Pelaksanaan Pengawasan Bidang Kemetrologian Surabaya Terhadap Pompa Ukur BBM Dengan Sistem Teknologi Digital di SPBU Dalam Rangka Memberikan Perlindungan Hak – Hak Konsumen (Studi di Bidang Kemetrologian Surabaya)

PELAKSANAAN PENGAWASAN

BIDANG KEMETROLOGIAN SURABAYA TERHADAP TERA
POMPA UKUR BBM DENGAN SISTEM TEKNOLOGI DIGITAL DI
SPBU DALAM RANGKA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
HAK – HAK KONSUMEN
(Studi di Bidang Kemetrologian Surabaya)

PENULISAN HUKUM

Oleh :
BAGUS HERMAWAN
201010110311026

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2013

KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur Kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyajikan Karya
Ilmiah Tertulis (skripsi) ini dengan judul “Pelaksanaan Pengawasan Bidang
Kemetrologian Surabaya Terhadap Pompa Ukur BBM Dengan Sistem Teknologi
Digital di SPBU Dalam Rangka Memberikan Perlindungan Hak – Hak
Konsumen” (Studi di Bidang Kemetrologian Surabaya). Melalui perjuangan dan
doa yang tak pernah putus serta bantuan baik moril maupun materiil dari beliau
beliau yang sangat menunjang penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
Sebagai hamba Allah SWT yang banyak memiliki kekurangan maka penulis
berharap dan selalu terbuka atas segala kritik yang sifatnya membangun serta
saran demi penyempurnaan penulisan skripsi ini. Melalui kata pengantar ini,
penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya atas segala
pengarahan, bimbingan, bantuan fasilitas serta saransaran yang telah diberikan
selama penulisan skripsi ini, kepada beliau yang terhormat :
1. Moedjiono Hermanto dan Dwi Utami sebagai Papa dan mama tercinta
yang telah memberikan semangat, dorongan, dan sumbangan baik moril
maupun materiil, serta doa selama menempuh studi.
2. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Sulardi, S.H.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Sidik Sunaryo, S.H., M.Si, selaku dosen wali yang telah
memberikan arahan dan supportnya.
5. Ibu Komariah, S.H., M.Si., M,Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi.
6. Ibu Herwastoeti, S.H., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Hukum Muhammadiyah Malang
yang telah banyak membantu selama saya menjadi mahasiswa yang
berguna.
8. Bapak Suharno, SH., M.H selaku Kepala Bidang Pengawasan dan
Penyidikan

Kemetrologian

Surabaya

yang


telah

membantu

dan

memberikan izin dan kesempatan melaksanakan penelitian.
9. Kekasih hati yang aku sayangi dan cintai, Rubhy Nur Afifah , yang selalu
sabar, pengertian, setia dan tulus menemaniku hingga Penulisan Skripsi ini
selesai.
10. Sahabat yang aku hormati dan sayangi, Muhammad Irhamesar Ramadhan,
Dhimas Aditya Nugraha dan Wira Utama Putra serta rekan – rekan
angkatan 2010 dan teman seperjuangan atas bantuan dan kerjasamanya.
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
kritik dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penelitian diwaktu
yang akan datang. Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat utamanya dalam
mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis

Bagus Hermwan

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Cover / Sampul Dalam...........................................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................................ ii
Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat................................... iv
Ungkapan Pribadi/Motto..................................................................................... v
Persembahan ...................................................................................................... vi
Abtraksi .............................................................................................................. vii
Abstract .............................................................................................................. viii
Kata Pengantar.................................................................................................... ix
Daftar Isi .............................................................................................................xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
E. Metode Penelitian .............................................................................. 12
F. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 15
G. Analisa Data ...................................................................................... 17
H. Sistematika Penelitian ....................................................................... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hak Konsumen.................. 19
1. Pengertian Perlindungan Konsumen ............................................. 19
2. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha ....................... 25
3. Jenis – jenis Perlindungan Hak Konsumen ................................... 35
B. Tinjauan Yuridis Tentang Pengawasan oleh Bidang Kemetrologian. 38
1. Pengertian Alat Ukur ..................................................................... 38
2. Macam – Macam Alat Ukur Dalam Metrologi Legal ................... 40
3. Pengertian Pengawasan ................................................................. 43
4. Bentuk – Bentuk Sanksi ................................................................ 52
5. Tugas dan wewenang UPT Kemetrologian ................................... 55
C. Tinjauan Yuridis tentang faktor – faktor Penegakan Hukum............. 60

1. Pengertian Perlindungan Hukum ................................................... 60
2. Pengertian Penegakan Hukum ....................................................... 60
3. Teori Efektifitas ............................................................................. 64
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bidang Kemetrologian Surabaya ............................................. 66
1. Gambaran Lokasi Bidang kemetrologian Surabaya ...................... 66

2. Wilayah Kerja ................................................................................ 68
3. Tugas dan Fungsi ........................................................................... 69
4. Visi dan Misi ................................................................................. 70
5. Struktur Organisasi ........................................................................ 71
B. Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Bidang Kemetrologian Surabaya
terhadap Pompa Ukur bahan bakar minyak (BBM) dalam rangka
memberikan Perlindungan Hak Konsumen ....................................... 78
C. Sanksi – sanksi yang diterapkan apabila terjadi pengurangan volume
sebenarnya dengan teknologi digital dalam pengisian bahan bakar
minyak (BBM) melalui Pompa Ukur BBM ...................................... 98
1. Sanksi – sanksi yang di Terapkan dalam peraturan Perundangan
undangan yang berlaku.................................................................. 98
2. Efektifitas Penerapan Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam

pengisian BBM dengan Pompa Ukur BBM.................................. 107
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 122
Saran ........ ........................................................................................ 126
Daftar Pustaka .................................................................................................... 129
Index .................................................................................................................. 131
Lampiran

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Batas Kesalahan Penunjukan............................................................... 79
Tabel 2 : Batas Kesalahan Penunjukan Untuk Cairan Uji.................................. 82

DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 : Bagan Struktur Organisasi ................................................................. 72
Bagan 2 : Susunan Tugas Struktural di Bidang Kemetrologian Surabaya ........ 120

DAFTAR LAMPIRAN
1. Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir.

2. Surat keterangan telah melakukan penelitian dan wawancara dari Bidang
Kemetrologian Surabaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi
Jawa Timur.
3. Berita Acara Pengawasan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa timur
4. Form Pemeriksaan Pompa Ukur BBM

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku-Buku
Gunawan Widjaja Ahmad Yani, 2000, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H., M.S., LL.M, 2011, Penelitian Hukum,
Kencana, Jakarta
Kansil, C.S.T., 1989, Pengantar ilmu hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta
Dardji Darmodihardjo, 2006, “Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
H. Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, 2007, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Az. Nasution, 1995, Hukum dan Konsumen : Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum

pada Perlindungan Konsumen Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
N.H.T. Siahaan, 2005, Hukum Konsumen Panta Rei, Jakarta
Taufik H. Simatupang, 2004, Aspek Hukum Periklanan dalam Perspektif
Perlindungan Konsumen, PT Citra Aditya Bakti, Bandung
Az. Nasution, 2002, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media,
Jakarta
Sidharta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta
Erman Rajagukguk et al, 2000, Hukum perlindungan Konsumen , CV. Mandar Maju,
Bandung
Heru Supraptomo,1996, Hukum dan Komputer, Alumni, Bandung

Soekanto Soejono, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Raharjo Sutjipto, 2000, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung
Komarudin, 1973, Kamus Riset, Airlangga, Bandung
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, Pedoman Penulisan
Hukum, Malang

Peraturan Perundang-Undangan

Undang – Undang Dasar Republik indonesia Tahun 1945
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Website
http://bappenas.go.id
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12174/1/09E02091.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://harisok.blogspot.com/2010/04/pengertian+pengukuran.html+definisi+pengukura,
http://probodj.wordpress.com/category/metrology/+aspek+hukum+metrologi+legal
http://Disperindag.Jatim.go.id
Marli Candra “Essensi hukum dalam negara Demokrasi”, www.ppmipakistan.or.id

INDEKS
Alat ukur 3, 7, 8, 9, 40, 42, 43, 44,

116, 117, 118, 120, 121, 122, 123,

45, 46, 47, 48, 51, 52, 54, 57, 58,


125, 127, 128, 131, 132, 133, 134,

59, 60, 62, 69, 70, 75, 98, 102,

135, 136

105, 106, 110, 111, 112, 115, 120,
121, 133, 136

Pengujian 9, 49, 50, 59, 60, 79, 83,
86, 87, 90, 91, 92, 95, 97, 98, 99,

Bejana...................... 90, 95, 101, 131

100, 121, 127, 128, 131, 132, 135

Hak 4, 7, 12, 22, 25, 27, 28, 29, 30,

Penyidikan 16, 17, 61, 80, 95, 98, 99,

34, 35, 36, 38, 39, 63, 104, 105,

112, 114, 115, 122, 123, 131, 132,

107, 108, 109, 113, 118, 119, 122,

134, 136

130, 133, 134, 136
Kemetrologian 3, 8, 12, 14, 46, 54,
58, 60, 69, 78, 81, 82, 97, 113,

Pompa ukur 10, 11, 12, 75, 82, 98,
99, 102, 104, 114, 115, 122, 124,
130, 132

114, 115, 116, 117, 118, 120, 121,

Product liability .................... 37, 107

123, 127, 128, 135

Standar 5, 6, 7, 8, 9, 32, 35, 38, 40,

Kewajiban 4, 5, 6, 25, 29, 34, 36, 38,
57, 64, 102, 105, 118, 130

45, 55, 59, 79, 91, 93, 95, 99, 100,
103, 116, 128, 131

Konsumen 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 17,

Takar 7, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29,

51, 52, 54, 57, 59, 60, 62, 69, 78,

30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39,

79, 80, 81, 98, 102, 105, 110, 111,

55, 60, 75, 81, 96, 102, 103, 104,

116, 120, 131, 136

105, 106, 107, 108, 109, 111, 112,
113, 114, 115, 118, 119, 120, 122,
123, 124, 125, 126, 130, 132, 133,
134, 135, 136
Meter arus 15, 71, 83, 84, 85, 86, 87,
88, 89, 90, 92, 93, 94, 98, 99, 101,
139
Pengawasan 3, 8, 9, 12, 13, 45, 59,
69, 72, 73, 75, 78, 79, 80, 83, 95,
96, 99, 100, 109, 113, 114, 115,

Tanda tera 49, 50, 51, 53, 60, 81, 90,
93, 95, 98, 101, 121
Tera ulang 8, 43, 53, 55, 62, 75, 80,
83, 85, 86, 92, 95, 100, 101, 120,
121
Timbang 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48,
51, 52, 54, 57, 59, 60, 62, 69, 75,
78, 79, 80, 81, 98, 102, 105, 110,
111, 120, 131, 133, 136

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang semakin meningkat tidak selalu membawa
kebahagiaan tanpa disertai dengan peningkatan pembangunan kualitas sumber
daya manusia, maka sebaliknya pembangunan dapat menimbulkan hasil yang
tidak seimbang berupa penyalagunaan atau perbuatan-perbuatan menyimpang
lainnya, sebagai contoh adalah ketidaksesuaian pengukur BBM di SPBU
dengan menggunakan teknologi digital.
Mengingat Tujuan nasional dalam alinea keempat pembukaan UndangUndang

Dasar

1945

tersebut

merupakan

konsekuensi

hukum

yang

mengharuskan pemerintah tidak hanya melaksanakan tugas pemerintah saja,
melainkan juga kesejahteraan sosial dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur,
sentosa melalui pembangunan nasional.1 Selain itu, amanat dalam alinea
keempat terdapat kata “mewujudkan” dalam hal ini berkaitan dengan
positivisme hukum dalam teori murni yang dikemukakan oleh Hans Kelsen.
Serta landasan perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia, karena kata
melindungi mengandung asas perlindungan hukum bagi segenap bangsa
Indonesia untuk mencapai keadilan. Di samping itu negara Indonesia turut

1

Lihat tujuan pembangunan Nasional sebagaimana tercantum didalam Pembukaan

Undang – Undang Dasar 1945 aline keempat : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan
keadilan sosial

2

berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia untuk kepentingan bersama
sebagaimana diamanatkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Berdasarkan pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, dinyatakan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Berdasarkan hal tersebut,
hukum

tidak

boleh

tertinggal

dalam

berkesinambungan yang menghendaki

proses

pembangunan

yang

adanya konsepsi hukum

yang

mendorong pembangunan sebagai cerminan dari tujuan hukum moderen.
Salah satu tujuan hukum adalah keadilan menurut pancasila yaitu
keadilan yang seimbang, artinya kesinambungan diantara kepentingan
individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingan penguasa 2.
Istilah konsumen berasal dari kata consumer atau consument. Secara
harfiah arti kata consument itu adalah setiap orang yang mengunakan barang.3
Definisi yuridis formal dari istilah konsumen sebagai definisi yuridis formal
ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (selanjutnya disebut UUPK). Pasal 1 butir 2 UUPK menyatakan
bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang/dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Tindak
pelanggaran terhadap konsumen oleh pelaku usaha, baik yang bersifat
individual maupun kolektif dalam bentuk pelanggaran ekonomi.

2

Kansil, C.S.T., 1989, Pengantar ilmu hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, hlm 40
3

Gunawan Widjaja Ahmad Yani, 2000, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 8.

3

Pelanggaran ekonomi merupakan pelanggaran yang dilakukan tanpa
kekerasan disertai dengan kecurangan (deceit), penyesatan (misprecentation),
penyembunyian kenyataan (concealment of facts), manipulasi, pelanggaran
kepercayaan (breach of trust), penyalahgunaan (misuse), akal-akalan
(subterfuge) atau pengelakan terhadap peraturan (illegal circumvention). Salah
satu bentuk pelanggaran ekonomi tersebut adalah ketidaksesuaian dalam
penetapan ukuran atau timbangan atau yang biasa disebut dengan metrologi.
Lembaga atau sebagai jawatan yang berwenang menangani masalah metrologi
di Indonesia adalah Direktorat Metrologi yang didirikan pada tahun 1923 yang
menjadi dasar pengaturan pengawasan dibidang metrologi 4.
Bagaimanapun, dalam kehidupan sehari-hari saat ini kita memang
memerlukan pengetahuan serta alat pengukuran, penakaran, dan penimbangan
yang tingkat ketelitiannya sesuai dengan kebutuhan. Dapat kita lihat, teknologi
industry sangat memerlukan alat dan teknik pengukuran yang akurat. Demikian
halnya dengan aktivitas konsumsi sehari-hari, seperti makanan, kebutuhan air
minum, penerangan, telepon, dan bahan bakar, semuanya memerlukan alat
ukur, takaran serta timbangan5. Oleh karena itu, metrologi senantiasa relevan
dengan dinamika hidup manusia pada setiap masa. Kinerja dari kegiatan
kemetrologian hampir menyangkut atau berhubungan dengan semua aspek
kehidupan manusia, mulai dari proses sebelum kita dilahirkan ke dunia sampai

4

http://www.metrologi.org/2012/12/data-upt-dan-uptd-metrologi-legal-di.html diakses

pada tanggal 3 Oktober 2013 jam 09.30 WIB
5

DjainulArifin, 2007, Tepat Mengukur, Akurat Menimbang, IDEA Publising, Bandung,

halaman 10

4

kita meninggal dunia. Beberapa contoh berikut merupakan bukti sederhana
tentang pentingnya metrologi dalam hidup manusia.
Tindakan pelanggaran pelaku usaha dalam hal ini banyak menyebabkan
kerugian bagi pihak konsumen, masalah hak dan perlindungan konsumen.
Pihak konsumen sekarang ini masih banyak yang tidak mengerti apa saja yang
menjadi hak mereka dan apa saja yang menjadi kewajiban yang harus mereka
dapatkan pada suatu pelaku usaha yang menjual jasa ataupun bentuk layanan
lainnya.
Pelayanan dalam kegiatan usaha di SPBU menimbulkan interaksi antara
pelaku usaha dan konsumen sebagai pembeli. Dalam layanan pembelian BBM
di SPBU, bukan tidak mungkin terjadi suatu masalah antara pelaku usaha
dengan konsumen yang dapat menimbulkan kerugian terhadap konsumen, oleh
karenanya konsumen perlu mendapat perlindungan hukum.
Dibawah ini adalah apa yang dimaksud dengan perlindungan konsumen,
konsumen, pelaku usaha, barang, dan jasa yang dijelaskan pada Pasal 1
Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:
“perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen,
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,
orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.

Melihat dari cakupan diatas pernyataan tidak untuk diperdagangkan yang
dinyatakan dalam definisi dari konsumen ini ternyata memang dibuat sejalan
dengan pengertian pelaku usaha yang diberikan oleh Undang-undang. Ini
berarti tidak hanya para produsen pabrikan yang menghasilkan barang dan/atau

5

jasa yang tunduk pada undang-undang ini, melainkan juga para rekanan,
termasuk para agen, distributor, serta jaringan-jaringan yang melaksanakan
fungsi pendistribusian dan pemasaran barang dan/atau jasa kepada masyarakat
luas selaku pemakai dan atau pengguna barang dan/atau jasa.6
Permintaan terhadap layanan jasa yang stabil dan cenderung meningkat
adalah salah satu alasan mengapa perusahaan jasa distribusi harus
melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dengan baik. Pasal 7 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang
menjelaskan apa yang menjadi kewajiban pelaku usaha, diantaranya :
a) Beritikat baik dalam melakukan kegiatan usahanya
b) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan
c) Memperlakukan dan melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
d) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
e) diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlaku
f) Member kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta member jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan

6

Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Op.cit . hlm. 26

6

g) Member kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan memanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
h) Member kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuia dengan
perjanjian.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban
konsumen mencakup pemberian informasi dan penggunaan barang/jasa,
pelayanan konsumen, penjaminan mutu barang yang sesuai dengan standar
yang berlaku, pemberian kesempatan kepada konsumen untuk mencoba
barang, dan penyediaan garansi atau jaminan atas barang yang dibuat atau
diperdagangkan. Disamping itu produsen juga harus memberikan kompensasi
atau ganti rugi akibat kerugian yang disebabkan pemakaian dan barang yang
tidak sesuai dengan standar.
Mengingat masih kurangnya kesadaran produsen tentang kewajiban
konsumen ini menyebabkan tahapan atau proses pelaksanaan kewajiban
konsumen di Indonesia dirasakan belum terlaksana secara baik. Masih banyak
perusahaan penghasil barang atau jasa yang belum melakukan kewajibannya
sesuai dengan regulasi yang berlaku khususnya Undang-Undang No.8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Sistem pengukuran di Indonesia mempunyai dasar hukum utama
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal yang berisikan
alat-alat ukur, takar dan timbangan dan pengaturan standar maksimum dalam

7

hal alat ukur. Undang-Undang ini diharapkan dapat menjadi landasan hukum
yang mampu mengangkat harkat dan martabat konsumen yang lemah sehingga
menjadi konsumen yang sadar akan hak - hak dan kewajibannya serta
mempunyai kemampuan dan kemandirian untuk melindungi diri sendiri.
Permasalahan menegnai segala sesuatu dalam pegukuran, penakaran dan
penimbangan secara luas yang lazim disebut permasalahan “Metrologi”
mecakup semua teroi dan praktik yang berhubungan dengan pengukuran yaitu
macamnya, sifatnya, keseksamaannya dan kebenarannya.
Dalam pasal 1 huruf b Undang – undang Republik Indonesia Nomor 2
tahun 1981 tentang Metrologi Legal, yang di maksud dengan Metrologi Legal
adalah :
“Metrologi yang mengelola satuan – satuan ukuran, metode – metode
pengukuran dan alat - alat ukur, yang menyangkut persyaratan teknik
dan peraturn berdasarkan Undang – Undang yang bertujuan melindungi
kepentingan umumdalam hal kebenaran pengukuran”.
Tugas pokok Direktorat Metrologi pada Direktorat Jendral Perdagangan
Dalam

Negeri

Departemen

Perindustrian

dan

Perdagangan

adalah

menyelenggarakan Kemetrologian yaitu : Pengelolaan Standar ukuran dan
laboratorium Kemetrologian, tera dan tera ulang Alat Ukur, Takar, Timbang
dan

Perlengkapannya

(UTTP),

pengawasan

UTTP

serta

penyuluhan

kemetrologian berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut secara berdaya guna dan berhasil guna masih ditemui kendala.

8

Sehingga dapat dilihat dari tujuan penyelengaraan kemetrologian yang
telah dituangkan didalam konsideran Undang – Undang RI Nomor 2 Tahun
1981 tentang Metrologi Legal yang berbunyi:
“Bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan
dalam kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian
hukum dalam pemakaian satuan ukur, standar satuan, metode
pengukuran dan alat – alat ukur, Takar, Timbangan dan
Perlengkapannya”.
Jenis-jenis sanksi yang dapat dijatuhkan kepada pelaku usaha menurut
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
adalah berupa sanksi administratif, sanksi pidana dan dapat pula dijatuhi
hukuman tambahan. Disamping dapat dikenakan sanksi yang ada pada
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
kepada pelaku usaha yang terbukti melakukan kecurangan juga dapat
dikenakan sanksi yang terdapat dalam Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal karena telah melakukan
perbuatan yang dilarang dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981
Tentang Metrologi Legal.
Disamping adapun Balai Metrologi sebagai lembaga pengawasan dan
pemasangan dan pengujian pemakaian alat ukur yang biasa disebut dengan tera
pada mesin pengukur di SPBU atau biasa juga disebut dispeser (pompa).
Alat ukur di SPBU pada masa sekarang tidak terlepas dari kecanggihan
teknologi sebagai alat pengukur volume yang diserahkan kepada konsumen.
Sesuai dengan kemajuan teknologi dibidang Kemetrologian dan tuntutan
jaman, alat ukur pengemas telah berkembang dari sistem mekanik menjadi

9

sistem elektronik, sehingga lebih meningkatkan kepercayaan pembeli terhadap
alat ukur yang dipergunakan.
Pelanggaran dalam hal penggunaan alat ukur oleh produsen adalah salah
satu pelanggaran ekonomi yang sangat sering terjadi di dalam kegiatan
perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat. Fakta yang dapat dijumpai
yaitu keluhan masyarakat tentang ketidaksesuaian alat ukur, khususnya pada
saat pembelian BBM (Bahan Bakar Minyak).
Berdasarkan informasi dari masyarakat dan pengalaman secara langsung,
di SPBU tersebut konsumen sering dirugikan karena BBM yang dibeli tidak
sesuai dengan ukuran sebenarnya. Modus pelaku usaha adalah dengan
menggunakan alat elektronik pada meteran mesin dispenser di SPBU sehingga
berfungsi untuk mengurangi standar ukuran yang dikeluarkan untuk konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis berkeinginan menelaah
lebih jauh tentang perlindungan konsumen ke dalam bentuk penulisan skripsi
yang berjudul :
“PELAKSANAAN PENGAWASAN BIDANG KEMETROLOGIAN
SURABAYA TERHADAP POMPA UKUR BBM DENGAN SISTEM
TEKNOLOGI

DIGITAL

DI

SPBU

DALAM

RANGKA

MEMBERIKAN PERLINDUNGI HAK – HAK KONSUMEN”
(Studi di Bidang Kemetrologian Surabaya)

10

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam mengadakan
penelitian dan mengambil judul penulisan ini timbul masalah yang akan diteliti
dan dibahas dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Pelaksanaan Pengawasan Bidang Kemetrologian Surabaya
terhadap Pompa Ukur bahan bakar minyak (BBM) dengan teknologi
digital di SPBU dalam rangka memberikan Perlindungan Konsumen?
2. Bagaimana sanksi – sanksi yang diterapkan apabila terjadi pengurangan
volume sebenarnya dengan teknologi digital dalam pengisian bahan bakar
minyak (BBM) melalui Pompa Ukur BBM?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk

mengetahui,

memahami

dan

mendeskripsikan

Bagaimana

Pelaksanaan Pengawasan Bidang Kemetrologian Surabaya terhadap
Pompa Ukur bahan bakar minyak (BBM) dengan teknologi digital di
SPBU dalam rangka memberikan Perlindungan Konsumen.
2. Untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan Bagaimana sanksi –
sanksi yang diterapkan apabila terjadi pengurangan volume sebenarnya
dengan teknologi digital dalam pengisian bahan bakar minyak (BBM)
melalui Pompa Ukur BBM.

11

D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan penulis adalah :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
a. Bagi penulis, Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk
mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan skripsi guna
melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di
bidang

ilmu

hukum

pada

fakultas

Hukum

Universitas

Muhammadiyah Malang.
b. Bagi Bidang Kemetrologian, hasil penelitian ini di harapkan dapat
menjadikan

masukan

yang

berguna

untuk

meningkatkan

pengawasan terhadap Pompa Ukur pengisian BBM di SPBU dalam
melindungi hak hak konsumen.
c. Bagi konsumen/masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat
diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan yang peduli terhadap hak – hak
konsumen.
2. Secara Praktis
a. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas berupa masukan tentang perlidungan konsumen
dan tidak kalah pentingnya bahwa penelitian ini dapat memperkaya
hasil penelitian pada ilmu hukum tentang melindungi hak – hak
konsumen yaitu dalam hal pengawasan yang di lakukan oleh

12

instansi yang terkait yaitu UPT kemetrologian untuk meningkatkan
pengawasan kepada tera dispenser agar konsumen tidak banyak di
rugikan.
b. Dengan penulisan hukum ini diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai
bekal untuk masuk ke dalam instansi atau instansi penegak hukum
maupun untuk praktisi hukum yang senantiasa memperjuangkan
hukum di negeri ini agar dapat ditegakkan.

E. Metode Penelitian
Sebuah penelitian tidak terlapas dari metode yang dipergunakan dalam
rangka mencari dan memperoleh data yang akurat dimana metode tersebut
yang nantinya akan menentukan keakuratan dalam menganalisa data. Adapun
metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:7
1. Metode Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan penyelesaian masalah dalam penulisan skripsi
ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yang berdasarkan
ketentuan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan
teori hukum serta melihat realita yang terjadi di masyarakat yaitu
berkaitan dengan Perlindungan Konsumen.

7

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, Pedoman Penulisan

Hukum, Malang

13

2. Lokasi Penelitian
Lokasi

penelitian

dilakukan

di

Laboratorium

kalibrasi

Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa
Timur, Jl. Siwalankerto Utara II/42 Surabaya, Jawa Timur. Alasan
mengapa penelitian dilakukan di Bidang Metrologi ialah karena tugas
pengawasan terdapat dalam unit pelaksana teknis kemetrologian dalam
melakukan pengecekan pompa ukur BBM dengan sistem teknologi
digital yang berada di SPBU seluruh Jawa Timur. Selain itu penelitian
ini guna mendapatkan informasi data – data yang akurat dari Bidang
Kemetrologian Surabaya.

3. Sumber Data
Sumber data adalah yang memberikan data berkenaan dengan
penulisan skripsi ini supaya dapat menerangkan suatu pemasalahan yang
obyektif. Didalam hal ini ada 3 sumber data yang digunakan yaitu
Sumber Data Primer, Sumber Data Sekunder dan Sumber Data Tersier,
sebagai berikut :
a. Data primer
Data primer yang diperoleh langsung dari lapangan yang
berupa hasil wawancara dengan pihak – pihak terkait, melakukan
observasi,

dan

menghimpun

dokumen

atau

catatan

yang

berhubungan dengan permasalahn yang diteliti oleh penulis di
Bidang

Kemetrologian

Surabaya

Perindustrian Propinsi Jawa Timur.

Dinas

Perdagangan

dan

14

b. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari kajian
terhadap bahan hukum berupa doktrin atau pendapat para ahli
hukum terkemuka dan peraturan perundang – undangan antara lain:
1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
3) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
61/MPP/Kep/2/l998 tentang Penyelenggaraan Kemetrologian
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Perindustrian

dan

Perdagangan

Nomor

251/MPP/Kep/6/1999;
4) Peraturan

Menteri

Perdagangan

Nomor

50/M-

DAG/PER/10/2009 tentang Unit Kerja dan Unit Pelaksana
Teknis Metrologi Legal;
5) Peraturan

Menteri

DAG/PER/10/12009

Perdagangan

Nomor

51/M-

tentang Penilaian Terhadap Unit

Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Metrologi Legal;
6) Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Depatemen Perindustrian dan Perdaganan Nomor : 37/
PDN/KEP/3/2010
Volumetrik

tentang Syarat

Teknis Meter Arus

15

c. Data tersier
Data tersier dalam penelitian ini diperoleh dari bahan-bahan
yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan
skunder seperti diambil dari Koran, kliping, majalah, website dan
sebagainya.

4. Metode Pengumpulan Data
Dalam memeperoleh bahan untuk penelitian skripsi atau tugas
akhir yng berbentuk penulisan hukum ini penulis menggunakan metode
pendekatan

maslah

secara

yuridis

sosiologis.

Selain

itu

juga

menggunakan referensi dan informasi pelengkap sebagai pendukung atas
data yang sudah tersedia sebelumnya.Metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan
cara sebagai berikut :
a. Interview atau wawancara
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang responden dengan bercakap –
cakap atau tatap muka. Untuk mendapatkan data – data yang perlu di
gali dalam penelitian ini, maka penulis menentukan responden dalam
penelitian skripsi ini secara purposive sampling yaitu responden
dipilih berdasarkan pengetahuan responden terhadap tema penelitian
yaitu mengenai kebenaran ukuran pompa ukur BBM. Dalam interview
ini penulis memilih narasumber dari beberapa pihak diantaranya
terhadap Kepala Bidang Pengawasan dan Penyidikan Kemetrologian

16

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

propinsi Jawa Timur yaitu

Suharo.S.H.,M.H, selaku kepala bidang kemetrlogian Surabaya.

b. Studi Dokumentasi
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data – data yang
diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian ataupun dengan
mencatat secara langsung dari sumber – sumber yang di butuhkan.
pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari
Bidang Kemetrologian Surabaya. Dokumen tersebut di perlukan untuk
mendukung kelengkapan bahan materi yang lain.

c. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung kelapangan untuk memperoleh gambaran yang nyata
dan jelas terkait obyek yang diteliti, dalah hal ini adalah pengamatan
yang dilakukan di Bidang Pengawasan dan Penyidikan Kemetrologian
Surabaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur.

d. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan, yaitu pengumpulan data berupa peraturan
perundang-undangan yaitu Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,

Undang-

undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi
Legal, data sekunder bahan hukum sekunder berupa doktrin atau
pendapat para ahli dan data sekunder bahan hukum berupa data yang

17

didapat melalui majalah dan artikel yang berhubungan dengan
perlindungan konsumen.

e. Analisa Data
Analisa data yang digunakan peneliti adalah analisis data
deskripsi kualitatif yaitu menganalisis dengan menguraikan gejala
atau fenomena dan fakta-fakta yang didapat dari lapangan secara
obyektif dan yang tidak boleh di lupakan adalah implementasi dari
perundang – undangan yang berlaku benar-benar dilakukan oleh para
pihak penegak hukum8. Disamping itu, berdasarkan Pasal 5ayat 1
Undang – Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Kekuasaan Kehakiman, yaitu: “hakim dan hakim konstitusi wajib
menggali, mengikuti, dan memahami nilai – nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat”, jadi dapat disimpulkan
bahwa yang digunakan adalah hukum tidak terltulis dan bukan hanya
hukum tertulis saja, melaikan kedua – duanya, untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disusun secara sistematis dan secara berurutan
sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan terarah. Adapun sistematika
penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8

Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H., M.S., LL.M, 2011, Penelitian Hukum, Kencana,

Jakarta, hlm 43

18

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengandung tiga unsur yaitu uraian dan penjelasan mengenai
istilah-istilah yang digunakan dan berhubungan dengan penelitian, dasar
konsepsional yang menjelaskan berbagai dasar hukum berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti dan kerangka teoritis yang memaparkan pendapat
para ahli atau sarjana mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
permasalahan yang diteliti.

BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian data penelitian, sekaligus analisa peneliti
terhadap data-data atau bahan-bahan hukum sesuai dengan permasalahan
yang dikaji pada penelitian ini.

BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dalam penulisan penelitian ini yang
berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah uraian peneliti
mengenai hal-hal yang dapat disimpulkannya berdasarkan pembahasan serta
analisa yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Sedangkan saran
berupa rekomendasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan, sesuai dengan
hasil kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya.