Kegunaan Penelitian

Pembatasan Masalah

Dalam penelitian analisis perilaku konsumen, yang dikaji adalah faktor marketing mix terhadap keputusan pembelian konsumen minyak goreng pada pasar swalayan di Kota Surakarta.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli minyak goreng tercakup dalam marketing mix yaitu produk, harga, promosi, dan tempat.

Responden adalah konsumen akhir yaitu konsumen yang membeli minyak goreng, baik berjenis minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai maupun minyak jagung untuk konsumsi sendiri atau rumah tangga dimana pembelian dilakukan pada pasar swalayan di Kota Surakarta.

Asumsi

Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian minyak goreng pada pasar swalayan di Kota Surakarta yang mewakili rumah tangga.

Hipotesis

Diduga faktor marketing mix (bauran pemasaran) minyak goreng yaitu faktor produk, harga, tempat, promosi dipertimbangkan oleh konsumen. Diduga variabel yang dominan adalah variabel merek dari faktor produk.

Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Marketing mix adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan pemasar untuk merespon yang diinginkan pasar. Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah jenis minyak goreng, warna minyak goreng, kejernihan, kandungan gizi, volume kemasan, jenis kemasan, merek, keamanan produk, harga minyak goreng, promosi penjualan, promosi oleh SPG, iklan di media, ketersediaan di swalayan, penataan produk, dan kenyamanan di swalayan.

2. Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan , berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan .

3. Jenis minyak goreng adalah pembeda antar minyak goreng berdasarkan bahan baku. Jenis minyak goreng yang diteliti adalah minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai dan minyak jagung.

4. Warna minyak goreng adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap warna dari minyak goreng, yaitu kuning muda, kuning agak oranye dan putih.

5. Kejernihan adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap kepekatan dari warna minyak goreng.

6. Kandungan gizi adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap kandungan unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh yang ada dalam minyak goreng.

7. Kemasan adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap pembungkus produk yang memiliki fungsi melindungi produk dan sebagai tempat dicantumkannya informasi dari produk minyak goreng tersebut. Jenis kemasan dari minyak goreng di pasar swalayan yaitu; derigent, reffil, dan botol dengan berbagai ukuran dari produk minyak goreng.

8. Volume kemasan adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap besar kecilnya kemasan yang berdasarkan volume minyak goreng. Volume minyak goreng kemasan yang umumnya berada di pasar swalayan di Kota Surakarta terdiri dari ukuran 1 liter, 2 liter dan 5 liter.

9. Merek merupakan simbol, warna, kata-kata atau atribut lain yang unik dan menjadi pembeda dengan merek lain. Merek minyak goreng yang berada di pasar swalayan di kota Surakarta diantaranya; Bimoli, Filma, Madina, Tropica, Fortune, Sunco, Mitra, Avena, Rose Brand, Kuncimas, Forvita, Palma, Sania, dan lain-lain.

10. Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah atau satuan mata uang lainnya sebagai alat tukar.

11. Promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

12. Ketersediaan di swalayan adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap kemudahan untuk mendapatkan minyak goreng di pasar swalayan serta jumlah produk yang tersedia di swalayan setiap saat apabila konsumen membutuhkan.

13. Penataan produk adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap tata letak produk di tempat penjualan.

14. Kenyamanan di swalayan adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap tingkat kenyamanan yang didapat oleh pembeli selama berada di swalayan yang menjual minyak goreng.

15. Pasar Swalayan adalah pusat perbelanjaan yang mencakup mini market, supermarket dan hypermarket.

III. METODOLOGI PENELITIAN