2.3 Aspek-Aspek Konsep Diri
Menurut Berzonsky 1 981 dalam jurnal “Dinamika Konsep Diri pada Remaja
Perempuan Pembaca Teenlit ” yang disusun oleh Novia Dwi Rahmaningsih dan
Wisjnu Martani, Berzonsky 1981 aspek konsep diri adalah : 2.3.1. Aspek fisik, yaitu bagaimana penilaian individu terhadap segala
sesuatu bayang terlihat secara fisik yang dimilikinya seperti tubuh, kesehatan, pakaian penampilan.
2.3.2. Aspek sosial, yaitu bagaimana peranan sosial yang perankan individu mencakup hubungan antara individu dengan keluarga dan individu
dengan lingkungan. 2.3.3. Aspek moral, merupakan nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah
dalam kehidupan individu dan memandang nilai etika moral dirinya seperti kejujuran, tanggungjawab atas kegagalan yang dialaminya,
religiusitas serta perilakunya. 2.3.4. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki
individu terhadap dirinya sendiri
2.4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari Significant Other
orang yang terpenting atau yang terdekat dan Self Perception persepsi diri sendiri.
2.4.1. Significant Other Orang yang terpenting atau yang terdekat
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain
yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang
yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus
hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
2.4.2. Self Perception Persepsi diri sendiri
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.
Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan
dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang
dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif
dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
2.5. Hipotesis
“Ada perbedaan signifikan pada konsep diri remaja putus sekolah dengan remaja sekolah yang menjadi anak PPA pusat pengembangan anak. Remaja
sekolah anggota PPA memiliki konsep diri lebih baik dibandingkan remaja putus sekolah.”
METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional
Konsep Diri:
Berzonsky 1981 mendefinisikan konsep diri sebagai sebuah personal theory yang mencakup seluruh konsep, asumsi, dan prinsip yang dipercayai oleh
individu tentang dirinya sepanjang kehidupan. Sementara itu, di sumber lainnya Berzonsky 1981, mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran mengenai
diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan
moral. Dapat dilihat bahwa secara ringkas Berzonsky mengungkapkan bahwa konsep diri adalah hal-hal yang terkait dengan fisik, sosial, moral, dan psikis, hal inilah yang
akhirnya menentukan konsep diri seseorang atau individu.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek keseluruhan berjumlah 60 orang dengan klasifikasi 30 orang adalah remaja putra ataupun putri dengan kriteria putus sekolah dan 30 lainnya adalah
remaja putra ataupun putri dengan kriteria bersekolah serta menjadi anak PPA Pusat Pengembangan Anak. Subjek didapatkan sesuai dengan jumlah anak yang dijumpai
atau dapat dikatakan accidental.
3.3. Teknik pengumpulan data
Menggunakan teknik pengambilan data yaitu, Non Probability Sampling dengan menggunakan Convenience Sampling, artinya adalah penentuan jumlah sampel tidak
dilakukan melalui perhitungan tertentu akan tetapi dengan menetapkan jumlah atau ukuran sampel sesuai perkiraan menurut Nawawi, 2001, teknik pengambilan