Bab I Kasus Internal Mc Donalds
Pelayanan dan Kebersihan Mc Donald Lt 1 Tunjungan Plasa Surabaya Sangat Kurang Memuaskan
Saya adalah pelanggan setia Mc Donalds. Bahkan ketika saya masih menetap di Yogyakarta, saya sering menggunakan layanan 14045 dengan nomor handphone
081578601903 sebagai member keynya. Selama itu, saya merasa puas dengan menu, pelayanan dan kebersihan dari Mc Donald. Bahkan, saya sangat salut terhadap pihak
management Mc Donald atas ketegasannya saat saya pernah complaint masalah pengembalian uang yang kurang. Setelah saya menghubungi 14045, person yang
mungkin secara tidak sengaja mengurangi uang kembalian, langsung mengembalikan kepada saya. Hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat saya terus berlangganan
hingga saat ini.
Namun, setelah dua kali saya mencoba berkunjung di Mc Donalds di Tunjungan Plasa Lt 1 Surabaya, saya merasa sedikit kecewa. Adapaun hal-hal yang mengecewakan saya
dan mungkin beberapa pengunjung disana: 1. Pelayanan kurang ramah kunjungan terakhir saya tanggal 30 Juli 2008.
2. Saat saya memesan Panas Special, pihak Mc D menjawab bahwa menu yang saya pilih ternyata habis. Harus menunggu sekitar setengah jam. Baru kali ini
saya menemukan restoran fast food yang kehabisan stock makanan. 3. Kebersihannya yang sangat kurang terjaga. Saat saya datang 30 Juli 2008
kemarin, mayoritas meja yang sudah kosong masih penuh sisa makanan. Padahal, sisa makanan tersebut sudah ditinggalkan pengunjungnya lebih dari
setengah jam.
Saya harap pihak Mc Donalds bisa menindaklanjuti masalah internal di Mc Donalds Tunjungan Plasa lt 1 Surabaya.
1
Negosiasi Rachmadi McDonalds Gagal Total
VIVAnews - Kamar Dagang dan Industri Kadin Indonesia menilai kasus sengketa
antara Bambang Rachmadi dengan McDonald terjadi akibat belum jelasnya rambu- rambu yang tegas dalam mengatur bisnis franchise.
Menurut Chairman National Comittee on Franchise License Kadin Amir Karamoy, pemerintah sebagai regulator harus membuat aturan yang tegas mengenai mekanisme
clean break antara franchisor dan franchisee. Saya melihat dalam masalah ini pemerintah ompong, ujar dia di Executive Club Hotel Sultan Jakarta, Jumat, 19 Juni
2009.
Sebenarnya, kata dia, Permendag No. 41 dan PP No. 42 tahun 2000 sudah diatur mekanisme clean break jika terjadi pemutusan hubungan kerja antara franchisor dan
franchisee. Nah, itu yang saya kira kita harus tegas terhadap soal-soal seperti itu. Kalau mereka ada permasalahan, pemutusan hubungan harus baik-baik, ujar Amir.
Amir menambahkan, untuk itu pemerintah harus segera membuat rambu-rambu. Terutama, terkait kesiapan owner franchise yang sudah ada untuk menerima
kemungkinan terburuk ketika perjanjian berakhir dan kemudian diberikan kepada orang lain. Inilah yang harus dijembatani. Rambu-rambu harus segera dibuat agar hal serupa
tidak terjadi, tuturnya.
Dia mengakui, kasus McD sudah jelas dari kacamata hukum. Namun, perselisihan dispute terjadi lebih banyak karena soal etika, karena satu pihak yang dari
internasional seharusnya melakukan ini, lalu yang lokal melakukan ini.
Jadi, ini soal etika yang tidak disepakati kedua belah pihak. Mungkin yang di AS menganggap ini soal hukum, tapi yang di Indonesia menganggap ini soal etika. Karena
itu, kasus ini harus menjadi pelajaran berharga bagi franchise Indonesia ketika menerima franchise luar, kata dia.
2
Bab II Sejarah McDonald’s Indonesia