Static Lot Sizing Models Dynamic Lot Sizing Models

Gambar 2.1 Model Lot Sizing 1. Static Lot Sizing Models atau SLS Model Ukuran Pemesanan Statis Static Lot Sizing Models merupakan model yang digunakan untuk permintaan yang tetap selama periode waktu yang direncanakan. 2. Dynamic Lot Sizing Models atau DLS Model Ukuran Pemesanan Dinamis Dynamic Lot Sizing Models merupakan model yang digunakan untuk permintaan yang berubah-ubah selama periode waktu yang direncanakan. Diasumsikan permintaan diketahui dengan pasti dan biasa disebut dengan lumpy demand.

2.6.1 Static Lot Sizing Models

Static Lot Sizing Models dapat dikategorikan menjadi empat model, yaitu : 1. Fixed Order Quantity FOQ FOQ merupakan pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan tetap karena keterbatasan akan fasilitas. 2. Economic Order Quantity EOQ EOQ merupakan pendekatan menggunakan konsep minimasi ongkos simpan dan ongkos pesan. Ukuran lot tetap berdasarkan hitungan minimasi tersebut. 3. Economic Production Quantity EPQ EPQ merupakan pengembangan dari EOQ. Perbedaannya dengan EOQ adalah EPQ berasumsi bahwa pemesanan diterima secara bertahap meningkat selama proses produksi. 4. Resource Constraints Resource Constraints merepresentasikan kombinasi dari barang dan jasa yang dapat dibeli oleh konsumen.

2.6.2 Dynamic Lot Sizing Models

Dynamic Lot Sizing dapat dibagi menjadi 3 macam menurut cara penyelesaian masalah atau rules, yaitu: Gambar 2.2 Model Dynamic Lot Sizing 1. Simple Rules Simple Rules adalah aturan keputusan kuantitas pemesanan yang tidak didasarkan langsung pada optimalisasi fungsi biaya. Termasuk di dalam Simple Rules adalah: a. Fixed Periode Requirement FPR : Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan periode tetap, dimana pesanan dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu saja. b. Period Order Quantity POQ : Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. c. Lot for Lot LFL : Pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan jumlah yang dibutuhkan. 2. Heuristic Rules Heuristic Rules bertujuan mencapai solusi biaya rendah namun tidak harus optimal. a. Least Unit Cost LUC : Pendekatan menggunakan konsep pemesanan dengan ongkos unit terkecil, dimana jumlah pemesanan ataupun interval pemesanan dapat bervariasi. b. Part Period Balancing PPB : Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot ditetapkan bila ongkos simpannya sama atau mendekati ongkos pesannya. c. Silver Meal SM : Menitik beratkan pada ukuran lot yang harus dapat meminimumkan ongkos total per-perioda. d. Least Total Cost LTC : Pendekatan menggunakan konsep ongkos total akan diminimalisasikan apabila untuk setiap lot dalam suatu horison perencanaan hampir sama besarnya. 3. Optimum Rules Optimum Rules bertujuan mencapai solusi biaya rendah yang juga optimum. Termasuk didalamnya adalah Metode Wagner Whitin WW. WW merupakan pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan prosedur optimasi program linear, bersifat matematis. Fokus utama dalam penyelesaian masalah ini adalah melakukan minimalisasi penggabungan ongkos total dari set-up cost dan holding cost dan berusaha agar totalnya mendekati nilai yang sama untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan.

2.7 Peramalan Forecasting