3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Temperatur Tubuh
Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur tubuh hewan merupakan keseimbangan antara produksi panas tubuh yang
dihasilkan oleh metabolisme basal dan aktifitas otot tubuh dengan panas yang dikeluarkan oleh tubuh Pieterson dan Foulkes, 1988.
Temperatur tubuh internal diukur dengan mengukur suhu rektal menggunakan termometer. Menurut Cunningham 2002, temperatur tubuh dipengaruhi oleh
lingkungan, jenis hewan, dan kondisi hewan. Hewan-hewan betina, hewan-hewan
bunting, dan hewan-hewan muda mempunyai temperatur tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan hewan jantan, hewan tidak bunting, dan hewan tua Widodo
et al., 2011. Panas tubuh yang hilang lewat kulit kira-kira sejumlah 85 sisanya dikeluarkan melalui respirasi dan urinasi. Regulasi dari panas tubuh terletak pada
pusat termoregulator yang terletak di otak. Jika temperatur lingkungan naik maka tubuh akan beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi denyut nadi dan frekuensi
respirasi sehingga panas tubuh akan dialirkan oleh darah lebih cepat dan dikeluarkan oleh tubuh melalui konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi
McDowell, 1972. Pada hewan sehat yang mengalami latihan berat, temperatur yang meningkat
akan segera kembali lagi kebatasan normal dalam waktu 10-20 menit, sedangkan pada hewan yang sakit, latihan akan mengakibatkan peningkatan temperatur tubuh
yang lebih besar dan diikuti penurunan temperatur yang lambat Widiono, 2001.
4
Temperatur tubuh yang meningkat dari normal 1
o
C di atas normal disebut dengan fever demam sedangkan temperatur dibawah normal disebut dengan
hipotermia. Temperatur normal anjing 37,6 – 39,4 C Widodo et al., 2011.
2.2. Frekuensi Denyut Nadi Pulsus
Pulsus didefinisikan sebagai denyutan yang dirasakan saat penekanan secara perlahan di atas pembuluh arteri. Ritme denyut ini merupakan refleksi dari detak
jantung. Faktor penting yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan pulsus adalah frekuensi, ritme dan kualitas. Frekuensi pulsus ditentukan dengan menghitung
detak jantung selama satu menit. Ritme dari pulsus yang normal dapat dilihat dari urutan ritme setiap denyut secara teratur dalam interval tertentu. Kualitas yang
baik dideskripsikan dari tekanan dinding arteri, hal ini sebagai indikasi aliran darah pada pembuluh darah. Arteri yang dapat digunakan untuk memeriksa pulsus
anjing adalah arteri yang terletak di bawah kulit. Anjing dan kucing, pulsus dapat diraba pada arteria femoralis pada paha bagian dalam.
Frekuensi normal dari pulsus bervariasi dari masing-masing spesies dan individu. Variasi dari pulsus dipengaruhi oleh faktor umur, ukuran tubuh, jenis
kelamin, ras, kondisi atmosfer, waktu pengukuran dan aktifitas Upadhyay dan Madan, 1985; Pieterson dan Foulkes, 1988; Dwamadji et al., 2000. Hewan
bertubuh kecil memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan berbadan besar pada spesies yang sama. Hewan yang lebih muda memiliki
frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan yang lebih tua. Hewan betina memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan
hewan jantan. Hewan yang sedang bunting tua juga memiliki frekuensi pulsus
5
yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan dalam keadaan tidak bunting Widodo et al., 2011.
Pada keadaan patologis, pulsus meningkat dapat ditemukan pada kasus demam, keracunan, anemia serta penyakit jantung. Frekuensi pulsus yang
menurun dapat terjadi pada kasus penurunan aktivitas jantung Widiono, 2001. Frekuensi pulsus normal anjing 76-148 kalimenit Subronto, 2008.
2.3. Frekuensi Nafas