Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah (Studi Tentang Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep)

(1)

Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah

(Studi Tentang Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep)

Oleh :

Achmad Sardi Hidayat 201110050311028

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI Nama : Achmad Sardi Hidayat

Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 21 Juli 1992

NIM : 201110050311028

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jenjang studi : Setara-1

Judul Skripsi : Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Parieisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah. (Studi Tentang Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Krisnohadi, MA Yana S.Hijri, S.IP,M.IP

Mengetahui

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Telah Dipertahankan Dihadapan

Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 12 November 2015

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

SURAT PERNYATAAN Nama : Achmad Sardi Hidayat Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 21 Juli 1992

NIM : 201110050311028

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jenjang studi : Setara-1

Menyatakan Bahwa Karya Ilmiah / Skripsi saya: Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Parieisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah.(Studi Tentang Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagaian maupun keseluruhan,kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang, Yang Menyatakan


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN Nama : Achmad Sardi Hidayat Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 21 Juli 1992

NIM : 201110050311028

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jenjang studi : Setara-1

Judul Skripsi : Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Parieisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah.(Studi Tentang Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep)

Pembimbing : 1. Drs. Krisnohadi, MA 2. Yana S.Hijri, S.IP,M.IP


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikumWr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Parieisata Guna Meneunjang Pendapatan Asli Daerah. (Studi Tentang Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep)

Maksud dan tujuan skripsi ini sebagai salah satu prasyaratan untuk memperoleh gelar Setara-1 di Universitas Muhammadiyah Malang. Banyak waktu, tenaga dan masalah-masalah kecil yang menyertai penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang Tua Saya, yang senantiasa memberikan yang terbaik dan selalu memberikan dukungan dan do’a,sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM dan penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Krisnohadi, MA dan Yana S. Hijri, S.IP,M.IP selaku pembimbing yang telah sabar dan ikhlas memberikan bimbingan serta masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(7)

5. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP,MA.Gov selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM yang telah banyak memberikan motivasi dan pelajaran berharga yang dapat saya petik dari beliau untuk saya kedepannya. 6. Keluarga besar Madura dan Surabaya.

7. Orang yang paling saya cintai Rosalina Mega Puspitasari yang telah membantu menyelesaikan dan memberikan masukan skripsi saya.

8. Sahabat terbaikku Arief Setiawan, M Rido Candra Wahyuda, Oktavia Dhetaningrum (Rr), Lia Arista Wati, Nofrian fahma dan semua teman IP.A, IP.B.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis akan dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis ucapkan mudah - mudahan Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Amin

Malang, 18 November 2015 Peneliti


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Berita Acara Bimbingan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstraksi ... viii

Abstract ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 11

1.4Manfaat Penelitian ... 11

1.5Definisi Konseptual ... 12

1.6Definisi Operasional ... 14

1.7Metode Penelitian ... 15

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Desentralisasi Fiskal ... 21

2.1.1 Teori Desentralisai Fiskal ... 21

2.1.2 Teori Pariwisata ... 25

2.2 Unsur Manajeman Pariwisata ... 26

2.3 Kebijakan Pariwisata di Kabupaten Sumenep ... 27

2.4 Konsep Pariwisata ... 28

2.4.1 Definisi Pariwisata ... 28

2.4.2 Objek Wisata ... 31

2.4.3 Jenis Pariwisata ... 32

2.4.4 Informasi dan Promosi ... 32

2.5 Pengelolaan Pariwisata ... 33

2.5.1 Definisi Pengelolaan Pariwisata ... 33

2.5.2 Strategi Pengembangan ... 34

2.5.3 Trasportasi ... 36

2.5.4 Atraksi/Objek Wisata ... 37


(9)

2.6 Peran Pemerintah Dalam Pengembengan Pariwisata ... 40

2.6.1 Kewenangan Daerah Dibidang Pariwisata ... 40

2.6.2 Pembagian Kewenangan Antara Pusat dan Daerah Dalam Pengelolaan Pariwisata ... 41

2.6.3 Peran Pemda Dalam Pengembangan Pariwisata ... 42

BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Geografis Wilayah Kabupaten Sumenep ... 44

3.1.1 Kondisi Geografis Terdiri Dari Daratan dan Kepulauan Dengan Luas Keseluruhan ... 44

3.1.2 Batas Administrasi ... 44

3.1.3 Demografi Kabupaten Sumenep ... 46

3.1.4 Topografi Kabupaten Sumenep ... 47

3.2 Kependudukan Kabupaten Sumenep ... 48

3.2.1 Sumber Daya Alam ... 49

3.2.2 Pertanian ... 50

3.2.3 Perikanan ... 52

3.2.4 Peternakan ... 52

3.2.5 Industri ... 53

3.3 Sejarah Kabupaten Sumenep ... 53

3.3.1 Era Pra Kolonial ... 54

3.3.2 Era Kolonial ... 55

3.4 Profil Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep ... 57

3.4.1 Visi dan Misi Dinas Kebudayan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep ... 58

3.4.2 Sarana yang Diharapkan Dalam Pengembangan Pariwisataan dan Kebudayaan di Kabupaten Sumenep ... 59

3.4.3 Arah Kebijakan ... 59

3.4.4 Program dan Kegiatan ... 60

3.4.5 Sumber Daya Manusianya ... 63

3.4.6 Struktur DISBUDPARPORA ... 67

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Arah Kebijakan/Strategi Kapariwisataan ... 69

4.1.1 Kriteria Unsur Wisata Yang Ada Di Lombang ... 70

4.1.2 Kerja Visi Misi Di Bidang Pariwisata ... 70

4.2 Tatakelola Pariwisata Kabupaten Sumenep ... 72

4.2.1 Organisasi Pariwisata ... 72

4.2.2 Infrastruktur ... 73

4.3 Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Guna Manunjang Pendapatan Asli Daerah ... 75

4.3.1 Promosi Pariwisata ... 75

4.4 Program Pengembangan Pariwisata ... 75

4.4.1 Destinaasi ... 75


(10)

4.4.3 Potensi Wisata Budaya ... 78

4.4.4 Infrastruktur ... 80

4.5 Pengembangan Potensi Pariwisata ... 81

4.6 Dampak Pengembangan Pariwisata ... 84

4.7 Identifikasi Faktor Pendukung dan Penghambat Wisata Pantai Lombang ... 88

4.7.1 Faktor Pendukung ... 88

4.7.2 Faktor Penghambat ... 89

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Realisasi Penyetoran Retribusi Pantai Lombang... 8

Tabel 3.1 Data Pegawai DISBUDPARPORA Berdasarkan Tingkat Pendidikan. 63 Tabel 3.3 Data Pegawai Inspektorat Berdasarkan Golongan……… 65

Tabel 3.4 Struktur Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemeuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep………. 66

Tabel 4.1 Destinasi Pariwisata Di Sumenep……….76

Tabel 4.2 Daya Tarik Pariwisata Di Sumenep………. 77

Tabel 4.3 Potensi Wisata Budaya Kabupaten Sumenep……….. 79

Tabel 4.4 Infrastruktur Dikawasan Pantai Lombang dan Pantai Slopeng……... 80


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kondisi Gerbang atau Pintu Masuk Pantai Lombang……….. 90

Gambar 4.2 Kondisi Infrastuktur Pantai Lombang……….…... 91

Gambar 4.3 Kondisi Infrastuktur Pantai Lombang………...…… 92

Gambar 4.4 Kondisi Infrastuktur Pantai Lombang………...…… 93


(13)

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

H.OKA A.YOETI Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, 1997 Pradanya Pa ramita, Jakarta, hal 35-105.

Moeleong , Lexy j. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif ,Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung, hal 4.

Moeleong , Lexy j. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif ,Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung, hal 6.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, hal 225.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, hal 226.

Soehartono, Irawan .2008 .Metodelogi Penelitian Sosial . PT remaja Rosdakarya. Bandung hal 69.

Moeleong , Lexy j. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif ,Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung, hal 186.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, hal 231.

Moleong , Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif . PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, hal 190-191.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, hal 240.

Moleong , Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif . PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. hal. 248.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuabtitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV ALFABETA, hal 246-252.

Moleong, Prof. DR. Lexy J. M.A. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 330-331.

Saragih,Teori Desentralisasi Fiskal, Surya Barata, Th 2003 Hal 83.

Bahl, Teori Desentralisasi Fiskal, Surya Barata, Bandung, Th 1999 Hal 65.

Saragih, Teori Desentralisasi Fiskal, CV Mandara Maju, Bandung, Th 2003 Hal 12.

Bahl dan Linn, Desentralisasi, Tria Wacana, Yogya, Th 1992 Hal 384. Bahl dan Linn, Desentralisasi, Tria Wacana, Yogya, Th 1992 Hal 374. Suparmoko, Desentralisasi Fiskal, Tria Wacana, Yogya, Th 1997 Hal 320.

Spillane dan badrudin, Industri pariwisata, PT Mutiara Sumber Widya, Jakarta, Th 1987 & 2001, hal 95.


(14)

H Oka A. Yoeti, Perencanaan & pengembangan pariwisata, PT Pradnya Parmita Jakarta, PT Th 1997, Hal 28.

H Oka A. Yoeti, “kepariwisataan”, PT Pradnya Parmita Jakarta, Th 1997 Th 1997 Hal 13.

Oka.A.Yoeti, Perencanaan dan pengembangan pariwisata, PT Pradnya Parmita Jakarta, Th 1997 hal 185-188.

Soewarno, Pengelolaan pariwisata, Angkasa Offset, Bandung, Th 2002 Hal 378. Soewarno dan Tery, Pengelolaan pariwisata, Angkasa Offset, Bandung, Th 2009. Suryuno, Strategi Perkembangan, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th 2004 Hal 80. Nuryanti, Potensi Wisata, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th 1994.

Mariotti dan Yoeti Potensi Wisata, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th 1983. Ramly, Pelestarian Lingkungan Pariwisata, PT Perca, Jakarta, Th 2007, Hal 23. Oka.A .Youti, Peranan Aksesibilitas Pariwisata, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th

1997, Hal 55.

Oka.A. Youti, Syarat Peengembangan Pariwisata, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th 1997, Hal 60.

Oka.A.Yoeti, Lebih Lanjut lagi, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th 2002, Hal 45. Oka.A.Youti, Fasilitas dan Pelayanan Wisata, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th

1997, Hal 44.

Pendit.Nyoman S, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar, Jaya Lestari, Jakarta, Th 1994

Oka A. Yoeti, Perencanaan dan Pengembangan Pareiwisata, PT Pradnya Parmita, Jakarta, Th 1997 Hal 35.

NON BUKU :

Pariwisata Indonesia Lampaui Pertumbuhan Ekonomi http://www.indonesia.go.id/

in/kementerian/kementerian/13947-pariwisata-indonesia-lampaui-pertumbuhan-ekonomi, di akses tanggal 25 Mei 2014.

Perkembangan Pariwisata Indonesia Paling Bagus http://travel.kompas.com/read/ 2014/04/02/0949478/Menparekraf.Perkembangan.Pariwisata.Indonesia.Pal ing.Bagus, di kases tanggal 25 Mei 2015

Perkembangan Pariwisata Indonesia Paling Bagus http://travel.kompas.com/read/ 2014/04/02/0949478/Menparekraf.Perkembangan.Pariwisata.Indonesia.Pal ing.Bagus, di akses tanggal 25 Mei 2015


(15)

BDRB Dari Sektor Pariwisata Harusnya lebih bisa di andalkan http://bappeda.jati mprov.go.id/2015/05/08/ dari sektor pariwisata harusnya lebih bisa diandal kan, di kases tanggal 25 Mei 2015

Pariwisata Jatim Lebih Diseriusi http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/04/16/pariw isata-jatim-lebih-diseriusi/, di akses tanggal 25 Mei 2015.

UU NO 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Pantai Indonesia masuk 100 pantrai terbaikdi dunia http://travel.detik.com/read/20 13/05/30/191402/2260889/1382/bangga-3-pantai-indonesia-masuk-100-pantai-terbaik-dunia, diakses tanggal 28 Mei 2015.

Panduan Wisata Madura, link pariwisata madura. blogspot. com diakses pada tanggal 11/02/2015 pukul 14.15 Wib.

Wisata Kesehatan di Pulau giliyang kecamatan dungkek merupakan daerah di Kabupaten Sumenep mempunyai kandungan 02/oksigen sebesar 21,5% atau

215.000 ppm Keluhan fasilitas yang kurang memadai http://radarmadura.c o.id/2015/01/ pengunjung-pantai-lombang-kecewa/, diakses tanggal 28 Mei 2015.

Disbudbarpora Sumenep

http://wisatasumenep.com/tentang-sumenep/disbudparpora-Sumenep-2/,di akses tanggal 25 Mei 2015. Pantai lombang hidup segan mati tak mau http://koransuararakyat.org/ksr/2015/05

/pantai-lombang-hidup-segan-mati-tak-mau/, diakses tanggal 28 Mei 2015. Tim Dosen Bahasa Indonesia UMM,2003. Bahasa Indinesia untuk Kerangka

Ilmiah. UMM Press Malang. Hal 207, di akses tanggal 26 Mei 2015. Artikel Antarajatim.com berjudul Disbudparpora: Jumlah Wisatawan ke Sumenep

meningkat, http://www.antarajatim.com/lihat/berita/166125/disbudparpora

-jumlah-wisatawan-ke-sumenep-meningkat, adiakses pada hari sabtu, 31 Oktober 2015.

UU No 10 Tahun 2009 Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah, di akses tanggal 26 Mei 2015.

Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Sumenep Tahun 2015, di akses tanggal 26 Mei 2015.

Rencana Strategis (Renstra) Disbudparpora Tahun 2013, di akses tanggal 26 Mei 2015.

UU NO 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, di akses tanggal 26 Mei 2015. Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Sumenep, di akses tanggal 26 Mei 2015. Ibid Buku Profil Dinas Pariwisata, di akses tanggal 26 Mei 2015.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu bidang strategis yang menjadi unggulan bagi pendapatan negara Indonesia. Industri pariwisata terbukti memiliki peran signifikan terhadap pendapatan negara. Saat perekonomian global terpuruk, pertumbuhan pariwisata Indonesia tetap tumbuh, bahkan melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan industri pariwiasata ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen. Sektor pariwisata menyumbangkan produk domestik bruto mencapai Rp 347 triliun. Bila dibandingkan, angka ini mencapai 23 persen dari total pendapatan negara yang tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013, yakni Rp 1.502 triliun, Sektor pariwisata juga menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun 20131.

Berdasarkan laporan The World Travel & Tourism Council (WWTC), Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata paling bagus di antara negara-negara anggota G20. WWTC memperkirakan pada 2014 Indonesia berpeluang mencapai pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 14,2 persen dan wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 6,3 persen. Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian diperkirakan bisa mencapai 8,1 persen2.

1 Pariwisata indonesia lampaui pertumbuhan ekonomi http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/ kementerian/13947-pariwisata-indonesia-lampaui-pertumbuhan-ekonomi, di akses tanggal 25 Mei 2014.

2 Menparekraf : perkembangan pariwisata indonesia paling bagus http://travel.kompas.com/read/2 014/04/02/0949478/Menparekraf.Perkembangan.Pariwisata.Indonesia.Paling.Bagus, di kases tanggal 25 Mei 2015


(17)

2 Kekuatan industri pariwisata Indonesia yang utama masih pada sumber daya alam dan kekayaan ragam budaya. Indonesia memiliki objek wisata eksotis yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Gugusan kepulauan yang indah serta keanekaragaman flora, fauna, adat-istiadat serta kebudayaan lokal yang tersebar di setiap daerah merupakan kekhasan objek wiasata yang ditawarkan dan menjadi daya tarik. Menurut data The Travel and Tourism Competitiveness Index yang dilansir World Economic Forum (WEF) 2013, Indonesia menonjol di kategori budaya dan warisan sejarah serta kekayaan dan keindahan alam3.

Melihat kenyataan diatas, sektor pariwisata dewasa ini memiliki peran strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pariwisata secara umum memiliki kontribusi terhadap terbukanya lapangan kerja yang memiliki implikasi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Statusnya sebagai industri baru telah mendorong sektor ini tumbuh dan berkembang menjadi andalan dalam menambah pendapatan Negara. peningkatan aktivitas dibidang pariwisata secara ekonomi telah menciptakan pasar bagi produk barang dan jasa pelayanan yang dihasilkan, misalnya produk handycraft, perhotelan, makanan, dan traveling.

Senada dengan gambaran perkembangan pariwisata secara umum di Indonesia, salah satu sektor penting bagi perekonomian di Jawa Timur adalah pariwisata. Sebab itu menjadi hal penting juga untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata ini. Pertumbuhan kinerja pariwisata di Jawa Timur pada tahun 2014 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Indikator yang bisa

3 Menparekraf : perkembangan pariwisata indonesia paling bagus http://travel.kompas.com/read/2 014/04/02/0949478/Menparekraf.Perkembangan.Pariwisata.Indonesia.Paling.Bagus, di akses tanggal 25 Mei 2015


(18)

3 dilihat adalah kinerja kunjungan wisatawan mancanegara meningkat 54,07% dibanding tahun 2013.Kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Jawa Timur sebanyak 463.596 ribu orang pada tahun 2014. Sedangkan di tahun 2013 adalah 300.909 orang. Itu artinya meningkat 54,07% dibanding tahun 2013. Secara keseluruhan, kontribusi Produk Domestik Regional Bruto dari sektor pariwisata Jawa Timur, sebesar 7,89% atau Rp 1,292 triliun4. Potensi pariwisata Jatim merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim tertinggi ketiga5.

Menyadari pentingnya pengembangan pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, selain diperlukan biaya yang tidak sedikit, perbaikan sarana dan infrastruktur obyek pariwisata, transportasi, ketersediaan air bersih dan segala fasilitas pengunjung di tempat pariwisata juga menjadi perkhatian khusus, terutama dari pemerintah daerah untuk menunjang pengembangan pariwisata. Selain itu pengembangan dan pembangunan sektor pariwisata juga perlu suatu perencanaan yang baik dan berkelanjutan, apabila hal ini tidak dilakukan dapat menimbulkan dampak negatif, seperti masalah-masalah sosial dan budaya terutama di daerah atau tempat dimana terdapat perbedaan tingkat sosial antara pendatang dan penduduk setempat.6 Untuk itu pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

4 BDRB dari sektor pariwisata harusnya lebih bisa di andalkanhttp://bappeda.jatimprov.go.id/2015 /05/08/pdrb-dari-sektor-pariwisata-harusnyalebih bisa diandalkan/, di kases tanggal 25 Mei 2015 5 Pariwisata jatim lebih diseriusi

http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/04/16/pariwisata-jatim-lebih-diseriusi/, di akses tanggal 25 mei 2015

6 H. OKA A. YOETI Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, 1997 Pradanya Paramita, Jakarta, hal 35-105 di akses tanggal 25 mei 2015,


(19)

4 Dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan sektor tersebut. Aktor tersebut terdiri dari berbagai kelompok kepentingan yang memiliki kepentingan terhadap sektor pariwisata. Secara umum, berbagai pihak tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga sektor yaitu, masyarakat, swasta dan pemerintah. Masyarakat disini adalah masyarakat umum yang memiliki minat terhadap destinasi, sebagai pemilik dari berbagai sumber daya yang merupakan modal penggerak pariwisata, seperti kebudayaan. Termasuk kedalam kelompok masyarakat ini juga tokoh-tokoh masyarakat, tokoh intelektual, LSM, dan media massa. Selanjutnya, dalam kelompok swasta adalah asosiasi usaha yang bergerak dibidang pariwisata dan para pengusaha, sedangkan kelompok pemerintah adalah terbagi dalam berbagai wilayah administratif, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.

Secara normatif, salah satu peran penting dari ketiga aktor di atas, tanpa mengabaikan aktor yang lainnya adalah perlunya keseriusan peran pemerintah dalam pengembangan dan perlindungan tempat wisata. Peran pemerintah disinai salah satunya dengan menyedikan payung hukum atau regulasi guna menjamin pembangunan dan pengembangan pariwisata. Aturan serta regulasi yang mengatur mengenai sektor pariwisata harus jelas dan mengikat semua pihak. Regulasi yang mengatur pariwisata di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa pembangunan sektor kepariwisataan merupakan integral dari pembangunan nasional yang di lakukan secara sistematis, terencana terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat kelestarian dan mutu lingkungan


(20)

5 hidup, serta kepentingan nasional. disebutkan juga bahwa pembangunan pariwisata diperlukan untuk mendorong pemerintah bekesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal nasional dan global.7

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 diatas merupakan landasan pengembangan pariwisata di Indonesia yang direncanakan secara sistematis dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lokalitas daerah setempat dalam kerangka kepentingan nasional. Strategi pengembangan pariwisata berdasarkan amanat undang-undang diatas adalah persoalan yang perlu dikembangkan secara serius karena keampuhan strategi itu diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang berada di sekitar daerah tujuan wisata. Pendapatan masyarakat berjalan searah dengan pendapatan daerah. Peningkatan pendapatan masyarakat berpotensi meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata secara strategis diharapkan dapat memunculkan efek ganda, bermanfat pada pemerintah daerah dan juga pada masyarakat.

Salah satu destinasi pariwisata yang banyak diminati oleh wisatawan, baik itu lokal maupun asing adalah wisata bahari atau wisata pantai. Banyaknya minat wisatawan untuk menikmati keindahan pantai ini di sebabkan keindahan pantai di Indonesia yang begitu menawan, hal ini di buktikan dengan masuknya tiga pantai di Indonesia sebagai seratus pantai terbaik di dunia. Tiga pantai di Indonesia yang termasuk ke dalam daftar 100 pantai terbaik di dunia tersebut adalah Pantai Nihiwatu di Sumba yang berada pada peringkat ke-17, Pantai Canggu di Bali berada pada peringkat ke-39, dan yang terakhir adalah Pantai Derawan di Pulau Derawan


(21)

6 yang berada pada peringkat ke-63. Ketiganya dikatakan sebagai pantai terbaik dikarenakan alamnya yang memesona dan eksotis, keramahan penduduknya, dan juga karena letaknya yang terpencil8.

Di wilayah Jawa Timur, pulau Madura memiliki banyak tempat wisata pantai yang mempesona salah satunya wisata pantai yang berada di Kabupaten Sumenep. Sebagai salah satu kabupaten yang terletak di ujung paling timur pulau madura, sebenarnya Kabupaten Sumenep memiliki keaneka ragaman alam dan budaya yang dapat dijadikan sebagai aset kekayaan daerah, terutama dalam sektor pariwisata . Potensi pariwisata yang di miliki Kabupaten Sumenep dapat di kelompokkan menjadi wisata sejarah, budaya, arsitektur, wisata alam, wisata bahari/laut, wisata konservasi dan wisata minat khusus9. Wisata sejarah, budaya dan arsitektur antara lain Muse um Keraton Sumenep, Masjid Jamik Sumenep, Kota Tua Kalianget, Rumah Tua Tradisional Tanean Lanjhang dan Benteng VOC Kalimo’ok. Wisata alam antara lain Pantai Lombang dengan hamparan cemara udang di bibir pantainya, Pantai Slopeng, Pantai Badur, Goa J eruk, Asta Tinggi, Goa Kuning dan Goa Payudan. Kabupaten Sumenep juga memiliki potensi wisata bahari yang beraneka ragam antara lain Wisata Taman Laut Mamlourit dan Taman Laut Gili Labak. Wisata konservasi juga menjadi andalan Kabupaten Sumenep seperti budidaya ayam bekisar di Pulau Kangean, konservasi kijang di hutan Arjasa serta cemara udang yang tumbuh

indah di sekitaran Pantai Lombang. Pemerintah Kabupaten Sumenep juga mengembangkan wisata minat khusus, yaitu pada kolam

8 3 pantai indonesia masuk 100 pantrai terbaikdi dunia http://travel.detik.com/read/2013/05/30/191 402/2260889/1382/bangga-3-pantai-indonesia-masuk-100-pantai-terbaik-dunia, diakses tanggal 28 Mei 2015

9 panduan wisata madura, link pariwisata madura. blogspot. com diakses pada tanggal 11/02/2015 pukul 14.15 Wib.


(22)

7 pemandian (Water Park) Sumekar, Alun-alun Sumenep dan wisata kesehatan di

Pulau Giliyang.1 0

Wisata Bahari atau wisata laut yang dimiliki Kabupaten Sumenep merupakan salah satu destinasi wisata andalan yang selama ini menarik banyak wisatawan. Salah satu wisata laut yang menjadi andalan Bumi Sumekar ini adalah wisata pantai Lombang. Pantai lombang merupakan salah satu pantai yang terdapat di Desa Lombang Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Pantai Lombang terletak 30 km sebelah timur laut dari Kota Sumenep. Pantai yang memiliki keunikan akan hamparan cemara udang sepanjang 12 km ini merupakan pantai di Sumenep yang paling ramai dikunjungi wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun domestik. Hal ini diibuktikan dengan jumlah pengunjung Pantai Lombang terhitung sejak tanggal 25–31 Desember 2014 dikunjungi sebanyak 3.300 orang1 , dengan tiket masuk sebesar Rp. 7000 maka 1 pemerintaha daerah dapat memperoleh penghasilan sebesar Rp. 23.100.000 juta /bulan, Sehingga pantai ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata.

Keseriusan pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Sumenep tertuang dalam visi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Sumenep yaitu mewujudkan Kabupaten Sumenep sebagai salah satu daerah tujuan wisata (DTW) andalan di Jawa Timur. Sedangkan misinya adalah; Meningkatkan penampilan /event seni budaya dan pariwisata, Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata, Meningkatkan promosi wisata, dan Meningkatkan pemba

1 Wisata Kesehatan di Pulau giliyang kecamatan dungkek merupakan daerah di kabupaten 0 sumenep mempunyai kandungan 02/oksigen sebesar 21,5% atau 215.000 ppm

1 Keluhan fasilitas yang kurang memadai http://radarmadura.co.id/2015/01/pengunjung-pantai-1 lombang-kecewa/, diakses tanggal 28 Mei 2015


(23)

8 ngunan dan pengembangan obyek wisata di Sumenep.1 Dengan adanya visi misi 2 tersebut pemerintah Kabupaten Sumenep mengharapkan sektor pariwisata dapat mendongkrak pendapatan daerah.

Saat ini pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) menargetkan PAD di sektor pariwisata tahun 2015 ada kenaikan 30% dibanding tahun lalu, dari Rp. 230 juta menjadi Rp. 264 juta. Target tersebut direncanakan bersumber dari tiga objek wisata, yakni Pantai Wisata Lombang, Pantai Slopeng, dan Museum Keraton Sumenep. Tiga objek wisata tersebut selama ini menjadi andalan Pemkab Sumenep. Masing-masing lokasi wisata itu, di upayakan ada kenaikan PAD 10 persen, sehingga capaian target yang sudah ditentukan bisa terwujud. Pemda optimis target PAD di 3 lokasi wisata tersebut bisa tercapai. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembenahan dan pemenuhan fasilitas di lokasi wisata yang tentunya juga dibarengi dengan kenaikan retribusi.

Tabel 1.

Rekapitulasi Realisasi Penyetoran Retribusi Pantai Lombang, Pantai slopeng, Museum Keraton, Even-Even pariwisata dan Budaya

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tahun 2014

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase (%) Keterangan

1 Kontrak Pantai Lombang

33.000.000 33.000.000 100

Januari s/d 16

Desember 2014 2 Kontrak Pantai

Slopeng

33.000.000 33.000.000 100

3 Retribusi Pantai Slopeng

54.600.000 41.126.000 75,3

4 Retribusi Museum Keraton

54.800.000 56.286.000 102,7

5 Retribusi Pantai Lombang

54.600.000 56.570.000 103.6

6 Retribusi Olah Raga

- 6.380.000 -

TOTAL 230.000.000 226.362.000 98,4

1 Disbudbarpora sumenep http://wisatasumenep.com/tentang-sumenep/disbudparpora-sumenep-2 2/,di akses tanggal 25 mei 2015.


(24)

9 Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Dengan melihat potensi wisata bahari yang ada di Kabupaten Sumenep baik wisata pantai Slopeng maupun wisata Pantai Lombang memiliki kontribusi dalam pemasukan terhadap PAD Kabupaten Sumenep, membuka suatu lapangan kerja agar menciptakan kesejahteraan secara mandiri bagi masyarakat. Namun besarnya potensi wisata pantai yang dimiliki serta banyaknya minat wisatawan yang datang, kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Antusiasme pengunjung untuk datang ke Pantai Lombang, pantai yang terkenal dengan hamparan cemara udang ini tidak mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan infrastruktur Pantai Lombang secara maksimal, terbatasnya dana pemerintah menjadi alasan klasik yang selama ini di kemukakan.

Kurangnya perhatian Pemerintah terhadap pengembangan Pantai Lombang dapat dilihat dari aksesibilitas yang kurang baik, seperti transportasi umum untuk menuju lokasi yang sangat minim atau hampir dikatakan tidak ada. Jadi bagi para pegunjung yang tetap ingin menikmati Pantai Lombang harus menggunakan kendaraan bermotor pribadi, seperti motor atau mobil, belum lagi dihadapkan dengan kondisi jalan yang mengalami kerusakan disana sini untuk menuju ke tempat wisata. Kurangnya perhatian pemerintah ini ditunjukkan pula dengan sarana dan prasarana pendukung wisatawan yang berkunjung yang masih dinilai kurang maksimal, walaupun sudah dibangun fasilitas kamar mandi, namun pengunjung banyak mengeluhkan fasilitas yang di bangun sangat minim, ini di buktikan sulitnya mendapatkan air bersih1 . Pengembangan pariwisata di Kabupaten Sumenep, 3

1 Hasil wawancara dengan Taufikurrahman, 31, pengunjung asal Pamekasan, di akses tanggal 3 06 mei 2015.


(25)

10 dilakukan setengah hati. Tidak adanya program yang sustainable dan skala prioritas yang jelas, mengakibatkan pengembangan pantai lombang belum

maksimal1 . 4

Untuk itu yang menjadi perhatian dalam pengembangan pariwisata berkaitan dengan destinasi tempat wisata dengan daya tarik (konten), daya dukung pemerintah dan masyarakat, faktor-faktor penunjang seperti transportasi, infrastruktur jalan serta fasilitas di objek wisata harus segera di perhatikan. Pemerintah kabupaten Sumenep melaui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga diharapkan mengambil kebijakan dan mampu merealisasikannya untuk melakukan pembangunan dan pengembangan wisata pantai Lombang yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pengembangan daerah, sehingga tolak ukur keberhasilan dari usaha tersebut tidak hanya terbatas pada kesuksesan rencana dan pelaksanaan program pengembangan pariwisata, akan tetapi seberapa besar sektor pariwisata mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan bagi masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah, Studi Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan perumusan masalah seorang peneliti telah mengidentifikasi persoalaan yang diteliti sehingga sasaran yang hendak diteliti dan di bahas dalam

1 Pantai lombang hidup segan mati tak mau http://koransuararakyat.org/ksr/2015/05/pantai-4 lombang-hidup-segan-mati-tak-mau/, diakses tanggal 28 mei 2015


(26)

11 penelitian ini dapat dirumuskan sebagi memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah, Studi Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep?

2. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat pengembangan Wisata Lombang di Kabupaten Sumenep?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ada beberapa tujuan penelitian yang ini di capai oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Guna Menunjang Pendapatan Asli Daerah, Studi Pengembangan Wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep.

2. Mengetahui Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pengembangan Wisata Lombang di Kabupaten Sumenep

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan untuk memiliki kegunaan dan manfaat bagi penelita dan orang lain secara akademis maupun praktis:

1. Secara Akademis

a. Sebagai syarat untuk memperoleh kelulusan dan gelar Sarjana Ilmu Politik, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang. b. Untuk menambah wawasan dan pengelaman peneliti yang diperoleh pada


(27)

12 c. Sebagai bahan literatur dan pengembangan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi mahasiswa dan umum.

d. Untuk menambah wacana keilmuan dalam bidang Ilmu Pemerintahan. 2. Secara Praktis

a. Untuk menambah pengetahuan bagi Masyrakat Desa Lombeng Kabupaten Sumenep.

b. Memberikan gambaran tentang proses pengembangan wisata kepada mahasiswa dan masyrakat.

c. Sebagai bahan bacaan atau menambah wawasan dan pengetahuan. 1.5 Definisi Konseptual

Dalam setiap penelitian tentu saja ada sebuah konsep dasar pemikiran, hal ini sangat penting untuk memberikan batasan-batasan berkaitan dengan konsep dasar yang dimaksud oleh peneliti. selain itu konsep merupakan istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah adalah penyelenggara menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.


(28)

13 Dari salah satu penyelenggaraan daerah adalah pariwisata yang ada di daerahnya masing-masing untuk mengembangakan agar menjadi destinasi atau daya tarik wisata untuk mengenal budaya maupun ke lebihan daerahnya iya itu permasalahan yang saya angkat wisata pantai lombang.

2. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata

1. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan potensi pariwisata, pemuda dan olahraga serta peran serta masyarakat;

2. Meningkatkan pembinaan dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga;

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan budaya pariwisata, pemuda dan olahraga dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. 4. Meningkatnya pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah ; 5. Meningkatnya lama tinggal wisatawan.

3. Pendapatan Asli Dearah

Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu (UU.No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.

1. Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. 2. Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan


(29)

14 karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan.

3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

1.6 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi oprasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagian mengukur suatu variabel1 . Dalam penelitian ini, variabel operasional yang 5 berkaitan dengan pembangunan infrastruktur Pantai Lombeng pembangunan sarana dan prasarana yang dilaksanakan secara menyeluruh pada pariwisata bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas Pantai Lombeng. Adapun upaya dalam menetukan indikator operasional pada penelitian ini meliputi:

1. Perencanaan perkembangan wisata

 Destinasi (objek wisata)

 Infra stuktur wisata (Hotel, Resto, Penginapan dan lain-lain)

 Daya tarik wisata (Event, Kesenian Budaya, Atraksi Budaya) 2. Pelaksanaan

 Pengembangan destinasi wisata

 Pengembangan infra stuktur wisata

 Daya tarik wisata 3. Promosi wisata

4. Peran serta masyarakat

1 Tim Dosen Bahasa Indonesia UMM,2003. Bahasa Indinesia untuk Kerangka Ilmiah. UMM 5 Press Malang. Hal 207, di akses tanggal 26 mei 2015.


(30)

15 1.7 Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dengan alasan penelitian ini memang mengamati dan mendeskripsikan proses pelayanan penagihan pajak bumi dan bangunan. Metode penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara holistik tentang fenomena yang sedang diamati. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati1 . Moleong mensintesiskan beberapa definisi dari 6 pakar dan memberikan pengertian bahwa penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneilitian, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 7 2. Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanankan di Kabupaten Sumenep, Bappeda Kabupaten Sumenep, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, serta Pantai Lombang. Hal ini dikarenakan sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus peneliti. Dilakukannya penelitian di tempat ini selain peneliti merupakan orang asli Kabupaten Sumenep, juga dikarenakan peneliti memiliki informan yang nantinya akan memudahkan peneliti untuk mencari informasi dan memperoleh data terkait dengan penyusunan skripsi ini.

1 Moeleong , Lexy j. 2014. 6 Metodelogi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung,hal 4, diakses tanggal 26 mei 2015.

1 Moeleong , Lexy j. 2014. 7 Metodelogi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung,hal 6, diakses tanggal 26 mei 2015


(31)

16 3. Sumber Data

Penelitian ini dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purporsive sampling. Dalam penelitian ini penulis mendapat data dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono yang dimaksud dengan sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen1 . 8 Berdasarkan pengertian tersebut, adapun data primer dan sekunder dalam

penelitian ini adalah: a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang peneliti gunakan adalah berupa kata-kata yang peneliti peroleh dari sumber informasi ataupun orang yang meneliti interview. Dengan adanya sumber data primer peneliti berharap bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap karena langsung berhadapan dengan sumber yang dianggap mewakili dan faham mengenai apa yang diteliti. Adapun orang yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Bappeda Kabupaten Sumenep, Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumenep, dan Kepala Bidang Pariwisata Disbudparpora Kabupaten Sumenep. Hal ini untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengembangan wisata Pantai Lombang.

1 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.8 Bandung: CV Alfabeta, hal 225, diakses tanggal 26 mei 2015


(32)

17 2. Masyarakat atau wisatawan pantai lombang, Hal ini untuk mendapatkan informasi mengenai respon masyarakat atau wisatawan pantai Lombang terkait peran pemerintah dalam pengembangan wiasata Pantai Lombang.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah salah satu sumber data yang digunakan untuk mendukung data Primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Koran maupun internet atau televisi, perundang- undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam rangka pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu :

a. Observasi

Nasution (dalam Sugiyono) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan Marshaal menyatakan bahwa melalui

observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna perilaku tersebut1 . 9 Secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan

pengukuran. Akan tetapi , observasi atau pengamatan disisni diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakann indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan2 . 0

1 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.9 Bandung: CV Alfabeta, hal 226, di akses tanggal 26 mei 2015

2 Soehartono, Irawan . 2008 . 0Metodelogi Penelitian Sosial . PT remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm 69 , di akses tanggal 26 mei 2015


(33)

18

b. Wawancara ( interview)

Wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersut

2 . Esterberg (dalam Sugiyono) mendefinisikan wawancara sebagai permuan 1

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksian makna dalam suatu topik tertentu2 . 2

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang pertanayaannya disusun terlebih dahulu, pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Sedangkan wawancara tidak tersrtuktur adalah jenis wawancara yang jauh lebih bebas iramanya tanpa ada draft pertanyaan yang disusun terlebih dahulu, pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari2 . Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti 3 memiliki bukti telah melakukan wawancara dengan informan, maka diperlukan alat-alat bantu seperti buku catatan, tape recorder dan camera.

2 Moeleong , Lexy j. 2014. 1 Metodelogi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung,hal 186 di akses tanggal 26 mei 2015.

2 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.2 Bandung: CV Alfabeta, hal 231, si akses tanggal 26 mei 2015.

2 Moleong , Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif3 . PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, hal 190-191, di akses tanggal 26 mei 2015


(34)

19 c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa berbagai macam , tidak hanya dokumen resmi. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, bisa berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen2 . 4

5. Analisa Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka tahap berikutnya yang harus dijalani adalah tahap analisa agar semua data dari hasil penelitian dengan berbagai sumber yaitu wawancara, observasi dan domumentasi tersebut menjadi teratur, tersusun rapi dalam bentuk tulisan sehingga mudah dibaca dan di interpretasikan atau ditafsirkan.

Dalam teknis analisis data inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipai untuk menjawab persoalan yang diajukan peneliti. Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang adapat diceritakan pada orang lain2 . 5

2 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.4 Bandung: CV Alfabeta, hal 240, di akses tanggal 26 mei 2015.

2 Moleong , Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif5 . PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 248, di akses tanggal 26 mei 2015.


(35)

20 Teknik analisa data yang digunakan dalalam penelitian ini adalah model interaction. Data pada dasarnya telah dinanalisis sejak data tersebut terkumpul, bahkan pada saat pengumpulan data. Metode interaksi ini menuurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono) pada dasarnya meliputi: (1) Reduksi data yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari yang ada dalam

field note; (2) Display data yang merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan; dan (3) Conclution drawing yaitu penggambaran kesimpulan2 . Karena model analisa yang digunakan 6 adalah model interaktif, maka tidak menutup kemungkinan peneliti akan melakukan pengulangan dalam penggalian data. Dalam arti jika informasi yang didapatkan belum jenuh, maka peneliti akan melakukan pengumpulan data kembali, untuk kemudian dianalisa sesuai dengan tahap analisa selanjutnya.

6. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti peneliti menguji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Menurut Patton (dalam Moleong), triangulasi dapat dicapai dengan cara: 1) membandingkan data hasil pengamtan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan didepan umum dengan apa yang dikatakan ssecara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; 4) memban dingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang berbeda latar belakang; dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan2 . 7

2 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuabtitatif Kualitatif dan R&D.6 Bandung: CV ALFABETA, hal 246-252, di akses tanggal 26 mei 2015.

2 Moleong, Prof. DR. Lexy J. M.A. 2014. 7 Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 330-331, di akses tanggal 26 mei 2015.


(1)

15

1.7 Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dengan alasan penelitian ini memang mengamati dan mendeskripsikan proses pelayanan penagihan pajak bumi dan bangunan. Metode penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara holistik tentang fenomena yang sedang diamati. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati1 . Moleong mensintesiskan beberapa definisi dari 6 pakar dan memberikan pengertian bahwa penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneilitian, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 7

2. Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanankan di Kabupaten Sumenep, Bappeda Kabupaten Sumenep, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, serta Pantai Lombang. Hal ini dikarenakan sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus peneliti. Dilakukannya penelitian di tempat ini selain peneliti merupakan orang asli Kabupaten Sumenep, juga dikarenakan peneliti memiliki informan yang nantinya akan memudahkan peneliti untuk mencari informasi dan memperoleh data terkait dengan penyusunan skripsi ini.

1 Moeleong , Lexy j. 2014. 6 Metodelogi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung,hal 4, diakses tanggal 26 mei 2015.

1 Moeleong , Lexy j. 2014. 7 Metodelogi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. PT Remaja


(2)

16

3. Sumber Data

Penelitian ini dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purporsive sampling. Dalam penelitian ini penulis mendapat data dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono yang dimaksud dengan sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen1 . 8 Berdasarkan pengertian tersebut, adapun data primer dan sekunder dalam

penelitian ini adalah: a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang peneliti gunakan adalah berupa kata-kata yang peneliti peroleh dari sumber informasi ataupun orang yang meneliti interview. Dengan adanya sumber data primer peneliti berharap bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap karena langsung berhadapan dengan sumber yang dianggap mewakili dan faham mengenai apa yang diteliti. Adapun orang yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Bappeda Kabupaten Sumenep, Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumenep, dan Kepala Bidang Pariwisata Disbudparpora Kabupaten Sumenep. Hal ini untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengembangan wisata Pantai Lombang.

1 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.8 Bandung: CV Alfabeta, hal


(3)

17 2. Masyarakat atau wisatawan pantai lombang, Hal ini untuk mendapatkan informasi mengenai respon masyarakat atau wisatawan pantai Lombang terkait peran pemerintah dalam pengembangan wiasata Pantai Lombang.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah salah satu sumber data yang digunakan untuk mendukung data Primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Koran maupun internet atau televisi, perundang- undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam rangka pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu :

a. Observasi

Nasution (dalam Sugiyono) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan Marshaal menyatakan bahwa melalui

observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna perilaku tersebut1 . 9 Secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan

pengukuran. Akan tetapi , observasi atau pengamatan disisni diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakann indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan2 . 0

1 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.9 Bandung: CV Alfabeta, hal

226, di akses tanggal 26 mei 2015

2 Soehartono, Irawan . 2008 . 0Metodelogi Penelitian Sosial . PT remaja Rosdakarya. Bandung.


(4)

18

b. Wawancara ( interview)

Wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersut 2 . Esterberg (dalam Sugiyono) mendefinisikan wawancara sebagai permuan 1 dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksian makna dalam suatu topik tertentu2 . 2

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang pertanayaannya disusun terlebih dahulu, pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Sedangkan wawancara tidak tersrtuktur adalah jenis wawancara yang jauh lebih bebas iramanya tanpa ada draft pertanyaan yang disusun terlebih dahulu, pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari2 . Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti 3 memiliki bukti telah melakukan wawancara dengan informan, maka diperlukan alat-alat bantu seperti buku catatan, tape recorder dan camera.

2 Moeleong , Lexy j. 2014. 1 Metodelogi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung,hal 186 di akses tanggal 26 mei 2015.

2 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.2 Bandung: CV Alfabeta, hal

231, si akses tanggal 26 mei 2015.

2 Moleong , Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif3 . PT. Remaja Rosdakarya. Bandung,


(5)

19 c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa berbagai macam , tidak hanya dokumen resmi. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, bisa berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen2 . 4

5. Analisa Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka tahap berikutnya yang harus dijalani adalah tahap analisa agar semua data dari hasil penelitian dengan berbagai sumber yaitu wawancara, observasi dan domumentasi tersebut menjadi teratur, tersusun rapi dalam bentuk tulisan sehingga mudah dibaca dan di interpretasikan atau ditafsirkan.

Dalam teknis analisis data inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipai untuk menjawab persoalan yang diajukan peneliti. Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang adapat diceritakan

pada orang lain2 . 5

2 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D.4 Bandung: CV Alfabeta, hal

240, di akses tanggal 26 mei 2015.

2 Moleong , Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif5 . PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.


(6)

20 Teknik analisa data yang digunakan dalalam penelitian ini adalah model interaction. Data pada dasarnya telah dinanalisis sejak data tersebut terkumpul, bahkan pada saat pengumpulan data. Metode interaksi ini menuurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono) pada dasarnya meliputi: (1) Reduksi data yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari yang ada dalam field note; (2) Display data yang merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan; dan (3) Conclution drawing yaitu penggambaran kesimpulan2 . Karena model analisa yang digunakan 6 adalah model interaktif, maka tidak menutup kemungkinan peneliti akan melakukan pengulangan dalam penggalian data. Dalam arti jika informasi yang didapatkan belum jenuh, maka peneliti akan melakukan pengumpulan data kembali, untuk kemudian dianalisa sesuai dengan tahap analisa selanjutnya.

6. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti peneliti menguji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Menurut Patton (dalam Moleong), triangulasi dapat dicapai dengan cara: 1) membandingkan data hasil pengamtan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan didepan umum dengan apa yang dikatakan ssecara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; 4) memban dingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang berbeda latar belakang; dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan2 . 7

2 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuabtitatif Kualitatif dan R&D.6 Bandung: CV ALFABETA,

hal 246-252, di akses tanggal 26 mei 2015.

2 Moleong, Prof. DR. Lexy J. M.A. 2014. 7 Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.