dengan laporan yang menjelaskan tentang struktur perusahaan, mekanisme kerja, di samping informasi lainnya tentang penerapan corporate governance.
8. Pedoman Praktis Penerapan Good Corporate Governance
Kode menyatakan bahwa pelaksanaan corporate governance perlu dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, perusahaan
membutuhkan pedoman sebagai acuan dalam menerapkan corporate governance.
2.3.2 Faktor-faktor Pembentuk Corporate Governance
Steger dan Aman 2008: 17-18 mengemukakan bahwa selain model bisnisindustri dan perangkat hukum yang berlaku, terdapat dua faktor lain yang
membentuk sistem corporate governance, yaitu personalities karakteristik dewan komisaris dan dewan direksi serta ownership kepemilikan. Karakteristik
dewan komisaris dan dewan direksi akan memengaruhi setiap pengambilan keputusan dalam perusahaan, termasuk keputusan pengelolaan intellectual capital.
Karakteristik dewan yang diteliti dapat berupa gender, independensi, latar belakang pendidikan, dan kebangsaan Williams dan O’Reilly, 1998.
2.3.2.1 Dewan Komisaris Independen
Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijakan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi. Komisaris
independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan Surya, 2008: 135. Komisaris independen diharapkan dapat menciptakan keseimbangan atas berbagai
kepentingan para pihak dalam hal pengambilan keputusan bisnis.
2.3.2.2 Dewan Komisaris dan Direksi Wanita
Pengertian direksi dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan ketentuan Anggaran Dasar Surya, 2008: 140. Dalam
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa direksi bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan.
Williams dan O’Reilly 1998 mengungkapkan bahwa diversitas dewan komisaris dan direksi yang semakin tinggi akan menimbulkan gaya kognitif yang
semakin bervariasi, sehingga semakin memperkaya pengetahuan, kebijaksanaan, ide dan pendekatan yang tersedia bagi perusahaan dan pada akhirnya
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Salah satu diversitas yang sering muncul adalah isu gender.
Robins dan Judge 2008: 206 menyatakan bahwa wanita pada umumnya lebih memiliki pemikiran yang mendetail terkait dalam analisis pengambilan
keputusan. Dengan demikian keberadaan wanita dalam jajaran dewan komisaris dan direksi akan memengaruhi pengambilan keputusan yang tepat atas
pengelolaan intellectual capital perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.3 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham oleh manajemen dapat diartikan sebagai kepemilikan sejumlah saham suatu perusahaan oleh dewan direksi dan komisarisnya.
Kepemilikan manajerial ini diasumsikan dapat menurunkan potensi agency problem. Dewan direksi dan dewan komisaris yang memiliki saham di dalam
perusahaan yang mereka pimpin akan memiliki rasa kepemilikan yang kuat sehingga akan menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya untuk
meningkatkan kekayaan perusahaan Makki, 2010: 22.
2.3.2.4 Kepemilikan Institusional
Menurut Hanafi 2003 dalam Priantana 2011: 68, kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh investor institusional yang dapat
dilihat dari proporsi saham yang dimiliki institusi dalam perusahaan. Institusi merupakan lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang
dilakukan termasuk investasi saham.
2.4 Penelitian Terdahulu