Saran KONSEP PENGANGKATAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) HAPPY BUDYANA SARI

cxii kasih dan sayag dan hubungan tanggung jawab sebagai sesama manusia. Karena tidak ada hubungan nasab, maka konsekuensi hukum lainnya adalah antara orang tua angkat dengan anak angkat harus menjaga mahram, dank arena tidak ada hubungan nasab, maka keduanya dapat melangsungkan perkawinan.

B. Saran

1. Diharapkan dengan makin meningkatnya kesadaran beragama masyarakat muslim maka makin mendorong semangat untuk melakukan koreksi terhadap hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, antara lain masalah pengangkatan anak. Hasil ikhtiar ini mulai tampak dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam KHI sebagai pedoman hukum materiil peradilan agama mengakui eksistensi lembaga pengangkatan anak dengan mengatur anak angkat dalam rumusan Pasal 171 huruf h dan Pasal 209. Peradilan Agama sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam secara konsisten mengawal penerapan hukumnya sehingga berpengaruh positif cxiii terhadap kesadaran masyarakat yang beragama Islam untuk melakukan pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam. 2. Disarankan kepada instansi pemerintah khususnya instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan masalah pengangkatan anak yaitu Peradilan Agama, Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar lebih meningkatkan sumber daya manusia yang ada didalamnya untuk lebih meningkatkan sosialisasi terhadap produk peraturan perundang-undangan yang terbaru mengenai pengangkatan anak sehingga diharapkan dengan adanya sosialisasi maka akan adanya pengusaan materi mengenai pengangkatan anak dengan segala kompleksitas permasalahan yang ada didalamnya. Dengan adanya penguasaan materi mengenai pengangkatan anak maka permasalahan yang akan timbul akan dapat lebih diminimalisasi dan diberikan solusi yang cepat, terbaik dan tepat. 3. Diharapkan kepada seluruh Warga Negara Indonesia bahwa harus ada pengetahuan yang jelas dari calon orang tua angkat dan orang tua kandung yang akan diangkat orang lain, perihal perbedaan prinsip Hukum Pengangkatan Anak yang diajukan dan diputus Pengadilan Negeri, dengan pengangkatan anak yang diajukan dan diputus Pengadilan Agama. Pengetahuan dan kesadaran hukum tentang perbedaan hukum pengangkatan anak tersebut seharusnya sudah diketahui dan disadari pada saat akan cxiv mengajukan perkara permohonan, sehingga mereka dapat dengan tepat memilih pengadilan mana yang akan memberikan penetapan, yang kemudian akan berdampak pada akibat hukum yang ditimbulkan. cxv DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku :