MELALUI METODE SOLVOTERMAL
MELALUI METODE SOLVOTERMAL
Merida Saputri, Diana Vanda Wellia, Yulia Eka Putri *
Laboratorium Kimia Material Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas
*E-mail: ekaputriyulia@gmail.com Jurusan Kimia FMIPA Unand, Kampus Limau Manis, 25163
Abstract: Strontium titanate (SrTiO 3 ) is one of the promising thermoelectric material because that can be used as an alternative material producing electrical energy. Synthesis SrTiO 3 nanocube by solvothermal method at 200 o
C for 24 hours using Cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) as the capping agent intended to modify the morphology of SrTiO 3 so as to increase its thermoelectric properties. The prouduct of synthesis were characterized using X-Ray Difraction (XRD), Transmission Electron Microscopy (TEM), Fourier Transform Infrared (FTIR) and LCR meter.
XRD results showed that the SrTiO 3 had a perovskite structure with the highest intensity at 2θ is 32,56 o contained in variations of Sr : Ti = 1: 1.5, STO : CA = 1 : 0.5 which had a higher crystallinity with the crystal size of 7,07 nm. Spectrum of FTIR showed the interaction between SrTiO 3 and CTAB in absorption 1457.30 cm -1 according to the N - O bond stretching indicated interaction O - of SrTiO 3 with N + of CTAB. TEM image showed CTAB successfully had a role as capping agent on the synthesis of SrTiO 3 , it obtained cubic-like particles of SrTiO 3 with avarage size of 20,3 nm. The result of electric conductivity is 7.48 x 10 -7 S/cm.
Keywords: Strontium titanate (SrTiO 3 ) nanocube, capping agent, CTAB, solvothermal.
memanfaatkan panas buangan seperti Energi merupakan salah satu kebutuhan
I. Pendahuluan
energi cahaya matahari, limbah industri, pokok
kendaraan bermotor dan AC, sehingga kehidupan
yang sangat
penting
dalam
energi panas yang terbuang atau tidak aktivitas manusia selalu berhubungan
berguna dapat dikonversi menjadi energi dengan energi. Kebutuhan energi akan
listrik yang bermanfaat bagi kebutuhan semakin
manusia. 2 Teknologi termoelektrik lebih perkembangan zaman. Energi primer
ramah lingkungan, tahan lama dan bisa merupakan sumber energi utama yang juga
digunakan dalam skala yang besar. dapat diolah menjadi energi sekunder yang
sendiri umumnya bisa
Termoelektrik
itu
bahan yang bersifat kehidupan. Penggunaaan energi sekunder
Salah satu material banyak menghasilkan panas buangan,
semikonduktor.
semikonduktor yang bersifat termoelektrik hanya 34% energi yang dapat digunakan,
adalah strontium titanat (SrTiO 3 ). 3 sementara sisanya akan terbuang ke lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan
Strontium titanat (SrTiO 3 ) adalah material suatu pengembangan energi alternatif
semikonduktor yang mempunyai struktur sebagai salah satu upaya penghematan
perovskit dengan unit sel berbentuk kubik. 4 energi
Strontium titanat mempunyai band gap 3,2 buangan menjadi energi listrik dengan
dengan mengkonversi
panas
eV dengan peningkatan yang bagus, karena memanfaatkan material termolelektrik. 1 mempunyai potensi yang besar untuk diaplikasikan, seperti mikroelektronik, solar
Material termoelektrik terbuat dari bahan sel, kapasitor lapis tipis, fotokatalis, dan yang dapat mengkonversi energi panas
peralatan termoelektrik. 5-6 SrTiO 3 memiliki menjadi energi listrik tanpa menghasilkan
sifat termoelektrik yang unggul karena gas beracun maupun polutan lainya.
memiliki hantaran listrik (σ) dan koefisien Termoelektrik ini dapat digunakan dengan
Seebeck (S) yang tinggi, akan tetapi Seebeck (S) yang tinggi, akan tetapi
laboratorium, mortal dan pestel, oven, sehingga kerja termoelektrik generator
magnetic stirrer , magnetic bar, Parrbomb, pH menjadi tidak maksimal. Salah satu cara
meter , centrifuge, batang pengaduk, spatula, yang efektif untuk menurunkan hantaran
timbangan analitik, micro pippette, X-Ray panas adalah memodifikasi morfologi
Diffraction (Simadzu XRD 7000), TEM JEOL SrTiO 3 membentuk nano kubus 3 dimensi
JEM 1400, FTIR, dan LCR meter.
(3D). Berdasarkan teori, SrTiO 3 nano kubus
dapat menurunkan hantaran panas tanpa
2.2. Prosedur penelitian
merubah hantaran
Sintesis dilakukan dengan mempersiapkan dikarenakan pada struktur perovskit SrTiO 3 larutan yang dibuat dengan melarutkan
elektronnya bergerak bebas disepanjang Titanium Tetra Isopropoxide (TTIP) 0,7402 mL ruang 3D nano kubus. Daya hantar panas
dan 1,1103 mL masing-masing ke dalam yang rendah dikarenakan adanya batas
12,5 mL etanol p.a untuk variasi mol Sr : Ti butiran (grain boundaries) yang akan
= 1 : 1 dan 1 : 1,5 sambil distirer selama 10 menghamburkan hantaran panas oleh
menit (300 rpm). Setelah homogen, kedalam vibrasi kisi kristal, sehingga hantaran panas
larutan dimasukan NaOH 1 M dan distirrer hanya terjadi didalam nano kubus. 7 selama 10 menit (300 rpm) sampai pH mendekati 14, sehingga terbentuk suspensi
Dalam penelitian ini dilakukan sintesis
Kemudian kedalam SrTiO 3 nano kubus dengan metode
berwarna
putih.
suspensi tersebut ditambahkan 0,5291 g solvotermal
dan
menggunakan
Sr(NO 3 ) 2 yang ditempatkan dalam ice bath
terlebih dahulu karena Sr(NO 3 ) 2 mudah sebagai penjaga bentuk (capping agent)
cetyltrimethylammonium bromide (CTAB)
larut dalam air dingin, sambil tetap diaduk partikel nano kubus. Pada penelitian
dengan magnetik stirrer sampai homogen ± digunakan metode solvotermal karena
20 menit (300 rpm) sehingga dihasilkan prosesnya lebih mudah dan sederhana. 8 larutan putih yang tidak begitu kental. Penambahan CTAB akan bermanfaat bagi
Setelah
homogen,
kedalam larutan
ditambahkan CTAB dengan perbandingan partikel dalam ukuran nano memiliki energi
pertumbuhan SrTiO 3 nano kubus, karena
mol STO : CTAB = 1:0 ; 1:0,5 ; 1:1 ; 1:1,5 permukaan
sambil tetap di aduk sampai homogen. pertumbuhannya sulit dikontrol. Adanya
Kemudian larutan dimasukan kedalam penambahan CTAB dapat berperan untuk
teflon bejana dan ditempatkan dalam menjaga kestabilan energi permukaan
parrbomb . Proses solvotermal dilakukan partikel sehingga pertumbuhan kristal
C selama 24 jam. Setelah dapat dikontrol sesuai dengan bentuk yang
pada suhu 200 o
solvotermal selesai, larutan diinginkan. Selain itu, CTAB juga bisa
proses
didinginkan dan dipindahkan kedalam sebagai pendispersi sehingga distribusi
tabung reaksi, kemudian di sentrifus ukuran partikel nano kubus yang dihasilkan
dengan kecepatan 3000 rpm, lalu filtratnya menjadi kecil. Dalam mensintesis material
didekantasi dan endapan dicuci dengan ini juga dilihat pengaruh rasio titanium dan
akuabides. Endapan dikeringkan dalam stronsium pada material awal karena hal ini
C selama 5 jam. Produk akan mempengaruhi kemurnian produk
oven pada suhu 105 o
yang dihasilkan dikarakterisasi dengan yang dihasilkan.
XRD, TEM, FTIR dan LCR meter.
II. Metodologi Penelitian
2.1. Bahan kimia, peralatan dan instrumentasi Bahan yang digunakan adalah etanol p.a, (C 2 H 5 OH), Titanium Tetra Isopropoxide (TTIP (Merck), Natrium Hidroksida (NaOH) (Merck),
Stronsium
Nitrat
(Sr(NO 3 ) 2 )
(Merck), Cetyltrimethylammonium bromide ( CTAB), dan akuabides.
Alat
yang
III. Hasil dan Pembahasan
3.1. Analisis hasil karakterisasi
Standar SrTiO 3 (ICDD No 00-005-0634)
SrTiO 3 (Sr-Ti=1-1)(STO-CA-1-0) SrTiO (Sr-Ti=1-1)(STO-CA=1-0.5)
SrTiO 3 (Sr-Ti=1-1,5)(STO-CA=1-0)
SrTiO 3 (Sr-Ti=1-1,5)(STO-CA=1-1) SrTiO 3 (Sr-Ti=1-1)(STO-CA=1-1)
SrTiO 3 (Sr-Ti=1-1.5)(STO-CA=1-0.5)
SrTiO (Sr-Ti=1-1)(STO-CA=1-1.5) 3 SrTiO 3 (Sr-Ti=1-1.5)(STO-CA=1-1.5)
Gambar 2. TEM (a) SrTiO 3 dengan CTAB pada T 200 o C selama 24 jam
Gambar 1. Pola XRD SrTiO 3 yang disintesis
dan (b) SrTiO 3 Gambar 1 menunjukan pola difraksi tanpa CTAB
Hasil TEM menunjukan SrTiO 3 yang pada suhu 200 o
stronsium titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis
C selama 24 jam. Pada grafik dihasilkan dengan penambahan CTAB
(gambar a) berbentuk seperti kubus berupa kristal dengan puncak yang sesuai
diatas terlihat bahwa SrTiO 3 yang terbentuk
(cubelike). Hal ini menunjukan bahwa dengan database standar dari SrTiO pada 2θ 3 penambahan CTAB sebagai capping agent : 22.72
ᵒ (100), 32.56ᵒ (110), 39.90ᵒ (111), 46.41ᵒ dapat mempertahankan bentuk partikel (200), 52.27
ᵒ (210), 57.71ᵒ (211), 67,80 kubus, o meskipun 72,54 o (300) dan 77,18 o (310) dengan struktur
pembentukannya masih belum sempurna, perovskit. Puncak yang lebih tajam dengan
karena CTAB masih belum sempurna meng- intensitas paling tinggi dan tingkat pengotor
capping senyawa SrTiO 3 secara menyeluruh, yang rendah terlihat pada puncak SrTiO
sehingga menyebabkan bentuk pertikel
dengan variasi Sr : Ti 1 : 1,5, STO : CA 1 : 0,5 SrTiO 3 yang dihasilkan tidak membentuk yang menunjukan kristalinitas yang lebih
kubus dengan sisi yang sempurna, tinggi dengan ukuran kristalnya sebesar
sedangkan hasil TEM SrTiO 3 tanpa CTAB 7,07 nm. Pada grafik juga terlihat bahwa
(gambar b) menunjukan bahwa partikel SrTiO
3 yang dihasilkan tidak berbentuk 1,5 umumnya mempunyai kristalinitas yang
3 yang terbentuk pada variasi Sr : Ti 1 :
SrTiO
kubus. Hal ini disebabkan karena tidak ada tinggi.
senyawa yang meng-capping pembentukan perbandingan mol Sr : Ti > 1 menyebabkan
SrTiO 3 sehingga pertumbuhan partikelnya reaksi ion Ti dengan ion Sr lebih cendrung
menjadi semakin meningkat selama proses membentuk SrTiO , sedangkan untuk
pemanasan membentuk bulatan yang
perbandingan mol Sr : Ti = 1 menyebabkan memanjang. Hasil SAED dapat diamati ion Ti dan ion Sr sukar membentuk SrTiO , 3 pola yang jelas (clear pattern) yang karena jumlah ion Ti yang kurang
menandakan bahwa SrTiO 3 yang terbentuk mencukupi untuk membentuk SrTiO
merupakan senyawa polikristal. Ukuran
sehingga ion Sr yang bersisa akan partikel rata-rata SrTiO 3 dengan adanya
capping agent (CTAB) adalah 20,3 nm, terdapat didalam autoclave membentuk
cenderung bereaksi dengan gas CO 2 yang
ukuran tersebut mengindikasikan bahwa senyawa SrCO 3 yang ikut terdeteksi pada
partikel SrTiO 3 yang dihasilkan tergolong puncak XRD yaitu pada 2θ : 25,17 o , 36,72 o skala nano karena ukurannya kurang dari
dan 44,75 o . 9 100 nm.
asimetri dan CH 3 simetri stretching dari
(d)
2 molekul CTAB pada serapan 2925,82 cm -1
5 dan gugus CN pada 1000 cm -1 – 975 cm -1 .
5 87 Molekul CTAB ini juga dapat diamati pada
13 85 gambar 2a yakni hasil TEM yang
menunjukan adanya gumpalan (aglomerasi)
(% s 90
2 0 dari CTAB yang belum larut sehingga
29 14 57 menutupi beberapa bagian partikel SrTiO 3 .
te In
(b)
Tabel 1. Pengukuran Konduktivitas Listrik
28 14 95 91 Resistansi (Ω) (a)
29 3 SrTiO 3 SrTiO 3
5 Waktu (s)
dengan tanpa
CTAB CTAB
Angka Gelombang (cm -1 )
Gambar 3. Grafik FTIR (a) SrTiO 3 tanpa
2 200300 280690 CTAB (b) CTAB (c) SrTiO 3 3 215500
dengan CTAB sebelum dan (d)
617430 820730 sesudah pencucian
Gambar 3a menunjukan hasil FTIR dari
Konduktivitas
7.48 x 10 -7 6,54 x 10 -7 SrTiO 3 tanpa CTAB yang menunjukan
listrik (S/cm)
adanya OH stretching pada serapan 3030,64
cm -1 , pada 1486,23 cm -1 merupakan serapan Hasil konduktivitas listrik yang diperoleh
mengindikasikan bahwa sampel SrTiO 3 daerah sidik jari menunjukan interaksi
dari nitrat pada Sr(NO 3 ) 2 dan serapan pada
merupakan material semikonduktor. 10 hasil antara Ti dan O.
pengukuran juga menunjukan bahwa sampel SrTiO 3 dengan penambahan CTAB Vibrasi molekul CTAB ditunjukan pada
mempunyai konduktivitas listrik lebih gambar 3b. Adanya serapan pada 2913,12
tinggi daripada SrTiO 3 tanpa CTAB. cm -1 dan 2882,30
cm -1 yang
kuat
menandakan adanya CH 2 asimetri dan CH 3 IV. Kesimpulan
simetri stretching. Selain itu, pada daerah Sintesis SrTiO 3 nanokubus telah disintesis
melalui metode solvotermal. Rasio titanium serapan 1476,30 cm -1 dan CN stretching dari
sidik jari terdapat CH 2 scissoring pada
pada material awal molekul CTAB pada 959,80 cm -1 dan 911,01
dan stronsium
berpengaruh terhadap kemurnian SrTiO 3 cm -1 .
nano kubus yang dihasilkan dengan kristalinitas tertinggi terdapat pada variasi
Interaksi SrTiO 3 dengan CTAB dapat dilihat mol Sr : Ti 1 : 1,5 dan STO : CA 1 : 0,5. dari gambar 3c pada serapan 1457,30 cm -
Adanya interaksi antara SrTiO 3 dan CTAB
1 yang merupakan N-O stretching yang teridentifikasi dengan FTIR pada serapan menandakan adanya interaksi O -1 - dari angka gelombang 1457,30 cm . Hasil TEM
SrTiO 3 dengan N + dari CTAB. Selain itu, menunjukkan bentuk partikel SrTiO 3 yang juga terdeteksi adanya gugus OH stretching
dihasilkan dengan penambahan capping pada serapan 3246,65 cm -1 . Pengukuran
agent seperti kubus (cubelike) dengan ukuran untuk SrTiO 3 dengan CTAB setelah
partikel rata-rata 20,3 nm. Konduktivitas pencucian
listrik yang dihasilkan senyawa SrTiO 3 dilakukan. -7 Hal ini bertujuan untuk nanokubus sebesar 7.48 x 10 S/cm yang
mengamati apakah setelah proses pencucian
menunjukan
produk
bersifat
tersebut molekul
CTAB nya
dapat
semikonduktor.
dihilangkan. Pada gambar 3d dapat dilihat
bahwa pada sampel masih terdapat molekul
V. Ucapan Terima Kasih
CTAB. Hal ini dapat diketahui adanya CH 2 Tulisan ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak, CTAB. Hal ini dapat diketahui adanya CH 2 Tulisan ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak,
Colin, Norman, dkk, Eka Putri dan Dr. Diana Vanda Wellia serta
6. Yue
Lin,
Thermoelectric Power Generation From semua staf laboratorium yang membantu
Lanthanum Strontium Titanate Oxide at penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Room Temperature the Additions Graphane, ACS Applied Materials and
Referensi
Interfaces , 2015.
7. Qiang Xu and Tetsuhiko Kobayashi,
1. Nandy P, Artono R, M. Adhitia, Potensi Advanced Materials for Clean Energy, Pembangkit Daya Termoelektrik Untuk
CRC Press, 2015, 94. Kendaraan
8. Benny Rio Fernandez: Sintesis Nano Teknologi, 2009, 2(13):53-58.
Hibrid,
Makara
Partikel. Makalah. Progam Pasca Sarjana
Universitas Andalas. Performance
2. Jung, Wang, High
Termoelectric
Studi Kimia.
9. A. Marques, dkk, A Novel Synthesis of Affected by All-Scale Grain Boundary
Strontium Titanate
Bulk
Material
SrCO 3 -SrTiO 3 Nano Composites with and Inclusions, Scripta Materialia, 2014.
High Photocatalytic Activity, J Nanopart
3. Plaff, Gerhard, Sol-Gel Synthesis of Res , 2014, 16 : 2804. Stronthium Titanate Powder of Varoius
10. Irzama, dkk, Studi Konduktivitas Listrik
Film Tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 yang Didadah 1993, 3 (7), 721-724.
Compositions, Journal Mater Chemistry ,
Ferium Oksida (BFST) menggunakan
Metode Chemical Solution Deposition, Synthesis of Stronthium Titanate Nano
4. Ning, Wang,
dkk,
Solvothermal
ISSN : 1410 – 9662, 2010, 13(1). Crystaline from Metatitanic Acid and Photocatalytic
Activities.
Powder
Technology. 2011, 207, 407- 473.
5. Stanulis, A, dkk, Low Temperature Synthesis
Strontium Titanate Ceramics, Material Chemistry and Physics , 2011, 130, 1246- 1250.