Tujuan Materi Ajar Buta Warna Buta warna Merah-Hijau

1. Menganalisis secara berkelompok tentang penyakit menurun pada manusia Buta warna, anodontia dan hemofilia dengan teliti, tepat dan benar. 2. Menyajikan data hasil diskusi tentang penyakit menurun pada manusia Buta warna, anodontia dan hemofilia dengan jujur dan bertanggung jawab. 3. Melaporkan hasil diskusi dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran sesuai informasi yang ditemukan.

D. Tujuan

1. Peserta didik dapat menganalisis secara berkelompok tentang penyakit buta warna sebagai penyakit menurun pada manusia dengan teliti, tepat dan benar. 2. Peserta didik dapat menganalisis secara berkelompok tentang penyakit anodontia sebagai penyakit menurun pada manusia dengan teliti, tepat dan benar. 3. Peserta didik dapat menganalisis secara berkelompok tentang penyakit hemofilia sebagai penyakit menurun pada manusia dengan teliti, tepat dan benar. 4. Peserta didik dapat membuat chart tentang penyakit menurun pada manusia Buta warna, anodontia dan hemofilia dengan jujur dan bertanggung jawab. 5. Peserta didik dapat mempresentasikan produk yang telah dibuat dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran sesuai informasi yang ditemukan.

E. Materi Ajar

1. Materi : Hereditas Manusia 2. Sub Materi : Penyakit Menurun PENYAKIT MENURUN Beberapa contoh penyakit menurun pada manusia diantaranya adalah buta warna, Anodontia dan Hemofilia.

A. Buta Warna Buta warna Merah-Hijau

Penderita tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Penyakit ini herediter dan disebabkan oleh gen resesip c berasal dari bahasa inggris: “colorblind” yang terdapat pada kromosom-X. Alelnya dominan C menentukan orang tidak buta warna normal. Jika orang perempuan normal homozigotik kawin dengan seorang laki-laki butawarna, maka semua anaknya akan normal. Ini disebabkan karena ginospermium yang membawa gen dominan C, sehingga zigot mempunyai genotip Cc. Berhubung C dominan terhadap c, maka individu Cc adalah normal. Keturunan yang menerima kromosom-Y menjadi anak laki-laki. P CC x c- XX XY Normal Buta Warna Ovum C c - spermatozoa X X Y F1 Cc = perempuan normal XX C- = laki-laki normal XY Bagaimanakah sekarang apabila keadaannya terbalik, artinya seorang perempuan buta warna, kawin dengan seorang laki-laki normal? Jika demikian keadaannya, maka semua anak perempuan akan normal, sedangkan semua anak laki-laki akan butawarna. Ini disebabkan karena kromosom-X dari anak laki-laki ini berasal dari ibunya yang membawa gen resesip c. P cc x C- XX XY Buta warna Normal Ovum c C - spermatozoa X X Y F1 Cc = perempuan normal XX c- = laki-laki buta warna XY Di sini nampak bahwa sifat dari ayah yaitu normal diwariskan kepada semua anak- anak perempuan, sedangkan sifat dari ibu yaitu buta warna diwariskan kepada semua anak laki-laki. Cara mewariskan sifat keturunan itu dinamakan cara mewariskan bersilang criss- cross inheritance dan ini merupakan ciri khas bagi pewarisan gen-gen yang terdapat pada kromosom-X. Jika diagram perkawinan tersebut diperhatikan, maka semua anak perempuan normal namun heterozigot Cc. Andaikan gadis ini dikemudian mendapat suami normal, maka semua anak perempuan akan normal, tetapi separoh dari jumlah anak laki-laki kemungkinan buta warna. Anak laki-laki ini buta warna disebabkan karena ia menerima kromosom-X yang membawa c berasal dari ibunya. Jadi ibunya merupakan ‘carrier’ pembawa gen untuk buta warna. P Cc x C- XX XY Normal Normal Ovum C c C - spermatozoa X X X Y F2 CC = perempuan normal XX C- = laki-laki normal XY Cc = Perempuan Normal XX c- = laki-laki buta warna XY Akan tetapi andaikata gadis tersebut menikah dengan laki-laki buta warna, maka separoh dari jumlah anak perempuan akan normal dan seprohnya lagi akan buta warna, demikian pula keadaannya pada anak laki-laki. P Cc x c- XX XY Normal Buta Warna Ovum C c c - spermatozoa X X X Y F2 Cc = perempuan normal XX C- = laki-laki normal XY cc = Perempuan buta warna XX c- = laki-laki buta warna XY Dari berbagai contoh dimuka dapat diketahui bahwa penyakit buta warna lebih sering dijumpai pada orang laki-laki dari pada orang perempuan.Terjadinya perempuan buta warna apabila ia mempunyai ibu heterozigotik dan ayah buta warna. Ini sulit dijumpai karena penyakit buta warna sangat jarang ditemukan. Di amerika serikat kira-kira 8 dari penduduknya laki-laki menderita buta warna, sedangkan orang perempuan yang buta warna hanya sekitar 0,5. Pada orang Cina di RRC sekitar 6 dari penduduknya laki-laki buta warna, sedangkan pada orang indonesia kira-kira 3,5 dari penduduk laki-laki menderita buta warna. Pada orang perempuan belum diselidiki frekuensinya.

B. Anodontia