Kerangka Pemikiran TINJUAN YURIDIS KLAUSULA ASURANSI DALAM AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN.

B. Kerangka Pemikiran

Kekuatan hukum klausula asuransi bagi para pihak Klausula asuransi sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi Klausula asuransi Akta pemberian hak tanggungan Perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan Bankkreditur Nasabahdebitur Perjanjian asuransi Keterangan : Untuk memajukan pembangunan nasional yang merata dan adil, diperlukan suatu biaya. Biaya tersebut dapat diperoleh melalui kredit. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank kreditur dengan pihak lain debitur, yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit mempunyai arti yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan pembangunan yang adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetapi kredit juga dapat menimbulkan berbagai masalah. Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai risiko berupa kegagalan dan kemacetan dalam pelunasannya. Untuk mengurangi risiko tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan jaminan dari debitur kepada kreditur. Jaminan tersebut akan digunakan sebagai ganti untuk melunasi hutang apabila debitur tidak melunasi hutang. Dalam perkembangannya bentuk jaminan yang oleh lembaga perbankan dianggap paling efektif dan aman adalah tanah dengan jaminan hak tanggungan. Pemberian hak tanggungan tersebut dilakukan dengan pembuatan akta pemberian hak tanggungan APHT yang dibuat oleh PPAT sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Di dalam APHT tersebut terdapat klausula asuransi yang dasar diadakannya perjanjian asuransi atas objek hak tanggungan. Tujuan dari diadakannya perjanjian asuransi tersebut adalah untuk menghindari kemungkinan rusak atau hilangnya barang yang dijadikan jaminan akibat bencana alam atau kesengajaan dari pihak debitur. Dengan ditandatanganinya APHT oleh kedua belah pihak, maka klausula asuransi yang terdapat dalam APHT telah mengikat dan memiliki daya memaksa bagi para pihak yang membuatnya. Setelah didaftarkannya APHT ke kantor pertanahan, maka klausula asuransi tersebut memiliki kekuatan untuk mengikat pihak ketiga, dalam hal ini adalah pihak asuransi atau penanggung yang telah ditunjuk sebelumnya oleh pihak bank untuk mengadakan perjanjian asuransi atas objek hak tanggungan dengan Pihak Debitur. Setelah memiliki kekuatan hokum untuk mengikat dan memiliki daya memaksa bagi para pembuatnya, maka selanjutnya dilakukan perjanjian asuransi atas obyek hak tanggungan. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Klausula Asuransi dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan Kaitannya