commit to user
18
ukuran optimal suatu daerah. Faktor-faktor itu antara lain masalah eksternalitas antara wilayah, skala ekonomi dan persoalan sumber pembiayaan Fisher, 1996:
129.
3. Pengertian Kemampuan, Kemandirian, dan Efektifitas
Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang
direncanakan, maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila pencapaian melebihi dari apa yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya
sangat bagus. Apabila pencapaian tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dari apa yang direncanakan, maka kinerjanya jelek.
Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk
menilai kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi
kinerja yang akan berlanjut. Menurut Halim 2001 analisis kinerja keuangan adalah usaha
mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam organisasi pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan
ada beberapa ukuran kinerja, yaitu kem am p u an , kemandirian, efektifitas, efisiensi, pertumbuhan, dan keserasian. Pada penelitian ini lebih difokuskan
pada kemampuan dan kemandirian keuangan daerah.
commit to user
19
a. Pengertian Kemampuan Keuangan
Kemampuan keuangan daerah atau sering disebut sebagai derajat desentralisasi fiskal DDF menunjukkan tingkat keberdayaan Pendapatan Asli
Daerah PAD dalam menyumbang pendapatan daerah. Kemampuan keuangan daerah ini merupakan antara total PAD dengan Total Pendapatan Daerah TPD.
Atau diformulasikan sebagai berikut
Udjianto , 2005:
Kemampuan Keuangan Daerah= PADTotal Pendapatan Daerah
Kriteria kemampuan keuangan daerah yang dibuat oleh Badan Litbang Depdagri dan Fisipol UGM 1991 sebagai berikut :
1 0,00 - 10 : sangat kurang
2 10,1 - 20 : kurang
3 20,1 - 30 : cukup
4 30,1 - 40 : baik
5 40,1 - 50 : sangat baik
6 50 : memuaskan
b. Pengertian Kemandirian Keuangan
Kemandirian keuangan daerah atau yang sering disebut sebagai derajat otonomi fiskal DOF menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai
sendiri penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber
pendapatan yang diperlukan daerah. Ini juga menggambarkan ketergantungan
commit to user
20
pemerintah daerah terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi sumber pajak dan retribusi maka tingkat ketergantungan daerah terhadap pihak eksternal
semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Kemandirian itu dapat diformulasikan sebagai berikut
Udjianto, :2005:
Kemandirian = PAD Bantuan Pusat dan Pinjaman
Kriteria mandiri keuangan daerah yang dibuat oleh Badan Litbang Depdagri dan Fisipol UGM 1991 sebagai berikut :
1 0,00 - 10 : sangat kurang
2 10,1 - 20 : kurang
3 20,1 - 30 : cukup
4 30,1 - 40 : baik
5 40,1 - 50 : sangat baik
6 50 : memuaskan
3. Pengertian Efektifitas
Efektivitas dalam pengertian yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan bahwa
efektivitas dari pemerintah daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Sesuai dengan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 4 ayat 4, efektif adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara
commit to user
21
membandingkan keluaran dengan hasil. Efektifitas berfokus pada
outcome
atau hasil. Suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efektif apabila
output
yang dilaksanakan bisa memenuhi target yang diharapkan Mahmudi: 2007. Pengertian efektivitas berhubungan
dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar
terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas menurut Devas, dkk.,
1989, 279-280 adalah hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan program dapat
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemerintah dengan biaya serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Menurut Handoko 1995:5 efektivitas merupakan kemampuan memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, dikatakan efektif jika dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Efektivitas
juga diartikan melakukan pekerjaan yang benar. Sedangkan menurut Halim 2000:72, efektivitas adalah hubungan antara output pusat tanggungjawabnya dan
tujuannya. Makin besar kontribusi output terhadap tujuan makin efektiflah satu unit tersebut.
Pengertian efektifitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika
kegiatan tersebut
mempunyai pengaruh
besar terhadap
kemampuan
commit to user
22
menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah
daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin besar realisasi
penerimaan PAD dibanding target penerimaan PAD, maka dapat dikatakan semakin efektif, begitu pula sebaliknya. efektifitas diformulasikan sebagai
berikut Budiarto, 2007:
Efektifitas =Realisasi PADTarget Penerimaan PAD
Nilai efektifitas diperoleh dari perbandingan sebagaimana tersebut diatas, diukur dengan kriteria penilaian kinerja keuangan Medi, 1996 dalam
Budiarto, 2007 sebagai berikut: 1
100 dapat dikatakan sangat efektif 2
90 - 100 adalah efektif 3
80 - 90 adalah cukup efektif 4
60 - 80 adalah kurang efektif 5
60 adalah tidak efektif. Faktor penentu efektifitas sebagai berikut Budiarto, 2007: a faktor
sumber daya, baik sumber daya manusia seperti tenaga kerja, kemampuan kerja maupun sumber daya fisik seperti peralatan kerja, tempat bekerja serta dana
keuangan; b faktor struktur organisasi, yaitu susunan yang stabil dari jabatan- jabatan, baik itu struktural maupun fungsional; c faktor teknologi pelaksanaan
commit to user
23
pekerjaan; d faktor dukungan kepada aparatur dan pelaksanaannya, baik pimpinan maupun masyarakat; e faktor pimpinan dalam arti kemampuan untuk
mengkombinasikan keempat factor tersebut kedalam suatu usaha yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai sasaran yang dimaksud.
B. Penelitian Terdahulu