Hasil Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan

46 Jika dilihat dari tingkat pendidikan di desa Jatinom penduduknya termasuk berpendidikan sedang, hal ini dapat dilihat pada penduduk yang mengenyam pendidikan SD dan SLTP sekitar dari keseluruhan penduduk. Sebagian besar mereka setelah tamat SD melanjutkan sekolahnya ke SLTP, baik negeri maupun swasta, kemudian melanjutkan ke SLTA umum maupun kejuruan. Jumlah sarana sosial dan budaya di desa Jatinom dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada prasarana yang ada di desa Jatinom yang berupa alat transportasi yang lengkap dan sarana yang memadai berupa jalan beraspal. Berikut ini adalah tabel jumlah sarana dan prasarana sosial dan budaya yang ada di desa Jatinom Tabel 3: Jumlah Sarana, Prasarana dan Budaya Sarana, Prasarana dan Budaya Jumlah Taman Kanak-kanak 2 SD 2 SLTP 3 SLTA 1 Puskesmas 1 Kantor Pos 1 KUA 1 Rumah Sakit 2 Masjid 6 Gereja 1 Kantor Kecamatan 1 Kantor Kelurahan 1 Sumber: Data Kecamatan Jatinom 2000 Jumlah sarana dan prasarana sosial dan budaya yang ada cukup dan memadai berpengaruh besar terhadap kualitas hidup masyarakat desa Jatinom. Letak desa Jatinom cukup strategis yang dekat dengan pusat kota 47 Klaten serta merupakan jalur alternatif menuju kota Semarang sangat membantu bagi terpenuhinya sarana dan prasarana sosial dan budaya. Dilihat dari segi kehidupan keagamaan penduduk desa Jatinom merupakan pemeluk agama yang taat dan sebagian besar menganut agama Islam yaitu 97,5. Hal ini dapat dilihat dari pengadaan kegiatan pengajian yang sering dilakukan oleh masyarakat. Dengan jumlah penduduk yang banyak, dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki oleh masing-masing penduduk. Dari hal-hal tersebut berpengaruh langsung terhadap persepsi masyarakat terhadap upacara adat Yaqowiyu dan kue apem sebagai makanan khas pada perayaan Yaqowiyu. Sebagian besar penduduk memberi respon positif bahkan mendukung langsung untuk turut serta dalam melestarikan budaya Yaqowiyu dan kue apem sebagai salah satu kuliner khas pada saat perayaan Yaqowiyu berlangsung. Karena banyak yang beranggapan dengan dilestarikannya upacara adat Yaqowiyu dan kue apem sebagai kuliner khas Yaqowiyu dapat menjadi potensi yang sangat bagus baik dari segi pariwisata, budaya, ekonomi dan lain-lain. 2. Persepsi Masyarakat terhadap sejarah dan budaya upacara tradisional Yaqowiyu Pemahaman sejarah tentang upacara Yaqowiyu pada jaman dahulu dengan jaman sekarang sedikit bergeser. Jaman dahulu, pengunjung yang paling banyak datang adalah yang berasal dari luar daerah seperti daerah Muntilan dan Magelang. Pengunjung dari daerah tersebut masih mengingat 48 betul detail sejarah tentang sosok Ki Ageng Gribig saat masih hidup. Pada saat Ki Ageng Gribig masih berusia 12 tahun, beliau berhijrah dari Majapahit dengan ibunya menuju arah barat, namun saat perjalanan ibu beliau meniggal di desa Wonosroyo sekarang dikenal sebagai UNS, kemudian beliau melanjutkan perjalanan sendirian hingga sungai Progo tepat diperbatasan antara Muntilan dan Magelang. Sesampainya di sungai Progo, Ki Ageng Gribig bertapa hingga berpuluh tahun. Dari sejarah itulah banyak warga Muntilan dan Magelang yang berdatangan pada upacara adat Yaqowiyu karena warga Muntilan dan Magelang sangat menghormati sosok Ki Ageng Gribig yang dikenal memiliki wibawa. Namun saat ini tidak hanya warga Muntilan dan Magelang saja yang datang ke upacara adat Yaqowiyu, namun hampir seluruh warga Jawa Tengah berbondong- bondong mendatangi acara tersebut. Apabila dilihat dari kepanitiaan, tokoh, masyarakat yang mulai bergeser dalam memahami filosofi dari Yaqowiyu itu sendiri. Dari isi upacara sendiri tidak banyak berubah hanya saat ini lebih ditambah dari segi entertaint seperti jathilan, tari-tarian tradisional untuk menambah daya tarik masyarakat agar ingin datang dan menyaksikan acara Yaqowiyu berlangsung. Upacara adat Yaqowiyu saat ini lebih dikomersilkan sehingga banyak pihak yang memanfaatkan hal tersebut sebagai sarana hiburan dan bisnis. Maksud dari upacara Yaqowiyu pada jaman dahulu adalah sebagai sarana berdakwah Islamiyah agama sedangkan maksud dari upacara Yaqowiyu pada saat sekarang adalah sebagai dakwah budaya demi 49 melestarikan kebudayaan. Upacara adat Yaqowiyu dari dahulu hingga sekarang dijadikan sebagai sarana menjalin silaturahmi dan pertemuan masyarakat antar daerah dan propinsi. 3. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sejarah dan budaya upacara tradisional Yaqawiyu Dari 20 orang responden yang terdata, 4 orang mengetahui sejarah upacara adat Yaqawiyu, 6 orang yang lain kurang tahu sejarah upacara adat Yaqawiyu sedangkan sisanya sangat tidak tahu. Berikut tabel data dibawah merupakan data dari 20 orang yang mengetahui hingga tidak mengetahui tentang sejarah adat Yaqawiyu: Tabel 4. Jumlah tingkat pengetahuan responden terhadap sejarah Yaqawiyu No. Pernyataan Jumlah Presentase 1. Mengetahui 4 orang 20 2. Kurang Tahu 6 orang 30 3. Sangat Tidak Tahu 10 orang 50 Diadakannya upacara Yaqowiyu selain menghormati Ki Ageng Gribig adalah sebagai sarana dakwah dan masyarakat memahami betul bahwa dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara dan upacara Yaqowiyu hingga saat ini adalah sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap perjuangan Ki Ageng gribig menyebarkan agama Islam di tanah desa Jatinom. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sejarah budaya Yaqowiyu dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 50 Gambar 6. Grafik Tingkat Pengetahuan Masyarakat 4. Persepsi masyarakat pada perencanaan hingga pelaksanaan upacara tradisional Yaqowiyu Persiapan yang dilakukan secara gotong-royong oleh warga masyarakat setempat misalnya:Membersihkan tempat-tempat untuk pelaksanaan upacara serta gotong-royong, mengecat serta mengecat ulang Masjid.Persiapan umum yang bersifat resmi yaitu dibentuknya susunan panitia oleh Pemda Tingkat II Klaten yang dalam hal ini Dinas Pariwisata yang paling banyak berperan. Susunan panitia yang angggotanya terdiri dari beberapa pihak instansi yang terkait. Juga termasuk perijinan pendirian beberapa stan yang bersifat hiburan dan kesenian. Membuat panggung yang berjumlah dua buah, dengan ukuran 4x5 meter. Panggung untuk upacara masing-masing terdiri dari dua bagian 20 50 30 Tingkat Pengetahuan Terhadap Sejarah Yaqowiyu Mengetahui Kurang Tahu Sangat Tidak Tahu 51 yaitu bagian bawah dan bagian atas. Pada bagian bawah merupakan tempat tertutup dengan satu pintu dan dua buah jendela dan pada bagian atas merupakan ruang terbuka. Bangunan panggung ini dibuat dari bahan yang sangat sederhana, dengan konstruksi bambu, berdinding triplek dan anyaman bambu. Bangunan ini berfungsi untuk pelaksanaan penyebaran apem. Bangunan panggung yang bawah untuk penampungan apem, sedang bagian atas untuk pelemparan apem. Dibagian lain yang masih satu tempat dengan arena upacara dibangun sebuah panggung dengan ukuran 8x6 meter yang sudah permanen.Saat berlangsungnya upacara, tempat dipasang tenda dandilengkapi meja dan kursi untuk para tamu undangan. Upacara penyebaran apem merupakan puncak upacara tradisional Yaqowiyu. Sebelum upacara dimulai terlebih dahulu diadakan pembacaan doa dipimpin oleh ulama setempat, kemudian diteruskan serah terima, yaitu petugas yang serah-terima, yaitu petugas yang membawa apem dari makam kemudian menyerahkan kepada Bupati agar Bupati berkenan mengawali penyebaran. Setelah selesai acara serah-terima, apem tersebut langsung disebarkan oleh Bupati dengan mengucapkan Yaqowiyu, Yaqowiyu, Yaqowiyu. Selanjutnya penyebaran secara masal oleh para petugas yang berpakain putih dari atas panggung ditujukan ke segala arah. Saat itulah pengunjung sangat ramai untuk merebut atau mendapatkan apem yang telah disebar. Penyebaran apem ini kurang lebih berlangsung selama 1 jam. Setelah apem habis disebar, maka pelaksanaan upacara tradisional Yaqowiyu telah usai. 52 Upacara tradisional Yaqowiyu di Jatinom, Klaten mendapatkan dukungan dan perhatian penuh dari seluruh masyarakat. Sebagian besar masyarakat di Jatinom ini masih mempercayai tradisi lama yang telah dilakukan oleh para leluhur. Di salah satu sisi penyelenggaraan upacara tradisional Yaqowiyu ini merupakan kebanggaan masyarakat Jatinom, terlebih beberapa dari masyarakat Jatinom yang masih ada garis keturunan Ki Ageng Gribig wawancara dengan Amalia, 9 Desember 2013. 5. Tingkat pengetahuan masyarakat pada perencanaan hingga pelaksanaan upacara tradisional Yaqawiyu Dari 20 orang responden yang terdata, 4 orang sangat tidak tahu tentang perencanaan hingga pelaksanaan upacara adat Yaqawiyu, 6 orang yang lain kurang tahutentang perencanaan hingga pelaksanaan upacara adat Yaqawiyu sedangkan sisanya mengetahui perencanaan hingga pelaksanaan upacara adat Yaqawiyu. Berikut tabel data dibawah merupakan data dari 20 orang yang mengetahui hingga tidak mengetahui tentang sejarah adat Yaqawiyu Tabel 5. Tingkat pengetahuan responden terhadap perencanaan- pelaksanaan Yaqawiyu No. Kategori Jumlah Presentase 1. Mengetahui 10 orang 50 2. Kurang tahu 6 orang 30 3. Sangat tidak tahu 4 orang 20 53 Penyelenggarakan upacara tradisional Yaqowiyu masyarakat Jatinom sebagai pendukung upacara untuk mengenang kembali seorang tokoh ulama Islam yang pertama kali menyebarluaskan ajaran Islam di daerah Jatinom, yaitu Ki Ageng Gribig yang dikisahkan dengan penuh keampuhan baik tentang ilmu yang dimiliki atau sikap kepahlawanannya serta ajaran- ajaran lainnya. Jadi dengan penyelenggaraan upacara tradisional Yaqowiyu ini dianggap penting bagi pembinaan sosial budaya warga masyarakat yang bersangkutan, sebab salah satu fungsinya adalah sebagai pengokoh norma, serta nilai-nilai luhur budaya yang telah berlaku, yang disertai dengan rasa solidaritas antara sesama warga masyarakat. Perayaan upacara tradisional Yaqowiyu pada intinya sejak dulu hingga sekarang tidak pernah berubah yaitu dengan dilakukannya penyebaran apem kepada para pengunjung. Namun demikian secara keseluruhan penyelenggaraan upacara tersebut masih didukung kuat oleh masyarakat yang melakukan dengan khidmat. Sebagai faktor penyebab dukungan kuat masyarakat setempat terhadap penyelenggaraan upacara tradisional Yaqowiyu yaitu adanya anggapan dan kepercayaan bahwa barang siapa dengan rela dan ikhlas membuat dan menyerahkan kue apem pada upacara, maka kelak di kemudian hari mereka akan mendapat imbalan rejeki yang semakin banyak. Dengan demikian pula para tamu yang berkunjung ke beberapa rumah penduduk Jatinom, mereka akan mendapat banyak rejeki wawancara dengan Sidiq, 9 Desember 2013. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perencanaan hingga pelaksanaan budaya Yaqowiyu dapat dilihat pada gambar dibawah ini 54 Gambar 7. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perencanaan hingga pelaksanaan budaya Yaqowiyu. 6. Persepsi masyarakat terhadap filosofi yang terkandung pada kue apem yang ada pada perayaan upacara adat Yaqawiyu Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti, dari 20 orang yang dimintai informasi hanya 2 orang yang benar-benar paham filosofi kue apem yang ada pada setiap perayaan Yaqowiyu. Kue apem yang dibentuk gunungan pada upacara adat Yaqowiyu merupakan suatu inovasi yang dibuat oleh panitia penyelenggaraan Yaqowiyu. Gunungan kue apem meniru dengan gunungan yang ada di keraton Yogyakarta dan Solo Mataram yang sudah sejak tahun 1613 Masehi menggunakan gunungan sebagai tanda bentuk ketundukan hamba terhadap Tuhannya dan mengharapkan berkah. Adanya gunungan kue apem pada saat perayaan Yaqowiyu dimulai pada tahun 1980-an dan dikembangkan hingga saat ini. Awal mulanya kue apem yang ada pada upacara adat Yaqowiyu didapatkan 50 30 20 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perecanaan-Pelaksanaan Yaqawiyu Mengetahui Kurang Tahu Sangat Tidak Tahu 55 oleh Ki Ageng Gribig sebagai oleh-oleh saat kepulangan haji beliau. Kemudian beliau membagikan kepada masyarakat desa Jatinom dengan cara disebar. Dari situlah keberadaan kue apem pada saat upacara adat Yaqowiyu sangat penting sehingga upacara adat Yaqowiyu masih dipertahankan karena mengandung unsur pelestarian budaya yang perlu dipertahankan. 7. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap filosofi yang terkandung pada kue apem yang ada pada perayaan upacara adat Yaqawiyu Berikut adalah data dari 20 responden yang 15 diantaranya sangat tidak tahu bahwa kue apem memiliki filosofi, 3 lainnya kurang tahu yaitu dari responden paten seperti bapak camat, bapak lurah dan sekretaris dari ibu PKK, dan 2 lainnya sangat tahu tentang filosofi kue apem pada perayaan Yaqowiyu yaitu responden paten seperti bapak sesepuh dan salah satu panitia penyelenggaraan upacara adat Yaqawiyu. Tabel 6. Tingkat pengetahuan responden terhadap kue apem sebagai kue khas Yaqawiyu No. Kategori Jumlah Presentase 1. Mengetahui 2 Orang 10 2. Kurang Tahu 3 orang 15 3. Sangat Tidak Tahu 15 orang 75 Seiring berkembangnya jaman, saat ini kue apem menjadi salah satu mediator berkumpulnya banyak warga dari berbagai daerah untuk bersilaturahmi. Dengan usaha masyarakat sekitar bersama pemerintah daerah untuk mengembangkan kue apem sebagai kuliner khas desa Jatinom, Klaten maka pemerintah pusat telah memberikan bantuan 56 terhadap masyarakat desa Jatinom berupa 3 buah gerobak, 2 buah kompor gas, 2 buah tabung gas dan peralatan lainnya untuk mengembangkan kue apem dan diinovasikan agar kue apem tidak hanya dikenal sebagai makanan khas upacara Yaqowiyu namun juga sebagai makanan khas desa Jatinom. Gambar 8. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kue Apem Yaqawiyu 8. Peran masyarakat untuk mendukung kue apem sebagai kuliner khas daerah Klaten Pemerintah daerah telah bekerja sama dengan pemerintah pusat secara kooperatif, maka besar peluang masyarakat luas akan mengenal kue apem khas desa Jatinom. Sebagian orang yang mengenal budaya Yaqowiyu dan mengetahui kue apem sebagai makanan khas upacara 10 15 75 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kue Apem Yaqawiyu Mengetahui Kurang Tahu Sangat Tidak Tahu 57 Yaqowiyu, maka pentingnya pengenalan kepada masyarakat luas dan memberikan dukungan penuh untuk melestarikan kue apem tidak hanya sebagai makanan khas pada saat perayaan Yaqowiyu saja, namun kue apem dapat dijadikan sebagai makanan khas desa Jatinom, Klaten. Selain berusaha mengenalkan kue apem sebagai makanan khas desa Jatinom, Klaten penting bagi beberapa pihak seperti pemerintah setempat dan masyarakat desa Jatinom yang benar-benar paham tentang upacara adat Yaqowiyu untuk bertanggung jawab memberi informasi tentang sejarah dan budaya Yaqowiyu serta makna dibalik kue apem sebagai makanan khas pada saat perayaan Yaqowiyu. Dengan mengenalkan kue apem khas desa Jatinom maka akan menambah pemasukan daerah khususnya desa Jatinom. 9. Tingkat antusias masyarakat terhadap pengembangan kue apem Dari 20 responden menyatakan 19 diantaranya termasuk responden paten yang terdiri dari bapak camat, bapak lurah, sesepuh desa Jatinom dan sekretaris ibu PKK setuju apabila kue apem dikembangkan, 1 diantaranya kurang setuju dan sisanya menyatakan tidak setuju. Berikut tabelnya Tabel 7. Tingkat antusias masyarakat terhadap pengembangan kue apem No. Kategori Jumlah Presentase 1. Setuju 18 orang 90 2. Kurang setuju 1 orang 5 3. Sangat tidak setuju 1 orang 5 58 Selain mengenalkan kue apem sebagai makanan khas desa Jatinom, dengan melakukan pelatihan kepada masyarakat sekitar dan mengikuti kegiatan yang bertaraf nasional merupakan usaha awal dalam mengenalkan kue apem khas desa Jatinom. Sudah hampir 4 tahun ini, ibu- ibu PKK desa Jatinom dan pemerintah daerah bekerja sama dalam melakukan pelatihan. Pelatihan dilakukan setiap setahun sekali dengan mengajarkan tahap pembuatan kue apem sesuai standar dan seragam, serta memberi inovasi produk dengan membuat apem berbagai rasa, seperti kue apem rasa pandan, nangka, coklat, strawberry dan lain-lain. Gambar 9. Tingkat Antusias Masyarakat Terhadap Pengembangan Kue Apem 90 5 5 Tingkat Antusias Masyarakat Terhadap Pengembangan Kue Apem Setuju Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 59 Harapan masyarakat sekitar adalah pemerintah mampu mendorong masyarakat desa Jatinom untuk memberikan inovasi pembuatan kue apem khas desa Jatinom terutama untuk keawetan kue apem sendiri. Selain kue apem, harapan lainnya adalah pembenahan wilayah Klaten khususnya desa Jatinom mampu terealisasi dan desa Jatinom lebih dikenal sebagai daerah yang memiliki wisata religi dan dengan adanya wisata religi tersebut dapat menjadi masukan dari segi ekonomi untuk masyarakat Jatinom sendiri. Kualitas kue apem lebih ditingkatkan baik dari segi bentuk yang lebih menarik, rasa dan keawetan yang lebih ditingkatkan dan kemasan yang menarik modal penting dalam pemasaran agar konsumen tertarik karena kue apem khas desa Jatinom memiliki ciri khas yang berbeda dengan kue apem didaerah lain. 60 Tabel 8. Rangkuman Hasil Wawancara Dari 4 Responden Paten Aspek Point Jawaban dari Beberapa Narasumber 1. Apakah anda memahami detail sejarah upacara adat Yaqowiyu yang diadakan di desa Jatinom, Klaten? Sangat paham detail sejarahupacara adat Yaqawiyu dan merasa memiliki tanggung jawab dalam hal melestarikan budaya yang telah turun temurun diadakan setiap tahun. Namun seiring berkembangnya jaman banyak yang beruba dari upacara adat Yaqowiyu. Baik dari segi panitia hingga pemahaman masyarakat yang berkunjung terhadap filosofi upacara adat Yaqowiyu. 2. Dalam keturutsertaan anda dalam upacara adat Yaqowiyu, apakah anda memahami maksud dari upacara adat Yaqowiyu? Keturutsertaan berbagai pihak dalam upacara adat Yaqawiyu dengan cara yang beragam. Keturutsertaan pemerintahan setempat yang paham maksud dari upacara adat Yaqowiyu seperti Camat dan Lurah dengan cara pendekatan dari sisi birokrasi agar acara yang diadakan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh para panitia. Sedangkan dari para sesepuh dengan adanya upacara adat Yaqowiyu agar mendapat berkah serta pelestarian budaya. Hakekat atau filosofi yang terkandung dari upacara adat Yaqowiyu adalah menghormati jasa Ki Ageng Gribig yang telah menyebarkan agama Islam di Klaten khususnya daerah Jatinom, selain itu upacara adat Yaqowiyu dijadikan sarana syiar agama dan budaya. Dan membuktikan bahwa dakwah agama dapat dilakukan dengan berbagai cara. 61 Aspek Poin Jawaban Dari Beberapa Narasumber 3. Apakah anda mengikuti setiap rangkaian dari persiapan hingga pelaksanaan acara upacara adat Yaqowiyu? Dari berbagai perwakilan elemen masyarakat, setiap rangkaian acara yang ada pada upacara adat Yaqawiyu diikuti dari persiapan, pengajian, penyerahan gunungan kue apem hingga puncak acara yaitu penyebaran kue apem. Dengan mengikuti setiap rangkaian upacara adat Yaqowiyu merupakan salah satu cara melestarikan budaya yang memiliki sejarah panjang. Dan ada pula sebagian masyarakat yang turut serat dalam pembuatan kue apem kemudian diberikan kepada panitia. 4. Dalam upacara adat Yaqowiyu terdapat gunungan kue apem yang telah disusun oleh panitia acara, apakah anda memahami filosofi dari susunan gunungan kue apem tersebut? Perbedaan pemahaman tentang gunungan kue apem tidak menghalangi untuk tetap diadakannya upacara adat Yaqowiyu. ada yang berpendapat bahwa gunungan kue apem memiliki 2 jenis layaknya manusia yaitu gunungan kue apem wedhok perempuan dan gunungan kue apem lanang laki-laki. Dan dari gunungan tersebut mengandung arti ketundukan hamba terhadap Tuhannya dengan mengamalkan shalat lima waktu secara berurutan. Sedangkan ada pendapat lain yang mengatakan bahwa gunungan kue apem merupakan hasil inovasi pada tahun 1980-an yang didapatkan dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 Masehi. 5. Dalam upacara adat Yaqowiyu pada saat kue apem dibagikan dengan cara disebar oleh panitia pelaksana dan para pengunjung acara akan berebut untuk memperoleh kue apem yang telah disebar, apakah anda tahu makna dibalik kue apem yang diperebutkan? Sebagian masyarakat masih memiliki kepecayaan bahwa dengan mendapatkan kue apem yang berasal dari upacara adat Yaqowiyu akan mendapatkan berkah dan manfaat terutama apabila kue apem tersebut telah didoakan oleh para sesepuh sekitar. Namun ada juga yang berpendapat bahwa dengan logika jika ingin mendapatkan berkah dan manfaat dalam kehidupan, bukan kue apem Yaqowiyu yang memberikan berkah tersebut, namun dengan doa dan usahalah yang mengantarkan kita kepada keberkahan dan manfaat tersebut. 62 Aspek Poin Jawaban Dari Beberapa Narasumber 6. Pada saat perayaan upacara adat Yaqowiyu, kue apem diproduksi secara massal. Apakah selain hari diadakannya upacara adat Yaqowiyu, kue apem dijual dipasaran? Keberadaan kue apem selain pada perayaan upacara adat Yaqowiyu sedikit sulit ditemukan, jika ada pun dari segi rasa dan tekstur berbeda dengan kue apem yang ada pada saat perayaan upacara adat Yaqowiyu. 7. Dalam pengembangan kuliner daerah, saudara sebagai warga Klaten setujukah anda apabila kue apem dijadikan makanan khas daerah Klaten? Banyak pihak menyetujui bahwa kue apem dijadikan sebagai makanan khas daerah Klaten. Dan banyak pihak yang telah membantu dalam pengembangan kue apem khas Jatinom, seperti pemerintah daerah dan pemerintah pusat dengan memberikan beberapa bantuan, dan keikutsertaan masyarakat sekitar juga menjadi pendukung yang sangat berpengaruh, dengan dukungan tersebut artinya banyak pihak yang ingin melestarikan kue apem sebagai makanan khas desa Jatinom. 8. Apabila kue apem dijadikan makanan khas daerah Klaten, apakah anda akan turut serta dalam pengembangan dan mengenalkan kepada seluruh masyarakat? Banyak pihak yang telah turut serta dalam pengembangan kue apem sebagai makanan khas desa Jatinom. Seperti pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang telah bekerjasama secara kooperatif. Dengan diadakannya upacara adat Yaqowiyu yang diadakan setiap tahunnya, maka secara langsung hal tersebut telah mengenalkan kue apem sebagai makanan khas upacara adat Yaqowiyu dan makanan khas desa Jatinom. 9. Apa harapan anda sebagai warga Klaten terhadap pemerintahan kota Klaten apabila kue apem dapat dikembangkan sebagai makanan khas Kota Klaten? Harapan dari berbagai pihak adalah pemerintah daerah maupun pusat lebih mampu memberikan dorongan dan semangat kepada masyarakat untuk lebih termotivasi dalam mengembangkan kue apem sebagai makanan khas desa Jatinom baik dari segi rasa dan keawetan, dan pentingnya kemasan untuk lebih mendukung kue apem agar lebih menarik untuk dikonsumsi. 63

B. Ringkasan Hasil Wawancara Dari 4 Responden Paten

Dari rangkuman hasil wawancara dari 4 responden paten yang terdiri dari bapak camat, bapak lurah, sesepuh desa Jatinom dan sekretaris ibu PKK bahwa mereka paham betul tentang sejarah upacara adat Yaqawiyu dan memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dengan cara mengikuti setiap rangkaian upacara adat Yaqawiyu dari perencanaaan hingga pelaksanaan. Selain itu dalam upacara adat Yaqawiyu, makanan khas yang terdapat pada upacara adat Yaqawiyu yaitu kue apem sangat penting keberadaannya, karena kue apem memiliki filosofi yaitu merupakan makanan atau oleh-oleh yang dibawa Ki Ageng Gribig selepas beliau melaksanakan ibadah haji. Dengan keberadaan kue apem sebagai makanan khas pada saat perayaan upacara adat Yaqawiyu diharapkan dapat dikembangkan lagi sebagai makanan khas desa Jatinom, Klaten. Dengan usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat sekitar beserta ibu PKK yang bekerja sama dengan pemerintah setempat, maka kue apem telah dikembangkan dengan berbagai variasi dan diharapkan mampu menjadi trademark makanan khas kota Klaten.

C. Pembahasan

Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti. Persepsi masyarakat terhadap sejarah upacara adat Yaqowiyu sangatlah beragam, dari jawaban berbagai narasumber yang paham betul tentang sejarah dan budaya upacara adat Yaqowiyu bahwa banyak pergeseran yang terjadi dalam upacara adat Yaqowiyu baik dari segi dakwah hingga kepanitiaan, namun beberapa 64 masyarakat menyatakan bahwa perbedaan pandangan dan pengetahuan sejarah Yaqowiyu tidak berpengaruh banyak terhadap adanya upacara adat Yaqowiyu yang diadakan setiap setahun sekali. Banyak masyarakat sekitar khususnya masyarakat desa Jatinom yang hanya sekedar mengikuti upacara adat Yaqowiyu namun tidak paham dengan sejarah yang terkandung dalam budaya Yaqowiyu. Hal ini penting diperhatikan oleh beberapa pihak karena kurang adanya sosialisasi seperti pemerintah bekerja sama dengan para sesepuh sekitar desa Jatinom untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan adanya upacara adat Yaqowiyu yang diadakan setiap satu sekali agar masyarakat mengikuti upacara Yaqowiyu tidak hanya sekedar sebagai rutinitas atau kegiatan rutin setahun sekali. Ada pendapat yang meyatakan dengan diadakannya upacara adat Yaqowiyu merupakan sebagai ajang atau event untuk bersilaturahmi bagi para pengunjung dari berbagai daerah dan upacara adat Yaqowiyu menjadi sarana dakwah budaya yang perlu dilestarikan. Dengan adanya berbagai pandangan tersebut, manfaat yang didapatkan dengan diadakannya upacara adat Yaqowiyu telah dirasakan oleh berbagai pihak setiap tahun dari perencanaan hingga berakhirnya acara tersebut. Persepsi masyarakat terhadap perencanaan hingga pelaksanaan Yaqowiyu sangatlah mendukung, sejak awal perencaan hingga puncak acara yaitu sebaran kue apem. Hal tersebut membuat pemerintah sangat mendukung dengan adanya upacara adat Yaqawiyu yang diadakan setiap setahun sekali karena dengan adanya acara tersebut, pemasukan bagi pemerintah dan warga sekitar bertambah dengan banyaknya pengunjung 65 yang datang dari berbagai daerah khususnya daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Dukungan tersebut berupa antara lain mempersiapkan secara matang untuk pelaksanaan upacara adat Yaqowiyu yang dimulai dengan membersihkan area untuk pengadaan upacara adat Yaqowiyu, setelah itu mengadakan pengajian di Masjid Ageng Jatinom kemudian membuat panggung untuk sebaran apem, kemudian menggerakkan para pedagang dan warga desa Jatinom agar secara sukarela membuat kue apem untuk acara penyebaran apem hingga mendoakan kue apem yang dilakukan oleh para sesepuh kemudian kue apem dibagikan kepada para pengunjung dengan cara disebar. Persepsi masyarakat terhadap filosofi yang terkandung pada kue apem yang ada perayaan upacara adat Yaqawiyu banyak yang menganggap bahwa kue apem yang dibentuk oleh panitia upacara Yaqowiyu seperti gunungan merupakan hasil inovasi atau kreatifitas dari panitia penyelenggara. Padahal pada kenyataan yang didapat dari hasil wawancara oleh salah satu sesepuh desa Jatinom menyatakan bahwa gunungan kue apem yang dibuat oleh panitia penyelenggara bukanlah hasil dari kreatifitas panitia upacara Yaqowiyu namun panitia penyelenggara mengikuti gaya keraton kerajaan Mataram Yogyakarta dan Solo pada saat perayaan Sekaten atau Gerebeg Mulud.Adanya kue apem sebagai makanan khas yang ada pada upacara adat Yaqowiyu, beberapa pihak berusaha memanfaatkan hal tersebut untuk dikembangkan sebagai kuliner alternatif desa Jatinom. Banyak pihak yang 66 setuju bahkan mendukung dan berharap kue apem bisa benar-benar menjadi makanan khas kota Klaten khususnya desa Jatinom. Banyak pihak yang ikut mendukung kue apem dijadikan makanan khas desa Jatinom, Klaten. Usaha yang telah diusahakan dengan melakukan berbagai hal seperti memberikan pelatihan kepada warga sekitar desa Jatinom yang diadakan hampir setiap tahun bertepatan pada saat upacara adat Yaqowiyu berlangsung, membuat berbagai macam inovasi olahan kue apem dari segi rasa dan bahan, dan hingga saat ini sedang diusahakan membuat inovasi kue apem yang mampu tahan lama agar tidak cepat basi dan dapat dikonsumsi beberapa hari setelah kue apem dibuat. Selain melakukan pelatihan dan membuat inovasi produk, beberapa pihak seperti ibu-ibu PKK yang aktif dalam melakukan pelatihan, bapak lurah desa Jatinom dan pemuda yang aktif dalam kegiatan masyarakat telah meminta bantuan kepada pemerintah daerah dan pusat agar kue apem dapat lebih dikembangkan dan dikenal masyarakat luas dengan harapan masyarakat seluruh Indonesia mengenal makanan khas desa Jatinom, Klaten adalah kue apem.