Latar Belakang Pengembangan Modul Ilustratif Pembelajaran Ipa Smp Berbasis Inkuiri Terbimbing Bermuatan Pendidikan Karakter bab 1

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bertujuan menciptakan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara untuk saat ini dan masa yang akan datang. Pengembangan potensi-potensi ini dapat dikembangkan dengan mengoptimalkan kurikulum yang ada. Kurikulum di Indonesia hingga saat ini memiliki tujuan yang sama, yaitu memenuhi tujuan pendidikan tersebut. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengimplementasikan kurikulum ke dalam proses pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang baik, dapat menghasilkan profil lulusan yang baik juga. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA pada jenjang SMP merupakan pembelajaran dengan penekanan pemahaman konsep kepada siswa. Dengan pemahaman yang baik terhadap konsep IPA, maka literasi siswa dalam memecahkan masalah-masalah IPA akan semakin baik. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan, masih banyak siswa yang terpengaruh pendapat masyarakat bahwa mempelajari IPA khususnya fisika sangat sulit karena terlalu banyak ungkapan matematis di dalamnya. Kejadian ini diperkuat dengan proses pembelajaran di kelas yang hanya terpaku pada metode klasikal dengan penekanan matematis di setiap pertemuannya. Kenyataannya, IPA merupakan bidang ilmu yang sangat luas, sangat menarik, dan sangat bermanfaat untuk commit to user 2 dipelajari karena IPA mempelajari setiap hal dan fenomena alam yang terjadi di sekitar siswa. Fakta ini akan menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mempelajari IPA jika guru dapat menyampaikannya dengan baik. Kecenderungan guru mengajarkan IPA pada komponen matematis membuat representasi siswa kuat di komponen ini dan lemah di komponen representasi lainnya, misalnya representasi di komponen kata, visual dan kinestetik. Komponen lain ini sangat diperlukan dalam memahami konsep dalam IPA. Contohnya visual, karena IPA adalah ilmu tentang alam, dan siswa secara terus menerus menggunakan matanya untuk mempelajari setiap kejadian atau hal apapun yang ia lihat, maka komponen visual harus diperhitungkan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya visual tentunya, namun semua komponen representatif multi representatif itu perlu dioptimalkan. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan siswa menggunakan multi representatif dalam memahami konsep satu materi akan menjadi halanganbatas pemahaman siswa Gunel cit . Abdurrahman 2006. Komponen representasi visual dapat dioptimalkan dengan penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran dan bahan ajar yang tepat. Salah satunya yaitu modul pembelajaran. Keberadaan modul saat ini masih bersifat verbal atau tekstual sehingga peserta didik masih merasa kurang tertarik untuk membacanya. Selain itu, hal ini membuat representasi siswa pada komponen visual akan tetap lemah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan modul dengan disertai gambar atau ilustrasi. Karena sifatnya yang konkret, media gambar atau ilustrasi lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. Nicholas 2007 mengungkapkan bahwa siswa yang mempelajari commit to user 3 suatu buku yang dilengkapi dengan ilustrasi terbukti lebih baik dalam meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk menjelaskan kembali isi pesan dari buku tersebut dibandingkan dengan siswa yang mempelajari buku tanpa dilengkapi ilustrasi. Ilustrasi-ilustrasi ini dapat berupa penjelasan dari suatu materi dan aplikasi dalam dalam kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu materi IPA SMP Kelas VII yang paling penting dan menjadi dasar dari ilmu fisika lainnya yaitu materi gerak lurus. Hal ini dikarenakan Gerak Lurus adalah dasar untuk mempelajari materi selanjutnya seperti usaha dan energi, kinematika gerak dua dimensi, hingga fisika modern dan fisika kuantum akan mensyaratkan materi gerak lurus ini untuk dikuasai terlebih dahulu. Selain itu, aplikasi gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari yang melimpah di sekitar kehidupan siswa, membuatnya harus dikuasai agar siswa dapat menjadikannya alasan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Pemilihan metode yang tepat dalam membelajarkan materi gerak ini menjadi salah satu kunci utama dalam membangun pemahaman siswa. Dalam pembelajaran fisika, salah satu metode yang dianggap cukup efektif adalah metode inkuiri dan discovey Refi Elfira, 2010. Metode ini mengarahkan pembelajaran fisika untuk berangkat dari alam dan memaknai gejalanya sebagai sebuah ilmu. Inkuiri mengacu pada berbagai cara para ilmuwan mempelajari alam dan mengusulkan penjelasan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari pekerjaan mereka. Inkuiri dalam proses pembelajaran, mengacu pada kegiatan siswa di mana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman ide-ide commit to user 4 ilmiah, serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam NRC, 1996. Metode inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif peserta didik terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap fisika. Metode inkuiri membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis dan berpikir positif. Metode inkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep dalam fisika saja, melainkan sikap keilmiahan dalam diri peserta didik. Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tentang “Pengembangan Modul Ilustratif Pembelajaran IPA Fisika SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing Bermuatan Pendidikan Karakter ”

B. Identifikasi Masalah