BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang di maksud dengan Bank adalah sebagai berikut :
“ Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak “ Kasmir, 2002 .
Eksistensi bank syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan system riba dalam
seluruh transaksinya, tetapi di dalamnya terdapat system yang membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri utama Bank Syariah
Muhammad, 2002 : 99 diantaranya : 1.
Beban biaya : besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawa- menawar dalam batasan-batasan yang wajar.
2. Tidak menggunakan persentase : pembebanan kewajiban membayar
dalam semua kontrak bank syariah 3.
Menciptakan rasa kebersamaan : bank syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan peminjam.
4. Tidak ada keuntungan yang pasti : dalam system muamalah adalah
kontrak yang dilakukan yang hakekatnya merupakan system yang berdasarkan pada penyertaan dengan system bagi hasil.
Dian Ariani: Persepsi Masyarakat Umum Terhadap Bank Syariah Di Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
5. Jual beli uang yang sama dilarang : pada dasarnya kegiatan transaksi yang
dilarang dalam operasionalnnya bank syariah adalah seolah-olah melakukan jual beli atau sewa-menyewa uang dari bentuk mata uang yang
sama dengan memperoleh keuntungan darinya. Pada Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan, juga
dijelaskan tentang jenis-jenis kegiatan usaha perbankan yang digolongkan ke dalam dua bentuk, yaitu:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, dan atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan adalah seluruh jasa perbankan yang ada di bank umum, misalnya menerbitkan Chek dan Giro yang
dipergunakan sebagai media pembayaran pada transaksi perdagangan, dan penyelesaiannya dapat dilakukan melalui lembaga kliring.
b. Bank Syari’ah Bank syari’ah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara syariah atau
berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-qur’an dan Hadis Nabi SAW
Muhammad, 2004 : 94 , sedangkan bank konvensional adalah institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan
Dian Ariani: Persepsi Masyarakat Umum Terhadap Bank Syariah Di Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
fungsi intermediasi. Karena diizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang giral , bank umum dapat juga di sebut sebagai bank umum pencipta uang giral Manurung, 2004 : 134 . Ada dua istilah untuk
penyebutan bank yaitu Bank konvensional dan bank syariah. Dari penggunaan istilah ini sebenarnya sudah menggambarkan ideologi apa yang dianut oleh negara yang
menggunakan istilah ini. Harusnya istilahnya diganti bank syariah – bank konvensional dan bank konvensional–bank syubhat bank yang meragukan kalau
tidak mau dikatakan haram .
2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional