Prosedur Penelitian 1.
Pembuatan Tepung Testis
Testis sapi yang digunakan dalam penelitian ini dengan bobot 200 – 450 gr, berasal dari sapi local jenis bull yang sudah berumur 5-7 tahun, dengan
bobot 4-7 kuintal, sapi jantan normal bukan sapi kastrasi. Tepung Testis Sapi TTS dibuat kering segar dengan menggunakan alat Freeze Dry. Prinsip
kerjanya adalah mengeringkan testis dengan suhu rendah, sehingga kandungan nutrisi testis tidak rusak termasuk hormon. Prosedur kerja yang dilakukan
untuk membuat TTS dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Analisis Hormon Testosteron
Pengukuran kadar testosteron dilakukan dengan menggunakan alat HPLC High Performance Liquid Chromatography. Prosedur kerja yang dilakukan
untuk mengukur kandungan hormon testosteron dalam TTS dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil analisis kadar hormon TTS sebesar 10.01 mcgg TTS.
3. Analisis Proksimat TTS
Kandungan nutrisi TTS diproksimat untuk mengetahui kadar protein, lemak, kadar abu, serat kasar dan air. Prosedur kerja yang dilakukan untuk melakukan
uji prokimat kandungan nutrisi TTS dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil proksimat TTS dalam bobot kering : protein 76.26, lemak 13.40, kadar
abu 7.41, serat kasar 0.02 dan BETN 2.91.
4. Pemeliharaan Ikan Uji
Prosedur kerja yang dilakukan dalam memelihara ikan adalah sebagai berikut : 4.1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan akuarium ukuran 50x40x30 cm sebanyak 36 unit.
Akuarium diisi 40 liter air yang sudah diendapkan dalam tandon selama 4 hari. Pergantian air setiap hari dilakukan dengan sistem resirkulasi.
Dalam tandon dipasang heater untuk menstabilkan suhu pada kisaran 28- 30
o
C.
4.2. Penebaran Larva Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan nila hitam Oreochromis
niloticus diperoleh dari BBPBAT Sukabumi. Pengambilan larva pada saat larva berumur 1 hari kuning telur masih ada, selama 5 hari
dipelihara dalam akuarium sampai kuning telur habis umur 7 hari, dengan bobot 0.01-0.02 glarva. Kepadatan larva dalam akuarium
sebanyak 1ekorliter Shalaby et al.,2007 4.3. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa pelet komersil ditambahkan dengan TTS. Sebelum diberikan, TTS dan pelet ditimbang menggunakan timbangan
digital sesuai dengan perlakuan. Prosentase pemberian pakan harian 10- 30hari dengan frekuensi pemberian 3-4 kalihari SNI 6141-2009.
Pemberian TTS setiap hari dilakukan lebih dahulu sesuai dosis perlakuan baru kemudian diberi pelet. Setelah selesai pemberian pelet ditambah
TTS selanjutnya ikan diberi pelet saja sampai panen. Ukuran pelet disesuaikan dengan tingkat perkembangan larva.
4.4. Pengukuran Kualitas Air Pengukuran kualitas air meliputi suhu air, DO, pH dilakukan setiap hari
menggunakan Termometer, DO meter, kertas lakmus dan NH
3
diukur setiap minggu menggunakan spektrofotometer.
5. Pemeriksaan Gonad Ikan Uji