Energi Angin TINJAUAN PUSTAKA

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Angin

Energi angin berasal dari matahari melalui reaksi fusi nuklir hidrogen H menjadi helium He pada inti matahari. Reaksi ini menimbulkan panas dan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ke segala arah. Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi ini yang diterima oleh bumi, tetapi hampir menyediakan seluruh kebutuhan energi di bumi. Total energi matahari yang diterima oleh bumi diperkirakan sekitar 1,8 x 10 11 MW. Hanya 2 3,9 x 10 9 MW yang dikonversikan menjadi energi angin. Dan sekitar 35 energi angin ini dihamburkan pada ketinggian 1000m dari permukaan bumi. Oleh karena itu, energi angin yang tersedia hanya sekitar 1,26 x 10 9 MW. Wei Tong, 2010 Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. Dengan demikian, daerah khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak daripada di daerah kutub, atau dengan kata lain, suhu udara di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara di daerah kutub. Perbedaan suhu dan tekanan udara inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang didefinisikan sebagai angin. 2.1.1 Kondisi angin Dahulu sebelum ada alat pengukur kecepatan angin, angin ditaksir dengan skala kekuatan angin yang dikemukakan oleh Beaufort dan disebut menjadi skala Beaufort. Kondisi kecepatan angin dibagi menurut kelas angin seperti pada tabel berikut. Tabel.2.1 Kondisi angin Kelas Angin V ms V kmjam V knotjam 1 0,3 - 1,5 1 - 5,4 0,58 - 2,92 2 1,6 - 3,3 5,5 - 11,9 3,11 - 6,42 3 3,4 - 5,4 12,0 - 19,5 6,61 - 10,5 Universitas Sumatera Utara 5 4 5,5 - 7,9 19,6 - 28,5 10,7 - 15,4 5 8,0 - 10,7 28,6 - 38,5 15,6 - 20,8 6 10,8 - 13,8 38,6 - 49,7 21 - 26,8 7 13,9 - 17,1 49,8 - 61,5 27 - 33,3 8 17,2 - 20,7 61,6 - 74,5 33,5 - 40,3 9 20,8 - 24,4 74,6 - 87,9 40,5 - 47,5 10 24,5 - 28,4 88,0 -102,3 47,7 - 55,3 11 28,5 - 32,6 102,3 - 117,0 55,4 -63,4 12 32,6 118 63,4 Sumber: nugrohoadi.wordpress.com Tabel.2.2 Tingkat kecepatan angin 10 meter diatas permukaan tanah Kelas angin V ms Kondisi alam di daratan 1 0,00 - 0,02 ---------------- 2 0,3 - 1,5 angin tenang, asap lurus ke atas 3 1,6 - 3,3 asap bergerak mengikuti angin 4 3,4 - 5,4 wajah terasa dingin, daun-daun bergoyang pelan, petunjuk arah angin bergerak 5 5,5 - 7,8 debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon bergoyang 6 8,0 - 10,7 ranting pohon bergoyang, bendera berkibar 7 10,8 - 13,8 ranting pohon besar bergoyang, air plumpang berombak kecil 8 13,9 - 17,1 ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga 9 17,2 - 20,7 jalan berat melawan arah angin 10 20,8 - 24,4 dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh 11 24,5 - 28,4 dapat merubuhkan rumah, menimbulkan kerusakan 12 28,5 - 32,6 menimbulkan kerusakan parah 13 32,6 tornado Sumber: nugrohoadi.wordpress.com 2.1.2 Energi kinetik angin sebagai fungsi dari kecepatan Energi kinetik yang terkandung dalam udara yang bergerak dengan kecepatan v dapat dihitung dari persaman berikut, E k = ½ mv 2 dimana m adalah massa udara. Daya angin dapat diperoleh dengan mendiferen- sialkan energi kinetik angin terhadap waktu. Universitas Sumatera Utara 6 P = dE k dt P = ½ v 2 = ½ ρAv 3 W 2.1 dimana pada persamaan diatas dapat kita lihat bahwa energi angin P ; Watt bergantung terhadap faktor-faktor seperti aliran massa udara ; kgs, kecepatan angin v ; ms, densitas udara ρ ; kgm 3 , dan luas permukaan area efektif turbin A ; m 2 . 2.1.3 Energi kinetik angin berdasarkan ketinggiannya dari permukaan tanah Kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh ketinggiannya dari permukaan tanah. Semakin mendekati permukaan tanah, kecepatan angin semakin rendah karena adanya gesekan antara permukaan tanah dengan angin. Berikut adalah rumus menghitung kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dan jenis permukaan tanah di sekitarnya. V = V 1 ZZ 1 1n 2.2 V = kecepatan angin pada ketinggian Z V 1 = kecepatan angin pada ketinggian Z 1 n = nilai n dipengaruhi oleh permukaan tanah Tabel.2.3 Nilai n berdasarkan jenis permukaan tanah Jenis pemukaan tanah n 1n padang rumput datar 7,0 - 10,0 0,10 - 0,14 pesisir pantai 7,0 - 10,0 0,10 - 0,14 sawah dan perkebunan 4,0 - 6,0 0,17 - 0,25 daerah perkotaan 2,0 - 4,0 0,25 - 0,50 Sumber: indone5ia.wordpress.com

2.2 Potensi Angin di Indonesia

Dokumen yang terkait

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

4 48 106

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut PITCW

11 83 99

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

5 59 106

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut

0 0 24

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

1 2 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

1 1 18

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0018 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0012 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

1 1 21

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 13