Penentuan Protein Virus Rabies yang Bereaksi dengan AbMo

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1179 Tris-HCl 0,0625 M. pH. 6,0, gliserol 10, bromophenolblue 0,001 dan dianalisis dengan SDS-PAGE sodium dedocylsulphate- polyacrylamidegel electropjoresis. Protein virus rabies yang telah dipisahkan dalam gel kemudian ditransfer ke membran nitroselulosa. Membran nitroselulosa dipotong kecil-kecil dan direaksikan dengan AbMo. Adanya ikatan antara AbMo dengan protein virus rabies divisualisasikan dengan penambahan anti-mouse IgG-alkaline phosphatase dan substrat BCIPNBT.

2.3. Pelacakan Antigen Virus pada Otak Anjing Terinfeksi

Pelacakan antigen virus pada otak anjing yang terinfeksi dilakukan dengan uji imunohistokimia dan uji imuno ouresen indirek. Untuk uji imunohistokimia, jaringan otak yang sebelumnya telah di ksasi dengan formalin dan pemerosesan jaringan, dipotong setebal 4 mikron. Potongan jaringan tersebut kemudian dibuat di atas glas obyek yang telah dilapisi dengan poly-L-lysine dan jaringan selanjutnya diwarnai dengan teknik immunoperoxidase mengikuti teknik yang dijabarkan oleh Ohnishi et al 2005. Pertama potongan jaringan di atas glas obyek dideparaf nisai 2 kali dalam xylol dan dibersihkan 2 kali dengan ettanol absolut. Potongan jaringan kemudian dicuci 3 kali dengan PBS dan dicelupkan kedalam buffer sitrat yang mengandung 0.05 Tween-20 pada suhu 90 o C selama 20 menit untuk membuka kembali epitop yang tertutup akibat ksasi dengan formalin. Enzim peroksidase endogen kemudian diinaktifkan dengan mencelupkan potongan jaringan ke dalam 3 H 2 O 2 dalam PBS for 20 menit pada suhu ruangan. Setelah jaringan diblok dengan susu skim 5 dalam PBS, AbMo antiglikoprotein virus rabies ditambahkan ke atas potongan jaringan dan diinkubasikan selama 18 suhu 4 o C dalam ruangan yang lembab. Setelah pencucian 3 kali dengan PBS. biotinylated goat anti-mouse IgG Biocare, USA. Streptavidin-horse radish peroxidase Biocare, USA. Sel yang terinfeksi virus rabies kemudian divisualisasikan dengan penambahan substat diazinobenzidine DAB Biocare, USA. Uji imuno ouresen indirek dilakukan dengan membuat preparat sentuh otak anjng terinfeksi pada objek gelas yang telah dilapisi dengan poly- L-lysin. Setelah di ksasi dengan aseton selama 15 menit, sediaan jaringan sentuh kemudian dicuci dengan PBS, ditambahkan antibodi monoklonal anti-glikoprotein virus rabies, dan diikubasi selama 1 jam pada suhu kamar. Jaringan di atas gelas objek kemudian dicuci kembali seperti di atas dan digenangi kembali dengan antimouse IgG- ourescence Isotiocyanate FITC selama 30 menit. Setelah dicuci dengan PBS sebanyak 3 kali, jaringan ditutup dengan gliserol dan coverglass. Adanya sel terinfeksi virus rabies dilihat di bawah mikroskop ouresen.

3. HASIL

3.1. Sel Hibridoma Penghasil AbMo

Dari 3 kali percobaan fusi diperoleh 503 klon sel hibridoma yang terdiri atas 53 klon dari fusi-1, 225 klon dari fusi ke-2 dan 245 dari fusi ke-3. Skrining dengan uji ELISA menunjukkan bahwa 8 klon sel hibroma yang menghasilkan antibodi monoklonal terhadap virus rabies yang terdiri atas, 1 klon sel hibridoma dari fusi pertama klon CH9, 5 klon hibridoma dari fusi ke-2 AE7, BB5, DB8, EE9 dan AG9, dan 2 klon dari fusi ke 3 AF6, dan AC11 Tabel 1 . Tabel 1. Jumlah Hibridoma Penghasil Antibodi Monoklonal Anti-virus Rabies dari Percobaan Fusi Fusi Ke- Imunogen Jumlah hibromas ELISA Antigen rabies Antigen jaringan normal I Vaksin 53 1 II Vaksin 225 5 III vaksin 245 2 Jumlah 503 8 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 1180 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

3.2. Karakteristik Antibodi Monoklonal

Tiga BB5, AF6 dan AE11 dari 8 antibodi monoklonal tersebut bereaksi dengan protein 66 kDa glikoprotein seperti yang terlihat pada hasil uji Western blotting Gambar 1. Penentuan isotipe menunjukkan bahwa ke 8 AbMo berturut-turut mepunyai isotipe berikut yaitu, 5 AbMo mempunyai isotipe IgG1 AG9, EE9, AF6, BB5 dan AC11, dan 3 AbMo mempunyai Isotype IgG2a AE7, DB8 dan CH 9 Tabel 2. Gambar 1. Reaktivitas antibodi monoclonal terhadap protein virus rabies isolate Bali. Protein standar 1, AbMo CH9, AC7, AG9, DB8, EE9, BB5, AE11, AF6 2-9. Tabel 2. Karakteristik Antibodi Monoklonal Anti-virus Rabies AbMo Isotipe Titer ELISA Protein reaktif IHK FAT CH9 IgG2a 2 5 ---- ++ ± AC7 IgG2a 2 6 --- ++ + DB8 IgG2a 2 8 --- +++ ++ EE9 IgG1 2 5 --- + + AG9 IgG1 2 5 --- + + BB5 IgM 2 6 66 KDa ++ ++ AF6 IgG1 2 5 66 KDa ++ ++ AC11 IgG1 2 4 66 Kda ++ ++ Keteranagan : AbMo: antibodi monoklonal, ELISA : enzyme-linked immunosorbent assay, IHK: imunohistokimia, FAT: ourescence antibody technique

3.3. Reaktivitas AbMo dengan Antigen Virus Rabies pada Sel Otak Terinfeksi

Semua AbMo yang diproduksi dalam penelitian ini dapat melacak virus rabies dalam jaringan otak anjing yang terinfeksi. Dengan uji imunohistokimia 3 AbMo BB5, AF6 dan AE11 yang mengenali glikoprotein virus rabies dapat melacak antigen virus pada jaringan otak ajing terinfeksi dan telah di ksasi dengan formalin. Hasil potitif ditandai dengan adanya negri bodi pada sel neuron.. Sel yang terinfeksi ditandai dengan adanya warna coklat kemerahan pada sitoplasma dari sel otak yang meliputi sekitar 10-20 sel otak. Virus rabies tidak terlacak pada jaringan otak anjing yang tidak terinfeksi Gambar 2. Jika dibandingkan dengan 5 AbMo lainnya, ketiga AbMo antiglikoprotein bereaksi lebih spesi k ditandai dengan latar belakang yang lebih rendah.