Pemasaran yang Ideal/ Efisiensi Pemasaran
Keterangan:
Ruang lingkup penelitian
Aliran madu curah
Aliran madu botol, bee pollen, dan royal jelly
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu
PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur

TINJAUAN PUSTAKA
Lebah Madu
Lebah madu adalah insekta sosial yang selalu hidup dalam suatu keluarga
besar, yang disebut koloni lebah. Setiap sarang dihuni oleh satu koloni. Dalam satu
koloni terdapat hanya satu ratu (queen), beberapa ratus lebah jantan (droves),
beberapa puluh ribu lebah pekerja (worker bees), ditambah penghuni dalam bentuk
telur, larva dan pupa. Bahan makanan pokok lebah madu adalah polen (tepung sari
bunga), nektar dan air. Nektar merupakan sumber energi yang dibutuhkan lebah
madu sedangkan polen sebagai sumber protein dan lemak. Lebah madu yang mencari
nektar, polen dan air adalah lebah pekerja (Sihombing, 1997). Lebah harus
mengumpulkan 120.000-150.000 tetes nektar atau 3-4 kg nektar untuk menghasilkan
satu kg madu dengan menempuh jarak 360.000-450.000 km. Setiap satu kg madu
yang dihasilkan, lebah harus mengadakan perjalanan 90.000-180.000 kali dan harus
mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang (Sarwono, 2003).
Lebah madu yang telah dibudidayakan yaitu dari jenis Apis mellifera dan A.
cerana. Lebah madu yang belum dapat dibudidayakan diantaranya dari jenis A.
dorsata, A. koschevn ikovi, A. andreniformis, A. florea, dan A. laboriosa. Setiap jenis
lebah menghasilkan madu berbeda-beda. Ada jenis lebah yang produksi madunya
sedikit, ada pula yang potensial dikembangkan karena produksinya banyak (PT
Madu Pramuka, 2004). Lebah madu yang diimpor pada tahun 1971 dan
dikembangkan oleh Apiari adalah A. mellifera. Jenis lebah ini dipilih karena
mempunyai produktivitas yang tinggi, yaitu mampu menghasilkan madu sekitar 45
kg per koloni per tahun (Sarwono, 2003).
Salah satu kendala utama usaha lebah madu yaitu berkurangnya areal pakan
untuk lebah madu karena adanya konversi lahan menjadi pemukiman, belum
tersedianya sarana dan prasarana produksi yang memadai, kurangnya publikasi
mengenai usaha lebah madu, keterbatasan teknologi dalam pengolahan madu,
keterbatasan SDM peternak madu, pemasaran yang kurang, dan pengemasan madu
yang kurang menarik (Liani, 2003).

Produk-produk Lebah Madu
Madu
Madu adalah bahan makanan sumber energi yang mengandung gula-gula
sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh tubuh. Bahan yang dikumpulkan
sewaktu lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga, masih mengandung air
tinggi (80%) dan juga gula sukrosa tinggi. Lebah mengubah nektar menjadi madu
dengan kandungan air rendah dan mengubah sukrosa menjadi fruktosa (gula buah;
levulosa)

dan

glukosa

(dekstrosa).

Lebah

pekerja

meminum

madu

dan

memuntahkannya kembali sambil menambah enzim yang disebut enzim invertase.
Enzim ini akan mengubah sukrosa menjadi dekstrosa dan levulosa. Madu yang
telah masak mengandung rendah air (17%) dan tinggi gula buah fruktosa
(Sihombing, 1997). Ciri-ciri madu rasa, aroma dan warna tergantung daripada
tanaman asal, daerah asal dan perkembangan teknologi. Kualitas madu biasanya juga
ditentukan oleh warna, rasa, dan aromanya. warna dan rasa adalah yang paling
penting dalam pemasaran madu. Warna dan rasa dapat rusak selama pengolahan
madu sehingga perlakuannya harus tepat agar tidak merusak madu (Sumoprastowo
dan Suprapto, 1980). Banyak sedikitnya hasil panen madu sangat tergantung dari
pengelolaan dan jumlah tumbuhan yang bunganya banyak mengandung madu di
sekitar pusat peternakan lebah. Peternakan lebah di daerah yang memiliki tumbuhtumbuhan yang berbunga secara bergiliran, sangat potensial sebagai daerah penghasil
madu yang berlangsung terus-menerus sepanjang tahun (Sarwono, 2003).
Sihombing (1997) menyatakan bahwa selain dari madu, ada beberapa hasil
lebah madu yang lain yang dapat menjadi penambah hasil perlebahan yakni malam
atau lilin lebah, susu madu atau royal jelly, dan bee pollen.
Malam Lebah (Lilin Lebah, Wax)
Lilin yang dikenal di alam berasal dari hewan, tumbuhan dan petroleum atau
mineral. Lilin asal hewan yakni malam (beeswax) adalah lilin paling baik yang
kimianya stabil dan terkenal sepanjang sejarah perdagangan dunia (Sihombing,
1997). Lilin lebah dihasilkan oleh lebah pekerja umur 12 hari atau lebih, saat kelenjar
lilin lebah pekerja yang terletak di antara segmen keempat dan ketujuh pada
permukaan bawah abdomen berkembang. Lilin lebah mengandung senyawa organik
hidrokarbon jenuh dan tak jenuh, asam lemak jenuh dan tak jenuh, ester-ester dan

alkohol monoester, kolesterol, dan mineral tertentu dalam jumlah sedikit. Manfaat
lilin lebah adalah untuk bahan membatik, lilin penerang, industri kosmetik, dan
industri farmasi (Sarwono, 2003).
Royal Jelly
Royal jelly (susu ratu) adalah cairan putih seperti susu, agak masam, dan
berbau agak tajam. Royal jelly dihasilkan oleh lebah pekerja muda umur 4-7 hari.
Royal jelly adalah pakan sehari-hari lebah ratu dan juga diberikan kepada lebah yang
baru lahir selama satu hari pertama. Kandungan gizi royal jelly berupa protein 45%,
lemak 13%, gula 20%, garam mineral, aneka vitamin (B-kompleks, H, dan E). Setiap
orang cukup menggunakan satu gram royal jelly setiap hari. Khasiatnya untuk
menjaga kesehatan badan, menjaga agar pertumbuhan badan normal, menambah
tenaga berpikir, menghilangkan sakit pada tulang, menggiatkan fungsi bagian tubuh
yang tidak bekerja lagi dan membunuh bakteri (Sarwono, 2003).
Bee Pollen
Polen adalah alat reproduksi jantan pada tumbuhan, yang berprotein tinggi
dan bagi lebah merupakan bahan pembentuk, pertumbuhan dan pengganti sel-sel
usang. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan polen yakni
dengan menggunakan mulut, lidah, dan hampir semua bagian luar tubuh. Polen
dibawa dalam bentuk pelet ke sarang dengan menggunakan sebuah keranjang khusus
yang disebut corbicula atau pollen basket, di kaki belakang. Kandungan protein
tergantung dari jenis tumbuhan sumber polen. Polen digunakan untuk berbagai
tujuan antara lain untuk diberi kembali kepada lebah saat polen langka di lapangan
dan kemungkinan pasar terbesar di masa akan datang adalah untuk makanan
berprotein tinggi (Sihombing, 1997).
Peri (2004) melakukan penelitian mengenai Peramalan Penjualan dan
Keuntungan Kotor Produk Olahan Lebah Madu PT Madu Pramuka. Komoditi yang
terpilih yaitu madu, madu super, madu sarang, madu parsel, bee pollen, dan royal
jelly. Komoditi yang diteliti merupakan komoditi yang pada tahun 2003 memiliki
prospek penjualan yang bagus dari sisi harga (marjin), profit dan kuantitas. Penjualan
madu dan keuntungan kotor pada 6 komoditi terus meningkat pada awal sampai
pertengahan tahun menunjukkan bahwa komoditi diminati oleh konsumen.

Penurunan penjualan cukup besar pada akhir tahun yaitu bulan November-Desember
yang banyak terdapat perayaan hari besar keagamaan serta perayaan tahun baru
sehingga konsumen cenderung mengkonsumsi dan menyediakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan perayaan hari raya.
Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Pemasaran diartikan juga sebagai proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu atau
organisasi (Kotler, 1997).
Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri, 2002).
Menurut Napitupulu (1989) pemasaran merupakan suatu konsep sistem pertukaran
yang mengkoordinasikan apa yang diproduksi dengan apa yang diminta di tingkat
konsumen. Dharmmesta dan Handoko (2000) menjelaskan bahwa pemasaran
merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Kotler (1997) mendefinisikan pemasaran sesuai dengan konsep inti yaitu
kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya, dan kepuasan;
pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan calon
pembeli. Hal yang pertama dilakukan para pemasar dalam melaksanakan proses
pemasaran adalah mengidentifikasikan produk apa yang dibutuhkan oleh pasar/
konsumen kemudian mengembangkan penawaran pasar dengan menyediakan produk
yang dibutuhkan. Selanjutnya pemasar mengkoordinasikan semua sumberdaya yang
dimilikinya untuk menyediakan kepuasan bagi para pelanggannya, sehingga sasaran
organisasi pemasaran dapat terwujud.
Pendekatan dalam studi dan analisis pemasaran digunakan sebagai sarana
pengambilan keputusan oleh pelaku yang terkait dengan proses pemasaran.

Pendekatan tersebut antara lain adalah pendekatan fungsional, kelembagaan, sistem,
produk dan manajerial. Pendekatan fungsional digunakan untuk menganalisis
kegiatan fungsional yang akan dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran. Pendekatan
lembaga digunakan untuk menjawab mengenai siapa yang akan melakukan fungsi
pemasaran dalam proses pemasaran suatu produk secara efektif dan efisien.
Pendekatan sistem melibatkan perubahan pada lingkungan sistem pemasaran yang
mungkin terjadi sehingga dapat memprediksi adanya perubahan fungsi atau lembaga
yang terlibat pada proses pemasaran dalam jangka panjang. Pendekatan produk
memfokuskan bagaimana produk menjadi mudah dan murah untuk diterima dan
digunakan oleh konsumen. Pendekatan manajerial memfokuskan pada kerangka
analisis berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yakni perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi (Said dan Intan, 2001).
Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga
pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran
produk dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang
(nilai produk) yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam
suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran memiliki peranan yang penting dalam
upaya memaksimumkan tingkat konsumsi, pilihan konsumen, kepuasan konsumen
dan mutu hidup masyarakat (Said dan Intan, 2001). Menurut Radiosunu (1982)
sistem pemasaran ialah kumpulan lembaga-lembaga yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat didalam kegiatan pemasaran barang dan jasa, yang saling
mempengaruhi dengan tujuan mengalokasikan sumber daya langka secara efisien
guna memenuhi kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya. Dharmmesta dan Irawan
(1997) menjelaskan bahwa faktor dalam sistem pemasaran yang saling tergantung
dan saling berinteraksi satu sama lain terdiri dari:
1. Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran
2. Sesuatu (barang, jasa, ide) yang sedang dipasarkan
3. Pasar yang dituju
4. Para perantara yang membantu dalam pertukaran (arus) antara organisasi
pemasaran dan pasarnya

5. Faktor-faktor lingkungan, seperti faktor demografi, kondisi perekonomian,
teknologi dan persaingan.
Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh kinerja seluruh
kegiatan fungsional sistem. Fungsi-fungsi kegiatan pemasaran perlu diketahui untuk
mempelajari sistem pemasaran suatu komoditi. Menurut Napitupulu (1989) fungsi
pemasaran meliputi (1) fungsi pertukaran (penjualan, pembelian dan penetapan
harga); (2) fungsi fisik (transportasi dan penanganan, penyimpanan, pengolahan dan
pengepakan, grading dan standardisasi); dan (3) fungsi fasilitas (pembiayaan dan
penanggungan resiko, informasi pasar, pengembangan pasar dan penelitian pasar).
Assauri (2002) menyatakan bahwa fungsi pertukaran adalah aliran atau rangkaian
kegiatan transaksi mulai dari produsen sampai konsumen akhir. Fungsi fisik adalah
kegiatan yang berhubungan dengan mengalirnya produk dari produsen sampai ke
konsumen. Fungsi fasilitas adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu
kelancaran arus kegiatan transaksi dan arus barang.
Biaya dan Marjin Pemasaran
Biaya pemasaran adalah pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk
menyalurkan komoditi dari daerah produsen ke daerah konsumen. Secara umum
pengeluaran yang merupakan biaya pemasaran adalah pengangkutan, penyimpanan,
tenaga kerja, standardisasi, pengepakan, pengolahan, resiko, kredit, informasi pasar
dan pajak. Sedangkan berdasarkan proses pemasaran maka biaya pemasaran terdiri
dari biaya pemindahan dari produsen ke konsumen, biaya pengumpulan dan biaya
penyebaran di daerah konsumen. Besar kecilnya biaya pemasaran tergantung kepada
besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan
dalam proses penyaluran barang tersebut (Atmakusuma, 1984). Irwan (1999)
melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Pengusahaan Lebah Madu di
Pusat PT Madu Pramuka Cibubur. PT Madu Pramuka bertindak sebagai penetap
harga (price maker) yang menentukan harga jual madu berdasarkan harga pokok
ditambah tingkat keuntungan yang ingin dicapai. Biaya pemasaran terdiri dari biaya
sewa kedai, transportasi dan survei ke kedai-kedai sebelum madu didrop, transportasi
antar madu dan biaya promosi.
Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh
konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran juga

diartikan sebagai nilai harga yang diterima oleh jasa-jasa pelaksanaan pasar untuk
menjembatani adanya permintaan dan penawaran. Marjin pemasaran pada setiap
tingkat lembaga pemasaran merupakan penjumlahan biaya pemasaran dengan laba.
Marjin pemasaran diturunkan dari permintaan pertama pada tingkat volume yang
sama. Permintaan pertama diartikan sebagai permintaan bersama dari semua input
yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir tersebut. Besar kecilnya marjin
pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk penilaian efisiensi pasar. Nilai
marjin pemasaran adalah selisih harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat
pengecer dikali dengan jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan pengecer
(Napitupulu, 1989). Gambaran mengenai marjin dan nilai pemasaran dapat dilihat
pada Gambar 2.
Harga/unit

Penawaran turunan

Pr
Pr - Pp

Penawaran pertama
Marjin pemasaran

Pp

Permintaan pertama
Permintaan turunan
Q r,p

Keterangan:
Pr
Pp
Pr - Pp
Q r,p

Jumlah/unit waktu

: Harga di tingkat pengecer
: Harga di tingkat produsen
: Marjin tataniaga suatu komoditi per satuan atau per unit
: Jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan pengecer

Gambar 2. Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap
Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran
Fungsi penting lain dalam pemasaran ialah sistem harga dan mekanisme
pembentukan harga yang banyak ditentukan oleh faktor waktu, tempat, dan pasar
yang mempengaruhi keadaan penawaran dan permintaan. Pembentukan harga pada
suatu komoditas pada setiap tingkat pasar tergantung pada struktur pasar.
Producer’s share adalah persentase harga di tingkat produsen terhadap harga
ditingkat konsumen. Producer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut.
PS =

Pp
× 100%
Pc

Keterangan :
PS
: Producer’s share
Pp
: Harga di tingkat produsen
Pc
: Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir
Lembaga dan Saluran Pemasaran
Produsen bekerjasama dengan lembaga pemasaran untuk membawa produk
mereka kepasar (Kotler, 1997). Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui
oleh arus barang-barang dari produsen keperantara dan akhirnya sampai pada
pemakai. Saluran distribusi juga merupakan suatu struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan
pengecer melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan. Saluran
melibatkan sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan
antara pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi
pasar tertentu. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar
tertentu (Dharmmesta dan Irawan, 1997).
Pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka dilakukan melalui dua
cara. Cara pertama dengan menyediakan kedai dan cara kedua pemasaran dilakukan
melalui agen-agen resmi. Pada penyaluran melalui agen, harga ditingkat agen
ditentukan oleh PT Madu Pramuka, sedangkan harga ditingkat konsumen ditentukan
oleh agen (Irwan, 1999).
Efisiensi Pemasaran
Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam
sistem pemasaran. Efisiensi sistem pemasaran adalah mekanisme koordinasi antara
produksi dan permintaan konsumen (Napitupulu, 1989). Selanjutnya menurut
Napitupulu (1988), untuk melihat efisiensi pemasaran dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu:
1. Pendekatan input-output ratio dari seluruh pemakaian kelembagaan, fungsi dan
fasilitas dari sistem pemasaran tersebut. Konsep ini dimaksudkan untuk
memaksimumkan input-output ratio. Input mencakup seluruh penggunaan faktorfaktor produksi seperti manusia, motivasi, metoda teknologi dan materi. Output
yaitu nilai tambah berupa guna seperti kepuasan, selera dan lainnya. Untuk
mengukur “kepuasan” akan selera atau pandangan dari lingkungan produk/ jasa
tersebut, maka efisiensi pemasaran dapat dibagi dalam efisiensi operasional

(teknis) dan efisiensi harga (ekonomis). Efisiensi teknis merupakan usaha-usaha
peningkatan teknologi yang dibutuhkan. Efisiensi operasional terjadi apabila
sistem pemasaran dapat memberikan variasi bentuk pelaksanaan teknologi pada
setiap tingkatan aktivitas kemudian memadukannya kedalam sistem pemasaran
secara totalitas. Efisiensi harga merupakan suatu konsep yang saling
berhubungan dengan konsep efisiensi teknis. Efisiensi harga harus dievaluasi
dalam konteks sistem pemasaran secara keseluruhan.
2. Pendekatan model: S (Struktur), C (Conduct), P (Performance)
Konsep ini pada dasarnya merupakan hubungan proyeksi dari semua komponen
dalam model. Analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar
(market structure), tingkah laku pasar (market conduct) dan pelaksanaan pasar
(market performance). Struktur pasar terdiri dari konsentrasi pembeli, batas-batas
masuk pasar, dan tingkat diferensiasi produk. Perilaku pasar mencerminkan
tingkah laku dan kegiatan program dari perusahaan pada kondisi struktur pasar
yang ada. Analisis terhadap perilaku pasar dapat dilakukan melalui kebijaksanaan
harga, persaingan yang tidak didasarkan oleh harga, pengeluaran untuk
advertensi, dan kegiatan yang mengarah pada usaha untuk memperbesar
pengaruh di pasar. Pelaksanaan pasar merupakan keadaan sebagai akibat dari
struktur pasar dan perilaku pasar dalam kenyataannya yang ditunjukan dengan
biaya dan volume produksi yang pada akhirnya akan memberikan penilaian baik
atau tidaknya suatu sistem pemasaran. Pelaksanaan pasar dapat dianalisis melalui
tingkat harga, bentuk-bentuk harga, persaingan, profit marjin, investasi dan
menginvestasikan kembali keuntungan yang telah diperoleh, penelitian dan
diferensiasi produk.
Qurniati (2002) menghitung keragaan pasar menggunakan marjin pemasaran
serta indeks keterpaduan pasar yaitu koefisien korelasi harga dan elastisitas transmisi
harga. Analisis efisiensi pemasaran untuk keempat komoditi yang tidak tersedia data
sekundernya, dilakukan melalui analisis saluran pemasaran dan marjin pemasaran.
Penelitian Rosalyn (2005) mengenai Evaluasi Usaha Perlebahan di Pusat PT
Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur mengatakan bahwa Apiari telah melakukan
usaha diversifikasi produk, pengadaan pameran, pengadaan promosi air madu gratis
bagi pengunjung pada hari sabtu, dan pembukaan outlet di Bandung dan Yogyakarta

yang hasilnya memuaskan. Produk yang dihasilkan PT Madu Pramuka yaitu bukubuku tentang perlebahan, bibit lebah, peralatan ternak lebah, pengobatan sengat
lebah, madu berbagai rasa, madu polen (madu+tepung sari bunga), royal jelly, madu
parcel, selai polen, madu dalam sarang, dan propolis. Apiari mendapatkan madu dari
peternakan sendiri dan dari peternak binaan. Pembelian madu yang berasal dari
peternak binaan masih dalam bentuk curah. Peternak binaan PT Madu Pramuka
berasal dari beberapa daerah yang dekat dengan tempat pengangonan lebah madu.
Apabila produksi madu yang dihasilkan oleh PT Madu Pramuka sudah mencukupi
maka pembelian madu dari peternak binaan akan dikurangi. Data panen madu tahun
2005 menunjukkan bahwa 1,75% madu yang didapat berasal dari peternakan milik
PT Madu Pramuka, sedangkan 98,25% madu yang didapat adalah pembelian dari
peternak binaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara PT Madu
Pramuka dengan peternak binaannya terjalin erat. Keadaan ini juga menunjukkan
bahwa PT Madu Pramuka berhasil mencapai tujuannya yaitu menyebarkan ilmu
peternakan lebah modern dikalangan generasi muda dan masyarakat peminat,
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di pedesaan, serta meningkatkan
gizi dan pendapatan petani.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur dan
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk tersebut sampai ke tangan
konsumen akhir. Ruang lingkup penelitian meliputi pemasaran wilayah DKI Jakarta
dan kedai PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Lokasi penelitian dipilih secara
sengaja (purposive) karena PT Madu Pramuka Cibubur merupakan salah satu usaha
yang bergerak dalam agribisnis produk lebah madu yang masih eksis dan terus
berkembang sampai saat ini. Penelitian dilakukan pada awal September 2006 sampai
akhir November 2006.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan individu/lembaga pemasaran yang
terlibat dalam sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka yaitu
sebanyak 340 pengecer terdiri dari empat kelompok pengecer yaitu 1) apotek/toko
jamu/toko obat, 2) koperasi, 3) minimarket/swalayan/toko kelontong/warung, dan
4) individu. Pengecer terdapat di DKI Jakarta yang terdiri dari lima kota yaitu Jakarta
Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Penarikan
sampel dilakukan dengan metode purposive (secara sengaja) yang berimbang
terhadap setiap jenis pengecer dan kota di DKI Jakarta dengan jumlah sampel
seluruhnya 30 orang/lembaga yang menjual madu ukuran 350 ml dan bersedia
menjadi responden.
Pengambilan sampel sebanyak 30 berdasarkan Walpole (1995), yang
mengatakan bila ukuran contoh lebih besar dari 30 maka teori penarikan contoh
menjamin akan diperoleh kesimpulan yang memuaskan dan derajat kepercayaan bagi
selang tersebut akan akurat. Jumlah populasi dan sampel untuk setiap kota di DKI
Jakarta dan jenis pengecer dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta dan
Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka
Jenis Pengecer
1 Jakarta Timur
Apotek/Toko Jamu/Toko Obat
Koperasi
Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung
Individu
Total (1)
2 Jakarta Selatan
Apotek/Toko Jamu/Toko Obat
Koperasi
Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung
Individu
Total (2)
3 Jakarta Pusat
Apotek/Toko Jamu/Toko Obat
Koperasi
Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung
Individu
Total (3)
4 Jakarta Barat
Apotek/Toko Jamu/Toko Obat
Koperasi
Individu
Total (4)
5 Jakarta Utara
Apotek/Toko Jamu/Toko Obat
Koperasi
Individu
Total (5)
Total (1)+(2)+(3)+(4)+(5)

Populasi *)
(Unit)

Sampel
(Unit)

62
46
34
34
176

6
4
3
3
16

30
42
23
14
109

3
4
2
1
10

3
9
1
13
26

0
1
0
1
2

3
6
5
14

0
1
0
1

1
10
4
15
340

0
1
0
1
30

*) Sumber : Bagian Pemasaran PT Madu Pramuka, 2006

Tabel 1 menunjukkan bahwa populasi paling banyak terdapat di Jakarta
Timur (176 unit) karena lokasi PT Madu Pramuka terletak di wilayah Jakarta Timur
sedangkan populasi paling sedikit (14 unit) adalah Jakarta Barat karena lokasinya
yang jauh dengan PT Madu Pramuka. Jenis pengecer yang paling banyak menjual

madu didominasi oleh apotik dan koperasi karena citra madu di masyarakat adalah
sebagai obat, bukan minuman sehat.
Desain Penelitian
Penelitian didesain sebagai suatu penelitian survei yang bersifat deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan serta
bagaimana PT Madu Pramuka Cibubur menjalankan sistem pemasarannya. Sistem
pemasaran produk lebah madu secara kuantitatif dianalisis dengan menggunakan
marjin pemasaran, producer’s share dan indeks keterpaduan pasar.
Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui survei
lapangan. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara
dengan kepala seksi pemasaran dan sampel lembaga pemasaran yang terlibat dengan
menggunakan kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya sesua