Hubungan Karakteristik dan Perlakuan Orangtua Murid TK Al-Chasanah dalam Pemanfaatan Label Kemasan Susu Bubuk
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU ORANGTUA
MURID TK AL-CHASANAH DALAM PEMANFAATAN LABEL
KEMASAN SUSU BUBUK
SKRIPSI
FIRMAN HAMONANGAN
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU ORANGTUA
MURID TK AL-CHASANAH DALAM PEMANFAATAN LABEL
KEMASAN SUSU BUBUK
FIRMAN HAMONANGAN
D03499044
Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
2
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU ORANGTUA
MURID TK AL-CHASANAH DALAM PEMANFAATAN LABEL
KEMASAN SUSU BUBUK
Oleh
Firman Hamonangan
D03499044
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 2 Juni 2006
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. Wahyu Budi Priatna, MS
NIP 131 956 687
Ir. Burhanuddin, MM
NIP. 132 232 454
Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc
NIP. 131 624 188
3
RINGKASAN
Firman Hamonangan. D03499044. 2006. Hubungan Karakteristik dan Perilaku
Orangtua Murid TK Al-Chasanah dalam Pemanfaatan Label Kemasan Susu
Bubuk. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor
Pembimbing Utama : Ir. Wahyu Budi Priatna, MS.
Pembimbing Anggota : Ir. Burhanuddin, MM.
Susu adalah bahan pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
berbagai macam produk olahan serta memiliki mutu yang baik. Susu mempunyai
nilai gizi yang tinggi tapi cepat rusak sehingga dibutuhkan bentuk pengolahan untuk
pengawetannya. Susu bubuk banyak dipilih karena praktis, tahan lama, mempunyai
berbagai macam rasa dan aroma yang lebih disukai konsumen.
Konsumen harus memperhatikan label yang tertera pada kemasan susu karena
pada label tersebut banyak tersimpan informasi yang berguna bagi konsumen.
Pemberian label susu bertujuan agar masyarakat sebagai konsumen dapat
memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan yang
dikemas, baik menyangkut asal, keamanan mutu, kandungan gizi maupun keterangan
lain yang diperlukan, sebelum memutuskan akan membeli atau mengkonsumsi
produk pangan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik orangtua murid
yang anaknya bersekolah di TK Al-Chasanah, mengetahui perilaku orangtua murid
terhadap label susu dan menganalis hubungan antara karakteristik responden dengan
perilakunya terhadap label susu. Pengumpulan data dilaksanakan di TK Al-Chasanah
Tanjung Duren, Jakarta Barat, selama bulan Maret sampai dengan Mei 2005. Data
diolah secara deskriptif dan menggunakan korelasi rank Spearman.
Karakteristik responden adalah 45% berumur antara 33 - 42 tahun, 57,5% adalah
lulusan perguruan tinggi, 60% adalah ibu rumah tangga dan 35% berpendapatan
kurang dari dua juta per bulan dan 75% memiliki anak kurang dari tiga. Responden
paling banyak tahu tentang label halal, bersikap positif pada setiap atribut label susu,
memperhatikan label halal dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli susu.
Korelasi antara karakteristik dengan perilaku responden dalam pemanfaatan
label susu terlihat signifikan pada hubungan antara pendapatan dan jumlah anak
dengan perilakunya. Keeratan hubungan antara karakteristik dengan perilaku
responden adalah lemah karena nilai korelasinya di bawah 0,4.
Kata-kata kunci: Karakteristik, Perilaku, Label Susu.
4
ABSTRACT
Relation of Parent’s Characteristics and Behavior at Al-Chasanah
Kindergarten in the Use of Milk Labeling
Hamonangan, F., Priatna, W.B., and Burhanuddin
Food Labeling is not just an accessory, it’s an integral part of food it self. Food
label contains alot of information about vitamin, mineral, protein, and other mineral.
Customers should pay attention in food labeling because it’s an important things to
do before buying it. The purpose of food labeling is to give the correct info about
product, including it origin, quality, etc. In other word, food labeling was made to
protect customers from irresponsible producer. At kindergarten ages, kids need milk
to make them grow faster, healthier and smart. Parents usually give them milk
powder because its simple, last long and has many variant in taste that their kid
would enjoy it. Al-Chasanah’s kindergarten is one of Al-Chasanah educational
foundation in Tanjung Duren, West Jakarta. Research was conducted there to find
out their parent characteristics, how far they understand about food labeling and is
there any significant correlation between their characteristics with their
understanding about food labeling. Research result shown that parents characteristics
in Al-Chasanah is 45% between 33 - 42 years old, 60% of them are house wife,
57,5% graduate from university, 35% have income less than 2 million per month and
75% has less than three children. Parents mostly know about halal labeling, have a
positive attitude on every label attribute and observe expire date and halal label
before they buy it. Correlation between parent’s characteristics with their behavior in
the use of milk labeling is seen in the correlation between income and number of
children with their behavior.
Key words: Characteristic, Behavior, Food Labeling.
5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Mei 1981 sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara dengan nama lengkap Firman Hamonangan. Ayah penulis
bernama Rajab Nainggolan dan ibu penulis bernama Rosita Tambunan.
Penulis memulai pendidikan formalnya dengan masuk di TK Al-Chasanah
Tanjung Duren Jakarta pada tahun 1990, lalu melanjutkan pendidikannya di SD AlChasanah. Tahun 1996, SMP 89 di Tanjung Duren merupakan jenjang pendidikan
penulis selanjutnya sebelum diterima di SMU 112 Kebon Jeruk, Jakarta dan lulus
pada tahun 1999.
Hasil pengumuman ujian UMPTN 1999 menyatakan penulis lulus dan
diterima masuk di Institut Pertanian Bogor dengan Jurusan Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Fakultas Peternakan.
Semasa kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis mengikuti berbagai
kegiatan di fakultas ataupun pada tingkat IPB. Tahun 2002 penulis menjadi anggota
BEM Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor sebagai Kepala Departemen
Penerangan.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala nikmat serta karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Hubungan
Karakteristik dan Perilaku Orangtua Murid TK Al-Chasanah dalam Pemanfaatan
Label Kemasan Susu Bubuk” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian yang dilakukan di TK Al-Chasanah, Tanjung Duren, Jakarta Barat
ini dilaksanakan selama bulan Maret sampai dengan Mei 2005 dengan responden
para orangtua murid. Tahap persiapan dilakukan dengan mengurus administrasi di
TK sampai dengan keluar izin untuk melakukan penelitian. Setelah izin keluar maka
berkoordinasi dengan para guru TK untuk meminta waktu agar dapat mewawancarai
mereka dan responden. Responden akan diminta menjawab pertanyaan yang ada di
kuesioner. Wawancara juga dilakukan dengan pengurus yayasan dan satpam.
Setelah diperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan proses pengolahan
data secara statistik deskriptif dan non parametrik. Statistik deskriptif digunakan
untuk mengolah data karakteristik dan perilaku responden, sedangkan korelasi antara
karakteristik responden dengan perilakunya digunakan non parametrik rank
Spearman.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada
siapa saja yang membacanya juga diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut tentang
pemanfaatan label pangan, agar semakin banyak yang mengerti tentang pentingnya
membaca label sebelum membelinya. Terakhir penulis ucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama proses penulisan skripsi
ini. Semoga amal baik rekan-rekan mendapat balasan dari Allah S.W.T, aamiin.
Bogor,
2 Juni 2006
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................. i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................. 5
Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8
Karakteristik Individu ..........................................................................
Perilaku ................................................................................................
Pengetahuan ........................................................................................
Sikap ...................................................................................................
Tindakan .............................................................................................
Susu Bubuk .............. ...........................................................................
Label Pangan .......................................................................................
Peraturan yang berhubungan dengan Label .........................................
8
8
9
10
10
11
11
12
KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 15
METODE PENELITIAN ................................................................................ 16
Populasi dan Sampel ...........................................................................
Desain Penelitian ................................................................................
Data dan Instrumentasi .......................................................................
Analisis Data ........................................................................................
Definisi Istilah .....................................................................................
16
16
16
17
18
KEADAAN UMUM YAYASAN ................................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 21
Karakteristik Responden .....................................................................
Usia ................................................................................................
Pendidikan ......................................................................................
Pekerjaan ........................................................................................
Pendapatan .....................................................................................
8
21
21
21
22
23
Jumlah Anak ..................................................................................
Label Makanan dan Atributnya ...........................................................
Pengetahuan.........................................................................................
Sikap ....................................................................................................
Tindakan ..............................................................................................
Hubungan Antara Karakteristik dengan Perilaku ................................
24
25
26
28
30
32
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 35
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37
LAMPIRAN .................................................................................................... 39
9
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Keterangan Tentang Label Pangan dan Fungsinya.............................. 14
2.
Responden Berdasarkan Usia ............................................................. 21
3.
Responden Berdasarkan Pendidikan .................................................... 22
4.
Responden Berdasarkan Pekerjaan ...................................................... 23
5.
Responden Berdasarkan Pendapatan ................................................... 24
6.
Responden Berdasarkan Jumlah Anak ................................................ 24
7.
Persentase Responden yang Mengetahui Atribut Label Susu ............. 26
8. Persentase Responden Menurut Sikapnya pada Atribut
Label Susu............................................................................................ 28
9. Persentase Responden Menurut Tindakan Melihat Atribut
Label Susu Sebelum Membeli ............................................................. 30
10. Koefisiean Korelasi Hubungan Antara Karakteristik dengan
Perilaku Responden dalam Pemanfaatan Label Susu ......................... 32
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Kerangka Pemikiran dalam Melihat Hubungan antara
Karakteristik dengan Perilaku .............................................................. 15
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Struktur Organisasi Yayasan Al-Chasanah.......................................... 40
2. Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku ........................... 41
12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki daya cerna tinggi, dengan
kandungan nutrisi 98% protein susu dan 99% karbohidrat serta lemak susu dapat
diserap dan digunakan oleh manusia dan yang sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi berbagai macam produk olahan dan bermutu baik. Nilai gizi susu tinggi,
tetapi cepat rusak sehingga membutuhkan bentuk pengolahan untuk pengawetannya.
Susu olahan menjadi pilihan tersendiri bagi konsumen karena praktis, tahan lama,
mempunyai berbagai macam rasa dan aroma yang lebih disukai konsumen.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) produk susu nasional pada tahun
2001 mencapai 531,87 ribu ton. Susu bubuk menempati urutan pertama dalam
tingkat produksinya dibanding jenis susu lainnya. Tingginya tingkat produksi susu
bubuk disebabkan luasnya jaringan pasar yang dikuasai oleh susu bubuk. selain itu,
jenis susu ini dapat dikonsumsi oleh semua umur dari bayi, orang dewasa, dan
manula.
Perkembangan bahan kemasan berlangsung sejalan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan mutu dan keamanan makanan pada saat makanan disimpan dan
didistribusikan, sehingga makanan berada dalam kondisi prima saat dikonsumsi.
Fungsi pengemasan pangan antara lain adalah untuk menjaga pangan agar tetap
prima juga sebagai informasi tentang produk pangan tersebut. Produsen bisa
memasukkan unsur-unsur yang dapat memikat konsumen untuk membelinya, namun
informasi yang dicantumkan harus benar, jelas, dan jujur, sesuai dengan ketentuan
pasal 4 undang-undang no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Semakin beragamnya produk pangan kemasan dan berbagai klaim gizi yang
menyertainya maka kondisi tersebut menuntut konsumen untuk lebih berhati-hati
dalam memilih produk. Konsumen suka tidak suka harus mencari pengetahuan yang
lebih banyak mengenai klaim sehingga dapat memahami pengertian dan mengetahui
kebenaran klaim-klaim tersebut sehingga konsumen dapat terhindar dari kecurangan
yang dilakukan oleh produsen
Produk pangan menjadi salah satu pemicu tingginya minat masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan kemasan, baik sebagai makanan utama maupun pelengkap.
13
Makanan kemasan ini dipilih dengan pertimbangan kepraktisan dan kemudahan
mendapatkannya. Konsumen sekarang tidak hanya menitikberatkan pada rasa,
kemasan dan kemudahan dalam mengolahnya, tetapi konsumen sudah mulai berfikir
lebih jauh tentang keamanan suatu produk pangan terhadap kesehatannya, namun
masih banyak juga konsumen yang belum menyadari hal tersebut. Salah satu wujud
nyata kepedulian konsumen terhadap keamanan produk pangan adalah dengan
membaca informasi yang terdapat pada label kemasan pangan.
Label pangan adalah sumber informasi bagi konsumen tentang suatu produk
makanan karena konsumen tidak bisa bertemu langsung dengan produsennya. Tidak
jarang label pangan yang ditempel pada produk makanan hanyalah nama makanan
dan tidak ada keterangan lain, seperti tanggal kadaluwarsa, bahan pembuatannya,
maupun komposisi gizi. bahkan, nama produsen pun sering kali tidak dicantumkan.
Perlindungan konsumen baru dapat dianggap berhasil bila tiap konsumen
telah sanggup melindungi diri sendiri dari segala macam hal yang merugikan. Ini
baru dapat terjadi kalau konsumen telah dapat mengerti dan dapat menggunakan hakhaknya sebagai konsumen. Tujuan pemberian label pangan adalah agar masyarakat
yang membeli dan mengkonsumsinya memperoleh informasi yang benar dan jelas
tentang setiap produk pangan yang dikemas, baik menyangkut asal, keamanan mutu,
kandungan gizi maupun keterangan lain yang diperlukan, sebelum memutuskan akan
membeli atau mengkonsumsi produk pangan tersebut (Moniharapon,1998). Label
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen untuk menentukan
pilihan. Masyarakat di negara maju sudah terbiasa membaca label dengan cermat dan
teliti serta membandingkan dengan produk lain dari segi komposisi, berat bersih,
serta harganya sebelum mereka membeli.
Lebih khusus mengenai label nutrisi pada produk pangan, Moniharapon
(1998) menyebutkan bahwa tujuan penerapan label nutrisi selain memberikan
informasi tentang nutrisi kepada konsumen juga sekaligus mendidik konsumen agar
mengetahui kualitas kandungan nutrisi dari produk yang akan dibelinya dan sadar
akan konsekuensi mengkonsumsi produk tersebut terhadap kesehatannya.
Ketentuan label nutrisi ini merupakan bagian Health and Safety Regulation
dari Food and Drug Administartion (FDA) USA yang diberlakukan kepada semua
produk pangan. Komisi kesehatan eropa juga memiliki peraturan dalam menulis label
14
pada pangan. Peraturan-peraturan tersebut terus mengalami perubahan dan
perkembangan dimana setiap tahunnya FDA melakukan revisi. Badan POM
mengadopsi peraturan label ini untuk diterapkan di indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM/ BPOM) mewajibkan
semua produk pangan olahan baik produk domestik maupun impor untuk dinilai
keamanan pangannya dan kemudian diberikan nomor pendaftaran sebelum
diedarkan. Produk pangan dalam negeri diberi label MD dan produk pangan luar
negeri diberi label ML. Produk pangan yang dihasilkan oleh rumah tangga diberikan
label SP (Sertifikat Penyuluhan) atau P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Mutu dan keamanan produk pangan industri rumah
tangga perlu ditingkatkan, karena itu selama periode 2003-2004 badan POM telah
melakukan kegiatan penyuluhan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota
dengan melatih 1522 tenaga penyuluh kemanan pangan dan 1302 pengawas pangan
(Distric Food Inspector/DFI) di lingkungan kabupaten/kota seluruh indonesia.
Menurut badan POM, yang seharusnya tercantum dalam label pangan adalah:
1. Nama produk.
2. Komposisi
3. Isi bersih/ berat bersih.
4. Nama dan alamat pabrik atau importir.
5. Nomor pendaftaran.
6. Kode produksi.
7. Tanggal kadaluarsa.
8. Petunjuk atau cara penyimpanan.
9. Petunjuk atau cara penggunaan.
10. Nilai gizi.
11. Tulisan atau pernyataan khusus.
Label pangan ini memiliki manfaat bagi konsumen namun, label ini memiliki
istilah-istilah yang sering tidak dimengerti oleh konsumen dan bahkan sering kali
dapat mengelabui konsumen. Label pada produk sebenarnya dimaksudkan untuk
melindungi konsumen. Label bisa menjadi tidak berguna bila informasi yang tertera
sukar dibaca atau tidak dimengerti oleh konsumen.
15
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa banyak informasi yang tertera
dalam label kemasan belum tentu sesuai dengan kandungan gizi dalam makanan
tersebut. Beberapa penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (2004)
mengungkapkan banyak fakta ketidaksesuaian antara label dengan isi dalam
kemasan. Seringkali ditemukan label yang kurang informasi dan bahkan tidak sesuai
aturan, sayangnya hanya sedikit konsumen yang peduli akan hal tersebut.
YLKI (2004) mengemukakan bahwa banyak kejadian yang merugikan yang
dialami oleh konsumen di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain informasi. Misalnya untuk sirop buah. konsumen harus melihat apakah sirop itu
berasal dari sari buah asli atau hanya rasa buah. Contoh lainnya pada kemasan mi
instan. pada kemasan tersebut biasanya digambarkan mi instan dengan telur dan
ayam yang menggugah selera. Gambar seperti ini menyesatkan karena di dalam
produk itu tidak terdapat telur dan ayam. Begitu juga soal pencantuman bahan baku,
banyak produsen yang hanya memberikan informasi berupa penyedap rasa tanpa
memberikan keterangan tambahan penyedap rasa seperti apa yang digunakannya.
MSG (Monosodium Glutamate) juga termasuk penyedap rasa, padahal saat ini
sebagian konsumen sudah tidak mau lagi mengonsumsi MSG. Penggunaan istilah
penyedap rasa berdasarkan kasus diatas dapat dikategorikan sebagai pelanggaran
terhadap label makanan karena produsen telah memanipulasi informasi.
Banyak konsumen yang tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang
produk yang dikonsumsi, kemungkinan lain adalah konsumen tidak terbiasa
memeriksa keterangan pada kemasan produk yang akan dibeli. Atas dasar hal
tersebut, konsumen perlu tahu atas ketentuan pelabelan di Indonesia. Pengetahuan
konsumen tentang label akan memberikan sikap yang positif dalam memilih suatu
produk pangan yang akan dikonsumsi. Produk yang mencantumkan label lengkap,
jelas dan kominikatif membuat konsumen bisa mendapatkan informasi secara utuh
sehingga diharapkan konsumen akan menentukan pilihan konsumsi yang tepat,
sesuai selera dan kebutuhan.
Tiga hal yang harus diwaspadai konsumen dalam membeli produk makanan
dalam kemasan adalah:
1. Lokasi penjualan. Produk makanan yang dijual di pasar swalayan atau
tempat-tempat yang representatif biasanya lebih aman daripada yang dijual di
16
jalan atau pasar dadakan. Lebih aman di sini berarti konsumen mempunyai
alamat atau tempat yang dituju jika ada masalah dengan produk tersebut.
2. Menjelang hari raya biasanya kebutuhan masyarakat akan makanan kemasan
melonjak, kesempatan ini dipakai para produsen untuk cuci gudang. Produsen
akan mengeluarkan semua produknya yang pendek masa kadaluwarsanya.
3. Label dengan bahasa asing. Saat ini masih banyak makanan-makanan impor
yang
menggunakan
bahasa
asing
dalam
kemasannya,
jika
hanya
menggunakan bahasa Inggris masih lebih baik karena masih ada bagian yang
dapat dimengerti, akan tetapi bila menggunakan bahasa Cina maka konsumen
hampir tidak bisa membacanya. Produk makanan seperti itu masih dianggap
ilegal karena label makanannya tidak bisa dipahami secara jelas oleh
konsumen Indonesia.
Salah satu konsumen dari susu bubuk adalah orangtua murid yang memiliki
anak TK yang dalam mengambil keputusan untuk membeli susu biasanya hanya
melihat merek dagang tanpa membaca label susunya. Orangtua murid sekarang ini
dituntut memiliki komitmen tinggi serta pengetahuan memadai, agar dapat
mengenali makanan halal dan baik, seperti direkomendasikan Al-Quran. Setelah
meyakini kehalalan suatu makanan, yang perlu diperhatikan kemudian adalah
kandungan gizi, keberagamaan jenis, kebersihan, keamanan dari bahan-bahan kimia
yang perlu dihindari, keamanan waktu mengonsumsi, serta cara memasak dan
menyajikannya.
Halal dan baik saja belumlah cukup, masih ada rambu-rambu lain, yakni tidak
berlebihan, baik dari segi kualitas, juga segi kuantitasnya. gizi berlebih plus gaya
hidup tak sehat bisa mendatangkan penyakit degeneratif. sementara itu, pada kasuskasus keracunan makanan, mereka yang makan dalam porsi besarlah yang menderita
lebih parah.Hal lain yang harus diingat adalah lengkapnya keterangan tentang label
belum tentu menjamin kualitas produk tersebut.
Perumusan Masalah
Anak pada usia Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan usia pertumbuhan
sehingga seorang anak harus mendapatkan gizi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Susu merupakan salah satu sumber gizi yang diperoleh anak selain
17
dari makanan sehari-hari, sehingga pemberian susu merupakan hal yang penting pada
usia ini. Susu biasanya diberikan ketika pagi hari sebelum berangkat sekolah atau
malam hari ketika akan tidur.
TK Al-Chasanah berada di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Taman
Kanak-kanak merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dimiliki oleh Yayasan
Pendidikan Islam Al-Chasanah, selain TK yayasan ini juga memiliki SD, SMP SMU,
dan SMEA. Ibu yang menunggu anaknya bersekolah TK biasanya menunggu di
Masjid atau kantin sekolah, ada pula yang pergi ke pasar untuk berbelanja lalu
kembali lagi ke sekolah. Mereka yang menunggu di sekolah biasanya hanya
berbincang-bincang saja ataupun ada yang berjualan.
Orangtua murid ini memberikan susu kepada anaknya tetapi mereka belum
tentu semuanya mengetahui tentang apa fungsi dari label susu yang terdapat pada
kemasan dari susu yang diberikan kepada anaknya, sedangkan tujuan pemberian
label pada pangan yang dikemas adalah agar masyarakat yang membeli dan atau
mengkonsumsi pangan memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap
produk pangan yang dibelinya. Perlu diadakan penelitian mengenai tingkat
pengetahuan, sikap serta tindakannya terhadap label susu bubuk, sebab kurangnya
pengetahuan ini hanya akan menyebabkan kerugian bagi konsumen saja
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik orang tua murid TK Al-Chasanah?
2. Bagaimana perilaku orangtua murid TK Al-Chasanah dalam pemanfaatan
informasi label kemasan susu bubuk?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik dengan perilaku orangtua murid
dalam pemanfaatan informasi label kemasan sebagai perbandingan sebelum
membeli susu bubuk?
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakteristik orang tua murid TK Al-Chasanah.
2. Mengetahui perilaku orang tua murid TK Al-Chasanah dalam pemanfaatan
label kemasan susu bubuk.
18
3. Mengetahui hubungan antara karakteristik dengan perilaku orangtua murid
dalam pemanfaatan informasi label kemasan susu bubuk.
Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi konsumen sebagai orang yang
mengkonsumsi produk pangan dapat mengetahui bagaimana keadaan pangan
tersebut, apakah masih layak dikonsumsi atau tidak. Konsumen juga
diharapkan kritis terhadap produk pangan yang dikonsumsinya semua itu
demi kebaikan konsumen sendiri.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna juga bagi produsen karena
mendapatkan umpan balik dari konsumen atas produknya. Umpan balik
tersebut dapat berupa saran untuk perbaikan atau kritik jika terdapat suatu
kesalahan dalam produknya.
19
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Individu
Menurut Rakhmat (2001), variabel individual terdiri dari data demografis
seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan. Karakteristik
individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang individu yang
ditampilkan melalui pola fikir, pola sikap, dan pola tindakan terhadap lingkungan
hidupnya. Individu sebagai anggota suatu kelompok memiliki berbagai karakteristik
yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan kelompoknya. Karakteristik individu
dapat diklasifikasikan ke dalam karakteristik demografik dan karakteristik
psikografik.
Karakteristik demografik mencakup umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
daur kehidupan keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras,
kebangsaan dan tingkat sosial. Karakteristik psikografik meliputi gaya hidup dan
kepribadian (Kotler, 1991).
Perilaku
Perilaku individu meliputi segala sesuatu yang menjadi pengetahuannya yang
menjadi sikapnya dan yang bisa dilakukannya. Sikap biasanya memainkan peranan
utama dalam membentuk perilaku. Menurut Engel et. al. (1994) sikap yang positif
akan menimbulkan perilaku yang positif dan sikap yang negatif akan menimbulkan
perilaku yang negatif. Perilaku muncul sebagai hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Perilaku dapat juga dikatakan sebagai reaksi yang terjadi karena
adanya stimulus atau interaksi antara individu dengan lingkungannya dan benarbenar dilakukan seseorang dalam bentuk tindakan.
Menurut Hersey dan Blanchard (1991) perilaku pada dasarnya berorientasi
pada tujuan, dengan kata lain perilaku pada umumnya dimotivasi oleh keinginan
untuk memperoleh tujuan tertentu. Satuan perilaku yang utama adalah aktivitas.
Nyatanya semua perilaku merupakan suatu rangkaian aktivitas. Perilaku diarahkan
untuk pencapaian tujuan dan didalamnya mencakup cara-cara bagaimana mencapai
tujuan tersebut, untuk memperkirakan perilaku kita harus mengetahui motif atau
kebutuhan seseorang yang menimbulkan sesuatu aktivitas pada saat tertentu.
20
Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibagi ke dalam tiga
ranah, yaitu: ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap dan ranah
psikomotorik atau keterampilan. Lumandi (1986) menambahkan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya
serta dalam hal tertentu berupa materi.
Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh seseorang melalui pendidikan formal, informal
maupun non formal. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan konsep
mengenai obyek tertentu (Soekanto, 1981). Pengetahuan dan pengalaman akan
membentuk sikap seseorang. Pengetahuan merupakan fase awal dalam pembuatan
keputusan dimana seseorang akan berbuat atau berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang diperolehnya. Notoatmodjo (1990) menambahkan bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari
pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilihat dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian.
Engel et. al. (1994) mendefinisikan pengetahuan adalah informasi yang disimpan didalam ingatan yang menjadi salah satu
penentu perilaku seseorang. Notoatmodjo (1990) juga mengemukakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan tersebut sangat penting untuk
membentuk perilaku seseorang.
Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan subyektif dan
pengetahuan obyektif. Pengetahuan subyektif adalah pengetahuan yang menurut
penilaian sendiri dengan menggunakan skor atas jawaban yang diberi keluarga.
Pengetahuan obyektif adalah pengetahuan yang diukur dengan menggunakan skor
atau jawaban yang diberikan terhadap beberapa pertanyaan.
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi
individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang
diharapkan semakin baik pula dalam keadaan gizinya (Agustina, 2002).
Sikap
Menurut Mar`at (1981) menyatakan sikap menyangkut pendapat, keyakinan
dan penilaian. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi
21
berupa predisposisi tingkah laku. Predisposisi untuk bertindak senang atau tidak
senang terhadap obyek tertentu mencakup komponen kognisi, afeksi, konasi.
Komponen kognasi akan menjawab pertanyaan apa yang dipikirkan atau
dipersepsikan tentang obyek. Komponen afeksi menjawab pertanyan tentang apa
yang dirasakan, senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Komponen konasi
akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan untuk bertindak
terhadap obyek.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau obyek juga menggambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap obyek. Sikap belumlah merupakan suatu tindakan akan tetapi merupakan
predisposisi terjadinya tindakan atau perilaku.
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk menilai atau mengevaluasi
seseorang atau situasi dengan cara tertentu, untuk bertindak sesuai dengan evauasi
tersebut baik dengan cara disukai atau tidak disukai. Sikap akan mengarahkan secara
langsung perilaku seseorang. Semua ini berhubungan dengan pengetahuan serta
pengertian seseorang terhadap obyek tertentu. Pengukuran sikap dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan
menyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian
ditanyakan pendapat responen.
Tindakan
Tindakan adalah tahapan dimana pengetahuan atau informasi mulai
dilaksanakan oleh seseorang dalam suatu tingkah laku individu yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan motivasinya. Dorongan yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah laku akan dapat membentuk sebuah motivasi (Ahmadi, 1991). Teori
Maslow dalam Rakhmat (2001) mengemukakan bahwa tindakan pada hakikatnya
adalah upaya untuk memenuhi keutuhan. Kebutuhan manusia tersusun secara
hierarkhis, yaitu (1) kebutuhan fisiologis; (2) kebutuhan akan perasaan aman; (3)
kebutuhan akan cinta kasih; (4) kebutuhan untuk mengetahui dan mengartikan
sesuatu; (5) kebutuhan akan penghargaan dan (6) kebutuhan akan aktualisasi diri.
Hierarkhi kebutuhan tersebut sangat spesifik pada setiap orang karena kenyataannya
kebutuhan seseorang berbeda-beda.
22
Susu Bubuk
Menurut Buckle (1985), susu bubuk adalah susu olahan yang dibuat sebagai
kelanjutan dari proses penguapan. Biasanya kadar air dikurangi hingga mencapai
lima persen (5%) dan paling baik bila kurang dari dua persen (2%). Hal ini juga
didukung oleh Sirait (1991) yang menyatakan bahwa susu bubuk adalah merupakan
produksi dari evaporated milk yang diproses lebih lanjut. Produk ini mengandung 24% air dan kebanyakan susu bubuk terbuat dari skim milk. Susu bubuk ini juga
dikenal dengan nama dried milk.
Hampir semua susu murni dan skim kering yang tersedia untuk dikonsumsi
manusia sekarang ini dibuat dengan proses pengeringan secara penyemprotan (Spray
drying). Pertama, susu dikentalkan dengan penguapan hingga total bahan padat
mencapai 45-50%, hal ini bertujuan untuk mempercepat pengeringan dan
peningkatan kapasitas alat kering. Dalam pengering, pancaran halus dari susu
dipaksakan secara cepat dengan tekanan melalui suatu aliran udara panas. Biasanya
digunakan suhu 650C untuk susu murni dan 1500C untuk susu skim. Tindakan
selanjutnya adalah dilakukan penyemprotan dengan mengaduk susu secara
sentrifugal atau dengan memompanya di bawah tekanan melalui pipa penyedot.
Partikel-partikel susu jatuh ke dasar ruangan pengering sementara udara panas akan
menguapkan kandungan air pada susu, kemudian dilanjutkan dengan proses
pengemasan.
Label Pangan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan dan atau pembuatan makanan dan minuman. Tujuan dari pelabelan
pangan ini adalah agar masyarakat yang membeli dan mengkonsumsi pangan
memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan yang
dikonsumsinya.
Undang-Undang Pangan No. 7 tahun 1996 menyebutkan label pangan adalah
setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya atau bentuk lain yang disertakan dalam pangan, dimasukkan ke dalam,
23
ditempelkan pada atau merupakan bagian kemasan pangan. Pada pasal 30 ayat 2
disebutkan bahwa sebuah label harus memuat sekurang-kurangnya keterangan
tentang pangan yang bersangkutan, nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat
bersih, isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan
pangan ke dalam wilayah Indonesia, keterangan tentang halal, dan tanggal, bulan,
dan tahun kadaluwarsa.
Moniharapon (1998) mengungkapkan tujuan pelabelan secara umum, antara
lain :
1. Memberi info tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka
kemasan.
2. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang halhal perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut, terutama hal-hal
yang tidak kasat mata/tidak dapat diketahui secara fisik.
3. Sarana periklanan bagi produsen.
4. Memberi rasa aman pada konsumen.
Peraturan Perundang-undangan yang Berhubungan
dengan Label
Berdasarkan rubrik Konsultasi Hukum Perlindungan Konsumen di harian
Republika, tanggapan atas pertanyaan konsumen yang ingin mengetahui bagaimana
sesungguhnya ketentuan pencantuman label pada kemasan produk pangan dan
minuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sudah
seharusnya konsumen mengetahui ketentuan yang berkenaan dengan perlindungan
konsumen. Selain itu, landasan hukum juga akan memberikan landasan yang kuat
bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan. Peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan label dan iklan adalah :
1. UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan
Penjelasan pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa tujuan pemberian label pada
pangan dikemas adalah agar masyarakat yang membeli dan atau mengkonsumsi
pangan memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan
24
yang dikemas, baik menyangkut asal, keamanan, mutu, kandungan gizi, maupun
keterangan lain yang diperlukan sebelum memutuskan akan membeli atau
mengkonsumsi pangan tersebut.
2. PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Label pada produk pangan merupakan keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan, baik yang berupa makanan
maupun minuman hasil dari cara dan metode produksi tertentu.
Sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (2) keterangan tersebut sekurang-kurangnya
menginformasikan nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau
isi bersih, nama dan alamat produsen/importir, tanggal, bulan dan tahun
kadaluwarsa. Informasi yang diberikan baik berupa tulisan, gambar atau bentuk
lain secara subtantif harus benar dan tidak menyesatkan (Pasal 5 ayat (1)), dan
apabila mencantumkan manfaatnya bagi kesehatan harus didukung oleh fakta
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 6 ayat (1)). Sedangkan secara
formal informasi tersebut harus ditampilkan secara teratur, tidak berdesakdesakan, jelas dan dapat dengan mudah dibaca (pasal 13 ayat (1)). Label
ditempelkan pada sisi kemasan yang mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh
masyarakat pada umumnya (Pasal 14), ditulis dengan Bahasa Indonesia, angka
arab dan huruf Latin (Pasal 15).
Ditambahkan juga bahwa keterangan yang seharusnya ada selain seperti yang
disebutkan di atas, yaitu cara pemakaian atau penyimpanan, dan keterangan legalitas,
yang menandakan bahwa produk tersebut sudah terdaftar secara resmi di Departemen
Kesehatan. Keterangan tentang Label Pangan dan fungsinya terdapat pada Tabel 1
berikut :
Tabel 1. Keterangan tentang Label Pangan dan Fungsinya
No Jenis
Pengertian
Contoh
1. Nama produk Tanda yang dipakai untuk Bimoli
membedakan makanan
atau merek
dagang
yang diperniagakan oleh
seseorang atau badan dari
makanan yang diper-
25
Fungsi
Memudahkan
pengenalan
produk
2.
3.
Daftar bahan
yang
digunakan
Berat bersih
4.
Nama dan
alamat
produsen
5.
Tanggal
kadaluwarsa
6.
Kode
produksi
7.
Nomor
pendaftaran
dagangkan oleh orang
atau badan lain
Susunan bahan penyusun
dan/atau komponen yang
terdapat dalam makanan
Berat produk di luar
kemasan. Produk yang
menggunakan/bercampur
media cair harus disertai
berat tuntas yaitu berat
pangan dikurangi media
cairnya
alamat lengkap yang
memproduksi atau
mengedarkan produk
pangan tersebut
Keterangan yang mengindikasikan tahun, bulan,
tanggal kapan makanan
tersebut aman dikonsumsi dari produksi sampai diterima konsumen
Keterangan berupa huruf
atau angka atau perpaduannya yang menunjukkan riwayat barang
diproduksi
Kode dan nomor yang
diberikan Departemen
Kesehatan RI untuk
makanan yang telah
terdaftar
Sumber: Moniharapon (1998)
26
bahan baku :
minyak sawit
Produk ‘Susu
Dancow’
Bb : 400 g
Lebih
memahami
produk
Untuk
mengetahui
proporsi isi
terhadap
kemasan dan
media
PT. Smart
Corporation
Sinar Mas
Group
PO Box 1588
Sby-Ind
030399 artinya
3 Maret 1999
(batas waktu
makanan aman
dikonsumsi)
Memudahkan
konsumen
melakukan
pengaduan jika
terjadi sesuatu
merugikan
Antisipasi
keamanan dan
keselamatan
mengkonsumsi
suatu produk
S80218, 01 AJ,
AS, F 8013 B
Untuk memudahkan produsen menarik
produknya dari
pasar.
Untuk mengetahui produk tersebut
telah melalui
pemeriksa
standar depkes
sehingga aman
dikonsumsi.
MD
32110007105
ML
009745629189
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengetahuan orangtua murid terhadap label susu berhubungan dengan
beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pendidikan serta kemampuannya menyerap
informasi baru yang ada di media cetak maupun elektronik. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan orangtua murid maka diharapkan anak akan semakin lebih baik.
Tingkat pengetahuan berhubungan dengan pendidikan yang ditempuh
orangtua murid melalui pendidikan formal, pendidikan juga dapat dipengaruhi oleh
pengalaman dalam berbagai hal. Pengetahuan yang berdasarkan pendidikan akan
bertahan lebih lama dari pada yang tidak.
Sikap menyangkut pendapat, keyakinan dan penilaian. Tindakan seseorang
sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki dan motivasi yang
mendasarinya. Perilaku merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan tindakan
seseorang terhadap sesuatu. Tindakan adalah perilaku yang didasar oleh kemampuan
seseorang untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan seharihari
Karakteristik seseorang juga mempengaruhi dalam menentukan pilihan
terhadap suatu produk susu yang akan dipilihnya. Nantinya kesemuanya itu akan
menentukan seseorang dalam perilakunya sehari-hari. Karakteristik yang diteliti
dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan
Membaca label susu sangat penting bagi konsumen karena didalamnya
terkandung informasi yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan untuk membeli
suatu produk. Hubungan antara karakteristik dengan perilaku orang tua murid dapat
dilihat pada kerangka pemikiran di bawah ini.
Karakteristik:
Umur
Pendidikan
Pendapatan
Pekerjaan
Jumlah Anak
Perilaku:
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Atribut Label:
Tanggal
Kadaluwarsa
Label Halal
Merek
Suara Konsumen
Bar code
Informasi Nilai
Gizi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran dalam Melihat Hubungan Antara Karakteristik
dengan Perilaku.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi orangtua murid yang anaknya bersekolah di TK Al-Chasanah sebanyak
80 orang. Sampel adalah orangtua murid yang anaknya bersekolah di TK AlChasanah dan diambil sebanyak 40 responden dengan metode purposive sampling
dengan pertimbangan berada dilokasi saat diadakan penelitian dan bersedia
diwawancarai.
Desain Penelitian
Penelitian ini berupa kasus, yaitu penelitian di suatu lokasi tentang sesuatu
selama kurun waktu tertentu. Tempat yang dipilih adalah TK Al-Chasanah, sehingga
hasil dari penelitian ini hanya berlaku bagi TK Al-Chasanah saja. Alasan pemilihan
TK Al-Chasanah karena TK ini berprestasi, dikenal luas oleh masyarakat karena
merupakan TK yang pertama berdiri di Tanjung Duren dan memiliki jumlah murid
yang cukup banyak. Alasan lain, pemilihan TK ini karena pertimbangan waktu dan
lokasi yang mudah dijangkau oleh penulis.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di TK Al-Chasanah Tanjung Duren, Jakarta Barat
selama bulan Maret-Mei 2005. Kuesioner digunakan untuk wawancara terhadap
responden. Responden dalam penelitian ini adalah orangtua murid yang anaknya
bersekolah di TK Al-Chasanah. Wawancara terhadap responden difokuskan
mengenai label susu dan dilaksanakan pada setiap hari kerja. Wawancara juga
dilakukan kepada Kepala sekolah, guru, orangtua murid, penjaga sekolah dan Kepala
Bidang Pendidikan Yayasan Pendidikan Al-Chasanah.
Data dan Instrumen
Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder berupa
sejarah dan keadaan wilayah dari sekolah Al-Chasanah.
41
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Metode
wawancara digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai kuesioner
yang telah dipersiapkan. Kuesioner terdiri atas empat bagian, yaitu: (1) karakteristik
responden; (2) pengetahuan tentang label susu bubuk; (3) sikap dan (4) tindakan.
Analisis Data
Data karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan dianalisis secara deskriptif dengan pengelompokan berdasarkan jawaban
yang sama kemudian dibuat persentasenya. Data mengenai pengetahuan dan
tindakan orangtua murid mengenai label susu diukur dengan menggunakan skala
Likert, sehingga pertanyaan masing-masing diberi skor 1-5. Tingkat pengetahuan dan
tindakan akan dikategorikan menurut skor total responden, yaitu bernilai rendah
dengan skor 80% dari skor maksimal. Data
sikap diukur dengan jawaban berupa suka, ragu-ragu atau tidak suka.
Rank Spearman adalah statistik non parametrik yang digunakan untuk
melihat apakah ada hubungan antara dua variabel atau tidak dan bila ada hubungan
yang signifikan seberapa erat hubungan tersebut. Signifikan adalah tingkat
kepercayaan pada variabel tersebut, yang dilambangkan dengan alpha (α), pada rank
Spearman standarnya adalah α= 0,01 dan α= 0,05. Arti dari nilai α tersebut bahwa
tingkat kepercayaan hubungan antara dua variabel tersebut adalah 99% dan 95%.
Koefisien korelasi adalah tingkat keeratan antara dua variabel yang angkanya
berkisar antara 1 atau sangat erat hingga 0 tidak memiliki keeratan sama sekali. Nilai
dari koefisien korelasi dapat menunjukkan tingkat keeratan suatu hubungan. Nilai
koefisien korelasi antara 0 - 0,2 maka hubungan keduanya dapat diabaikan, bila
bernilai 0,2 - 0,4 maka hubungannya sangat lemah, bila bernilai 0,4 - 0,6
hubungannya sedang, nilai 0,6 - 0,8 menunjukkan hubungan yang kuat dan bila
bernilai 0,8 - 1 menandakan hubungan yang sangat kuat (Noor, 1999).
42
Rumus korelasi peringkat rank Spearman sebagai berikut:
n
rs = 1 −
6∑ di 2
i =1
N ( N 2 − 1)
dimana :
d
= perbedaan ranking ditiap pasang variabel
N
= jumlah pasang antar variabel
rs
= koefisien korelasi Rank Spearman
1 dan 6 = bilangan koefisien
Definisi Istilah
1. Orang tua murid adalah ibu yang anaknya bersekolah di TK Al-Chasanah.
2. Susu Bubuk adalah susu olahan berupa susu bubuk yang diberikan orang tua
murid kepada anaknya.
3. Pengetahuan adalah informasi yang disimpan di dalam ingatan seseorang
yang menjadi penentu perilaku utama.
4. Sikap adalah respon seseorang yang menyatakan suka atau tidak suka
terhadap suatu hal.
5. Tindakan adalah perilaku yang didasar oleh kemampuan seseorang untuk
menggunakan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tindakan dalam penelitian ini berarti kegiatan membaca label makanan
sebelum memilih susu.
6. Perilaku adalah aktivitas berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakannya.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi kebiasaan.
7. Umur adalah usia responden ketika dilakukan penelitian atau tahun
dilakukannya penelitian dikurangi dengan tahun kelahirannya.
8. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh responden
yang dibedakan menurut jenjang tertentu dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi.
9. Tanggal Kadaluwarsa adalah keterangan yang mengindikasikan tahun,
bulan, tanggal kapan makanan tersebut aman dikonsumsi.
10. Label Halal adalah keterangan yang menyatakan bahwa produk tersebut
halal untuk dikonsumsi oleh umat Islam.
11. Suara konsumen adalah fasilitas yang diberikan produsen kepada konsumen
agar konsumen dapat memberikan kritik dan saran kepada produsen.
12. Merek adalah nama produk yang dipakai sebagai tanda untuk membedakan
produsen makanan.
43
13. Bar code adalah informasi tentang identifikasi asal produk. Dibutuhkan
teknologi optik untuk membaca garis-garis tersebut. Teknologi berupa garisgaris vertikal yang terdapat 13 angka dibawahnya.
14. Informasi Nilai Gizi adalah keterangan yang menggambarkan kandungan
gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.
44
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Umum
Yayasan pendidikan Al-Chasanah adalah yayasan yang bergerak dibidang
pendidikan yang dikelola oleh keluarga Chasanah. Yayasan ini memiliki beberapa
jenjang pendidikan, antara lain Playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan SMEA.
Playgroup dan TK menempati satu gedung di utara bersebelahan dengan kantin. SD
dan SMP menempati gedung yang sama di timur berdampingan dengan gedung TK.
SMA dan SMEA menempati gedung yang sama di barat.
Secara umum TK Al-Chasanah berada di jalan Tanjung Duren Raya No. 1,
Kelurahan Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Disekitar
TK Al-Chasanah juga berdiri SMP Negeri 89 dan Masjid Raya Al-Isra. Keduanya
berbatasan langsung dengan TK Al-Chasanah karena masih didalam satu petak
kavling. Bangunan lain yang berada disekitar TK adalah SMA Yadika.
Sejarah
Yayasan Pendidikan Al-Chasanah didirikan oleh keluarga besar Chasanah
yang bertempat tinggal di Jakarta pada tahun 1971 dengan Akta Notaris Rd. Imam
Soesatyo Prawirakoesoemo No.15 Tanggal 31 Maret 1971 dan kemudia
MURID TK AL-CHASANAH DALAM PEMANFAATAN LABEL
KEMASAN SUSU BUBUK
SKRIPSI
FIRMAN HAMONANGAN
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU ORANGTUA
MURID TK AL-CHASANAH DALAM PEMANFAATAN LABEL
KEMASAN SUSU BUBUK
FIRMAN HAMONANGAN
D03499044
Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
2
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU ORANGTUA
MURID TK AL-CHASANAH DALAM PEMANFAATAN LABEL
KEMASAN SUSU BUBUK
Oleh
Firman Hamonangan
D03499044
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 2 Juni 2006
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. Wahyu Budi Priatna, MS
NIP 131 956 687
Ir. Burhanuddin, MM
NIP. 132 232 454
Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc
NIP. 131 624 188
3
RINGKASAN
Firman Hamonangan. D03499044. 2006. Hubungan Karakteristik dan Perilaku
Orangtua Murid TK Al-Chasanah dalam Pemanfaatan Label Kemasan Susu
Bubuk. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor
Pembimbing Utama : Ir. Wahyu Budi Priatna, MS.
Pembimbing Anggota : Ir. Burhanuddin, MM.
Susu adalah bahan pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
berbagai macam produk olahan serta memiliki mutu yang baik. Susu mempunyai
nilai gizi yang tinggi tapi cepat rusak sehingga dibutuhkan bentuk pengolahan untuk
pengawetannya. Susu bubuk banyak dipilih karena praktis, tahan lama, mempunyai
berbagai macam rasa dan aroma yang lebih disukai konsumen.
Konsumen harus memperhatikan label yang tertera pada kemasan susu karena
pada label tersebut banyak tersimpan informasi yang berguna bagi konsumen.
Pemberian label susu bertujuan agar masyarakat sebagai konsumen dapat
memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan yang
dikemas, baik menyangkut asal, keamanan mutu, kandungan gizi maupun keterangan
lain yang diperlukan, sebelum memutuskan akan membeli atau mengkonsumsi
produk pangan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik orangtua murid
yang anaknya bersekolah di TK Al-Chasanah, mengetahui perilaku orangtua murid
terhadap label susu dan menganalis hubungan antara karakteristik responden dengan
perilakunya terhadap label susu. Pengumpulan data dilaksanakan di TK Al-Chasanah
Tanjung Duren, Jakarta Barat, selama bulan Maret sampai dengan Mei 2005. Data
diolah secara deskriptif dan menggunakan korelasi rank Spearman.
Karakteristik responden adalah 45% berumur antara 33 - 42 tahun, 57,5% adalah
lulusan perguruan tinggi, 60% adalah ibu rumah tangga dan 35% berpendapatan
kurang dari dua juta per bulan dan 75% memiliki anak kurang dari tiga. Responden
paling banyak tahu tentang label halal, bersikap positif pada setiap atribut label susu,
memperhatikan label halal dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli susu.
Korelasi antara karakteristik dengan perilaku responden dalam pemanfaatan
label susu terlihat signifikan pada hubungan antara pendapatan dan jumlah anak
dengan perilakunya. Keeratan hubungan antara karakteristik dengan perilaku
responden adalah lemah karena nilai korelasinya di bawah 0,4.
Kata-kata kunci: Karakteristik, Perilaku, Label Susu.
4
ABSTRACT
Relation of Parent’s Characteristics and Behavior at Al-Chasanah
Kindergarten in the Use of Milk Labeling
Hamonangan, F., Priatna, W.B., and Burhanuddin
Food Labeling is not just an accessory, it’s an integral part of food it self. Food
label contains alot of information about vitamin, mineral, protein, and other mineral.
Customers should pay attention in food labeling because it’s an important things to
do before buying it. The purpose of food labeling is to give the correct info about
product, including it origin, quality, etc. In other word, food labeling was made to
protect customers from irresponsible producer. At kindergarten ages, kids need milk
to make them grow faster, healthier and smart. Parents usually give them milk
powder because its simple, last long and has many variant in taste that their kid
would enjoy it. Al-Chasanah’s kindergarten is one of Al-Chasanah educational
foundation in Tanjung Duren, West Jakarta. Research was conducted there to find
out their parent characteristics, how far they understand about food labeling and is
there any significant correlation between their characteristics with their
understanding about food labeling. Research result shown that parents characteristics
in Al-Chasanah is 45% between 33 - 42 years old, 60% of them are house wife,
57,5% graduate from university, 35% have income less than 2 million per month and
75% has less than three children. Parents mostly know about halal labeling, have a
positive attitude on every label attribute and observe expire date and halal label
before they buy it. Correlation between parent’s characteristics with their behavior in
the use of milk labeling is seen in the correlation between income and number of
children with their behavior.
Key words: Characteristic, Behavior, Food Labeling.
5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Mei 1981 sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara dengan nama lengkap Firman Hamonangan. Ayah penulis
bernama Rajab Nainggolan dan ibu penulis bernama Rosita Tambunan.
Penulis memulai pendidikan formalnya dengan masuk di TK Al-Chasanah
Tanjung Duren Jakarta pada tahun 1990, lalu melanjutkan pendidikannya di SD AlChasanah. Tahun 1996, SMP 89 di Tanjung Duren merupakan jenjang pendidikan
penulis selanjutnya sebelum diterima di SMU 112 Kebon Jeruk, Jakarta dan lulus
pada tahun 1999.
Hasil pengumuman ujian UMPTN 1999 menyatakan penulis lulus dan
diterima masuk di Institut Pertanian Bogor dengan Jurusan Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Fakultas Peternakan.
Semasa kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis mengikuti berbagai
kegiatan di fakultas ataupun pada tingkat IPB. Tahun 2002 penulis menjadi anggota
BEM Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor sebagai Kepala Departemen
Penerangan.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala nikmat serta karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Hubungan
Karakteristik dan Perilaku Orangtua Murid TK Al-Chasanah dalam Pemanfaatan
Label Kemasan Susu Bubuk” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian yang dilakukan di TK Al-Chasanah, Tanjung Duren, Jakarta Barat
ini dilaksanakan selama bulan Maret sampai dengan Mei 2005 dengan responden
para orangtua murid. Tahap persiapan dilakukan dengan mengurus administrasi di
TK sampai dengan keluar izin untuk melakukan penelitian. Setelah izin keluar maka
berkoordinasi dengan para guru TK untuk meminta waktu agar dapat mewawancarai
mereka dan responden. Responden akan diminta menjawab pertanyaan yang ada di
kuesioner. Wawancara juga dilakukan dengan pengurus yayasan dan satpam.
Setelah diperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan proses pengolahan
data secara statistik deskriptif dan non parametrik. Statistik deskriptif digunakan
untuk mengolah data karakteristik dan perilaku responden, sedangkan korelasi antara
karakteristik responden dengan perilakunya digunakan non parametrik rank
Spearman.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada
siapa saja yang membacanya juga diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut tentang
pemanfaatan label pangan, agar semakin banyak yang mengerti tentang pentingnya
membaca label sebelum membelinya. Terakhir penulis ucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama proses penulisan skripsi
ini. Semoga amal baik rekan-rekan mendapat balasan dari Allah S.W.T, aamiin.
Bogor,
2 Juni 2006
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................. i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................. 5
Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8
Karakteristik Individu ..........................................................................
Perilaku ................................................................................................
Pengetahuan ........................................................................................
Sikap ...................................................................................................
Tindakan .............................................................................................
Susu Bubuk .............. ...........................................................................
Label Pangan .......................................................................................
Peraturan yang berhubungan dengan Label .........................................
8
8
9
10
10
11
11
12
KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 15
METODE PENELITIAN ................................................................................ 16
Populasi dan Sampel ...........................................................................
Desain Penelitian ................................................................................
Data dan Instrumentasi .......................................................................
Analisis Data ........................................................................................
Definisi Istilah .....................................................................................
16
16
16
17
18
KEADAAN UMUM YAYASAN ................................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 21
Karakteristik Responden .....................................................................
Usia ................................................................................................
Pendidikan ......................................................................................
Pekerjaan ........................................................................................
Pendapatan .....................................................................................
8
21
21
21
22
23
Jumlah Anak ..................................................................................
Label Makanan dan Atributnya ...........................................................
Pengetahuan.........................................................................................
Sikap ....................................................................................................
Tindakan ..............................................................................................
Hubungan Antara Karakteristik dengan Perilaku ................................
24
25
26
28
30
32
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 35
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37
LAMPIRAN .................................................................................................... 39
9
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Keterangan Tentang Label Pangan dan Fungsinya.............................. 14
2.
Responden Berdasarkan Usia ............................................................. 21
3.
Responden Berdasarkan Pendidikan .................................................... 22
4.
Responden Berdasarkan Pekerjaan ...................................................... 23
5.
Responden Berdasarkan Pendapatan ................................................... 24
6.
Responden Berdasarkan Jumlah Anak ................................................ 24
7.
Persentase Responden yang Mengetahui Atribut Label Susu ............. 26
8. Persentase Responden Menurut Sikapnya pada Atribut
Label Susu............................................................................................ 28
9. Persentase Responden Menurut Tindakan Melihat Atribut
Label Susu Sebelum Membeli ............................................................. 30
10. Koefisiean Korelasi Hubungan Antara Karakteristik dengan
Perilaku Responden dalam Pemanfaatan Label Susu ......................... 32
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Kerangka Pemikiran dalam Melihat Hubungan antara
Karakteristik dengan Perilaku .............................................................. 15
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Struktur Organisasi Yayasan Al-Chasanah.......................................... 40
2. Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku ........................... 41
12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki daya cerna tinggi, dengan
kandungan nutrisi 98% protein susu dan 99% karbohidrat serta lemak susu dapat
diserap dan digunakan oleh manusia dan yang sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi berbagai macam produk olahan dan bermutu baik. Nilai gizi susu tinggi,
tetapi cepat rusak sehingga membutuhkan bentuk pengolahan untuk pengawetannya.
Susu olahan menjadi pilihan tersendiri bagi konsumen karena praktis, tahan lama,
mempunyai berbagai macam rasa dan aroma yang lebih disukai konsumen.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) produk susu nasional pada tahun
2001 mencapai 531,87 ribu ton. Susu bubuk menempati urutan pertama dalam
tingkat produksinya dibanding jenis susu lainnya. Tingginya tingkat produksi susu
bubuk disebabkan luasnya jaringan pasar yang dikuasai oleh susu bubuk. selain itu,
jenis susu ini dapat dikonsumsi oleh semua umur dari bayi, orang dewasa, dan
manula.
Perkembangan bahan kemasan berlangsung sejalan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan mutu dan keamanan makanan pada saat makanan disimpan dan
didistribusikan, sehingga makanan berada dalam kondisi prima saat dikonsumsi.
Fungsi pengemasan pangan antara lain adalah untuk menjaga pangan agar tetap
prima juga sebagai informasi tentang produk pangan tersebut. Produsen bisa
memasukkan unsur-unsur yang dapat memikat konsumen untuk membelinya, namun
informasi yang dicantumkan harus benar, jelas, dan jujur, sesuai dengan ketentuan
pasal 4 undang-undang no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Semakin beragamnya produk pangan kemasan dan berbagai klaim gizi yang
menyertainya maka kondisi tersebut menuntut konsumen untuk lebih berhati-hati
dalam memilih produk. Konsumen suka tidak suka harus mencari pengetahuan yang
lebih banyak mengenai klaim sehingga dapat memahami pengertian dan mengetahui
kebenaran klaim-klaim tersebut sehingga konsumen dapat terhindar dari kecurangan
yang dilakukan oleh produsen
Produk pangan menjadi salah satu pemicu tingginya minat masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan kemasan, baik sebagai makanan utama maupun pelengkap.
13
Makanan kemasan ini dipilih dengan pertimbangan kepraktisan dan kemudahan
mendapatkannya. Konsumen sekarang tidak hanya menitikberatkan pada rasa,
kemasan dan kemudahan dalam mengolahnya, tetapi konsumen sudah mulai berfikir
lebih jauh tentang keamanan suatu produk pangan terhadap kesehatannya, namun
masih banyak juga konsumen yang belum menyadari hal tersebut. Salah satu wujud
nyata kepedulian konsumen terhadap keamanan produk pangan adalah dengan
membaca informasi yang terdapat pada label kemasan pangan.
Label pangan adalah sumber informasi bagi konsumen tentang suatu produk
makanan karena konsumen tidak bisa bertemu langsung dengan produsennya. Tidak
jarang label pangan yang ditempel pada produk makanan hanyalah nama makanan
dan tidak ada keterangan lain, seperti tanggal kadaluwarsa, bahan pembuatannya,
maupun komposisi gizi. bahkan, nama produsen pun sering kali tidak dicantumkan.
Perlindungan konsumen baru dapat dianggap berhasil bila tiap konsumen
telah sanggup melindungi diri sendiri dari segala macam hal yang merugikan. Ini
baru dapat terjadi kalau konsumen telah dapat mengerti dan dapat menggunakan hakhaknya sebagai konsumen. Tujuan pemberian label pangan adalah agar masyarakat
yang membeli dan mengkonsumsinya memperoleh informasi yang benar dan jelas
tentang setiap produk pangan yang dikemas, baik menyangkut asal, keamanan mutu,
kandungan gizi maupun keterangan lain yang diperlukan, sebelum memutuskan akan
membeli atau mengkonsumsi produk pangan tersebut (Moniharapon,1998). Label
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen untuk menentukan
pilihan. Masyarakat di negara maju sudah terbiasa membaca label dengan cermat dan
teliti serta membandingkan dengan produk lain dari segi komposisi, berat bersih,
serta harganya sebelum mereka membeli.
Lebih khusus mengenai label nutrisi pada produk pangan, Moniharapon
(1998) menyebutkan bahwa tujuan penerapan label nutrisi selain memberikan
informasi tentang nutrisi kepada konsumen juga sekaligus mendidik konsumen agar
mengetahui kualitas kandungan nutrisi dari produk yang akan dibelinya dan sadar
akan konsekuensi mengkonsumsi produk tersebut terhadap kesehatannya.
Ketentuan label nutrisi ini merupakan bagian Health and Safety Regulation
dari Food and Drug Administartion (FDA) USA yang diberlakukan kepada semua
produk pangan. Komisi kesehatan eropa juga memiliki peraturan dalam menulis label
14
pada pangan. Peraturan-peraturan tersebut terus mengalami perubahan dan
perkembangan dimana setiap tahunnya FDA melakukan revisi. Badan POM
mengadopsi peraturan label ini untuk diterapkan di indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM/ BPOM) mewajibkan
semua produk pangan olahan baik produk domestik maupun impor untuk dinilai
keamanan pangannya dan kemudian diberikan nomor pendaftaran sebelum
diedarkan. Produk pangan dalam negeri diberi label MD dan produk pangan luar
negeri diberi label ML. Produk pangan yang dihasilkan oleh rumah tangga diberikan
label SP (Sertifikat Penyuluhan) atau P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Mutu dan keamanan produk pangan industri rumah
tangga perlu ditingkatkan, karena itu selama periode 2003-2004 badan POM telah
melakukan kegiatan penyuluhan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota
dengan melatih 1522 tenaga penyuluh kemanan pangan dan 1302 pengawas pangan
(Distric Food Inspector/DFI) di lingkungan kabupaten/kota seluruh indonesia.
Menurut badan POM, yang seharusnya tercantum dalam label pangan adalah:
1. Nama produk.
2. Komposisi
3. Isi bersih/ berat bersih.
4. Nama dan alamat pabrik atau importir.
5. Nomor pendaftaran.
6. Kode produksi.
7. Tanggal kadaluarsa.
8. Petunjuk atau cara penyimpanan.
9. Petunjuk atau cara penggunaan.
10. Nilai gizi.
11. Tulisan atau pernyataan khusus.
Label pangan ini memiliki manfaat bagi konsumen namun, label ini memiliki
istilah-istilah yang sering tidak dimengerti oleh konsumen dan bahkan sering kali
dapat mengelabui konsumen. Label pada produk sebenarnya dimaksudkan untuk
melindungi konsumen. Label bisa menjadi tidak berguna bila informasi yang tertera
sukar dibaca atau tidak dimengerti oleh konsumen.
15
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa banyak informasi yang tertera
dalam label kemasan belum tentu sesuai dengan kandungan gizi dalam makanan
tersebut. Beberapa penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (2004)
mengungkapkan banyak fakta ketidaksesuaian antara label dengan isi dalam
kemasan. Seringkali ditemukan label yang kurang informasi dan bahkan tidak sesuai
aturan, sayangnya hanya sedikit konsumen yang peduli akan hal tersebut.
YLKI (2004) mengemukakan bahwa banyak kejadian yang merugikan yang
dialami oleh konsumen di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain informasi. Misalnya untuk sirop buah. konsumen harus melihat apakah sirop itu
berasal dari sari buah asli atau hanya rasa buah. Contoh lainnya pada kemasan mi
instan. pada kemasan tersebut biasanya digambarkan mi instan dengan telur dan
ayam yang menggugah selera. Gambar seperti ini menyesatkan karena di dalam
produk itu tidak terdapat telur dan ayam. Begitu juga soal pencantuman bahan baku,
banyak produsen yang hanya memberikan informasi berupa penyedap rasa tanpa
memberikan keterangan tambahan penyedap rasa seperti apa yang digunakannya.
MSG (Monosodium Glutamate) juga termasuk penyedap rasa, padahal saat ini
sebagian konsumen sudah tidak mau lagi mengonsumsi MSG. Penggunaan istilah
penyedap rasa berdasarkan kasus diatas dapat dikategorikan sebagai pelanggaran
terhadap label makanan karena produsen telah memanipulasi informasi.
Banyak konsumen yang tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang
produk yang dikonsumsi, kemungkinan lain adalah konsumen tidak terbiasa
memeriksa keterangan pada kemasan produk yang akan dibeli. Atas dasar hal
tersebut, konsumen perlu tahu atas ketentuan pelabelan di Indonesia. Pengetahuan
konsumen tentang label akan memberikan sikap yang positif dalam memilih suatu
produk pangan yang akan dikonsumsi. Produk yang mencantumkan label lengkap,
jelas dan kominikatif membuat konsumen bisa mendapatkan informasi secara utuh
sehingga diharapkan konsumen akan menentukan pilihan konsumsi yang tepat,
sesuai selera dan kebutuhan.
Tiga hal yang harus diwaspadai konsumen dalam membeli produk makanan
dalam kemasan adalah:
1. Lokasi penjualan. Produk makanan yang dijual di pasar swalayan atau
tempat-tempat yang representatif biasanya lebih aman daripada yang dijual di
16
jalan atau pasar dadakan. Lebih aman di sini berarti konsumen mempunyai
alamat atau tempat yang dituju jika ada masalah dengan produk tersebut.
2. Menjelang hari raya biasanya kebutuhan masyarakat akan makanan kemasan
melonjak, kesempatan ini dipakai para produsen untuk cuci gudang. Produsen
akan mengeluarkan semua produknya yang pendek masa kadaluwarsanya.
3. Label dengan bahasa asing. Saat ini masih banyak makanan-makanan impor
yang
menggunakan
bahasa
asing
dalam
kemasannya,
jika
hanya
menggunakan bahasa Inggris masih lebih baik karena masih ada bagian yang
dapat dimengerti, akan tetapi bila menggunakan bahasa Cina maka konsumen
hampir tidak bisa membacanya. Produk makanan seperti itu masih dianggap
ilegal karena label makanannya tidak bisa dipahami secara jelas oleh
konsumen Indonesia.
Salah satu konsumen dari susu bubuk adalah orangtua murid yang memiliki
anak TK yang dalam mengambil keputusan untuk membeli susu biasanya hanya
melihat merek dagang tanpa membaca label susunya. Orangtua murid sekarang ini
dituntut memiliki komitmen tinggi serta pengetahuan memadai, agar dapat
mengenali makanan halal dan baik, seperti direkomendasikan Al-Quran. Setelah
meyakini kehalalan suatu makanan, yang perlu diperhatikan kemudian adalah
kandungan gizi, keberagamaan jenis, kebersihan, keamanan dari bahan-bahan kimia
yang perlu dihindari, keamanan waktu mengonsumsi, serta cara memasak dan
menyajikannya.
Halal dan baik saja belumlah cukup, masih ada rambu-rambu lain, yakni tidak
berlebihan, baik dari segi kualitas, juga segi kuantitasnya. gizi berlebih plus gaya
hidup tak sehat bisa mendatangkan penyakit degeneratif. sementara itu, pada kasuskasus keracunan makanan, mereka yang makan dalam porsi besarlah yang menderita
lebih parah.Hal lain yang harus diingat adalah lengkapnya keterangan tentang label
belum tentu menjamin kualitas produk tersebut.
Perumusan Masalah
Anak pada usia Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan usia pertumbuhan
sehingga seorang anak harus mendapatkan gizi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Susu merupakan salah satu sumber gizi yang diperoleh anak selain
17
dari makanan sehari-hari, sehingga pemberian susu merupakan hal yang penting pada
usia ini. Susu biasanya diberikan ketika pagi hari sebelum berangkat sekolah atau
malam hari ketika akan tidur.
TK Al-Chasanah berada di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Taman
Kanak-kanak merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dimiliki oleh Yayasan
Pendidikan Islam Al-Chasanah, selain TK yayasan ini juga memiliki SD, SMP SMU,
dan SMEA. Ibu yang menunggu anaknya bersekolah TK biasanya menunggu di
Masjid atau kantin sekolah, ada pula yang pergi ke pasar untuk berbelanja lalu
kembali lagi ke sekolah. Mereka yang menunggu di sekolah biasanya hanya
berbincang-bincang saja ataupun ada yang berjualan.
Orangtua murid ini memberikan susu kepada anaknya tetapi mereka belum
tentu semuanya mengetahui tentang apa fungsi dari label susu yang terdapat pada
kemasan dari susu yang diberikan kepada anaknya, sedangkan tujuan pemberian
label pada pangan yang dikemas adalah agar masyarakat yang membeli dan atau
mengkonsumsi pangan memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap
produk pangan yang dibelinya. Perlu diadakan penelitian mengenai tingkat
pengetahuan, sikap serta tindakannya terhadap label susu bubuk, sebab kurangnya
pengetahuan ini hanya akan menyebabkan kerugian bagi konsumen saja
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik orang tua murid TK Al-Chasanah?
2. Bagaimana perilaku orangtua murid TK Al-Chasanah dalam pemanfaatan
informasi label kemasan susu bubuk?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik dengan perilaku orangtua murid
dalam pemanfaatan informasi label kemasan sebagai perbandingan sebelum
membeli susu bubuk?
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakteristik orang tua murid TK Al-Chasanah.
2. Mengetahui perilaku orang tua murid TK Al-Chasanah dalam pemanfaatan
label kemasan susu bubuk.
18
3. Mengetahui hubungan antara karakteristik dengan perilaku orangtua murid
dalam pemanfaatan informasi label kemasan susu bubuk.
Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi konsumen sebagai orang yang
mengkonsumsi produk pangan dapat mengetahui bagaimana keadaan pangan
tersebut, apakah masih layak dikonsumsi atau tidak. Konsumen juga
diharapkan kritis terhadap produk pangan yang dikonsumsinya semua itu
demi kebaikan konsumen sendiri.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna juga bagi produsen karena
mendapatkan umpan balik dari konsumen atas produknya. Umpan balik
tersebut dapat berupa saran untuk perbaikan atau kritik jika terdapat suatu
kesalahan dalam produknya.
19
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Individu
Menurut Rakhmat (2001), variabel individual terdiri dari data demografis
seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan. Karakteristik
individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang individu yang
ditampilkan melalui pola fikir, pola sikap, dan pola tindakan terhadap lingkungan
hidupnya. Individu sebagai anggota suatu kelompok memiliki berbagai karakteristik
yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan kelompoknya. Karakteristik individu
dapat diklasifikasikan ke dalam karakteristik demografik dan karakteristik
psikografik.
Karakteristik demografik mencakup umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
daur kehidupan keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras,
kebangsaan dan tingkat sosial. Karakteristik psikografik meliputi gaya hidup dan
kepribadian (Kotler, 1991).
Perilaku
Perilaku individu meliputi segala sesuatu yang menjadi pengetahuannya yang
menjadi sikapnya dan yang bisa dilakukannya. Sikap biasanya memainkan peranan
utama dalam membentuk perilaku. Menurut Engel et. al. (1994) sikap yang positif
akan menimbulkan perilaku yang positif dan sikap yang negatif akan menimbulkan
perilaku yang negatif. Perilaku muncul sebagai hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Perilaku dapat juga dikatakan sebagai reaksi yang terjadi karena
adanya stimulus atau interaksi antara individu dengan lingkungannya dan benarbenar dilakukan seseorang dalam bentuk tindakan.
Menurut Hersey dan Blanchard (1991) perilaku pada dasarnya berorientasi
pada tujuan, dengan kata lain perilaku pada umumnya dimotivasi oleh keinginan
untuk memperoleh tujuan tertentu. Satuan perilaku yang utama adalah aktivitas.
Nyatanya semua perilaku merupakan suatu rangkaian aktivitas. Perilaku diarahkan
untuk pencapaian tujuan dan didalamnya mencakup cara-cara bagaimana mencapai
tujuan tersebut, untuk memperkirakan perilaku kita harus mengetahui motif atau
kebutuhan seseorang yang menimbulkan sesuatu aktivitas pada saat tertentu.
20
Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibagi ke dalam tiga
ranah, yaitu: ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap dan ranah
psikomotorik atau keterampilan. Lumandi (1986) menambahkan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya
serta dalam hal tertentu berupa materi.
Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh seseorang melalui pendidikan formal, informal
maupun non formal. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan konsep
mengenai obyek tertentu (Soekanto, 1981). Pengetahuan dan pengalaman akan
membentuk sikap seseorang. Pengetahuan merupakan fase awal dalam pembuatan
keputusan dimana seseorang akan berbuat atau berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang diperolehnya. Notoatmodjo (1990) menambahkan bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari
pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilihat dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian.
Engel et. al. (1994) mendefinisikan pengetahuan adalah informasi yang disimpan didalam ingatan yang menjadi salah satu
penentu perilaku seseorang. Notoatmodjo (1990) juga mengemukakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan tersebut sangat penting untuk
membentuk perilaku seseorang.
Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan subyektif dan
pengetahuan obyektif. Pengetahuan subyektif adalah pengetahuan yang menurut
penilaian sendiri dengan menggunakan skor atas jawaban yang diberi keluarga.
Pengetahuan obyektif adalah pengetahuan yang diukur dengan menggunakan skor
atau jawaban yang diberikan terhadap beberapa pertanyaan.
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi
individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang
diharapkan semakin baik pula dalam keadaan gizinya (Agustina, 2002).
Sikap
Menurut Mar`at (1981) menyatakan sikap menyangkut pendapat, keyakinan
dan penilaian. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi
21
berupa predisposisi tingkah laku. Predisposisi untuk bertindak senang atau tidak
senang terhadap obyek tertentu mencakup komponen kognisi, afeksi, konasi.
Komponen kognasi akan menjawab pertanyaan apa yang dipikirkan atau
dipersepsikan tentang obyek. Komponen afeksi menjawab pertanyan tentang apa
yang dirasakan, senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Komponen konasi
akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan untuk bertindak
terhadap obyek.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau obyek juga menggambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap obyek. Sikap belumlah merupakan suatu tindakan akan tetapi merupakan
predisposisi terjadinya tindakan atau perilaku.
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk menilai atau mengevaluasi
seseorang atau situasi dengan cara tertentu, untuk bertindak sesuai dengan evauasi
tersebut baik dengan cara disukai atau tidak disukai. Sikap akan mengarahkan secara
langsung perilaku seseorang. Semua ini berhubungan dengan pengetahuan serta
pengertian seseorang terhadap obyek tertentu. Pengukuran sikap dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan
menyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian
ditanyakan pendapat responen.
Tindakan
Tindakan adalah tahapan dimana pengetahuan atau informasi mulai
dilaksanakan oleh seseorang dalam suatu tingkah laku individu yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan motivasinya. Dorongan yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah laku akan dapat membentuk sebuah motivasi (Ahmadi, 1991). Teori
Maslow dalam Rakhmat (2001) mengemukakan bahwa tindakan pada hakikatnya
adalah upaya untuk memenuhi keutuhan. Kebutuhan manusia tersusun secara
hierarkhis, yaitu (1) kebutuhan fisiologis; (2) kebutuhan akan perasaan aman; (3)
kebutuhan akan cinta kasih; (4) kebutuhan untuk mengetahui dan mengartikan
sesuatu; (5) kebutuhan akan penghargaan dan (6) kebutuhan akan aktualisasi diri.
Hierarkhi kebutuhan tersebut sangat spesifik pada setiap orang karena kenyataannya
kebutuhan seseorang berbeda-beda.
22
Susu Bubuk
Menurut Buckle (1985), susu bubuk adalah susu olahan yang dibuat sebagai
kelanjutan dari proses penguapan. Biasanya kadar air dikurangi hingga mencapai
lima persen (5%) dan paling baik bila kurang dari dua persen (2%). Hal ini juga
didukung oleh Sirait (1991) yang menyatakan bahwa susu bubuk adalah merupakan
produksi dari evaporated milk yang diproses lebih lanjut. Produk ini mengandung 24% air dan kebanyakan susu bubuk terbuat dari skim milk. Susu bubuk ini juga
dikenal dengan nama dried milk.
Hampir semua susu murni dan skim kering yang tersedia untuk dikonsumsi
manusia sekarang ini dibuat dengan proses pengeringan secara penyemprotan (Spray
drying). Pertama, susu dikentalkan dengan penguapan hingga total bahan padat
mencapai 45-50%, hal ini bertujuan untuk mempercepat pengeringan dan
peningkatan kapasitas alat kering. Dalam pengering, pancaran halus dari susu
dipaksakan secara cepat dengan tekanan melalui suatu aliran udara panas. Biasanya
digunakan suhu 650C untuk susu murni dan 1500C untuk susu skim. Tindakan
selanjutnya adalah dilakukan penyemprotan dengan mengaduk susu secara
sentrifugal atau dengan memompanya di bawah tekanan melalui pipa penyedot.
Partikel-partikel susu jatuh ke dasar ruangan pengering sementara udara panas akan
menguapkan kandungan air pada susu, kemudian dilanjutkan dengan proses
pengemasan.
Label Pangan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan dan atau pembuatan makanan dan minuman. Tujuan dari pelabelan
pangan ini adalah agar masyarakat yang membeli dan mengkonsumsi pangan
memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan yang
dikonsumsinya.
Undang-Undang Pangan No. 7 tahun 1996 menyebutkan label pangan adalah
setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya atau bentuk lain yang disertakan dalam pangan, dimasukkan ke dalam,
23
ditempelkan pada atau merupakan bagian kemasan pangan. Pada pasal 30 ayat 2
disebutkan bahwa sebuah label harus memuat sekurang-kurangnya keterangan
tentang pangan yang bersangkutan, nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat
bersih, isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan
pangan ke dalam wilayah Indonesia, keterangan tentang halal, dan tanggal, bulan,
dan tahun kadaluwarsa.
Moniharapon (1998) mengungkapkan tujuan pelabelan secara umum, antara
lain :
1. Memberi info tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka
kemasan.
2. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang halhal perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut, terutama hal-hal
yang tidak kasat mata/tidak dapat diketahui secara fisik.
3. Sarana periklanan bagi produsen.
4. Memberi rasa aman pada konsumen.
Peraturan Perundang-undangan yang Berhubungan
dengan Label
Berdasarkan rubrik Konsultasi Hukum Perlindungan Konsumen di harian
Republika, tanggapan atas pertanyaan konsumen yang ingin mengetahui bagaimana
sesungguhnya ketentuan pencantuman label pada kemasan produk pangan dan
minuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sudah
seharusnya konsumen mengetahui ketentuan yang berkenaan dengan perlindungan
konsumen. Selain itu, landasan hukum juga akan memberikan landasan yang kuat
bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan. Peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan label dan iklan adalah :
1. UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan
Penjelasan pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa tujuan pemberian label pada
pangan dikemas adalah agar masyarakat yang membeli dan atau mengkonsumsi
pangan memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan
24
yang dikemas, baik menyangkut asal, keamanan, mutu, kandungan gizi, maupun
keterangan lain yang diperlukan sebelum memutuskan akan membeli atau
mengkonsumsi pangan tersebut.
2. PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Label pada produk pangan merupakan keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan, baik yang berupa makanan
maupun minuman hasil dari cara dan metode produksi tertentu.
Sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (2) keterangan tersebut sekurang-kurangnya
menginformasikan nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau
isi bersih, nama dan alamat produsen/importir, tanggal, bulan dan tahun
kadaluwarsa. Informasi yang diberikan baik berupa tulisan, gambar atau bentuk
lain secara subtantif harus benar dan tidak menyesatkan (Pasal 5 ayat (1)), dan
apabila mencantumkan manfaatnya bagi kesehatan harus didukung oleh fakta
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 6 ayat (1)). Sedangkan secara
formal informasi tersebut harus ditampilkan secara teratur, tidak berdesakdesakan, jelas dan dapat dengan mudah dibaca (pasal 13 ayat (1)). Label
ditempelkan pada sisi kemasan yang mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh
masyarakat pada umumnya (Pasal 14), ditulis dengan Bahasa Indonesia, angka
arab dan huruf Latin (Pasal 15).
Ditambahkan juga bahwa keterangan yang seharusnya ada selain seperti yang
disebutkan di atas, yaitu cara pemakaian atau penyimpanan, dan keterangan legalitas,
yang menandakan bahwa produk tersebut sudah terdaftar secara resmi di Departemen
Kesehatan. Keterangan tentang Label Pangan dan fungsinya terdapat pada Tabel 1
berikut :
Tabel 1. Keterangan tentang Label Pangan dan Fungsinya
No Jenis
Pengertian
Contoh
1. Nama produk Tanda yang dipakai untuk Bimoli
membedakan makanan
atau merek
dagang
yang diperniagakan oleh
seseorang atau badan dari
makanan yang diper-
25
Fungsi
Memudahkan
pengenalan
produk
2.
3.
Daftar bahan
yang
digunakan
Berat bersih
4.
Nama dan
alamat
produsen
5.
Tanggal
kadaluwarsa
6.
Kode
produksi
7.
Nomor
pendaftaran
dagangkan oleh orang
atau badan lain
Susunan bahan penyusun
dan/atau komponen yang
terdapat dalam makanan
Berat produk di luar
kemasan. Produk yang
menggunakan/bercampur
media cair harus disertai
berat tuntas yaitu berat
pangan dikurangi media
cairnya
alamat lengkap yang
memproduksi atau
mengedarkan produk
pangan tersebut
Keterangan yang mengindikasikan tahun, bulan,
tanggal kapan makanan
tersebut aman dikonsumsi dari produksi sampai diterima konsumen
Keterangan berupa huruf
atau angka atau perpaduannya yang menunjukkan riwayat barang
diproduksi
Kode dan nomor yang
diberikan Departemen
Kesehatan RI untuk
makanan yang telah
terdaftar
Sumber: Moniharapon (1998)
26
bahan baku :
minyak sawit
Produk ‘Susu
Dancow’
Bb : 400 g
Lebih
memahami
produk
Untuk
mengetahui
proporsi isi
terhadap
kemasan dan
media
PT. Smart
Corporation
Sinar Mas
Group
PO Box 1588
Sby-Ind
030399 artinya
3 Maret 1999
(batas waktu
makanan aman
dikonsumsi)
Memudahkan
konsumen
melakukan
pengaduan jika
terjadi sesuatu
merugikan
Antisipasi
keamanan dan
keselamatan
mengkonsumsi
suatu produk
S80218, 01 AJ,
AS, F 8013 B
Untuk memudahkan produsen menarik
produknya dari
pasar.
Untuk mengetahui produk tersebut
telah melalui
pemeriksa
standar depkes
sehingga aman
dikonsumsi.
MD
32110007105
ML
009745629189
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengetahuan orangtua murid terhadap label susu berhubungan dengan
beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pendidikan serta kemampuannya menyerap
informasi baru yang ada di media cetak maupun elektronik. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan orangtua murid maka diharapkan anak akan semakin lebih baik.
Tingkat pengetahuan berhubungan dengan pendidikan yang ditempuh
orangtua murid melalui pendidikan formal, pendidikan juga dapat dipengaruhi oleh
pengalaman dalam berbagai hal. Pengetahuan yang berdasarkan pendidikan akan
bertahan lebih lama dari pada yang tidak.
Sikap menyangkut pendapat, keyakinan dan penilaian. Tindakan seseorang
sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki dan motivasi yang
mendasarinya. Perilaku merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan tindakan
seseorang terhadap sesuatu. Tindakan adalah perilaku yang didasar oleh kemampuan
seseorang untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan seharihari
Karakteristik seseorang juga mempengaruhi dalam menentukan pilihan
terhadap suatu produk susu yang akan dipilihnya. Nantinya kesemuanya itu akan
menentukan seseorang dalam perilakunya sehari-hari. Karakteristik yang diteliti
dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan
Membaca label susu sangat penting bagi konsumen karena didalamnya
terkandung informasi yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan untuk membeli
suatu produk. Hubungan antara karakteristik dengan perilaku orang tua murid dapat
dilihat pada kerangka pemikiran di bawah ini.
Karakteristik:
Umur
Pendidikan
Pendapatan
Pekerjaan
Jumlah Anak
Perilaku:
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Atribut Label:
Tanggal
Kadaluwarsa
Label Halal
Merek
Suara Konsumen
Bar code
Informasi Nilai
Gizi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran dalam Melihat Hubungan Antara Karakteristik
dengan Perilaku.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi orangtua murid yang anaknya bersekolah di TK Al-Chasanah sebanyak
80 orang. Sampel adalah orangtua murid yang anaknya bersekolah di TK AlChasanah dan diambil sebanyak 40 responden dengan metode purposive sampling
dengan pertimbangan berada dilokasi saat diadakan penelitian dan bersedia
diwawancarai.
Desain Penelitian
Penelitian ini berupa kasus, yaitu penelitian di suatu lokasi tentang sesuatu
selama kurun waktu tertentu. Tempat yang dipilih adalah TK Al-Chasanah, sehingga
hasil dari penelitian ini hanya berlaku bagi TK Al-Chasanah saja. Alasan pemilihan
TK Al-Chasanah karena TK ini berprestasi, dikenal luas oleh masyarakat karena
merupakan TK yang pertama berdiri di Tanjung Duren dan memiliki jumlah murid
yang cukup banyak. Alasan lain, pemilihan TK ini karena pertimbangan waktu dan
lokasi yang mudah dijangkau oleh penulis.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di TK Al-Chasanah Tanjung Duren, Jakarta Barat
selama bulan Maret-Mei 2005. Kuesioner digunakan untuk wawancara terhadap
responden. Responden dalam penelitian ini adalah orangtua murid yang anaknya
bersekolah di TK Al-Chasanah. Wawancara terhadap responden difokuskan
mengenai label susu dan dilaksanakan pada setiap hari kerja. Wawancara juga
dilakukan kepada Kepala sekolah, guru, orangtua murid, penjaga sekolah dan Kepala
Bidang Pendidikan Yayasan Pendidikan Al-Chasanah.
Data dan Instrumen
Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder berupa
sejarah dan keadaan wilayah dari sekolah Al-Chasanah.
41
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Metode
wawancara digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai kuesioner
yang telah dipersiapkan. Kuesioner terdiri atas empat bagian, yaitu: (1) karakteristik
responden; (2) pengetahuan tentang label susu bubuk; (3) sikap dan (4) tindakan.
Analisis Data
Data karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan dianalisis secara deskriptif dengan pengelompokan berdasarkan jawaban
yang sama kemudian dibuat persentasenya. Data mengenai pengetahuan dan
tindakan orangtua murid mengenai label susu diukur dengan menggunakan skala
Likert, sehingga pertanyaan masing-masing diberi skor 1-5. Tingkat pengetahuan dan
tindakan akan dikategorikan menurut skor total responden, yaitu bernilai rendah
dengan skor 80% dari skor maksimal. Data
sikap diukur dengan jawaban berupa suka, ragu-ragu atau tidak suka.
Rank Spearman adalah statistik non parametrik yang digunakan untuk
melihat apakah ada hubungan antara dua variabel atau tidak dan bila ada hubungan
yang signifikan seberapa erat hubungan tersebut. Signifikan adalah tingkat
kepercayaan pada variabel tersebut, yang dilambangkan dengan alpha (α), pada rank
Spearman standarnya adalah α= 0,01 dan α= 0,05. Arti dari nilai α tersebut bahwa
tingkat kepercayaan hubungan antara dua variabel tersebut adalah 99% dan 95%.
Koefisien korelasi adalah tingkat keeratan antara dua variabel yang angkanya
berkisar antara 1 atau sangat erat hingga 0 tidak memiliki keeratan sama sekali. Nilai
dari koefisien korelasi dapat menunjukkan tingkat keeratan suatu hubungan. Nilai
koefisien korelasi antara 0 - 0,2 maka hubungan keduanya dapat diabaikan, bila
bernilai 0,2 - 0,4 maka hubungannya sangat lemah, bila bernilai 0,4 - 0,6
hubungannya sedang, nilai 0,6 - 0,8 menunjukkan hubungan yang kuat dan bila
bernilai 0,8 - 1 menandakan hubungan yang sangat kuat (Noor, 1999).
42
Rumus korelasi peringkat rank Spearman sebagai berikut:
n
rs = 1 −
6∑ di 2
i =1
N ( N 2 − 1)
dimana :
d
= perbedaan ranking ditiap pasang variabel
N
= jumlah pasang antar variabel
rs
= koefisien korelasi Rank Spearman
1 dan 6 = bilangan koefisien
Definisi Istilah
1. Orang tua murid adalah ibu yang anaknya bersekolah di TK Al-Chasanah.
2. Susu Bubuk adalah susu olahan berupa susu bubuk yang diberikan orang tua
murid kepada anaknya.
3. Pengetahuan adalah informasi yang disimpan di dalam ingatan seseorang
yang menjadi penentu perilaku utama.
4. Sikap adalah respon seseorang yang menyatakan suka atau tidak suka
terhadap suatu hal.
5. Tindakan adalah perilaku yang didasar oleh kemampuan seseorang untuk
menggunakan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tindakan dalam penelitian ini berarti kegiatan membaca label makanan
sebelum memilih susu.
6. Perilaku adalah aktivitas berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakannya.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi kebiasaan.
7. Umur adalah usia responden ketika dilakukan penelitian atau tahun
dilakukannya penelitian dikurangi dengan tahun kelahirannya.
8. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh responden
yang dibedakan menurut jenjang tertentu dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi.
9. Tanggal Kadaluwarsa adalah keterangan yang mengindikasikan tahun,
bulan, tanggal kapan makanan tersebut aman dikonsumsi.
10. Label Halal adalah keterangan yang menyatakan bahwa produk tersebut
halal untuk dikonsumsi oleh umat Islam.
11. Suara konsumen adalah fasilitas yang diberikan produsen kepada konsumen
agar konsumen dapat memberikan kritik dan saran kepada produsen.
12. Merek adalah nama produk yang dipakai sebagai tanda untuk membedakan
produsen makanan.
43
13. Bar code adalah informasi tentang identifikasi asal produk. Dibutuhkan
teknologi optik untuk membaca garis-garis tersebut. Teknologi berupa garisgaris vertikal yang terdapat 13 angka dibawahnya.
14. Informasi Nilai Gizi adalah keterangan yang menggambarkan kandungan
gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.
44
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Umum
Yayasan pendidikan Al-Chasanah adalah yayasan yang bergerak dibidang
pendidikan yang dikelola oleh keluarga Chasanah. Yayasan ini memiliki beberapa
jenjang pendidikan, antara lain Playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan SMEA.
Playgroup dan TK menempati satu gedung di utara bersebelahan dengan kantin. SD
dan SMP menempati gedung yang sama di timur berdampingan dengan gedung TK.
SMA dan SMEA menempati gedung yang sama di barat.
Secara umum TK Al-Chasanah berada di jalan Tanjung Duren Raya No. 1,
Kelurahan Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Disekitar
TK Al-Chasanah juga berdiri SMP Negeri 89 dan Masjid Raya Al-Isra. Keduanya
berbatasan langsung dengan TK Al-Chasanah karena masih didalam satu petak
kavling. Bangunan lain yang berada disekitar TK adalah SMA Yadika.
Sejarah
Yayasan Pendidikan Al-Chasanah didirikan oleh keluarga besar Chasanah
yang bertempat tinggal di Jakarta pada tahun 1971 dengan Akta Notaris Rd. Imam
Soesatyo Prawirakoesoemo No.15 Tanggal 31 Maret 1971 dan kemudia