Lampiran 1. Pembuatan Larutan 1. Pembuatan Larutan H
2
SO
4
2 M
Untuk membuat 1000 mL H
2
SO
4
2 M, diambil sebanyak 111,04 mL H
2
SO
4
pekat dan diencerkan dengan akuades pada labu ukur 1000 mL sampai tanda batas. Cara
perhitungannya adalah sebagai berikut : H
2
SO
4
yang tersedia adalah 96 vv; 1L = 1,84 kg; BM = 98,08 gmol [H
2
SO
4
] = = 18,0098 M V
1
.M
1
= V
2
.M
2
V
1
.18,0098 = 1000 mL. 2M V
1
= 111,04 mL
2. Pembuatan Larutan HCl 0,1 M
Untuk membuat 1000 mL HCl0,1 M, diambil sebanyak 8,3 mL HClpekat dan diencerkan dengan akuades pada labu ukur 1000 mL sampai tanda batas. Cara
perhitungannya adalah sebagai berikut : HClyang tersedia adalah 37 vv; 1L = 1 = 36,5 gmol
[HCl] = = 11,96 M V
1
.M
1
= V
2
.M
2
V
1
.11,96 = 1000 mL. 0,1M V
1
= 8,36 mL
3. Pembuatan Larutan BaCl
2
.2H
2
O 0,25 M
Untuk membuat 100 mL BaCl
2
.2H
2
O 0,25 M, ditimbang dengan teliti 6,0750 g BaCl
2
.2H
2
O
,
kemudian dilarutkan dengan 20 mL akuades dan diencerkan dalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
M BaCl
2
.2H
2
O = Berat BaCl
2
.2H
2
O = 0,25 M x 243 gmol x Berat BaCl
2
.2H
2
O = 6,0750 g
4. Pembuatan Larutan H
2
C
2
O
4
Untuk membuat 100 mL H
2
C
2
O
4
0,025 M, ditimbang dengan teliti 0,225 g H
2
C
2
O
4,
kemudian diencerkan dalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
M H
2
C
2
O
4
= Berat H
2
C
2
O
4
= 0,025 M x 90 gmol x Berat H
2
C
2
O
4
= 0,225 g
5. Pembuatan Larutan Metilen Biru 100 ppm
Untuk membuat 1000 mL larutan stok metilen biru 100 ppm, ditimbang dengan teliti 0,1 g metilen biru kemudian diencerkan dengan akuades dalam labu ukur 1000 mL sampai
tanda batas. Cara perhitungan sebagai berikut:
Metilen biru 100 ppm = x 1000 mL
ppm. = 100 mg
= 0,1 g
Larutan metilen biru 50 ppm
V
1
. M
1
= V
2
. M
2
V
1.
100 ppm = 500 mL. 50 ppm V
1
= 250 mL Dengan cara yang sama dibuat larutan metilen biru 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 50
M
1
V
1
M
2
V
2
100 ppm 1 mL
1 ppm 100 mL
100 ppm 2 mL
2 ppm 100 mL
100 ppm 3 mL
3 ppm 100 mL
100 ppm 4 mL
4 ppm 100 mL
6. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M
Untuk membuat 500 mL NaOH 0,1 M, ditimbang dengan teliti 2,0000 g NaOH dan dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 500 mL sampai tanda batas.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: M = x
Berat NaOH = 0,1 M x 40 gmol x Berat NaOH = 2,0000 g
Pembuatan larutan NaOH 0, 01 M
V
1
. M
1
= V
2
. M
2
V
1.
0,1 M = 100 mL. 0,01 M V
1
= 10 mL
Lampiran 2. Perhitungan Keasaman Permukaan
2.1 Data Pengamatan a. Standarisasi larutan NaOH
[H
2
C
2
O
4
] = 0,025 molL Indikator yang digunakan adalah pp
Perubahan yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi merah muda. Tabel 2.1 Data Standarisasi Larutan NaOH
Percobaan Volume H
2
C
2
O
4
mL Volume NaOH mL
1 25
9,15 2
25 9,20
3 25
9,00
Untuk titrasi I : Volume NaOH = 9,15 mL
BM H
2
C
2
O
4
= 126,07 gmol [H
2
C
2
O
4.
2H
2
O] = 0,025 M Dalam 25 mL = L x 0,0250 molL
= 6,25 x10
-4
mol Reaksi : H
2
C
2
O
4
+ 2NaOH Na
2
C
2
O
4
+ H
2
O Jumlah mol NaOH = 2 x mol H
2
C
2
O
4
= 2 x 6,25 x10
-4
mol = 0,00125 mol
= 1,25 mmol [NaOH] = = 0,1366 M
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut : Titrasi
Vol H
2
C
2
O
4
mL Vol NaOH
mL [NaOH]
M [NaOH] rata-rata
M 1
25 9,15
0,1366 0,1371
2 25
9,20 0,1359
3 25
9,00 0,1388
b. Standarisasi larutan HCl Indikator yang digunakan adalah pp
Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi merah muda Tabel 2.2 data standarisasi HCl
Percobaan Volume HCl mL
Volume NaOH mL 1
25 27,10
2 25
26,90 3
25 27,00
Untuk titrasi I : Vol NaOH = 27,10 mL
Vol HCl = 25 mL [NaOH] = 0,1371 M
[HCl] Vol NaOH x [NaOH] = Vol HCl x [HCl] 27,10 mL x 0,1371 M = 25 mL x [HCl]
[HCl] = 0,1486 M
Dengan cara yang sama maka didapatkan data sebagai berikut: Titrasi
Vol HCl mL
Vol NaOH mL
[HCl] M
[HCl] rata-rata M
1 25
27,10 0,1486
0,1481 2
25 26,90
0,1475 3
25 27,00
0,1481
c. Penentuan keasaman adsorben Data Pengamatan Blanko :
Volume NaOH 0,1 M = 25 mL
Indikator yang digunakan adalah pp Volume HCl 0,1 M yang digunakan = 26,70 mL
1. Lempung Ao Indikator yang digunakan adalah pp
Perubahan warna yang terjadi adalah dari merah muda menjadi warna larutan lempung coklat kekuningan
Tabel 2.3 Lempung Ao Perbobaan
Massa sampel g Volume HCl mL
1 1
22,30 2
1 22,20
3 1 22,25
2. Lempung AA Indikator yang digunakan adalah pp
Perubahan warna yang terjadi adalah dari merah muda menjadi warna larutan lempung coklat kekuningan
Tabel 2.4 Lempung AA Perbobaan
Massa sampel g Volume HCl mL
1 1
14,30 2
1 14,50
3 1
14,60 3. Lempung AAB
Indikator yang digunakan adalah pp Perubahan warna yang terjadi adalah dari merah muda menjadi warna larutan lempung
coklat kekuningan Tabel 2.5 Lempung AAB
Perbobaan Massa sampel g
Volume HCl mL 1
1 14,10
2 1
14,15 3
1 13,90
2.2 Perhitungan
KaL = Keterangan:
V1 = volume HCl titrasi blanko mL V2 = volume HCl titrasi Adsorben mL
B = Berat Adsorben g Lempung Ao
1. KaL = = 0,6538 2. KaL = = 0,5687
3. KaL = = 0,6513 Rata-rata :
Rata-rata KaL = = =0,6246 mmolgram
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut: Kode
Pengulangan V
1
mL V
2
mL KaL
KaL Rata-rata
Ao 1
26,70 22,30
0,6538 0,6613
2 22,20
0,6687 3
22,25 0,6613
AA 1
26,70 14,30
1,8426 1,8179
2 14,50
1,8129 3
14,60 1,7981
AAB 1
26,70 14,10
1,8724 1,8798
2 14,15
1,8649 3
13,90 1,9021
Standar deviasi untuk keasaman permukaan padas BA
Titrasi KaL x
KaL rata-rata x-
x-
2
SD
1 0,6538
0,6613 -0,0075
0,00005625 0,0297
2 0,6687
0,0074 0,00005476
3 0,6613
∑ =0,000111
SD = = = = = 0,0074
Jadi nilai keasaman permukaan total adsorben padas BA adalah 0,6613±0,0074 mmolgram. Jumlah situs aktif = KaL x bilangan avogadro
= 0,6613 mmolgram x 10
-3
mol gram x 6,022.10
23
mol
-1
= 3,9823 x 10
20
atomgram Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:
Kode Ulangan
KaL KaL
Rata-rata SD
Nilai Keasaman mmolgram
Jumlah situs aktif
atomgram
Ao 1
0,6538 0,6613
0,0074 0,6613±0,0074
3,9823 x 10
20
2 0,6687
3 0,6613
AA 1
1,8426 1,8179
0,0227 1,8179±0,0227
10,947 x 10
20
2 1,8129
3 1,7981
AAB 1
1,8724 1,8798
0,0197 1,8798±0,0197
11,320 x 10
20
2 1,8649
3 1,9021
Lampiran 3. Perhitungan Luas Permukaan 3.1 Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar metilen biru 3 ppm
Grafik panjang gelombang maksimum diperoleh dari pengukuran larutan metilen biru 3 ppm. Panjang gelombang maksimum adalah 664,25 nm dimana panjang gelombang ini
digunakan sebagai acuan pengukuran absorbansi larutan standar dan absorbansi filtrat metilen biru pada sampel. Grafik terlampir
3.2 Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar metilen biru No
Konsentrasi ppm Absorbansi
1 1
0,1593 2
2 0,3249
3 3
0,5772 4
4 0,7512
5 5
0,9056
Perhitungan koefisien korelasi linier dari larutan standar. Dengan menggunakan persamaan regresi y = bx + a, denga y adalah absorbansi, x adalah
konsentrasi larutan yang diukur, b adalah slope, a adalah intersep, dan r adalah koefesien korelasi, dimana:
No X
Y X
2
Y
2
XY
1 1
0,1593 1
0,025376 0,1593
2 2
0,3249 4
0,10556 0,6498
3 3
0,5772 9
0,33316 1,7316
4 4
0,7512 16
0,564301 3,0048
5 5
0,9056 25
0,820111 4,528
n=5 15
2,7182 55
1,848509 10,0735
= 0,1919
= -0,0320
= 0,9931 Jadi, persamaan garis regresi metilen biru : y = 0,1919x
– 0,0320 dengan harga koefisien korelasi 0,9931
Kurva kalibrasi Metilen Biru
3.3 Data hasil absorbansi filtrat metilen biru pada penentuan waktu kontak optimum
Lempung tanpa aktivasi Ao
T menit Berat sampel g
Absorbansi
5 1
0,0013 15
1 -0,0125
30 1
-0,0092 45
1 -0,0194
60 1
-0,0171
Lempung teraktivasi H
2
SO
4
2M AA T menit
Berat sampel g Absorbansi
5 1
-0,0206 15
1 -0,0165
30 1
-0,0204 45
1 -0,0255
60 1
-0,0259
Lempung teraktivasi H
2
SO
4
2M dan BKC 3 AAB T menit
Berat sampel g Absorbansi
5 1
-0,0241 15
1 -0,0207
30 1
-0,0215