PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS PADA MINUMAN VITA ZONE DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
RAHMAD RAMADHAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
(2)
ABSTRAK
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS PADA
MINUMAN VITA ZONE DI KOTA BANDAR LAMPUNG
O l e h
Rahmad Ramadhan
Merek adalah salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk yang
penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan, dimana
merek suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut. Konsumen
akan berfikir bahwa merek bukan hanya sifat-sifat dan keistimewaan dan manfaat
praktis yang akan diberikan dari produk atau jasa. Vita Zone adalah salah satu
minuman isotonik yang sedang berkembang di masyarakat. Masalah muncul
ketika persaingan pasar minuman isotonik makin banyak akhir-akhir ini dengan
muncul nya merek- merek baru sebagai kompetitor Pocari Sweat . Dengan kondisi
tersebut, Vita Zone perlu mempertahankan konsumennya agar tidak beralih ke
merek lain. Upaya mempertahankan loyalitas merek merupakan upaya strategis
yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
(3)
Rahmad Ramadhan
terhadap loyalitas merek pada konsumen minuman Isotonik Vita Zone di Kota
Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara
bersama- sama maupun secara parsial variabel karakteristik merek, karakteristik
perusahaan dan karakteristik konsumen- merek konsumen minuman Vita Zone di
Bandar Lampung.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
100 responden yang berada di Kota Bandarlampung dengan menggunakan
kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah non random sampling. Alat analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan hasil bahwa kepercayaan merek yang terdiri terdiri dari karakteristik
merek (β
1 = 0,7
01), karakteristik perusahaan (β
2 = 0,354 ) dan karakteristik
konsumen-
merek (β
3 = 0,463 ) berpengaruh positif terhadap loyalitas merek.
Kata kunci : Kepecayaan merek, Loyalitas
(4)
(5)
(6)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
………
.. iii
DAFTAR TABEL
………..
vi
DAFTAR GAMBAR
………..
x
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
………
.
……
1
1.2
Identifikasi masalah
……….
.. 7
1.3
Tujuan Penelitian
………
.
….
8
1.4
Kegunaan Penelitian
………
………
.... 8
1.5
Kerangka Pemikiran
………
.
…
9
1.6
Hipotesis
………
.
….
. 12
II TINJAUAN PUSTAKA
………
.
……
... 13
2.1
Arti dan Pentingnya Pemasaran
………
.
…………
.. 13
2.2
Merek (Brand)
………
.
………
. 15
2.2.1
Pengertian Merek
………
.
………
. 16
2.2.2
Loyalitas Merek
………
. 19
2.2.3
Kepercayaan Merek
………
...
………
22
2.2.4
Loyalitas Merek Sebagai Konsekuensi Kepercayaan
Merek
………
. 24
2.2.5
Karakteristik Merek
………..
24
2.2.6
Karakteristik Perusahaan
………
.. 26
(8)
2.3
Faktor Pembentuk Kepuasan Pelanggan
………
...
……
.. 30
2.4
Loyalitas Merek
………
..
…..
... 33
2.4.1 Aspek- Aspek Loyalitas Merek
………
..
…
. 35
2.4.2 Tingkat Loyalitas Merek
………
.
………
. 37
2.5 Penelitian Terdahulu ……….
39
III.
METODE PEMELITIAN
………
... 41
3.1
Metode Penelitian
………
. 41
3.2
Jenis
Data ………
.
…
.
…
.... 42
3.3
Definisi Operasional Variabel
………
. 42
3.4
Populasi dan Sampel
….
..
……
.
………
..
……….…
... 43
3.5
Jenis dan Sumber Data
…….
...
………
.... 44
3.6
Metode Pengumpulan Data
………
45
3.6.1
Kuisioner (Angket)
………
..
…
45
3.6.2
Studi Pustaka
……….……
..
………
... 45
3.7
Uji Validitas dan Reliabilitas
………
..
…….…
.... 46
3.7.1
Uji Validitas
………
..
……
..
…
... 46
3.7.2
Uji Reliabilitas
………
..
………
.. 46
3.8
Alat Analisis Data
…
...
……….
. 47
3.8.1
Analisis Kualitatif ...
………
..
……
..
………
47
3.8.2
Analisis Kuantitatif ...
………
....
…
...
…
..
……
47
3.9
Rancangan Pengujian Hipotesis
………
...
……….
48
3.9.1
Pengujian Keberartian secara Keseluruhan ...
…
..
……
48
3.9.2
Pengujian Keberartian secara Parsial ...
………
..
…
48
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
………
. 49
4.1
Ujivaliditas dan Reliabilitas
………
49
4.1.1
Uji Validitas ...
………
49
4.1.2
Uji Reliabilitas...
………
....
50
4.2
Analisis Tabulasi
………
.. 51
4.2.1
Hasil Analisis Tabulasi Silang Karakteristik Pengguna
…
. 51
4.2.2
Hasil Tabulasi Angket
………
. 53
(9)
4.3
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
………
65
4.4 Uji Hipotesis Statistik
………
. 67
4.4.1 Pengukuran Variabel Bebas secara Menyeluruh
…………
67
4.4.2 Pengukuran Variabel Bebas secara Parsial
………
. 68
V.
SIMPULAN DAN SARAN………..
71
5.1
Simpulan……….
71
5.2
Saran ………
.. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Brand Index 2011
………
6
2.
Operasional Variabel X (Kepercayaan Merek) dan
Varibel Y (Loyalitas Merek)
………
43
3.
Analisi Hasil Uji Validitas ...
49
4.
Koefisien Reliabilitas Cronbach
………...
50
5.
Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dan Pekerjaan Nasabah
…...
51
6.
Tabulasi Silang antara Pekerjaan Nasabah dan Usia
………
52
7.
Tabulasi Silang antara Pendidikan dan Pekerjaan Pelanggan
……..
53
8.
Tabulasi Silang antara Pendidikan dan Penghasilan Pelanggan
……
54
9.
Tabulasi Silang antara Pendidikan dan Frekuensi Menabung
………
54
10.
Hasil Jawaban nasabah tentang Kelengkapan Produk ... 55
11.
Tanggapan Nasabah tentang Harga atau Bunga ... .. 55
12.
Tanggapan Nasabah tentang Promosi ... .. 56
13.
Tanggapan Nasabah tentang Lokasi/Distribusi
………...
56
14.
Tanggapan Nasabah tentang People
………
57
15.
Tanggapan Nasabah tentang Proses ... .. 57
16.
Tanggapan Nasabah Physical Evidence
………..
58
17.
Nilai T- Hitung dan T- Tabel
………..
58
18.
Jawaban Konsumen yang merasa dapat mengandalkan
Perusahaan in untuk memproduksi produk yang dapat
bekerja dengan baik
………
.. 60
(11)
19.
Jawaban Konsumen Intensitas menggunkan merek Pocari Sweat .. 61
20.
Jawaban Konsumen mengenai lamanya mengonsumsi
Minuman ini . ..
…
..
…
..
………
.. 61
21.
Jawaban Konsumen mengenai Kesukaan Konsumen
terhadap Minuman Isotonik ini
………
. 61
22.
Jawaban Konsumen mengenai pernyataan bahwa Minuman
Isotonik ini merupaka minuman pavorit
………
.. 62
23.
Jawaban Konsumen tentang rekomendasi dari orang lain
untuk membeli merek ini
………
.. 62
24.
Jawaban Konsumen mengenai Kepuasan dengan
Keputusannya Membeli Minuman Isotonik ini
………
63
25.
Jawaban Konsumen bahwa telah benar-benar menikmati
Minuman Isotonik ini
………
64
26.
Jawaban Konsumen mengenai Pengalaman baik
mengonsumsi Minuman Isotonik ini
………
. 64
27.
Jawaban Konsumen untuk Membeli Minuman ini dilain
tempat jika tidak ada ketika mereka membutuhkannya
…………
.. 65
28.
Jawaban Konsumen untuk Memberi tahu orang lain mengenai
Kebaikan Merek ini
………
66
29.
Jawaban Konsumen untuk membela Merek ini apabila
ada yang berkomentar negatif
………
. 66
30.
Jawaban Konsumen untuk tidak berpindah dari Merek
ini ke Merek lain
………
... 67
31.
Hasil Regresi Linier Berganda
………
68
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar
halaman
1.
Lampiran 1 ...
2.
Lampiran 2 ...
(14)
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tuntutan akan produk yang beragam dan terus- menerus berkembang membuat pasar
industri pada saat ini semakin dipenuhi produk-produk yang dibutuhkan konsumen.
Konsumen semakin cerdas dalam memilih produk yang akan digunakan. Hal ini
memberikan dorongan kepada produsen untuk terus melakukan inovasi terhadap
produk yang ditawarkan. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan
diperhatikan oleh setiap produsen adalah mempertahankan pelanggan yang ada serta
terus menambah pelanggan-pelanggan potensial yang baru. Oleh karena itu,
pemasaran memiliki peranan yang penting sebagai media perantara antara produsen
dan konsumen.
Pemasaran juga berperan dalam merencanakan dan mengembangkan sebuah produk
dan jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen serta membantu produsen untuk
dapat menentukan harga, mempromosikan produk dan selanjutnya mendistribusikan
produk atau jasa tersebut, bukan hanya sebagai kreasi dan realisasi yang mencakup
kegiatan menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan konsumen.
(15)
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2009 : 5) :
“Pemasaran adalah
suatu organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan komunikasi dan meberikan nilai kepada pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.
”
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan
konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen
yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk yang memuaskan kebutuhan
konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga tertentu serta
mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat yang menjadi pasar bagi produk
bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi atau komunikasi
guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk
bersangkutan. Proses ini disebut dengan bauran pemasaran yang terdiri atas
elemen-elemen yaitu produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Bauran produk
merupakan faktor penting dalam bauran pemasaran.
Menurut Basu Swasta (2001: 94) pengertian produk adalah sebagai berikut:
“Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise, perusahaan dan
pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan.”
Pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produk itu adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk dapat dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah
satu strategi yang penting dalam memasarkan produk adalah pada keputusan
(16)
pemberian merek, karena dengan adanya merek akan memudahkan konsumen untuk
mengingat dan melakukan pembelian ulang.
Merek adalah salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk yang
penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan, dimana
merek suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut. Konsumen
akan berfikir bahwa merek bukan hanya sifat-sifat dan keistimewaan dan manfaat
praktis yang akan diberikan dari produk atau jasa. Namun lebih dari itu, pemberian
merek menambahkan suatu dimensi emosional pada hubungan produk-pelanggan.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2009:460) :
“Merek
adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain (rancangan), atau
kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberikan tanda pengenal barang
atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari barang-
barang yang dihasilkan oleh pesaing.”
Seorang pemasar harus mempunyai kemampuan untuk memelihara, menciptakan,
melindungi, dan meningkatkan merek. Merek menjadi salah satu persoalan yang
harus dipantau secara terus - menerus oleh setiap perusahaan. Merek- merek yang
kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak ha nya sukses mengalahkan
hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi-sisi emosional konsumen.
Merek pada suatu produk bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari janji, merek
juga mensinyalkan sesuatu. Merek akan mempunyai reputasi jika memiliki kualitas
dan karisma. Merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga
dari waktu ke waktu dan tentunya juga harus mempunyai kredibilitas untuk memiliki
karisma.
(17)
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting
khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan
yang rendah. Loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat
bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek merupakan
upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan
baru. Loyalitas merek dapat diartikan bahwa konsumen mempunyai sikap positif
terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud
meneruskan pembeliannya di masa mendatang.
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek dapat diperoleh salah satunya
dengan penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek (
trust in a brand
)
Kepercayaan merek mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan loyalitas merek.
Orang pemasaran tertarik pada kepercayaan yang dirumuskan seseorang mengenai
produk dan jasa tertentu, karena kepercayaan menyusun citra produk yang
mempengaruhi perilaku pembelian.
Kepercayaan adalah keyakinan bahwa di satu produk ada atribut tertentu. Keyakinan
ini muncul dari persepsi yang berulang dan adanya pembelajaran serta pengalaman.
Dalam pemasaran industri, para peneliti telah menemukan bahwa kepercayaan
terhadap
sales
dan
supplier
merupakan sumber dari loyalitas, Amir ( 2005:62).
Menurut Lau dan Lee (1999: 343), kepercayaan adalah kesediaan untuk bersandar
pada kelompok lain dengan siap menghadapi risiko yang akan dihadapinya.
(18)
Kesediaan ini muncul dari pemahaman terhadap kelompok lain berdasarkan
pengalaman sebelumnya. Kemauan ini juga melibatkan pengharapan aka n datangnya
pengaruh yang positif kerena kelompok lain, selain memang ada kemungkinan jika
kelompok lain dapat membawa pengaruh yang negatif.
Kepercayaan terhadap merek merupakan kesediaan atau kemauan konsumen dalam
menghadapi risiko yang berhubungan dengan merek yang dibeli akan memberikan
hasil yang positif atau menguntungkan. Lau dan Lee (1999: 341), menyatakan
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Adapun ketiga
faktor tersebut adalah merek itu sendiri
(brand characteristic),
perusahaan pembuat
merek
(company characteristic)
dan konsumen
(consumer-brand characteristic)
.
Merek Vita Zone merupakan salah satu merek dari minuman isotonik yang
berkembang di Indonesia, Vita Zone berhasil menunjukkan perkembangan yang
sangat mengagumkan sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1990. Vitazone mengandung 5 ion tubuh (Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium
dan Klorida), 6 multivitamin B (B3, B5, B6, B7 dan B12) dan vitamin C. Diproses
dengan teknologi
Advanced Sterilizing Technology
(AST) yang membunuh bakteri
patogen tanpa merusak nutrisi produk, Vitazone dapat tahan selama 12 bulan (selama
segel dan kemasan botol tidak rusak) tanpa tambahan zat pengawet.
Proses produksi Vitazone tidak menggunakan tambahan pemanis buatan seperti
Sucralose, Saccharin, Cyclamate dan sebagainya. Kandungan nutrisi dan bahan baku
Vitzone telah lulus uji BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan).
(19)
Persaingan pasar isotonik memang makin riuh akhir-akhir ini. Pasar yang semula
didominasi perlombaan seru antara Pocari, sang pioneer dengan Mizone sang
penantang, makin sengit setelah Revive dari 7-Up lalu muncul kembali Vita Charm
dan Vatigon Hydro yang ikut mewarnai pasar minuman isotonik. PT Mayora
Indonesia yang merupakan produsen dan pemasar merek Vita Zone masih menjadi
perusahaan dalam industri minuman isotonik di Indonesia.
Tabel 1 TOP BRAND INDEX 2011
(Kategori Minuman Isotonik di Indonesia )
MEREK
TBI
Pocari Sweat
48.8%
TOP
Mizone
42.7%
TOP
Vita Zone
4.8%
Vatigon Hydro
1.6%
Sumber : frontier consulting group, http//marketing.go.id//2012
Berdasarkan data di atas, maka dapat terlihat bahwa saat ini di pasar minuman
isotonik di kuasai oleh Pocari Sweat. Merek ini masuk kategori TOP yang artinya
adalah dimana suatu merek dianggap sebagai merek yang paling banyak disukai
konsumen daripada merek yang lain berdasarkan kategori tertentu. Dengan kondisi
tersebut, Vita Zone perlu berusaha agar konsumennya beralih ke merek ke Vita
Zone. Perusahaan selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumennya
untuk mempertahankan konsumen terhadap merek minuman isotonik ini. Sehingga,
(20)
konsumen akan melakukan pembelian ulang dan setelah itu konsumen akan menjadi
loyal terhadap merek tersebut.
Melihat uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian skripsi ini
dengan judul :
“
Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas pada
Minuman Isotonik Vita Zone Di Bandar
lampung”.
1.2. Identifikasi Masalah
Munculnya merek- merek lain yang menjadi pesaing dari Vita Zone merupakan
masalah yang dihadapi Vita Zone saat ini, maka tugas Vita Zone saat ini adalah
menambah pelanggan-pelanggan baru yang potensial serta mempertahankan loyalitas
pelanggan minuman isotonik ini melalui peningkatan kepercayaan terhadap merek.
Kepercayaan pelanggan terhadap merek adalah sebuah keinginan untuk bersandar
pada sebuah merek dengan risiko-risiko yang dihadapi karena espektasi terhadap
merek itu akan menyebabkan hasil yang positif.
Faktor-faktor pembentuk kepercayaan merek yang akan diteliti adalah karateristik
merek itu sendiri, karateristik perusahaan, dan karateristik konsumen- merek.
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan pada sebuah merek,
yaitu tentang mungkin tidaknya seseorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama
jika pada merek tersebut terdapat perubahan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut, apakah kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
merek pada konsumen minuman Isotonik Vita Zone di Kota Bandar Lampung ?
(21)
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan merek terhadap Loyalitas merek pada
konsumen minuman isotonik Vita Zone dan menganalisis pengaruh kepercayaan
merek terhadap Loyalitas merek pada konsumen minuman isotonik vita zone
1.4
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi perusahaan dapat menjadi salah satu informasi untuk meningkatkan dan
mempertahankan loyalitas konsumen melalui kepercayaan merek, sehingga
perusahaan dapat menghadirkan dan mengembangkan faktor- faktor
kepercayaan merek yang dominan pada masa produksi mendatang demi
meningkatkan loyalitas konsumen pada merek tersebut.
2.
Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
manajemen pemasaran terutama pada topik loyalitas merek dan juga
kepercayaan terhadap merek.
3.
Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menamba h pengetahuan penulis
dan memperluas wawasan mengenai pengaruh kepercayaan merek terhadap
loyalitas merek. Penelitian ini dapat digunakan juga sebagai bahan mas ukan
pada penelitian berikutnya yang berkaitan dengan variabel- variabel yang
mempengaruhi loyalitas merek.
(22)
1.5 Kerangka Pe mikiran
Pemasaran merupakan kreasi dan realisasi yang mencakup kegiatan menyelidiki dan
mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen, kemudian merencanakan dan
mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi keinginan konsumen
tersebut dan kemudian memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga,
mempromosikan dan selanjutnya mendistribusikan produk atau jasa tersebut.
Menurut Lamb, Hair, Mc.Daniel (2001 ; 60) Pemasaran merupakan suatu proses
perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan
individu dan organisasi.”
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan
konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan adan keinginan
konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk yang memuaskan
kebutuhan konsumen. Menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346)
“Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan
.”
Dari pengertian di atas maka dapat ditarik simpulan bahwa produk itu adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk dapat dimiliki, digunakan
atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen
melalui ciri-ciri yang dimiliki baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Merek
merupakan atribut produk yang sangat penting dan dapat mempengaruhi kegiatan
(23)
pemasaran dari suatu perusahaan. Merek yang ada akan sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup suatu produk.
Menurut Dahniar Natalia Gabut dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh T
rust
In Brand dan Consumer Satisfaction terhadap Brand Loyalty pada konsumen Teh
Botol Sosro di kota Depok” Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli .
Merek- merek terbaik tidak hanya sekedar symbol akan tetapi memberikan jaminan
mutu.
Dalam konsep kepercayaan merek
(Trust in Brand)
, Menurut Lau dan Lee (1999 :
344 ), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga
faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara
merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri,
perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Selanjutnya Lau dan Lee
memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas.
A. Karakteristik Merek
(Brand characteristic)
mempunyai peran yang sangat
penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai
suatu merek. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi
dapat diramalkan, mempunyai reputasi dan kompeten.
B. Karakteristik Perusahaan
(Company characteristic)
yang ada di balik suatu
merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek
tersebut. Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu
(24)
produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk.
Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang
diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.
C. Karakteristik Konsumen
(Consumer-brand characteristic)
merupakan dua
kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen-merek
dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi
kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan
terhadap merek dan pengalaman terhadap merek.
Loyalitas merek
(brand loyalty )
merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam
strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan
agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebaga suatu
komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang
menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan
membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situsional dan usaha
pemsaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan (Riana, 2008: 187).
Konsumen yang loyal biasanya akan melakukan beberapa hal berikut ini yaitu :
Terus menggunakan merek tersebut dan tidak berpindah-pindah merek
Merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain
Akan membeli di tempat lain jika merek itu tidak tersedia
Akan membela merek tersebut jika ada komentar negatif mengenai merek
tesebut
(25)
Penjelasan di atas dituangkan dalam kerangka pemikiran seperti berikut :
1.6.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang akan
diteliti. Berdasarkan pada latar belakang dan masalah serta kerangka pemikiran yang
ada maka diambil hipotesis bahwa: Kepercayaan Merek berpengaruh secara
signifikan terhadap Loyalitas merek minuman isotonik Vita Zone di Kota Bandar
Lampung.
Kepercayaan Merek (Trust In Brand) X
Karateristik Produk (Brand Charateristic) (X1) Karateristik Perusahaan
(Company Characteristic) (X 2) Karateristik Konsumen-Merek
(ConsumerBrand Characteristic) (X 3)
Loyalitas Merek
(
Brand Loyalty)
Y
Rekomendasi pada orang lain
Tidak berganti –ganti merek lain
Akan membela merek tersebut
Membeli dilain tempat jika merek tersebut tidak tersedia
(26)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Arti dan Pentingnya Pe masaran
Hubungan individu atau organisasi yang menyebabkan saling tukar menukar adalah
pemasaran.Inti dari pemasaran adalah transaksi yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam memenuhi kebutuhannya ada pihak yang
meminta dan ada pihak yang menawarkan.Pemasaran menarik perhatian yang sangat
besar baik dari perusahaan, lembaga, maupun antar bangsa. Bergesernya sifat dari
distribusi dan penjualan menjadi pemasaran dalam sua tu kebulatan menyebabkan
berbagai organisasi melaksanakan pemasaran seperti lembaga- lembaga
pemerintahan, organisasi keagamaan, dan lain- lain memandang pemasaran sebagai
suatu cara baru untuk berhubungan dengan masyarakat umum.
Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup yang mencakup kegiatan
menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen, kemudian
merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi
keinginan konsumen tersebut dan kemudian memutuskan cara terbaik untuk
menentukan harga, mempromosikan dan selanjutnya mendistribusikan produk atau
jasa tersebut.
(27)
Hair, Mc.Daniel (2001 ; 60) mengemukakan bahwa :
“Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi.”
Menurut Philip Kotler (2005:10) :
“Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
yang
bernilai dengan pihak lain.”
Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika dalam Philip Kotler (2005:10) :
“Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaa
n pemikiran,
penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
organisasi.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil pentingnya dari pemasaran yaitu:
1.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
2.
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran
3.
Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana menentukan
harga, promosi, serta mendistribusikan barang
(28)
2.2
Merek (Brand)
Merek adalah salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk yang
penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan, dimana
merek suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut. Ketika berfikir
tentang suatu produk atau jasa, biasanya memikirkan pula sifat-sifat dan
keistimewaan, serta manfaat praktis yang akan diberikan dari produk atau jasa itu
kepada konsumen. Ketika mereka memikirkan suatu merek, mereka berfikir
melampaui hal ini dan dengan suatu cara yang benar-benar berbeda, karena
pemberian merek menambahkan suatu dimensi emosional pada hubungan
produk-pelanggan.
Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan
identitas untuk membedakan produk yang dihasilkan perusahaan dari produk yang
dihasilkan dari perusahaan lain. Identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah
dikenali oleh konsumen.Tujuan perusahaan menciptakan pembelian terhadap produk
yang dihasilkan dan pemberian merek memberikan kesempatan untuk
mengembangkan hubungan yang baik dengan konsumen. Dengan demikian
hubungan ini diharapkan dapat menghasilkan pangsa pasar yang lebih besar dan
meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan laba sesuai yang diharapkan oleh
perusahaan.
(29)
2.2.1 Pengertian Merek
Merek merupakan atribut produk yang sangat penting dan dapat mempengaruhi
kegiatan-kegiatan pemasaran dari suatu perusahaan.Agar dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai brand ini, maka peneliti mengemukakan pengertian
brand dari beberapa ahli diantaranya :
Menurut Phillip Kotler (2001;35) yaitu:
“Merek adalah nama, ben
tuk, rancangan tanda atau desain atau kombinasi
semua unsur tersebut, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan produk atau
jasa dari individual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari
produk pesaing.”
Sedangkan menurut Basu Swasta (1999;135) yaitu :
“Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain (rancangan), atau
kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberikan tanda pengenal barang
atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari barang-
barang yang dihasilkan oleh pesaing.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semua definisi mempunyai
pengertian yang sama mengenai merek. Pada dasarnya merek tersebut terdiri dari
bagian yaitu nama merek dan tanda merek. Selain itu ada merek dagang dan hak
cipta yang merupakan bagian yang dilindungi.
Menurut Freddy Rangkuty (2002;2) ada beberapa jenis merek yaitu :
1.
Brand Name
(nama merek) yang merupakan bagian yang diucapkan
(30)
2.
Brand Mark
(tanda merek) yang merupakan sebagian merek yang dapat
dikenali namun tidak diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna
khusus. Misalnya: simbol Toyota, gambar tiga berlian Mitsubishi.
3.
Trade Mark
(tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagaian
dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual
dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek).
4.
Copy Right
(hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh
undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis,
karya musik atau karya seni.
Merek dagang pada dasarnya merupakan janji penjual untuk memberikan
menfaat dan jasa kepada pembeli. Merek terbaik akan menunjukkan suatu
jaminan kualitas. Tetapi lebih dari sekedar itu merek merupakan simbol yang
kompleks.
Menurut Freddy Rangkuty (2002;3) tingkatan merek dapat dibagi menjadi enam
yaitu :
1.
Atribut
Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar
pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang
terkandung dalam suatu merek.
(31)
2.
Manfaat
Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat.Konsumen tidak saja
membeli atribut namun konsumen juga membeli manfaat.
3.
Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang
memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang
berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
4.
Budaya
Merek memiliki budaya tertentu.
5.
Kepribadian
Merek memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Jadi
diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan
tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan.
6.
Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.Itulah sebabnya
para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk
penggunaan mereknya.
Perusahaan memperlakukan merek sebagai suatu nama maka perusahaan telah
kehilangan makna pemberian merek. Tantangan dalam pemberian merek adalah
untuk mengembangkan sekumpulan pengertian-pengertian yang mendalam tentang
merek.
(32)
Dengan memperhatikan keenam dimensi merek di atas maka pemasar harus
memutuskan pada dimensi mana identitas merek akan diletakkan.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh pemasar adalah dengan hanya mempromosikan
merek saja. Hal ini dapat mengakibatkan :
•
Pembeli tidak tertarik pada atribut merek karena sesungguhnya mereka lebih
tertarik pada manfaat merek.
•
Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut-atribut tersebut.
•
Atribut yang sekarang ini kelak akan berkurang nilainya.
2.2.2
Loyalitas Merek
Berbicara mengenai prilaku yang konsisten membutuhkan pemahaman
prinsip-prinsip pembelajaran konsumen, karena teori pembelajaran memfokuskan pada
kondisi yang menghasilkan adanya konsistensi prilaku sepanjang waktu. Penjelasan
tersebut memberikan gambaran bahwa pembelajaran, kebiasaan, dan loyalitas
merupakan konsep yang saling berhubungan. Loyalitas merupakan hasil dari
pembelajaran konsumen pada suatu entitas tertentu (merek, produk, jasa, atau toko)
yang dapat memuaskan kebutuhannya (Arlan, 2006: 66). Sehingga konsep ini
menjadi sangat penting bagi pemasar karena memberika n banyak manfaat bagi
perusahaan, termasuk pembelian berulang dan dapat mengurangi biaya pemasaran.
Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan
pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi prefensinya secara konsisten pada
masa yang akan datang dengan cara membeli ulang produk yang sama meskipun ada
(33)
pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku
peralihan (Riana,2008: 187). Lamb, Hair, Daniel (2006: 421) mengatakan kesetian
pada merek (
brand loyalty
) adalah preferensi konsisten pada suatu merek melebihi
merek lainnya, cukup tinggi dalam beberapa kategori produk.
Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang
tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk
mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan
pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan.Dan
dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa
membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang
didapat dari loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespon
gerakan pesaing (Kurniawan, 2009: 28).
Loyalitas merek pun memiliki suatu fungsi sebagai berikut (Simamora, 2001: 85):
1.
Mengurangi biaya pemasaran, suatu basis pelanggan yang mempunyai
loyalitas merek bisa mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya
untuk mempertahankan pelanggan lama lebih murah dibandingkan dengan
berusaha mendapatkan pelanggan baru. Calon pelanggan baru biasanya
kurang termotivasi untuk beralih dari merek yang sedang digunakan, juga
tidak berusaha memikirkan alternatif merek. Bahkan ketika alternatif-alteratif
itu diperlihatkan, cenderung memiliki satu alasan yang kuat untuk mengambil
risiko membeli atau menggunakan merek lain. Pelanggan yang sudah ada
(34)
relatif lebih mudah dipertahankan apabila dirasakan suatu ketidakpuasan.
Semakin tinggi loyalitas, semakin mudah menjaga pelanggan tetap puas.
Loyalitas dan sekelompok konsumen merupakan rintanga n besar bagi para
kompetitor, karena untuk menang, pelanggan yang sudah loyal diperlukan
sumber daya yang besar agar dapat membujuk para pelanggan beralih merek.
2.
Meningkatkan perdagangan, loyalitas yang lebih besar memberikan dorongan
perdagangan yang lebih besar karena para pelanggan mengharapkan merek
tersebut selalu tersedia. Loyalitas merek juga dapat mendominasi keputusan
pemilihan pertokoan dan meyakinkan pihak pertokoan untuk memajang
produk di raknya karena para pelanggan akan mencantumkan merek tersebut
didalam daftar belanja. Peningkatan perdagangan menjadi penting apabila
akan memperkenalkan ukuran baru, jenis baru, variasi atau perluasan merek.
3.
Memikat para pelanggan baru, suatu basis pelanggan yang puas dan suka
pada suatu merek tertentu dapat menimbulkan keyakinan bagi calon
pelanggan khususnya jika pembelian tersebut agak mengandung risiko.
Kelompok pelanggan yang relatif puas akan memberikan suatu citra bahwa
merek tersebut merupakan produk yang diterima luas, berhasil, beredar di
pasaran, dan sanggup memberikan dukungan pelayanan yang luas dan
peningkatan mutu produk. Kesadaran merek juga dapat dibangkitkan dari
kelompok pelanggan. Teman dan kolega para pengguna akan menjadi sadar
akan produk tersebut hanya dengan menyaksikannya. Melihat sebuah produk
digunakan oleh seorang teman akan membangkitkan semacam kenangan
(35)
yang berkaitan dengan konteks penggunaan dan pengguna yang sulit
dijangkau oleh iklan manapun. Pengingatan kembali merek pada akhirnya
akan menjadi kuat. Jadi, loyalitas merek dapat memikat pelanggan baru
dengan dua cara : menciptakan kesadaran merek dan meyakinkan kembali.
4.
Memberi waktu untuk menanggapi ancaman-ancaman persaingan, loyalias
merek memberikan waktu pada sebuah perusahaa untuk merespons
gerakan-gerakan kompetitif. Jika salah satu kompetitor mengembangkan produk yang
unggul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada perusahaan
kepercayaannya untuk memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan
atau menetralisasikannya. Pelanggan yang puas dan loyal tidak akan mencari
produk baru, dan karenanya tidak akan mengetahui perkembangan produk.
Dengan tingkatan loyalitas merek yang tinggi,sebuah perusahaan bisa dengan
lancar menjalankan strategi susulan yang kurang riskan.
2.2.3
Kepercayaan Merek
Dalam dunia pemasaran hubungan antara penjual dan konsumen merupakan hal
penting karena dari hubungan ini akan tercipta pertukaran yang menjadi tujuan
utama. Hubungan yang dekat antara penjual dan pembeli akan memberikan dampak
yang positif dalam proses pertukaran.
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat diperoleh tanpa
penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek dan bagai mana hubungannya
dengan loyalitas merek. Kepercayaan pelanggan pada merek didefinisikan sebagai
keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko-risiko yang
(36)
dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif
(Lau dan Lee, 1999: 342)
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat diperoleh tanpa
penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek dan bagaimana hubungannya
dengan loyalitas merek. Dalam pemasaran industri, para peneliti telah menemukan
bahwa kepercayaan terhadap sales dan supplier merupakan sumber dari loyalitas
(dalam Riana, 2008: 187).
Menurut Lau dan Lee (1999: 341), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang
tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen.Adapun ketiga faktor tersebut
adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Lau dan Lee
juga mendefinisikan kepercayaan pelanggan pada merek adalah sebagai keinginan
pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko
–
risiko yang dihadapi
karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif.
Kesukaan terhadap merek menunjukan kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok
terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk mengawali
hubungan suatu merek harus disukai atau mendapat simpati dari kelompok lain.
Bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan suatu merek, maka konsumen
harus menyukai merek tersebut.
(37)
2.2.4
Loyalitas Merek Sebagai Konsekuensi Kepercayaan Merek
Loyalitas merek telah dikonseptualisasikan sebagai pola perilaku pembelian aktual
dari sebuah merek, niat atau perilakuterhadap sutau merek. Konsep loyalitasmerek
sebagai behavioral intention untuk membeli sebuah merek produk tertentudan untuk
mendorong orang lain untuk membeli merek tersebut. Hubungan yang cukup kuat
antara niat perilaku menuju perilaku pembelian merek dan aktual. Tampaknya bahwa
jika salah satu pihak percaya pada pihak yang lain, kemungkinan untuk
mempengaruhi pihak lain dapat terjadi.
2.2.5
Karakteristik Merek
Karakteristik merek memainkan peran yang vital dalam menentukan apakah
pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu merek.Berdasarkan pada penelitian
kepercayaan interpersonal, individu
–
individu yang dipercaya didasarkan pada
reputation, predictability dan competence dari individu tersebut (Lau dan Lee, 1999:
345).Dalam konteks hubungan pelanggan
–
merek, kepercayaan pelanggan di bangun
berdasarkan pada reputasi merek, prediktabilitas merek, dan kompetensi merek.
Penjelasan dari ke tiga karakteristik tersebut sebagai berikut :
1. Reputasi Merek (
Brand Reputation
)
Reputasi merek berkenaan dengan opini dari orang lain bahwa merek itu baik
dan dapat diandalkan (
reliable
). Reputasi merek dapat dikembangkan bukan
saja melalui advertising dan public relation, tapi juga dipengaruhi oleh
kualitas dan kinerja produk. Pelanggan akan mempersepsikan bahwa sebuah
(38)
merek memiliki reputasi baik, jika sebuah merek dapat memenuhi harapan
mereka, maka reputasi merek yang baik tersebut akan memperkuat
kepercayaan pelanggan ( Lau dan Lee, 1999: 345).
2. Prediktabilitas Merek (
Brand Predictability
)
Predikbilitas merek adalah merek yang memungkinkan pelanggan untuk
mengharapkan bagaimana sebuah merek akan memiliki performance pada
setiap pemakaian.
Predictability
mungkin karena tingkat konsistensi dari
kualitas produk. Predikbilitas merek dapat meningkatkan keyakinan
konsumen karena konsumen mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang tidak
diharapkan akan terjadi ketika menggunakan merek tersebut.
3. Kompetensi Merek (
Brand Competence
)
Kompetensi merek adalah merek yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan, dan dapat
memenuhi kebutuhannya. Ketika diyakini sebuah merek itu mampu untuk
menyelesaikan permasalahan dalam diri pelanggan, maka pelanggan tersebut
mungkin berkeinginan untuk meyakini merek tersebut.
2.2.5.1 Hubungan antara Karakteristik Merek dengan Loyalitas Merek
Karakteristik merek sangatlah berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap
suatu merek. Dimana konsumen akan melihat karakteristik dari merek yang ingin
mereka percaya, yaitu reputasi dari merek tersebut apakah baik atau tidak,
(39)
bagaimana suatu merek bisa memenuhi harapa n dari para konsumennya. Apabila
suatu merek dapat melakukan hal tersebut maka konsumen secara langsung akan
menjadi loyal terhadap merek tersebut. Dengan karakteristik merek yang telah sesuai
dengan konsumen tersebut maka selanjutnya konsumen akan percaya terhadap merek
tersebut yang kemudian akan tercipta juga sikap loyal terhadap merek tersebut
(Riana, 2008: 192).
2.2.6
Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan
pada sebuah merek. Pengetahuan konsumen terhadap merek perusahaan
kemungkinan akan mempengaruhi penilaiannya terhadap merek perusahaan.
Karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan pada
sebuah merek adalah kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, reputasi
perusahaan, motif
–
motif dari perusahaan yang dipersepsikan, dan integritas
perusahaan yang dipersepsikan (Lau dan Lee, 1999: 348).
1. Kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan (
Trust in the Company
)
Dalam kasus perusahaan dan mereknya, perusahaan merupakan entitas
terbesar dan merek merupakan entitas terkecil dari entitas terbesar
tersebut.Sehingga, pelanggan yang percaya terhadap perusahaan
kemungkinan percaya terhadap mereknya.
(40)
2. Reputasi perusahaan (
Company Reputation
)
Ketika pelanggan mempersepsikan opini orang lain bahwa perusahaan
dikenal adil dan jujur, maka pelanggan akan merasa lebih aman dalam
memperoleh dan menggunakan merek perusahaan.
3. Motivasi Pelanggan yang Diinginkan (
Company Perceived Motives
)
Dalam konteks merek, ketika pelanggan mempersepsikan suatu perusahaan
layak dipercaya dan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka, maka
pelanggan akan mempercayai merek perusahaan
tersebut.
4. Integritas perusahaan (
Company Integrity
)
Integritas perusahaan merupakan persepsi pelanggan yang melekat pada
sekumpulan dari prinsip
–
prinsip yang dapat diterima.Perusahaan yang
memiliki integritas tinggi tergantung pada konsistensi dari tindakan d i masa
lalu, komunikasi yang akurat tentang perusahaan dari kelompok lain,
keyakinan bahwa perusahaanmemiliki
sense of justice
yang kuat, serta
tindakannya sesuai denganjanji
–
janjinya. Jika perusahaan dipersepsikan
memiliki integritastersebut, maka kemungkinan merek perusahaan akan
dipercaya olehpelanggan (Lau dan Lee, 1999: 349).
2.2.6.1
Hubungan antara Karakteristik Pe rusahaan dengan Loyalitas Merek
Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan loyalitas merek berpengaruh
penting terhadap perusahaan. Dikarenakan pengetahuan terhadap perusahaan yang
(41)
didapat oleh konsumen akan mempengaruhi penilaian konsumen terhadap merek
tersebut. Konsumen akan percaya terhadap merek apabila reputasi yang dimiliki
suatu perusahaan baik, perusahaan dapat dipercaya sehingga konsumen akan timbul
sikap untuk percaya terhadap merek tersebut dan kemudian akan timbul sikap loyal
dari konsumen terhadap merek tersebut, kejujuran dari perusahaan tersebut
mempengaruhi konsumen untuk percaya dan loyal terhadap merek. Karakteristik
perusahaan sangat mempengaruhi seberapa besar konsumen akan loyal terhadap
merek tersebut (Riana, 2008: 193).
2.2.7
Karakteristik Konsumen-Merek
Suatu hubungan tidak satu arah, setiap kelompok saling mempengaruhi dalam
hubungan dengan kelompok lain. Sehingga, karakteristik pelanggan
–
merek dapat
mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap merek. Karakteristik dalam
hubungan pelanggan dengan merek mencakup kesamaan antara
self
–
concept
pelanggan dengan citra merek, kesukaan pelanggan terhadap merek, pengalaman
pelanggan, kepuasaan pelanggan, serta dukungan dari rekan.
1. Kesamaan antara self-concept pelanggan dengan citra merek (
similarity
between consumer self-concept and brand personality
)
Penelitian dalam hubungan interpesonal menunjukan bahwa similaritas dari
karakteristik dua kelompok dapat memberikan kecenderungan tumbuhnya
kepercayaan. Seorang pelanggan akan mengevaluasi dan menilai sebuah
merek jika suatu merek memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. Jika
(42)
atribut atau personality fisik merek dinilai sama denga n
self-image
pelanggan, maka pelanggan kemungkinan untuk mempercayai merek tersebut
(Lau dan Lee, 1999: 350).
2. Kesukaan pelanggan tehadap merek (
Liking the Brand
)
Dalam Lau dan Lee (1999: 350) mengusulkan bahwa untuk mengawali suatu
hubungan, suatu kelompok harus disenangi oleh kelompok lain. Dalam
pemasaran konsumen, jika seorang pelanggan suka terhadap suatu merek,
maka pelanggan tersebut kemungkinan besar akan mempercayai merek
tersebut.
3. Pengalaman pelanggan terhadap merek (
experience with the brand
)
Konsumen belajar dari pengalaman masa lalunya, dan perilaku di masa akan
datang dapat diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Ketika
konsumen memperoleh pengalaman lebih dengan sebuah merek. Maka
mereka akan memahami merek dengan lebih baik dan menumbuhkan
kepercayaan lebih terhadap merek tersebut.
4. Kepuasan pelanggan dengan merek (
satisfaction with the brand
)
Kepuasan terhadap sebuah merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari
evaluasi subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih memenuhi atau
melampaui ekspektasi konsumen (Lau dan Lee,1999: 350). Ketika pelanggan
puas dengan suatu merek setelah menggunakan merek tersebut, maka pada
(43)
situasi yang sama kepuasaan pada suatu merek juga akan terpenuhi. Ketika
suatu merek telah mempertahankan janjinya, maka pelanggan kemungkinan
besar akan mempercayai merek tersebut.
5. Dukungan dari konsumen lain (
peer support
)
Dalam Lau dan Lee (1999: 351) mengusulkan bahwa faktor uang penting
dalam menentukan perilaku individu adalah pengaruh individu lainnya, dan
menyatakan bahwa pengaruh sosial merupakan faktor yang penting dalam
menentukan perilaku konsumen. Karena itu, pelanggan kemungkinan akan
percaya terhadap merek yang mana orang/pihak lain yang berarti bagi mereka
memperlihatkan kepercayaannya pada suatu merek.
2.2.7.1
Hubungan antara Karakteristik Konsume n-Merek dengan Loyalitas
Merek
Karakteristik konsumen- merek merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu
dengan acuan dirinya sebagai objek sehingga sering kali dalam konteks pemasaran di
katakan merek sama dengan orang. Konsumen sering kali berinteraksi dengan merek
seolah-olah merek tersebut adalah manusia sehingga kesamaan antara konsep diri
konsumen dengan merek dapat membangun sikap loyal konsumen terhadap merek
(Riana, 2008: 193).
2.3
Faktor Pembentuk Kepuasan Pelanggan
Konsep
trust
(kepercayaan) menjadi suatu isu yang populer dalam bidang pemasaran
dengan munculnya orientasi relasional dalam aktivitas pemasaran. Kepercayaan
(44)
dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan kepercayaan
merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Para peneliti pemasaran
menyatakan bahwa kepercayaan merupakan faktor fundamental yang dapat
mengembangkan loyalitas konsumen. Adanya kepuasan pada konsumen akan
menimbulkan kepercayaan, karena adanya konsistensi merek dalam memenuhi
harapan konsumen, merek yang dipilih dapat melindungi, menjaga keselamatan,
keamanan, dan kepentingan konsumen. Dengan demikian, keyakinan mengenai
keandalan dan kenyamanan merupakan hal yang penting dari kepercayaan.
Menurut Irawan (2003 : 16), kepuasan pelanggan merupakan salah satu alat ukur
untuk melihat daya saing suatu perusahaan. Berdasarkan beberapa artikel ilmiah
tentang kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama yang menentukan tingkat
kepuasan pelanggan.
Pertama adalah kualitas produk. Konsumen atau pelanggan akan merasa puas bila
hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
Beberapa dimensi yang berpengaruh dalam membentuk kualitas produk adalah
performance, features, reliability, conformance to spesification, durability,
serviceability, estetika, danperceived quality.
Kedua adalah kualitas pelayanan. Pelanggan akan merasa puas apabila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi
kualitas pelayanan sudah banyak dikenal yang meliputi
reliability, responsiveness,
assurance, emphaty, dantangible
(45)
Ketiga adalah faktor emosional. Konsumen merasa bangga dan mendapatkan
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia apabila menggunakan produk
dengan merek tertentu. Kepuasan ini bukan semata-mata karena kualitas produk
tersebut, tetapi
social value
yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek
produk tertentu.
Keempat adalah harga. Produk yang mempunyai kualitas yang sama, tetapi
menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi
kepada pelanggan. Disini jelas bahwa faktor harga juga merupakan faktor yang
penting bagi pelanggan untuk mengevaluasi tingkat kepuasannya.
Kelima adalah biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa.
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan suatu biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan cenderung puas
terhadap produk atau jasa tersebut.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang
pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada
merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut
lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan
mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi dengan
merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan
kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing
dapat dikurangi. Dengan demikian,
brand loyalty
merupakan salah satu indikator inti
(46)
dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula
jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang.
2.4
Loyalitas Merek
Loyalitas merek juga merupakan suatu uk uran keterkaitan pelanggan kepada sebuah
merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang
pelanggan beralih ke merek yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati
adanya perubahan, baik yang menyangkut harga ataupun atribut lain. Pelanggan yang
loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut meski dihadapkan
banyak alternatif merek pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih
unggul. Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal pada suatu merek, pada saa t mereka
melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak didasarkan karena
keterikatan mereka pada mereknya tetapi lebih didasarkan pada karakteristik produk,
harga, dan kenyaman pemakaiannya serta atribut lain yang ditawarkan oleh merek
lain.
Loyalitas menurut Mowen dan Minor (2002:108 ) adalah kondisi dimana pelanggan
mempunyai sikap yang positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen terhadap
merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang.
Loyalitas menunjukkan kecenderungan pelanggan untuk menggunakan suatu merek
tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Hal ini berarti loyalitas selalu
berkaitan dengan preferensi pelanggan dan pembelian actual. Loyalitas merek
(47)
merupakan komitmen yang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan
produk atau jasa yang disukai secara konsisten dimasa datang, sehingga
menimbulkan pembelian merek atau rangkaian merek yang sama secara berulang,
meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi untuk menyebabkan
perilaku beralih merek.
Adapun menurut Griffin (2003: 113) prasyarat untuk mengembangkan loyalitas
diperlukan adanya dua keterikatan yang dirasakan pelanggan terhadap produk dan
jasa tertentu yaitu pertama tingkat preferensi (seberapa besar keyakinan) pelanggan
terhadap produk dan jasa tertentu dan yang kedua tingkatan differensiasi produk
yang dipersepsikan, misalnya seberapa signifikan pelanggan membedakan produk
atau jasa tertentu dari alternatif- alternatif lain.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, pengertian loyalitas merek dalam penelitian ini
mengacu pada pendapat Shiffman dan Kanuk (2007: 530 ) dimana loyalitas merek
merupakan bentuk preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan
pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kate gori pelayanan
tertentu sehingga pengukuran loyalitas merek akan melibatkan pengukuran sikap
(aspek kognitif, afektif, dan konatif konsumen terhadap merek).
2.4.1 Aspek-aspek Loyalitas Merek
Schiffman dan Kanuk (2007: 241) menerangkan bahwa komponen-komponan
loyalitas merek terdiri atas empat macam, yaitu:
(48)
a)
Kognitif
(cognitive)
merupakan representasi dari apa yang dipercayai oleh
konsumen. Komponen kognitif ini berisikan persepsi, kepercayaan dan
stereotype seorang konsumen mengenai suatu merek. Loyalitas berarti bahwa
konsumen akan setia terhadap semua informasi yang menyangkut harga, segi
keistimewaan merek dan atribut-atribut penting lainnya. Konsumen yang
loyal dari segi kognitif akan mudah dipengaruhi oleh strategi persaingan dari
merek- merek lain yang disampaikan lewat media komunikasi khususnya
iklan maupun pengalaman orang lain yang dikenalnya serta pengalaman
pribadinya.
b)
Afektif
(affective),
yaitu komponen yang didasarkan pada perasaan dan
komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memilik i kedekatan
emosi terhadap mrek tersebut. Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari
perasaan
(affect)
dan sikap konsumen terhadap sebuah merek seperti rasa
suka, senang, gemar, dan kepuasan pada merek tersebut. Konsumen loyal
secara afektif dapat bertambah suka dengan merek-merek pesaing apabila
merek- merek pesaing tersebut mampu menyampaikan pesan melalui asosiasi
dan bayangan konsumen yang dapat mengarahkan mereka kepada rasa tidak
puas terhadap merek yang sebelumnya.
c)
Konatif
(conative),
merupakan batas antara dimensi loyalitas sikap dan
loyalitas perilaku yang direpresentasikan melalui kecenderungan perilaku
konsumen untuk menggunakan merek yang sama di kesempatan yang akan
datang. Komponen ini juga berkenaan dengan kecenderungan konsumen
(49)
untuk membeli merek karena telah terbentuk komitmen dalam diri mereka
untuk tetap mengkonsumsi merek yang sama. Bahaya-bahaya yang mungkin
muncul adalah jika para pemasar merek pesaing berusaha membujuk
konsumen melalui pesan yang menantang keyakinan mereka akan merek
yang telah mereka gunakan sebelumnya. Umumnya pesan yang dimaksud
dapat berupa pembagian kupon berhadiah maupun promosi yang ditujukan
untuk membuat konsumen langsung membeli.
d)
Tindakan
(action),
berupa merekomendasikan atau mempromosikan merek
tersebut kepada orang lain. Konsumen yang loyal secara tindakan akan
mudah beralih kepada merek lain jika merek yang selama ini ia konsumsi
tidak tersedia di pasaran. Loyal secara tindakan mengarah kepada tingkah
laku mempromosikan merek tersebut kepada orang la in.
Penjelasan mengenai aspek-aspek loyalitas merek diatas, peneliti mengambil tiga
aspek (aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif) dari empat aspek loyalitas
yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007 :531 ) sebagai komponen dasar
yang dipakai dalam instrumen penelitian.
2.4.2
Tingkat Loyalitas Merek
Loyalitas merek terdapat beberapa tingkat loyalitas. Masing- masing tingkatannya
menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat
dimanfaatkan. Adapun tingkatan tersebut adalah sebagai berikut (Aaker 1997:58)
(50)
a)
Berpindah-pindah
(Switcher)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi
pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke
merek-merek yang lain mengindikasikan merek-mereka sebagai pembeli yang sama sekali
tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek
apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil
dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan
ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
b)
Pembeli yang bersifat kebiasaan
(Habitual Buyer)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau
setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi
produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang
cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain
atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha,
biaya, maupun berbagai bentuk pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan
mereka selama ini.
c)
Pembeli yang puas dengan biaya peralihan
(Satisfied buyer)
Tingkatan ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka
(51)
memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya
peralihan
(switching cost)
yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko
kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat
menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka
para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus dita nggung oleh
pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai
manfaat yang cukup besar
d)
Menyukai merek
(Likes the brand)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini maerupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai
perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja
didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman
dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh
kerabatnya ataupun disebabkan oleh kesan kualitas yang tinggi.Meskipun
demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit
diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam
sesuatu yang spesifik.
e)
Pembeli yang komit (
Committed buyer)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Pelanggan
memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek
tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya
maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebena rnya mereka. Pada
(52)
tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh
tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
orang lain.
2.5
Penelitian Terdahulu
Sebagai dasar dalam rangka penyusunan pene litian ini digunakan penelitian
terdahulu yang kaitannya dengan perilaku konsumen dalam melakukan sebuah
penelitian. Sebagai pembanding penelitian di atas, berikut adalah beberapa penelitian
sebelumnya:
1.
Peneliti: Ridho Effendi Putra (2010), Judul:
“
Pengaruh Kepercayaan Merek
Terhadap Loyalitas Pengguna Ponsel Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung
”.
Hasil Penelitian: Ada pengaruh signifikan dari kepercayaan
Merek Terhadap Loyalitas Pengguna Ponsel Nokia di Fakultas Ekonomi
UNILA.
2.
Peniliti: Dahniar Natalia Gabut (2010), J
udul: “
Pengaruh
Trust In a Brand
dan
Consumer Satisfaction
Terhadap
Brand Loyalty
pada Konsumen Teh
Botol Sosro di Kota Depok
”, Hasil Penelitian:
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepercayaan merek (Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan
dan Karakteristik Konsumen-Merek
) dan
consumer satisfaction
(
attributes
related to product, attributes related to service dan attributes related to
purchase
) secara bersama-sama.
(53)
3.
Peneliti: Gede Riana (2008), Judul, “Pengaruh Trust in a Brand terhadap
Brand Loyalty
pada Konsumen Air Minum di Kota Denpasar”, Hasil
Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama dan
parsial variabel
trustin a brand
berpengaruh signifikan terhadap
brand loyalty
Air Minum di Kota Denpasar.
(54)
III. METODE PEN ELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut
Moh. Nazir (2003: 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian dengan metode deskriptif
verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran/deskripsi tentang ciri-ciri variabel kepercayaan merek
dalam hubungannya dengan loyalitas. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan
untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian
hipotesis. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini metode
deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji pengaruh variabel
kepercayaan merek dalam hubungannya dengan loyalitas minuman Vita Zone di
Kota Bandar Lampung.
(55)
3.2 Jenis Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden
melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari pe nyebaran kuesioner kepada
konsumen yang pernah mengkonsumsi minuman Vita Zone Di Bandar Lampung.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang d ikumpulkan dan diperoleh dari pihak-pihak
lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur- literatur yang
berhubungan dan sumber-sumber lain yang mendukung antara lain internet.
3.3.
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini
variable independent
(X) yaitu Kepercayaan merek dengan tiga sub
variable yaitu karakteristik merek (X
1), karakteristik perusahaan (X
2) serta
karakteristik konsumen (X
3).
Variable dependent
(Y) yaitu loyalitas merek
dengan empat sub variable yaitu melakukan pembelian ulang dan tidak beralih ke
merek lain, merekomendasikan merek ke orang lain, membela merek tersebut, dan
membeli merek tersebut di lain tempat apabila merek itu tidak tersedia.
Variabel-variabel serta indikator penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2
(56)
Tabel 2 Operasional Variabel X (Kepercayaan Merek ) dan Variabel Y
(Loyalitas Merek )
Vari abel
Konse p Variabel Indikator Skala Kpercayaan Merek (variabel X) Loyalitas Merek (variabel Y)
Menurut Lau dan Lee (1999:342), sebagai ke inginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah me rek dengan resiko-resiko yang dihadapi karena e kspektasi terhadap mere k itu akan menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee, 1999: 344) terdapat tiga faktor yang me mpengaruhi kepercayaan terhadap mere k:
Kara kteristik Mere k Kara kteristik perusahaan Kara kteristik konsumen-me rek
Menurut La mb, Hair, Danie l (2001: 421) mengatakan kesetian pada mere k (brand loyalty) adalah preferensi konsisten pada suatu me rek me lebihi mere k la innya, cukup tinggi dala m beberapa kategori produk.
-Merek dengan reputasi tinggi -Produk a man dikonsumsi -Konsisten dengan kualitas -Pe menuhan kebutuhan -Perusahaan terpercaya -Perusahaan legal -Peduli pada ke luhan -Pengala man pada produk -Merek favorit
-Ce rmin kepribadian
Akan me mbeli mere k tesebut dilain te mpat jika me rek tersebut tidak tersedia
Mereko mendasikan me rek kepada orang la in Akan me mbela mere k tersebut
Konsumen tidak a kan mengganti mere k dengan merek la in
Interval Sangat setuju (80-100) Setuju (61-89) Netral (41-60) Tidaksetuju (21-40) Sangat tidak setuju (1-20)
3.4
Populasi dan Sampel
Pengumpulan data primer dengan menggunakan metode survei maka perlu
diambil sampel dan populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan
yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah seluruh warga kota Bandar Lampung. Oleh karena
populasi yang sangat besar jumlahnya, maka dibentuknya sampel. Sampel adalah
(57)
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono
(2009:122). Menurut Nazir (2003: 221) jumlah sampel ditetapkan atas
pertimbangan pribadi, dengan catatan bahwa sampel tersebut cukup mewakili
populasi dengan pertimbangan biaya dan waktu.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
non probability sampling
melalui pendekatan
accidental sampling
di mana
peneliti melakukan pengambilan sampel dengan berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebaga i
sumber data menurut Sugiyono, (2009:122). Menurut Djarwanto (2001: 245)
populasi yang berukuran besar menggunakan sampel > 30 dan dalam penelitian
ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang.
3.5
Jenis Data dan Sumbe r Data
Jenis dan sumber data dari variabel- variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli atau tanpa media perantara Supranto, J (2007: 113). Dalam
penelitian ini data primer didapatkan dari kuesioner yang ditujukan kepada
responden.
(1)
3.9Rancangan Pengujian Hipotesis
3.9.1 Pengujian Keberartian secara Keseluruhan
Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Besarnya pengaruh variabel kepercayaan merek terhadap loyalitas juga ditunjukkan oleh nilai Koefisien Determinasi (R²)
Kriteria pengujian pada signifikansinya adalah :
Ho ditolak dan Ha diterima jika nilai signifikansi keseluruhan P(Value) < 0,05 maka terdapat pengaruh yang nyata secara keseluruhan
Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai signifikansi keseluruhan P(Value) > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang nyata secara keseluruhan
3.9.2 Ho Pengujian Kebe rartian secara Parsial
Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas secara parsial terhadap peubah terikat dilakukan dengan menggunakan uji t dengan α 0,05
Kriteria pengujiannya adalah :
- Bila (P value) <0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent.
- Bila (P value) >0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependent.
(2)
71
V. Simpulan dan Saran
5.1Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian yang kemudian telah dianalisa dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif, maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Loyalitas terhadap produk minuman isotonik vita zone dipengaruhi oleh sikap konsumen yang terdiri dari Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan dan Karakteristik Konsumen- Merek. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 71,0% sedangkan sisanya 29,0% dipengaruhi oleh faktor lain. Angka diatas menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap kepercayaan merek berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas konsumen pada minuman isotonik merek vita zone.
2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh angka signifikansi sebesar 0,000<0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak Ha diterima, sehingga secara statistik semua variabel bebas yaitu karakteristik merek, karakteristik perusahaan dan karakteristik konsumen- merek secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen minuman isotonik vita zone
(3)
3. Berdasarkan analisis kualitatif atas kepercayaan konsumen, ditemukan bahwa ditinjau dari tiap-tiap variabel yang memengaruhi loyalitas merek, variabel karakteristik merek memberikan pengaruh yang paling besar variabel Karakteristik Merek (β1 = 0,701) lalu Karakteristik Konsumen-Merek (β2 = 0,354 ) dan Karakteristik Perusahaan (β3 = 0,463 ) dengan pengaruh yang paling kecil berpengaruh positif terhadap loyalitas merek dengan asumsi variable bebas lainnya tetap. Temuan ini memberikan arti bahwa semakin percaya konsumen terhadap suatu merek akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
5.2Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah :
1. Meskipun keseluruhan kepercayaan merek minuman isotonik vita zone dimata konsumen baik, namun akan lebih baik jika perusahaan me ningkatkan atau mempertahankan kepercayaan yang telah ada dibenak konsumen
sehingga memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa minuma n isotonik vita zone selalu menjadi pilihan pertama bagi para konsumen.
2. Walaupun minuman isotonik merek ini dinilai paling dipercaya oleh
konsumen tetapi tetap saja harus terus waspada dengan munculnya minuman isotonik merek lain yang berkembang dipasaran. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk terus mengembangkan produknya baik dan selalu menjaga kepercayaan konsumen.
(4)
73
3. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pengaruh yang paling kecil didapatkan dari variabel karakteristik perusahaan, hal ini disebabkan karena tidak semua orang mengetahui perusahaan yang membawahi atau memproduksi minuman isotonik vita zone, para konsumen hanya mengetahui mereknya saja, untuk itu perusahaan disarankan untu lebih memperkenalkan dirinya agar makin tertananam di benak konsumenn. Perusahaan sebaiknya banyak berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan tertentu, contohnya menjadi sponsor acara olahraga maupun mengadakan suatu acara sosial. Dengan begitu reputasi perusahaan di mata konsumen akan semakin tinggi.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Aaker A David. 1997. Ekuaitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta : Mitra Utama. Amir, Taufiq M. 2005. Dinamika Pemasaran. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada. Arlan Tjahyadi, Rully. 2006. “Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran
karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan Dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek.” Jurnal Manajemen, Vol.6, No.1
Djarwanto, 2001, Statistik Untuk Ekonomi Dan Niaga, Bandung : Penerbit Tarsito. Ferdinand, Augusty. 2000. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman
PenelitianUntuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. BadanPenerbit : Universitas Diponegoro. Semarang
Gabut, Natalia Dahniar (2010), Judul: “Pengaruh Trust In a Brand dan Consumer Satisfaction Terhadap Brand Loyalty pada Konsumen Teh Botol Sosro di Kota Depok”,
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang : BP Undip
Griffin, Jill.2003. Consumer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Loyalitas Pelanggan. Jakarta : Prestasi Pustaka
Irawan, Handi. 2003. Indonesian Customer Satisfaction. Jakarta: PT. Alex Media Computindo
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2001, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Penerbit PT. Prenhallindo.
Kotler , Philip dan Keller, 2009, Manajemen Pemasaran Edisi tigabelas, Jakarta : Erlangga.
Kurniawan, Dedy. 2009. “ Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalits Merek Pada Konsumen Mie Sedap Di Kota Semarang”.Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro : Semarang
Lamb, Hair, McDaniel, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
(6)
Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 1999. “Consumers Trust in a Brand and the Link to Brand Loyalty”. Journal of Market Focused Management. Vol 4. No. 4.
Mowen, John C. dan Minor Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 2. (alih bahasa Dwi Kartini Yahya). Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Natzir, Moh 2003, Metode Penelitian , Cetakan Kelima, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.
Rangkuty, Freddy 2002, The Power of Brand, Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Perluasan Merek, Jakarta : Penerbit PT. Gramedia.
Riana, Gede. 2008. “Pengaruh Trust in a Brand terhadap Brand Loyalty pada Konsumen AirMinum AQUA di Kota Denpasar”.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/riana.pdf (diakses 9Juni 2010).
Simamora, Henry. 2001. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: STIE YKPN.
Schiffman, Leon G. dan Lesli Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Indeks.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : CV Alfabeta
Supranto, J. 2007. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasarn. Rineka Cipta
Swasta, Basu DH., 2001, Azas-Azas Marketing, Edisi ketiga, Yogyakarta : Penerbit Liberty.