F. Kalkulus 1. Tujuan
Secara khusus setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat : a. Menentukan turunan dari suatu fungsi
b. Menggunakan turunan untuk memecahkan masalah c. Menentukan anti turunan dari suatu fungsi
d. Menentukan integral tak tentu suatu fungsi e. Menentukan Integral tentu suatu fungsi
f.
Menggunakan integral tentu dalam menentukan luas suatu daerah g. Menggunakan integral tentu dalam menetukan volume benda putar
2. Uraian Materi
Materi yang akan dibahas pada modul ini meliputi materi tentang diferensial, Integral tak tentu, integral tentu dan penggunaan integral tentu yakni dalam menentukan
luas daerah dan volume benda putar a. Diferensial
Notasi yang di gunakan untuk menyatakan turunanderivative fungsi adalah �
′
� atau
�� ��
.
1 Definisi Turunan Fungsi
Turunan fungsi f adalah fungsi lain yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah
�� ��
= �
′
� = lim
ℎ→0 ��+ℎ−��
ℎ
jika limit diruas kanan ada.
Contoh 1. Pandang fungsi konstan
∞ ∞
− =
x c
x f
, , dimana c bilangan real, Maka
untuk setiap x, ,
≠ =
− =
− +
h h
c c
h x
f h
x f
Akibatnya, lim
lim =
= −
+ =
→ →
h h
h x
f h
x f
x f
.
Contoh 2. Pandang fungsi identitas
∞ ∞
− =
x x
x f
, , maka untuk setiap x,
1 =
= −
+ =
− +
h h
h x
h x
h x
f h
x f
, akibatnya,
1 1
lim lim
= =
− +
=
→ →
h h
h x
f h
x f
x f
Contoh 3.
Misal
∞ ∞
− =
x x
x f
,
3
maka
304
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
h x
h xh
h x
x h
x h
x h
x f
h x
f
3 3
2 2
3 3
3
3 3
− +
+ +
= −
+ =
− +
=
, 3
3 3
3
2 2
3 2
2
h xh
x h
h xh
h x
+ +
= +
+
Jadi,
2 2
2
3 3
3 lim
lim x
h xh
x h
x f
h x
f x
f
h h
= +
+ =
− +
=
→ →
.
Contoh 4.
Misal ,
1 ≠
= x
x x
f maka
h h
x x
h x
x h
x h
x h
x f
h x
f 1
1 +
+ −
= −
+ =
− +
=
, 1
≠ +
− =
+ −
h h
x x
h h
x x
h
Jadi,
2
1 1
lim lim
x h
x x
h x
f h
x f
x f
h h
− =
+ −
= −
+ =
→ →
.
2 Sifat-sifat TurunanDerivative a Jika fx = C dengan C konstanta maka
, =
x f
b Jika fx = x maka 1
= x
f c Jika
n
x x
f =
, n bilangan rasional, maka
1 +
=
n
nx x
f
d Misalkan fungsi-fungsi f dan g dapat diturunkan di titik x dan C suatu konstanta maka fungsi – fungsi
� + �, � − �, ��, �� ���
� �
, gx ≠ 0 dapat diturunkan di x. Selanjutnya:
1.
] [
x g
x f
x g
x f
± =
±
2. ]
[ x
Cf x
Cf =
3. ]
[ x
g x
f x
g x
f x
g x
f +
= 4.
, ]
[ ]
[
2
≠ −
= x
g x
g x
g x
f x
f x
g x
g x
f
Contoh-contoh :
1. Jika
3 1
2
2 3
x x
x f
+ =
, tentukan f’x Penyelesaian:
] 2
[ ]
3 [
] 2
3 [
3 1
2 3
1 2
x x
x x
x f
+ =
+ =
sifat 4a =
] [
2 ]
[ 3
3 1
2
x x
+
sifat 4b =
3 2
3 2
3 2
6 ]
3 1
[ 2
] 2
[ 3
− −
+ =
+ x
x x
x
, =
C dx
dy
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
305
2. Tentukan turunan pertama
3 2
3 2
x x
x x
h +
+ =
Penyelesaian: Misal
3 2
2
+ = x
x f
dan
3
x x
x g
+ =
x x
f 4
=
1 3
2
+ = x
x g
maka berdasarkan sifat 4c diperoleh
3 15
10 3
11 6
4 4
1 3
3 2
4
2 4
2 4
2 4
2 2
3
+ +
= +
+ +
+ =
+ +
+ +
= +
= =
x x
x x
x x
x x
x x
x x
g x
f x
g x
f x
g x
f x
h
3. Tentukan turunan pertama
6 10
2
3 2
+ +
= x
x x
h
Penyelesaian: Misal
10 2
2
+ = x
x f
dan
6
3
+ = x
x g
x x
f 4
=
2
3 x
x g
=
Maka berdasarkan sifat 4d diperoleh
2 3
2 4
2 3
2 2
3 2
1 24
30 2
1 3
10 2
4 6
] [
] [
+ +
− −
= +
+ −
+ =
− =
=
x x
x x
x x
x x
x x
g x
g x
f x
f x
g x
g x
f x
h
Rumus- rumus turunan fungsi. 1.
x x
dx d
1 ln
= 2.
a a
a dx
d
x x
ln .
= 3.
x x
e e
dx d
= 4.
x x
dx d
cos sin
= 5.
x x
dx d
sin cos
− =
6. x
tgx dx
d
2
cos 1
= 7.
x ctgx
dx d
2
sin 1
− =
8.
2
1 1
arccos arcsin
x x
dx d
x dx
d −
− =
− =
306
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
9.
2
1 1
cot x
gx arc
dx d
arctgx dx
d +
= −
=
Latihan Tentukan
x f
, jika diketahui: 1.
2 2
+ =
x x
x f
2.
2
3 6
x x
x f
+ =
3.
2 2
3 2
+ −
= x
x x
f
4. x
x f
2 sin
= 5.
2
2 2
x t
Cos x
f +
=
6.
5 3
2
2 1
2 x
x x
f +
= 7.
3 2
ln +
= x
x f
8. 5
3 2
tan +
= x
x f
3 Penggunaan Turunan
Perhatikan gambar berikut:
Garis l pada gambar di atas memotong kurva y = fx di titik Px,fx dan Qx+h,fx+h. Jika titik Q bergerak sepanjang kurva mendekati P maka h akan mendekati nol dan garis l
akan menjadi garis g, yaitu garis singgung kurva dititik P. Gradien garis l adalah
h x
f h
x f
− +
, sedangkan gradien garis g adalah h
x f
h x
f
h
lim −
+
→
. Dari pembahasan sebelumnya
h x
f h
x f
h
lim −
+
→
merupakan turunan dari fungsi f yaitu f’x. Jadi gradien garis singgung kurva y = fx di titik x,fx adalah
h x
f h
x f
x f
h
lim −
+ =
→
, sedangkan persamaan garis singgung kurva y =fx di
titik a,fa adalah a
x a
f a
f y
− =
− atau
a x
a f
a f
y −
+ =
l Px,fx
x + h x
Y
X Qx+h,fx+h
h g
y = fx
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
307
Contoh.
Tentukan persamaan garis singgung kurva
5 4
2
2
− −
= x
x y
di titik 2,-5. Penyelesaian :
4 4
5 4
2
2
− =
⇒ −
− =
= x
x f
x x
x f
y
4 4
2 4
2 =
− •
= f
Persamaan garis singgung kurva di titik 2,-5 adalah
18 4
10 8
4 2
4 5
− =
− −
= −
= −
− x
y x
y x
y
4 Fungsi Naik dan Fungsi Turun Definisi
Misalkan f terdefinisi pada interval I.
1. Fungsi f dikatakan naik pada interval I jika untuk setiap dua bilangan
2 1
, x x
di I dengan
2 1
x x
berlaku
2 1
x f
x f
. 2. Fungsi f dikatakan turun pada interval I jika untuk setiap dua bilangan
2 1
, x x
di I dengan
2 1
x x
berlaku
2 1
x f
x f
. Selain menggunakan definisi di atas, untuk menentukan dimana suatu fungsi naik atau
turun dapat menggunakan turunan pertama dari suatu fungsi. Ingat, bahwa turunan pertama,
�
′
� , menyatakan kemiringan dari garis singgung pada grafik f di titik x.
Teorema Misalkan f kontinu pada interval I dan terdiferensial pada setiap titik dalam I.
1. Jika x
f untuk semua x di I, maka f naik pada I
2. Jika x
f untuk semua x di I, maka f turun pada I
Contoh
Perhatikan Fungsi kuadrat
2
x x
f =
berikut:
Fungsi kuadrat
2
x x
f =
naik pada interval ,
∞ dan turun pada interval ,
−∞
Contoh Jika
�� = 2�
3
− 3�
2
− 12� + 7. Tentukan dimana fungsi f naik dan dimana turun.
308
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
Penyelesaian: Untuk menentukan dimana fungsi f naik atau turun, pertama kita cari turunan pertama f.
�
′
� = 6�
2
− 6� − 12 = 6� − 2� + 1 Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan pertidaksamaan
� − 2� + 1 0 dan juga
� − 2� + 1 0 Pembuat nol diruas kiri dari dua pertidaksamaan di atas adalah 2 dan -1. Titik-titik ini
membagi sumbu-X atas tiga selang yaitu −∞, −1, −1,2, ��� 2, ∞. Dengan
menggunakan titik-titik uji -2, 0, dan 3, kita simpulkan bahwa �
′
� 0 pada selang pertama dan terakhir, dan
�
′
� 0 pada selang kedua. Jadi fungsi f naik pada −∞, 1] dan [2,
∞ dan turun pada [1,2].
Definisi Misalkan fungsi f terdiferensialkan pada selang buka I. Fungsi f dikatakan cekung ke atas
pada I jika
�′ naik pada I dan dikatakan cekung ke bawah pada I jika �′ turun pada I Teorema Kecekungan
Misalkan f terdiferensialkan dua kali pada selang buka I. a. Jika
�
′′
� 0 untuk semua x dalam I, maka fungsi f cekung ke atas pada I. b. Jika
�
′′
� 0 untuk semua x dalam I, maka fungsi f cekung ke bawah pada I. Contoh
Tentukan selang dimana �� =
1 3
�
3
− �
2
− 3� + 4 naik, turun, cekung ke atas, dan cekung ke bawah.
Penyelesaian: �
′
� = �
2
− 2� − 3 = � + 1� − 3 �
′′
� = 2� − 2 = 2� − 1 Dengan menyelesaikan pertidaksamaan
� + 1� − 3 0dan � + 1� − 3 0, kita simpulkan bahwa fungsi f naik pada
−∞, −1] dan [3, ∞ dan turun pada [-1,3]. Dengan cara yang sama, penyelesaian 2
� − 1 0 dan 2� − 1 0 memperlihatkan bahwa f cekung ke atas pada 1,
∞ dan cekung ke bawah pada −∞, 1 Definisi
Misalkan D daerah asal fungsi f yang memuat titik c. a. fc adalah nilai maksimum fungsi f pada D jika
c f
x f
≤ untuk setiap x di D.
b. fc adalah nilai minimum fungsi f pada D jika x
f c
f ≤
untuk setiap x di D. c. fc adalah nilai ekstrim dari f , jika
�� adalah nilai maksimum atau sebuah nilai minimum.
Teorema Jika fungsi f kontinu pada selang [
�, �], maka f mencapai nilai maksimum dan minimum disana.
Teorema Titik Kritis Misalkan f terdiferensialkan pada selang I yang memuat titik c. Jika
�� adalah nilai ekstrim, maka c haruslah titik kritis, yaitu c merupakan salah satu dari;
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
309
a. titik ujung I b. titik stasioner dari f
�
′
� = 0 atau c. titik singular dari f
�
′
� tidak ada.
Contoh.
1. Diketahui
2
3 x
x f
− =
. Karena =
x f
hanya dipenuhi oleh x = 0, maka titik kritis hanyalah 0. Tepatnya x = 0 merupakan titik stasioner fx.
2. Diketahui x
x f
= .
f tidak ada. Jadi x = 0 titik kritis namun bukan titik stasioner.
Teorema Uji Turunan Pertama Jika fungsi f kontinu pada selang terbuka a, b yang memuat titik kritis c, maka,
1. Jika fx 0 untuk semua x dalam selang bagian a,c dan fx 0 untuk semua x
dalam selang bagian c, b, maka fc adalah nilai maksimum fungsi f. 2. Jika fx 0 untuk semua x dalam selang bagian a,c dan fx 0 untuk semua x
dalam selang bagian c, b, maka fc adalah nilai minimum fungsi f. 3. Jika fx bertanda sama pada kedua pihak c, maka fc bukan nilai ekstrim fungsi f.
Contoh Carilah nilai ekstri dari fungsi
�� = �
2
− 6� + 5 pada selang −∞, ∞ Penyelesaian:
Karena fungsi f kontinu dimana-mana, dan �
′
� = 2� − 6 = 2� − 3 ada untuk semua x, maka titik kritis untuk f adalah
�
′
� = 0 yang dipenuhi oleh � = 3. Karena
�
′
� = 2� − 6 0untuk � 3, fungsi f turun pada −∞, 3] dan karena �
′
� = 2
� − 6 0 untuk � 3, fungsi f naik pada [3, ∞ maka menurut teorema uji turunan pertama
�3 = −4 adalah nilai minimum fungsi f.
Teorema Uji Turunan Kedua Misalkan
�′ dan �′′ ada pada setiap titik pada selang a,b yang memuat c, dan misalkan �
′
� = 0 a. Jika
�
′′
� 0, �� adalah nilai maksimum f b. Jika
�
′′
� 0, �� adalah nilai minimum f
Contoh Seperti contoh sebelumnya, gunakan teorema uji turunan kedua.
Penyelesaian:
�
′
� = 2� − 6 = 2� − 3 �
′′
� = 2 Karena
�
′
3 = 0 dan �
′′
3 0 maka menurut teorema uji turunan ke dua �3 adalah
nilai minimum fungsi f.
Contoh aplikasi: Sepotong kawat panjangnya 32 cm. Kawat itu dipotong menjadi dua bagian. Satu potong
dilipat menjadi persegi dan sisanya dilipat untuk dijadikan sebuah lingkaran. Di tempat manakah kawat itu harus dipotong, supaya jumlah luas persegi dan lingkaran itu menjadi
sekecil-kecilnya?
310
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
Jawab. Misal kawat itu dipotong menjadi 2 bagian, yang satu panjangnya x dan yang lain
panjangnya 32 – x Kawat yang panjangnya x dilipat menjadi persegi, maka sisinya adalah x4. Maka luas
persegi tersebut adalah L
1
= x
2
16 Kawat yang panjangnya 32 - x dilipat menjadi lingkaran, jika jari-jari lingkaran tersebut
adalah r, maka keliling lingkaran adalah 2 π r = 32 – x.
jadi r = 32 – x2 π
Luas lingkaran L
2
= πr
2
= 32 – x
2
4 π
Jika L = L
1
+ L
2
= x
2
16 + 32 – x
2
4 π, maka L mencapai nilai ekstrim bila L = 0.
L = x8 - 32 - x2 π = 0 atau 2πx - 832 - x = 0
Jadi x = 128 π + 4, selanjutnya L = ½ + 12π 0, jadi terdapat nilai minimum. Jadi
supaya L sekecil-kecilnya kawat itu harus dipotong menjadi dua bagian, masing-masing panjangnya 128
π + 4 cm dan 32 π + 4 cm. Latihan
1. Tentukan persamaan garis singgung di titik dengan absis x = 0 pada kurva 4
5 3
− −
= x
x y
2. Tentukan interval dimana fungsi �� =
1 3
�
3
+ 2 �
2
− 5� + 6 naik atau turun. 3. Tentukan titik-titik kritis fungsi
�� = �
23
pada interval [-1,1]. 4. Sebuah kotak tertutup akan dibuat dari bahan kardus tipis. Panjang kotak 2 kali
lebarnya. Misalkan tinggi kotak h cm dan volumenya 50003 cm
3
, tentukan luas kardus minimum untuk membuat kotak tersebut.
5. Tentukan dua bilangan yang jumlahnya 40 dan hasil kali kedua bilangan tersebut maksimum.
6. Sebuah kaleng berbentuk silinder tanpa tutup akan dibuat dari seng dengan luas 27 π
dm
2
. Berapakah volume maksimum dari silinder tanpa tutup yang dapat dibuat.
b. Anti Turunan Pada bagian ini akan dibahas tentang arti “anti turunan” anti derivatif, “integral
tak tentu”, dan beberapa hal dasar yang pada akhirnya membantu kita untuk menemukan teknik yang sistematik dalam menentukan suatu fungsi jika derivatifnya
diketahui. Kita telah memahami bahwa:
x x
x dx
d x
x dx
d x
x dx
d 1
1 ;
2 7
; cos
sin
2
− =
− =
− −
=
. Jika A dan B adalah himpunan fungsi dan kita buat relasi “derivatifnya adalah” dari A ke
B, maka untuk beberapa fungsi di atas dapat diillustrasikan sebagai berikut.
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
311
Dengan memperhatikan tabel di atas kita dapat membaca: 1
x sin
derivatifnya adalah x
cos 2
7
2
− − x
derifativnya adalah
x 2
−
3
x 1
derivatifnya adalah
x x
1 −
Dengan kalimat berbeda tapi tidak mengubah makna adalah: 1
x cos adalah derivatif dari
x sin
2
x 2
−
adalah derivatif dari 7
2
− − x
3
x x
1 −
adalah derivatif dari
x 1
Siapakah fungsi
t
? Fungsi
t
adalah fungsi yang derivatifnya x
x 2
3
− . Fungsi
yang derivatifnya adalah x
x 2
3
−
disebut juga anti derivatif anti turunan dari
x x
2
3
− .
Uraian diatas secara formal dapat dinyatakan dengan definisi berikut.
Kita tahu bahwa derivatif dari
2 4
4 1
x x
− adalah
x x
2
3
− . Oleh karena itu, kita dapat
mengatakan anti derivatif dari x
x 2
3
− adalah
2 4
4 1
x x
− .
Contoh 2.1
Fungsi-fungsi
π
+ +
−
2 2
2 2
2 ,
11 2
, 3
2 ,
2 x
x x
x semuanya merupakan anti derivatif dari
x 4
karena derivatif dari setiap fungsi itu adalah
x 4
. Untuk sebarang konstanta c, c
x +
2
2 merupakan anti derivatif dari
3
3 2
x . Itu menunjukkan bahwa anti derivatif suatu fungsi tidak tunggal lebih dari sebuah.
Secara umum dinyatakan dengan teorema berikut ini.
2.1 DEFINISI. Fungsi F disebut anti derivatif dari fungsi
f
pada suatu selang jika
x f
x F
=
pada selang itu.
x x
f sin
=
2
− −
= x x
g
x x
h 1
=
. .
. =
x t
A
x cos
x 2
− x
x 1
−
x x
2
3
−
B
“ derivatifnya adalah”
312
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
Bukti Teorema 2.2:
Jika x
F anti derivatif dari
x f
, maka .
] [
x f
x F
dx d
= Untuk sebarang konstanta c,
] [
] [
] [
c dx
d x
F dx
d c
x F
dx d
+ =
+ +
= x
f =
x f
. Dengan demikian
c x
F +
juga anti derevatif dari .
x f
Contoh 2.2 Dengan memperhatikan diagram 1.1 dan Teorema 2.2 kita peroleh,
Anti derivatif
x cos
adalah c
x +
sin , karena
x c
x dx
d cos
sin =
+ .
Anti derivatif
x 2
−
adalah c
x +
−
2
, karena x
c x
dx d
2
2
− =
+ −
. Anti derivatif
x x
1 −
adalah
c x
+ 1
, karena
x x
c x
dx d
1 1
− =
+
. Contoh 2.3
ln 2
1 =
x x
x F
adalah anti derivatif dari x
x f
2 1
= , karena
x x
dx d
2 1
] ln
2 1
[ =
. Demikian pula
x x
G 3
ln 2
1 =
juga anti derivatif dari x
f , karena
x x
dx d
2 1
] 3
ln 2
1 [
= .
Contoh 2.4
x x
H 2
cos 2
1 −
= adalah anti derivatif dari
x 2
sin
, karena .
2 sin
] 2
cos 2
1 [
x x
dx d
= −
Demikian pula
x x
T
2
cos −
=
juga anti derivatif dari
x 2
sin
, karena .
2 sin
] cos
[
2
x x
dx d
= −
Pada contoh 2.3, x
F dan
x G
merupakan anti derivatif dari x
2 1
. Ternyata x
G dapat
dinyatakan sebagai x
F
ditambah suatu konstanta coba cek sendiri. Demikian pula
pada contoh 2.4, x
H dan
x T
keduanya merupakan anti derivatif dari
x 2
sin
. Ternyata 2
1 +
= x
H x
T
coba cek sendiri.
Jika dua fungsi atau lebih merupakan anti derivatif dari x
f , maka fungsi-fungsi itu
hanya berbeda konstanta. Pernyataan ini dirumuskan dalam teorema berikut.
2.2 Teorema. Jika
x F
anti derivatif dari
x f
, maka untuk sebarang konstanta c,
c x
F +
juga anti derivatif dari
x f
.
2.3 Teorema.
Jika
x F
dan
x G
anti derivatif dari
x f
, maka
c x
F x
G +
=
untuk suatu konstanta c.
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
313
Bukti Teorema 2.3: Misalkan
x G
x F
x H
− =
. x
G x
F x
H −
= x
f x
f −
= =
x H
Dengan demikian .
c x
H =
Jadi, c
x G
x F
= −
. .
c x
G x
F +
= Jika
x F
adalah fungsi sehingga ]
[ x
f x
F dx
d =
, maka fungsi dengan bentuk c
x F
+ disebut anti derivatif dari
x f
dan ditulis dengan
Simbol
∫
dibaca “integral” dan x
f disebut “integran”.
Pernyataan 1 dibaca “integral tak tentu dari x
f sama dengan
x F
ditambah c. Kata “tak tentu” menunjukkan bahwa hasilnya tak tentu banyak fungsi yang mungkin, c
disebut konstanta pengintegralan. Untuk menyederhanakan penulisan, seringkali
dx
“dimasukkan” pada integran. Contoh,
∫
dx .
1
ditulis dengan
∫
dx
dan
∫
dx x
2
1 ditulis
dengan
∫
2
x dx
. Dengan memperhatikam Contoh 2.1 sampai Contoh 2.4, kita dapat menulis:
∫
+ =
c x
xdx
2
2 4
∫
+ =
c x
xdx sin
cos
∫
+ =
− c
x dx
x x
1 1
∫
+ =
c x
dx x
4 3
4
∫
+ =
c x
dx x
ln 2
1 2
1
∫
+ =
c x
dx x
2 1
ln 2
1 2
1
∫
+ −
= c
x dx
x 2
cos 2
1 2
sin
∫
+ −
= c
x dx
x
2
cos 2
sin
Formula pengintegralan “dasar” diberikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.1
No Derivatif
Anti Derivatif 1
1 ]
[ =
x dx
d
∫
+ =
c x
dx
2 1
] [ln
= x
x x
dx d
∫
+ =
c x
x dx
ln
∫ +
= c
x F
dx x
f
314
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
No Derivatif
Anti Derivatif 3
1 ,
] 1
[
1
− ≠
= +
+
n x
n x
dx d
n n
∫
+ +
=
+
c x
n dx
x
n n
1
1 1
4 x
x dx
d cos
] [sin
=
∫
+ =
c x
dx x
sin cos
5 x
x dx
d sin
] cos
[ =
−
∫
+ −
= c
x dx
x cos
sin
6
x x
e e
dx d
= ]
[
∫
+ =
c e
dx e
x x
7 x
tgx dx
d
2
cos 1
] [
=
∫
+ =
c tgx
dx x
2
cos 1
8 x
ctgx dx
d
2
sin 1
] [
= −
∫
+ −
= c
ctgx dx
x
2
sin 1
Kita ingat kembali bahwa
∫
dx x
f
berarti anti derivatif dari .
x f
Dengan kata lain,
∫
dx x
f
adalah fungsi yang derivatifnya adalah .
x f
Dengan demikian kita memperoleh hasil
Hasil di atas sangat membantu kita dalam membuktikan teorema berikut ini.
Bukti Teorema 2.4:
a [
dx d
c
∫ ∫
= ].
[ ]
dx x
f dx
d c
dx x
f =
. x
f c
.
Karena derivatifdari
∫
= .
x f
c dx
x f
c
, itu sama artinya dengan
∫ ∫
= .
. dx
x f
c dx
x f
c
b
∫ ∫
∫ ∫
+ =
+ ]
[ ]
[ ]
[ dx
x g
dx d
dx x
f dx
d dx
x g
dx x
f dx
d =
. x
g x
f +
Jadi,
∫ ∫
∫
+ =
+ dx
x g
dx x
f dx
x g
x f
] [
. Contoh 2.5
∫ ∫
+ +
= +
dx x
x x
dx x
x 6
9 3
4 3
2 2
2
∫
= x
f dx
x f
dx d
2.4 Teorema.
a Jika c adalah konstanta, maka
∫ ∫
= .
. dx
x f
c dx
x f
c b
∫ ∫
∫
+ =
+ dx
x g
dx x
f dx
x g
x f
] [
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
315
=
∫ ∫
∫
+ +
dx x
dx x
dx x
4 3
2
6 9
=
∫ ∫
∫
+ +
dx x
dx x
dx x
4 3
2
6 9
= c
x x
x +
+ +
5 4
3
5 1
2 3
3
Contoh 2.6
dx x
x x
x x
1 sin
2 3
1
3
∫
+ +
+
=
∫ ∫
∫ ∫
−
+ +
+ dx
x dx
x dx
x dx
x
2 3
3
sin 2
1 3
1
=
c x
x x
x +
− +
− 1
2 4
1 cos
2 ln
3 1
4
Contoh 2.7
dx x
x ]
5 1
2 1
3 [
2 2
− +
+ −
−
∫
=
∫ ∫
∫
− +
+ −
− dx
x dx
x dx
5 1
2 1
3
2 2
=
3 −
c x
arctgx x
+ −
+ 5
2 arcsin
.
Kita perhatikan bahwa .
1 1
] 1
1 [
1
x f
x f
n n
c x
f n
dx d
n n
+ +
= +
+
+
=
. x
f x
f
n
Dengan demikian,
∫
+ +
=
+
c x
f n
dx x
f x
f
n n
1
1 1
. .
Mengingat dx
x f
x df
= , maka dapat dirumuskan
Dengan metode yang sama seperti di atas analog, dapat dikembangkan formula yang lebih umum dari tabel 1.1 menjadi tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 No
Anti Derivatif 1
∫
+ =
c x
f dfx
2
∫
+ =
c x
f x
f x
df ln
3
∫
+ +
=
+
c x
f n
x df
x f
n n
1
1 1
4
∫
+ =
c x
f x
df x
f sin
cos
5
∫
+ −
= c
x f
x df
x f
cos sin
6
∫
+ =
c e
x df
e
x f
x f
7
∫
+ =
c x
tgf x
f x
df cos
2
1 ;
1 1
1
− ±
+ +
=
∫
+
n c
x f
n x
df x
f
n n
316
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
8
∫
+ −
= c
x ctgf
dx x
f x
df sin
2
Contoh 2.8
∫
+ dx
x x
5 3
2
7
=
∫
+ +
7 7
3 1
3 5
3
x d
x =
c x
+ +
6 3
7 6
1 .
3 1
= c
x +
+
6 3
7 18
1 .
Contoh 2.9
∫
+ dx
tgx x
2 1
=
∫ ∫
+ dx
x x
x dx
cos sin
2 1
=
∫
− x
x d
x cos
cos ln
2 1
= c
x x
+ − cos
ln ln
2 1
=
c x
x + cos
ln
. Contoh 2.10
∫
dx x
x ln 1
=
∫
x x
d ln
ln =
c x
+ ln
ln .
Contoh 2.11
∫
+ −
5 2
2
x x
dx =
∫
+ −
4 1
2
x dx
= 4
1
∫
+ −
1 2
1
2
x dx
= 4
1 .2.
∫
+ −
−
1 2
1 2
1
2
x x
d
= c
x tg
arc +
− 2
1 .
2 1
.
Contoh 2.12
∫ ∫
− =
dx x
dx x
2 cos
1 2
1 sin
2
∫
− =
dx x
2 cos
1 2
1 Ingat:
dx x
x d
2 3
3 7
= +
Ingat:
xdx x
d sin
cos −
=
Ingat: dx
x x
d 1
ln =
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
317
∫ ∫
− =
dx x
dx 2
cos 2
1 2
1
∫ ∫
− =
2 2
cos 2
1 .
2 1
2 1
x d
x dx
= c
x x
+ −
2 sin
4 1
2 1
.
Contoh 2.13
∫ ∫
+ =
dx x
dx x
2 cos
1 2
1 cos
2
∫ ∫
+ =
dx x
dx x
2 cos
1 2
1 cos
2
∫ ∫
+ =
dx x
dx 2
cos 2
1 2
1
∫ ∫
+ =
2 2
cos 2
1 .
2 1
2 1
x d
x dx
∫ ∫
+ =
2 2
cos 4
1 2
1 x
d x
dx c
x x
+ +
= 2
sin 4
1 2
1 Contoh 2.14
∫ ∫
= 3
3 1
3 3
x d
e dx
e
x x
c e
x
+ =
3
3 1
Latihan1 Tentukan Integral tak tentu berikut ini
1.
∫
− +
− dx
x x
x 4
7 2
3
2 5
2. dx
x x
x 7
5 3
2
4 3
∫
+ −
4. dx
x x
x x
x
∫
− +
+ 7
6 4
4 5
5.
∫
− −
+ dx
x x
x x
4 5
. 3
4 3
2 2
5
c. Integral Parsial Teknik lain sebagai salah satu alternatif yang mungkin dapat dilakukan untuk
menentukan integral tak tentu adalah dengan pengintegralan parsial. Teknik ini didasarkan pada turunan hasil kali dua fungsi.
Misalkan
maka x
g v
dan x
f u
, =
=
318
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
[ ]
. .
.
, ,
x f
x g
x g
x f
x g
x f
dx d
+ =
. Dengan mengintegralkan kedua ruas persamaan di atas dan menggunakan Teorema
1.4 kita peroleh
∫ ∫
+ =
dx x
f x
g dx
x g
x f
x g
x f
. .
.
, ,
Atau
∫ ∫
− =
dx x
f x
g x
g x
f dx
x g
x f
. .
.
, ,
. Karena
dx x
g dv
,
=
dan
dx x
f du
,
=
, persamaan terakhir dapat ditulis sebagai berikut. Persamaan di atas sering kita sebut dengan Rumus Integral Parsial bagian demi bagian.
Contoh 3.1
Tentukan
∫
dx x
x cos
Penyelesaian: Kita akan memisalkan
dx x
x cos sebagai
dv u
. Salah satu caranya adalah dengan memisalkan
x u
=
dan dx
x dv
cos =
. Dengan pemisalan itu kita peroleh
dx du
=
dan
c x
dx x
v +
= =
∫
sin cos
. Dengan rumus integral parsial kita peroleh,
∫ ∫
− +
= dx
x c
x x
dx x
x sin
sin .
cos
c x
x x
+ +
= cos
sin .
. Pemisalan u dan dv dipilih sehingga integral yang muncul lebih sederhana dan dapat
diselesaikan. Pemilihan yang keliru tidak akan membantu dalam menyelesaikan integral bahkan justru dapat memunculkan integral yang lebih rumit. Jika untuk soal di atas kita
melakukan pemisalan
x u
cos =
dan
xdx dv
=
, maka kita peroleh
xdx du
sin −
=
dan
2
2
x v
=
. Dengan menggunakan rumus integral parsial, maka diperoleh,
∫ ∫
− −
= sin
2 2
cos cos
2 2
dx x
x x
x dx
x x
. Dengan melakukan pemisalan tersebut justru memunculkan integral yang lebih rumit.
Contoh 3.2
Tentukan
∫
dx x
ln
Penyelesaian: Misalkan
x u
ln =
dan
dx dv
=
, maka dx
x du
1 =
dan
x v
=
. Dengan menggunakan rumus integral parsial kita peroleh,
∫ ∫
− =
dx x
x x
x dx
x 1
. ln
ln ∫
∫ −
= du
v v
u dv
u .
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
319
∫
− =
dx x
x ln
c x
x x
+ −
= ln .
320
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
Latihan 2 Hitung integral berikut ini
1.
∫
xdx 3
ln
2.
∫
+ dx x
x 1
3.
∫
dx x
x cos
ln sin
4.
∫
dx e
x
x 2
5.
∫
dx x
x cos
2
d. Teorema Dasar Kalkulus
Contoh:
Hitung
∫
−
3 1
2
2 dx
x x
Jawab:Karena
x x
x f
2
2
− =
kontinu pada [1,3] dan
2 3
3 1
x x
x F
− =
anti turunan dari f,
maka
∫
−
3 1
2
2 dx
x x
=
− 2
3 3
1 3
1 x
x =
3 2
.
Kita boleh mengambil c
x x
x F
+ −
=
2 3
3 1
, hal ini tidak akan berpengaruh pada hasil akhir.
Contoh:
Hitung
∫
π
sin dx x
Jawab: Karena
x x
f sin
= kontinu pada [0,
π
] dan anti turunan dari f adalah x
x F
cos −
= ,
maka
∫
x
dx x
sin =
[ ]
x cos
− π
= 2..
Contoh:
Hitung
∫
+
1 4
1 dx
x x
Teorema Dasar Kalkulus
Misalkan fungsi f kontinu pada [a, b] dan misalkan F sebarang anti turunan dari f, maka
∫
− =
b a
a F
b F
dx x
f
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
321
Jawab:
Karena
4
1 x
x x
f +
= kontinu pada [0,1] dan
∫ ∫
+ =
+ =
+ c
x arctg
x x
d dx
x x
2 2
2 2
4
2 1
1 2
1 1
,
maka
∫
+
1 4
1 dx
x x
= 8
2 2
1
1
π
=
x arctg
.
e. Menentukan Luas Daerah Bidang
Salah satu penggunaan integral tentu adalah untuk menentukan luas daerah bidang. Tentu tidak semua daerah bidang dapat ditentukan luasnya dengan mudah. Pada
bagian ini kita akan membahas cara menentukan luas daerah bidang yang dibatasi oleh beberapa kurva yang diketahui atau dapat ditentukan persamaannya.
Luas daerah yang dibatasi
x f
y =
, garis
a x
=
, garis
b x
=
dan sumbu X;
b x
untuk x
f ≤
≤ ≥
.
Contoh 1
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva
1
2
+ = x
y
, sumbu-X, garis
1 −
= x
dan
2 =
x
.
Jawab:
∫ ∫
− −
+ =
=
2 1
2 1
2
1 dx
x dx
y L
=
+
−
x x
3
3 1
2 1
=
6 3
18 1
3 1
2 3
8 =
=
−
− −
+
.
∫
=
b a
dx x
f L
X Y
b a
y=fx
322
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
Contoh 2
Tentukan luas daerah di atas sumbu-X yang dibatasi oleh grafik
x y
=
dan garis 6
+ −
= x y
. Jawab:
Grafik
x y
=
dan 6
+ −
= x y
berpotongan di
= x
4. Garis 6
+ −
= x y
memotong sumbu- X di
6 =
x
.
∫ ∫
+ −
+ =
4 6
4
6 dx
x dx
x L
=
+
2 3
3 2
4
x
+ −
x x
6 2
1
2
6 4
= 3
22 2
3 16
= +
. Jika f bernilai negatif pada suatu sub interval [a,b], maka luas daerah D adalah
∫
=
b a
dx x
f L
Contoh 3 Tentukan luas daerah yang diarsir berikut ini.
Jawab: Daerah yang akan kita cari luasnya sebagian ada di atas sumbu-X dansebagian ada di
bawah sumbu-X. Dengan demikian luasnya adalah
∫ ∫
−
− −
− +
− −
− =
1 1
2 1
2 3
2 3
3 3
3 3
dx x
x x
dx x
x x
L
, atau dapat pula ditulis,
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
323
∫ ∫
−
− −
− −
− −
− =
1 1
2 1
2 3
2 3
3 3
3 3
dx x
x x
dx x
x x
L
=
2 1
2 3
4 1
1 2
3 4
3 2
4 3
2 4
+ −
− −
+ −
−
−
x x
x x
x x
x x
= 4-
4 23
4 7 =
−
.
Luas daerah yang dibatasi
y f
x =
, garis
a y
=
, garis
b y
= dan sumbu Y.
∫
=
b a
dy y
f L
Contoh 4
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh grafik
2
x y
=
, garis 4
= y
dan sumbu Y. Jawab:
2
x y
=
y x
= ⇔
3 16
3 2
4 4
= =
=
∫
y y
dy y
L
Contoh 5
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh grafik
3
x y
=
, garis 1
− =
y , garis
8 =
y dan
sumbu Y. Jawab:
2
x y
= 4
3
x y
=
8
-1
324
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
= +
− =
∫ ∫
− 1
8 3
3
dy y
dy y
L 3
2 12
2 .
8 .
4 3
4 3
4 3
4 3
8 3
1 3
= +
−
− =
+
−
−
y y
y y
.
Luas daerah yang dibatasi x
f y
= ,
x g
y =
, garis
a x
=
, garis
b x
=
dan sumbu Y.
Contoh 6 Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh grafik
x y
sin =
,
x y
cos =
, sumbu Y dan garis
π
= x
. Jawab:
Kedua grafik berpotongan di titik
2 2
1 ,
4 1 π
.
∫ ∫
− +
− =
π π
π 4
1
4 1
cos sin
sin cos
dx x
x dx
x x
L
=
[ ] [
]
x x
x x
sin cos
4 1
cos sin
4 1
− −
+ +
π π
π
=
2 2
2 1
1 2
= +
+ −
.
Contoh 7
Tentukan luas daerah yang dibatasi grafik 1
3 2
− =
y x
, y
x =
dan sumbu X.
Jawab:
, 1
3 2
≥ =
− y
y y
⇔
y y
y 4
9 1
2
2
= +
−
⇔
1 4
1 4
2
= +
− y
y
⇔
4 1
. 4
= −
− y
y
dx x
g x
f L
b a
∫
− =
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
325
Dari persamaan y
x =
berarti
≥ x
, sehingga dari 1
3 2
− =
y x
diperoleh syarat 1
≥ y
. Dengan demikian y yang memenuhi persamaan
4 1
. 4
= −
− y
y adalah
4 =
y yang
dicapai untuk
2 =
x
. ∫
− −
=
−
− =
4 2
1 3
1 3
2 4
1 3
2 y
y y
dy y
y L
3 2
2 3
1 9
. 3
1 8
. 3
2 =
+ −
= L
. Latihan 3
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva berikut ini dengan membuat sketsa grafik kurva yang diketahui persamaannya terlebih dahulu dan mengarsir daerah yang
dimaksud.
1.
2
2
+ = x
y
,
x y
− =
,
2 −
= x
dan
2 =
x
. 2.
3 2
2
− +
= x
x y
, sumbu X 3.
2
2 x
y −
=
dan
x y
=
f. Volume Benda Putar
Jika suatu daerah bidang datar diputar mengelilingi sebuah garis lurus, maka akan
terbentuk suatu benda putar. Garis tetap itu kita sebut sumbu putar. Sebuah
contoh jika daerah segitiga ABC diputar mengelilingi sisi AC maka akan terbentuk kerucut lihat gambar.
Jika daerah lingkaran diputar dengan sumbu garis m maka akan terbentuk torus seperti ban.
Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva
x f
y =
, sumbu-X, garis
a x
=
dan garis
b x
=
diputar mengelilingi sumbu-X adalah:
C B
A
m
∫
=
b a
dx y
V
2
π
326
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
Contoh 1 Tentukan volume benda putar V yang terbentuk jika daerah yang dibatasi oleh kurva
x y
=
, sumbu X dan garis
4 =
x
diputar mengelilingi sumbu X.
Jawab:
V =
∫ ∫
=
4 2
4
xdx dx
x
π π
=
π π
8 2
2 1
4
=
x
. Contoh 2
Tentukan volume benda putar V yang terbentuk jika daerah yang dibatasi oleh kurva
3
x y
=
, sumbu Y dan garis 3
= y
diputar mengelilingi sumbu Y.
Jawab:
V =
∫ ∫
=
3 03
3 2
2 3
3
dy y
dy y
π π
=
5 9
9 3
5
3 3
5 3
π π
=
y .
Contoh 3 Tentukan volume benda putar V jika daerah yang dibatasi oleh parabola
2
x y
=
dan
x y
8
2
=
diputar mengelilingi sumbu X.
Jawab:
[ ]
dx x
x V
4 2
8 −
=
∫
π
=
5 48
5 5
2 2
8
2
π π
= −
x x
.
Latihan 4 Tentuan volume daerah benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva-
kurva berikut ini dengan terlebih dahulu membuat sketsa daerah yang dimaksud.
1.
1
2
+ = x
y
; sumbu Y; sumbu X dan garis
2 =
x
diputar terhadap sumbu X. 2.
x x
y 4
2
+ −
=
; sumbu X dan garis
3 =
x
, diputar terhadap sumbu X. 3.
2
4 x
y −
=
; sumbu U dan sumbu X, diputar terhadap: a. Sumbu X
b. Sumbu Y 4.
2
4 1
x y
= ;
4 =
= y
dan x
, diputar terhadap sumbu X 5.
2 ;
3
= =
= y
dan x
x y
, diputar terhadap sumbu X
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA
327
G. PELUANG DAN STATISTIKA 1. Tujuan