37
dengan bantuan ’ sebuah tingkat pengeluaran baku yang berkaitan dengan luas dan fungsi pemerintahannya.
2.4.1 Alokasi Khusus atau Serbaguna
Bentuk-bentuk tertentu dari alokasi Pemerintah Pusat menetapkan tujuan pengeluarannya. Bantuan khusus, pengimbang
matching, dan biaya satuan, serta kebayakan pinjaman termasuk dalam golongan ini; demikian pula modal yang ditanamkan dalam
badan dengan tujuan tunggal. Jenis-jenis lainnya mewakili bantuan umum umum untuk pengeluaran pemerintahan regional, yang tetap
menikmati kewenangan mengenai tujuan-tujuan dan program-program khusus yang menjadi beban tanggung jawabnya terlepas dari masalah;
apakah penggunaan akhir dari dana Pemerintah Pusat benar-benar dapat dibedakan dari sisa anggaran regional. Bagi hasil pajak, pinjaman
pembangunan menyeluruh comprehensive, bantuan pelengkap- penerimaan, bantuan pembangunan serba-guna, serta bantuan-bantuan
umum dan khusus yang menyeluruh semuanya memiliki sifat serbaguna.
Perbedaan-perbedaanya tidaklah mutlak. Suatu alokasi untuk tujuan khusus masih memungkinkan pemerintahan penerima alokasi
menikmati kewenangan yang besar, mengenai cara memanfaatkannya. Sebuah bantuan untuk membangun sekolah atau puasat kesehatan,
seperti bantuan Inpres Sekolah Dasar dan Inpres Kesehatan di Indonesia, masih memungkinkan pemerintahan daerah untuk
38
menentukan pilihan lokasinya. Bantuan dan pinjaman Program Perbaikan Perumahan Inggris dapat diperuntukan bagi berbagai jenis
pengadaan perumahan pembangunan yang baru, perbaikan rumah pribadi atau dinas, bantuan pengadaan harta tetap mortgage menurut
prakasa masing-masing dewan pemerintahan daerah. Sebaliknya, pembatasan-pembatasan dapat dikenakan atas penggunan bantuan
serbaguna. Jenis-jenis pengeluaran tertentu dapat dikecualikan, program-program pekerjaan umum sangat khas, mengecualikan jasa-
jasa kemasyarakatan atau perkantoran. Suatu tingkat pengeluaran minimum yang diwajibkan dapat ditetapkan bagi fungsi-fungsi tertentu.
Sekali-sekali bantuan khusus mengantikan bukannya melengkapi pengeluaran dari penerimaan regional yang berasal dari pelayanan-
pelayanan tertentu, dengan demikian menambah sumber dana yang tersedia, untuk tujuan lain bagi Pemerintah Regional.
Jelaslah pembatasan-pembatasan yang dikenakan atas kebebasan memilih Pemerintah regional, dalam menggunakan uang Pemerintah
Pusat, berhubungan erat dengan faktor-faktor yang akan dibahas. Bantuan khusus cenderung mengarah pada pola-pola pengeluaran yang
berbeda dari prioritas atau pilihan regional. Ketika bantuan khusus bagi perbaikan jalan telah diserap bersama-sama dengan bantuan lain dalam
sebuah bantuan umum yang baru pada tahun 1972, pemerintah setempat Denmark mengurangi pengeluaran untuk jalan, terlepas dari kenaikan
biaya pembangunan jalan sebesar 45 persen. Alokasi serbaguna
39
memperkuat kebijaksanaan pemerintah regional untuk mengalokasikan uang menurut gagasan mereka tentang kebutuhan dan prioritas
setempat; biasanya sebuah tujuan desentralisasi utama yang sangat jelas.
Suatu alokasi khusus dapat dibenarkan apabila pemerintahan- pemerintahan regional perlu didorong untuk melakukan pengeluaran
yang konsisten dengan cara dan skala yang dikendaki. Langkah ini mensyarakatkan bahwa suatu tingkat pengeluaran minimum yang
seragam atau ditetapkan sebelumnya secara nasional benar-benar penting, dan bahwa langkah ini mungkin bagi Pemerintah Pusat untuk
merencanakannya. Kebijaksanaan ini juga mensyaratkan bahwa Pemerintah Nasional tidak memiliki perangkat yang lebih baik untuk
merangsang kesetiaan regional. Alokasi khusus mungkin teramat penting dalam negara-negara federal, seperti Amerika Serikat, yang
Pemerintah Pusatnya tidak memiliki kekuasaan mengarahkan pemerintahan negara bagian maupun setempat.
Sekalipun demikian, alokasi-alokasi seperti itu seyogianya tidak melebih-lebihkan kemampuan pusat untuk menentukan pengeluaran-
pengeluaran mana yang bermanfaat dan relevan bagi lingkungan setempat; banyak ’ketentuan-ketentuan sasaran’ pembangunan nasional
terperosok dalam perangkap ini. Dalam bidang investasi ekonomi, seperti industri atau pertanian kecil, alokasi ke arah serangkaian pilihan
pembangunan yang leluasa lebih cenderung mengenai sasarannya;
40
Pemerintah Pusat boleh memegang veto atas pilihan regional, tetapi prakarsa dalam memilih program secara tepat akan lebih baik dilakukan
setempat. Demikian pula alokasi-alokasi khusus seharusnya tidak berkepanjangan sehingga manfaatnya menurun. Sekali kegiatan yang
dikehendaki telah terangsang, pemerintahan regional menjadi terlibat padanya dan bantuan keuangan dari pusat dapat ditarik menjadi bantuan
serbaguna.
2.4.2. Bantuan Pengimbang Matching Grants