Sensor dan Rangkaian Elektronik Pengujian Lilitan Kawat Sensor

4.3 Sensor dan Rangkaian Elektronik

Untuk menambah respon perubahan suhu lingkungan pada sensor maka sensor dibuat setipis mungkin. ketebalan sensor dibuat setengah kali dari ketebalan semula. Gambar 15 Modifikasi bentuk sensor. Ukuran sensor LM35 bisa diperkecil lagi, tetapi untuk itu diperlukan kehati- hatian agar tidak merusak sensor ketika proses penipisan dilakukan. Pada proses pembuatan rangkaian pemanas, jumlah panas yang diberikan didasarkan pada hasil simulasi. Berdasarkan hasil simulasi, untuk menaikkan suhu sensor sebesar 5 o C pada saat air mengalir dengan laju 0,05 ms diperlukan kalor sebesar 2.8 Watt untuk dialirkan pada kawat pemanas. Pada laju aliran yang tinggi, perubahan selisih suhu yang terbaca sangat kecil sehingga diperlukan rangkaian penguat selisih agar perubahan nilai selisih suhu pada aliran yang tinggi dapat terbaca. Pada awalnya digunakan faktor penguatan gain sebesar 100 kali tetapi pada saat pengukuran, perubahan nilai yang terbaca sangat besar sehingga nilai gain harus dikurangi. Selain itu, pengurangan nilai gain juga dikarenakan alat pembaca tegangan digital volt meter memiliki resolusi yang lebih tinggi pada skala tegangan yang rendah. Nilai gain yang digunakan 50 dengan menggunakan kalor pada pemanas sebesar 2.8 Watt, alat tersebut dapat membedakan laju aliran hingga lebih dari 1 ms. Untuk laju aliran yang lebih tinggi, diperlukan tambahan supply arus listrik pada kawat pemanas atau dapat juga dengan menambahkan nilai gain pada rangkaian pemanas.

4.4 Pengujian Lilitan Kawat Sensor

Pada pengujian ketiga sensor di udara, sensor 3 memiliki respon yang sangat cepat terhadap kenaikan suhu. Hal ini disebabkan oleh jumlah kumparan yang ada pada sensor 3 lebih banyak dibandingkan dengan sensor 1 dan sensor 2 sehingga permukaan sentuh sensor dengan pemanas lebih banyak dan menyebabkan sensor lebih mudah panas. Tetapi pada pengukuran di dalam air, sering terjadi kebocoran pada kawat pemanas dan kaki ground sensor sehingga terjadi error pada saat pengukuran. Sehingga apabila ditinjau dari aspek ketahanan sensor maka sensor 2 dan sensor 3 sulit untuk digunakan sebagai alat pengukuran laju aliran. 4.5 Sistem Kalibrasi Pada awal perancangan alat pengukur laju aliran air, sensor yang akan digunakan hanyalah satu sensor saja. Pengambilan data dilakukan dengan menghitung selisih antara sensor yang telah dipanaskan dengan sensor yang belum dipanaskan. Tetapi pada saat pengukuran dilakukan, terjadi kenaikan suhu air akibat adanya sumbangan panas dari sistem kerja pompa. Adanya gangguan suhu tersebut menyebabkan pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, dibuat sistem baru dengan menambahkan sensor pengukur suhu untuk memantau kenaikan suhu yang terjadi. Dengan demikian, pengukuran dilakukan dengan menghitung selisih suhu antara sensor yang mengukur suhu air T 2 dengan sensor yang telah dililit oleh kawat pemanas T 1 . Sensor pengukur suhu air dipasang pada jarak 15 cm atau jarak yang cukup agar sensor tersebut tidak terpengaruh oleh panas pada sensor dengan kawat pemanas. Gambar 16 Sistem kalibrasi dengan dua sensor. 1 mm 5 mm 15 cm

4.5 Karakteristik Sensor Pengukur Laju