UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL BELAKANG MELALUI BANTUAN GURU DAN KAWAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 PESAWARAN KEDONDONG

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL BELAKANG MELALUI BANTUAN GURU DAN KAWAN PADA SISWA KELAS V

SDN 1 PESAWARAN KEDONDONG LAINAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan guling belakang (back roll) menggunakan bantuan guru dan siswa pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pesawaran Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pesawaran Kecamatan Kedondong yang berjumlah 24 siswa, dengan perincian 12 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak roll belakang.

Hasil penelitian menunjukkan: setiap siklus adanya perbaikan hasil belajar roll belakang, dan bila dilihat dari KKM pada tes awal diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar sebesar 54,15%, pada siklus kesatu diperoleh prosentase

keberhasilan ketuntasan belajar 75%, ternyata dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar roll belakang secara signifikan dan pada siklus kedua diperoleh prosentase

keberhasilan ketuntasan belajar 85,33%, berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan ≥ 50% itu artinya hasil pembelajaran roll belakang dengan bantuan guru dan teman menunjukan telah terjadi peningkatan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kayang pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pesawaran sangat efektif setelah menggunakan bantuan guru dan siswa.


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL BELAKANG MELALUI BANTUAN GURU DAN KAWAN PADA SISWA

KELAS V SDN 1 PESAWARAN KEDONDONG

(Skripsi)

Oleh

LAINAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 3

B. Identikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pendidikan Jasmani ... 6

B. Belajar Mengajar ... 7

C. Belajar Motorik ... 8

D. Hakekat Belajar Gerak ... 9

E. Keterampilan Gerak Dasar ... 11

F. Senam ... 12

G. Roll Belakang ... 14


(5)

I. Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Subjek Penelitian ... 19

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 20

D. Proses Pembelajaran Roll Belakang ... 20

1. Siklus 1 ... 20

2. Siklus II ... 21

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 22

F. Tehnik Analisis Data ... 22

G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Hasil Penelitian ... 24

B. Pembahasan ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instument Pengambilan Data Roll Belakang (Back Roll) ... 34

2. Hasil Tes Awal Gerak Guling Belakang ... 36

3. Hasil Tes Siklus Pertama Gerak Guling Belakang ... 37

4. Hasil Siklus Kedua Gerak Dasar Guling Belakang ... 38

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 40

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 45

7. Foto Pelaksanaan Penelitian... 51

8. Kartu Bimbingan Skripsi ... 58

9. Surat Izin Penelitian dari FKIP Universitas Lampung ... 59


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Gerak Dasar Roll

Belakang………. …. 24

2. Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) Belajar Gerak Roll Belakang Pada


(8)

MOTTO

“ Jika yang membuat mu kuat adalah cinta maka, cinta terkuat

mu adalah cinta kepada allah swt”…

( Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. ………… Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(10)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : LAINAWATI

NPM : 1013068043

Tempat/tanggal lahir : Kedondong, 28 Agustus 1968

Alamat : Jln.Tritura Nabang Sari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pringsewu

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Roll Belakang melalui Bantuan Guru dan Kawan pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pesawaran Kedondong ” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni – 13 Juli 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 25 Agustus 2012


(11)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik

ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Suami tercinta (Makmur M), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Adinda, Anak-anak Terskasih Puja, Amel, Waya dan Fajar yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis

menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini. Almamater-ku FKIP Unila,


(12)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL BELAKANG MELALUI BANTUAN GURU DAN KAWAN PADA SISWA KELAS V SDN 1

PESAWARAN KEDONDONG

Nama Mahasiswa : LAINAWATI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068043

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002

1. Komisi Pembimbing

Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes NIP 1958027 198503 1 003


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kedondong, 28 Agustus 1968. Anak ke lima dari lima bersaudara pasangan Bapak Ali Yusuf dan Ibu Masrohana .

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 1 Kedondong Kec. Kedondong , Lampung tamat tahun 1983, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMPN 1 Kedondong Kec. Kedondong pada tahun 1986 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SGO Negeri Bandar Lampung tahun 1989.

Pada tahun 2000 penulis menjadi mahasiswa Diploma Dua (D 2) Universitas Terbuka tamat pada tahu 2003. Pada tahun 2010 Penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana S1 dalam jabatan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Lampung.


(14)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” upaya meningkatkan kemampuan roll belakang melalui bantuan guru dan kawan pada siswa kelas V SDN 1 pesawaran kedondong ” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi , M.Pd. Selaku Pembahas atau penguji utama.Trima kasih untuk saran-saran dan masukan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 1 Pesawaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012.

8. Para siswa kelas V SDN 1 Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.


(15)

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktvitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Untuk itu materi-materi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktvitas pengembangan; uji diri/ senam; aktvitas ritmis;

aquatic (aktvitas air); dan pendidikan luar kelas (out door). Materi tersebut

dirangkai dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia Indonesia. Tujuan khusus Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan olahraga dan memiliki sikap positif terhadap kegiatan


(17)

olahraga. Namun dalam prakteknya, penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih

menjadi persoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan materi yang diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik yang baku yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan belajar anak. Sedangkan dalam substansi pendidikan jasmani si anak dituntut untuk mengembangkan kemampuan dari penngalaman berbagai gerak

yang dimilikinya sehingga dapat bertahan selama mungkin (multilateral).

Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru harus berusaha untuk mencari dan mencoba berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak seperti yang dikatakan Lutan (1993 : 3).

“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka penjenjangan tugas gerak yang selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang mendesak ditinjau dari kebutuhan peningkat-an layanan pendidikan dasar”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak yang selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih efektif dan keselamatan anak juga akan terjamin. Di sisi lain, penentuan metode untuk mengajarkan suatu tugas gerak harus disesuaikan dengan kompleks atau sederhananya tugas gerak tersebut. Salah satu materi pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani adalah uji diri (senam), yakni mempraktikkan gerak dasar roll belakang . Tujuan pembelajaran roll belakang ini adalah siswa dapat melakukan gerak dasar berguling ke belakang dengan membulatkan badan dari posisi duduk, posisi jongkok dan posisi berdiri serta nilai disiplin, keberanian dan tanggungjawab. Ini berarti siswa akan mempelajari bentuk dan manfaat senam dan juga dapat mempraktikkan gerak dasar roll belakang tersebut.


(18)

Menurut hasil observasi peneliti di SDN 1 Pesawaran Kecamatan Kedondong diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas V, sebagian besar siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar roll belakang. Kesalahan yang sering dilakukan siswa saat rol ke belakang antara lain salah satu tangan atau kedua tangan tidak menumpu dengan kuat, atau tangan ditempatkan terlalu jauh di belakang dan atau tangan tidak membuat tolakan agar menopang badan melenting ke belakang. Selain itu banyak siswa pada waktu posisi berguling ke belakang kurang sempuma, kepala saat roll ke belakang miring sehingga tubuh juga jatuh dalam posisi miring ke samping. Dan yang paling mencolok adalah masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerak dasar roll belakang karenakan tingkat kelentukann togok siswa kurang. Sedangkan yang paling nampak ketika saat melakukan roll belakang pada sikap akhir badan siswa jatuh dalam posisi miring.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memandang perlu untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Roll Belakang Dengan Bantuan Guru dan Kawan Pada Siswa Kelas V SDN 1 Pesawaran Kec. Kedondong Tahun Pelajaran 2012/2013".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Masih banyak siswa kelas V SDN 1 Pesawaran Kec. Kedondong yang belum

dapat melakukan gerak dasar roll belakang dengan benar.

2. Kurangnya kelentukan togok siswa sehingga sulit untuk melakukan gerak dasar

roll belakang dengan benar.

3. Pada umumnya siswa merasa kesulitan untuk melakukan gerakan yang


(19)

4. Pada umumnya siswa kurang berani bila harus melakukan sendiri gerakan tersebut setelah melihat peragaan kawan maupun guru.

5. Pada umumnya siswa masih belum terbiasa melakukan latihan gerakan senam

yang menuntut rangkaian atau gerakan kompleks secara mandiri

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka secara umum dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut : "Apakah melalui bantuan guru dan kawan dapat meningkatkan gerak dasar roll belakang siswa kelas V SDN 1 Pesawaran Kec. Kedondong? ".

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar roll belakang dengan

bantuan guru pada siswa kelas V SDN 1 Pesawaran Kec. Kedondong.

2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar roll belakang dengan

bantuan kawan pada siswa kelas V SDN 1 Pesawaran Kec. Kedondong.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui secara empiris upaya meningkatkan gerak dasar roll belakang .


(20)

Siswa dapat mengetahui kekurangannya dalam melakukan gerak dasar roll belakang dan berusaha memperbaiki

3. Bagi guru atau pelatih olahraga

Dapat memberikan masukan dalam menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran roll belakang.


(21)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Pesawaran dengan alasan bahwa siswa kelas V memilki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya dalam senam lantai atau senam ketangkasan yakni roll belakang.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan baru yang lebih baik.

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif

dan efesien.

4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan

ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembel-ajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.


(22)

Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Pesawaran yang berjumlah .24 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut mendapat nilai dibawah standar rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni roll belakang.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Pesawaran pada siswa kelas V. 2. Pelaksanaan Penelitian

Penilitian dilaksanakan selma satu bulan.

D. Proses Pembelajaran Roll Belakang Siklus I


(23)

1. Menyiapkan RPP pada materi roll belakang

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani

khusunya senam lantai yakni Roll Belakang melalui pemanasan dan pembentukan gerak.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan tentang pelaksanaan roll belakang dan membagi siswa

dalam beberapa kelompok

2. Siswa melakukan gerakan dengan dibantu oleh guru dan siswa lain secara

bergantian dan berulang-ulang

3. Mengamati poster atau gambar tentang roll belakang.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan

dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis bahwa pelaksanaan tindakan siklus

pertama dengan latihan kelentukan fleksibilitas .sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar roll belakang, namun masih terdapat

kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana

memberikan latihan roll belakang.


(24)

Rencana :

1. Menyiapkan RPP untuk perbaikan pembelajarna roll belakang

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran berupa matras

dan alat bantu lainnya

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani

khususnya senam lantai yakni Roll Belakang dengan pemanasan dan pembentukan gerak.

Tindakan :

1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok dan memberikan petunjuk cara

menolong kawannya bila sedang melakukan roll belakang

2. Siswa melakukan roll ke belakang secara berkelompok dan berulang-ulang yang

dibantu oleh guru dan siswa lainnya.

3. Siswa melakukan latihan roll belakang satu persatu dan direkam

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan

dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua cukup

berhasil, hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan kemampuan gerak roll belakang lebih dari 65%


(25)

2. Dengan KKM melebih 65% maka pembelajaran dalam siklus berikutnya diberhentikan

E. Teknik Pengumpulan data

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dengan jalan pengamatn langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang kegiatan Roll Belakang.

F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan tolak peluru pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

P = X 100 % (subagio dalam Fajar, 2005:36)

Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes

G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap upaya peningkatan gerak roll belakang melalui penggunaan alat bantu.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pembentukan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. (Kurikulum Penjas, 2004).

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emcsi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, pendidikan jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang beriebihan agar tidak mengganggu keseimbangan


(27)

merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai pengalaman (Ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya :

Menurut Tabrani Rusyani (1989:7), Belajar adalah memodifikasi atau memper-teguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 : 5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarah-an dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam

menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.


(28)

Keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat

kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh. (Lutan, 1988: 95) Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa

dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang hams

dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yakni: l).Tahap kognitif, 2).Tahap asosiatif, dan 3).Tahap otomatis. (Lutan 1988:305) a. Tahap Kognitif.

Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang bersang-kutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan penerimaan

informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten. b. Tahap Asosiatif.

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan

keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semakin konsisten. c. Tahap Otomatis.


(29)

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa terganggu oleh kegiatan lainnya.

D. Hakekat Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melau respon-respon muskular kemudian diekspresikan dalam gerakan tubuh. Ruang lingkup yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan keterampilan tertentu misalnya gerak-gerak keterampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerak-gerakan olahraga, atlet

berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istilah “ranah gerak”. Kata ranah adalah terje-mahan dari kata “domain” yang bisa diartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh manusia bias diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.

Anita J. Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam klasifikasi, antara lain (1) Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3)

Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan fisik, (5) Gerak Ketrampilan, dan (6) Komunikasi non diskursif. Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan


(30)

yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat bawaan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan oleh manusia.

Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ; 309) memaparkan sebagai berikut

“Pada waktu yang permulaan latihan, kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku semakin terampil, mereka seperti tidak menggunakan abilitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting untuk menguasai keterampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.


(31)

Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar inilah yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Lutan (1988) membagi tiga gerakan dasar yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Lutan (1988) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat misalnya: jalan, lompat atau berrol. Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya melenting, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek

dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya menendang bola.

Sehubungan dengan itu, roll belakang membutuhkan kemampuan untuk membungkukkan badan saat memulai awalan untuk mengrolkan badan kebelakang. Untuk itu dibutuhkan kelentukan tubuh danjuga kekuatan otot lengan sehingga dapat melakukan gerakan roll belakang yang benar.

F. Senam

Senam dalam bahasa Inggris disebut "Gymnastic" yang berasal dari kata "Gymnos" bahasa Greka (Yunani) yang berarti berpakaian minim atau telanjang. Orang Yunani kuno melakukan latihan senam di ruangan khusus yang disebut "Gymnasium" atau "Gymnasion". TuJuannya ialah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahanjasmani. Cara melakukannya sambil berpakaian minim atau telanjang. Maksudnya mungkin agar dapat leluasa bergerak. Namun yang

melakukan senam ini hanya kaum pria. Senam di negeri kita sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Waktu itu namanya "Gymnastiek" sedangkan pada


(32)

zaman Jepang dinamakan "Taiso". Pemakaian istilah senam sendiri kemungkinan bersamaan dengan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.

Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti: senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, tumen, senam artistik. Secara umum senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalami

penyempumaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak untuk

dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan. Dibentuklah wadah senam intemasional, dengan nama Federation International the Gymnastique (FIG), yang mengelola antara lain senam artistik (artistic gymnastics) dan senam ritmik (modem rhytmic).

Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi adajuga yang menamakan tumbling. Senam lantai merupakan salah satu rumpun dari senam. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras. Unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di

udara,menumpu dengan tangan atau kaki untuk memperthankan sikap seimbang atau pada saat meloncaat ke belakang atau ke belakang. Bentuk latihannya


(33)

merupakan gerakan dasar dari senam perkakas (alat). Pada dasamya, bentuk-bentuk latihan bagi putra dan putri adalah sama, hanya untuk putri banyak unsur gerak balet. Jenis senam juga di sebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus.

Sebelum mempelajari gerakan dasar diperlukan pembinaan dan pembentukan fisik yang teratur, hal ini periu karena adanya fisik yang sudah terbentuk akan memudahkan dalam mempelajari gerakan-garakan dasar.

Beberapa contoh gerakan dasar senam lantai:

1. Roll belakang , yang dimaksud roll Belakang ialah gerakan badan berguling ke arah belakang melalui bagian belakang badan (tengkuk), pinggul, pinggang, dan panggul bagian belakang.

2. Teknik kayang, kayang ialah suatu bentuk sikap badan terientang yang membusur, bertumpu pada kedua kaki dan kedua tangan siku-siku dan lutut lurus.

3. Sikap lilin.

 Posisi tidur telentang.

Ke 2 tangan ditekuk dekat sisi telinga,

 Angkat ke 2 kaki (rapat) lurus keatas dengan tangan menopang pinggang. Meroda, gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan dengan sikap menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan ketika berputar menggunakan kedua tangan dan kaki.


(34)

Roll belakang adalah gerakan menggulingkan badan ke belakang dimana badan tetap harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut melekat ke dada dan kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada. (Muhajir, 2007: 205).

Adapun cara melakukan roll belakang adalah sebagai berikut:

 Langkah awal berdiri tegak, kaki rapat, tangan lurus ke atas dan pandangan ke belakang .

 Guling belakang dengan awalan tangan menyentuh matras dilanjutkan tengkuk,

punggung, pinggul, dan kaki, ketika menguling kaki ditekuk dan berakhir kaki lurus dan rapat, pada saat mengguling rileks saja jangan kaku, ini akan

mempermudah gerakan.

 Lagkah akhir berdiri sejenak pandangan ke belakang dengan perlahan tangan di tarik ke atas lurus lalu turunkan lagi secara berlahan, ini untuk mengembalikan keseimbangan setelah melakukan roll.

Definisi guling ke belakang atau pengertian guling ke belakang adalah dimana posisi badan tetap harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada.


(35)

Gambar 2.1 Roll Belakang Sikap Jongkok Cara melakukannya :

1 Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat

2 Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang

3 Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak. 4 Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua

tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.

H. Pengertian Bantuan

Secara umum, sifat bantuan dalam senam dapat dikategorikan ke dalam tiga tindakan yang berbeda, yaitu:

a. Mengangkat (Assisting)

Mengangkat umunmya dipahami sebagai mendukung gerakan secara aktif. Bantuan ini sifatnya berorientasi pada tujuan, aktif, dan tidakan yang berbentuk perilaku.

b. Menyertai Gerakan (Movement Accompaniment)

Menyertai gerakan dilakukan ketika tangan pemberi bantuan menyertai jalur gerakan tubuh pesenam tanpa bermaksud memberikan dukungan yang aktif. Perilaku menyertai berorientasi pada prinsip: seperlunya, seminimal mungkin!


(36)

Mengamankan digambarkan sebagai hanya perilaku menunggu, sebagai kesiagaan untuk bertindak secara efektif ketika adakejadian dalam pelaksanaan gerakan. Dalam keadaan darurat, hal itu dapat menjadi tindakan pencegahan dari terjadinya kecelakaan.

Dari batasan di atas nampak jelas bahwa mengangkat, merupakan syarat yang mendasari terkuasainya menyertai gerakan dan juga untuk tindakan mengamankan, yang berarti bahwa hanya orang yang berpengalamanlah yang dapat mengamankan secara aman. Ini juga berarti bahwa kemampuan tindakan pengamanan yang memenuhi syarat sangat diperlukan dalam tingkatan yang paling tinggi. Ini bisa dipelajari secara bertahap, melalui tindakan mengangkat terlebih dahulu,kemudian tindakan menyertai gerakan, sehingga akhirnya tindakan mengamankan dalam tingkat mahir terkuasai.

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa memberikan bantuan, bergantung pada tingkat pengontrolan keterampilan yang harus dilakukan. Demikian juga dengan proses pembelajaran pemberian bantuan, yang juga sejalan dengan pembelajaran keterampilan senam.

I. Hipotesis

Hipoyesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Jika menggunakan bantuan guru dan siswa pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pesawaran dalam pembelajaran senam lantai, maka keterampilan roll belakang dapat ditingkatkan”


(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data yang dikumpulkan melalui instrumen observasi pada setiap siklus dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Gerak Dasar Roll Belakang

Siklus Jumlah Skor Rata-rata

Tes Awal 1521 63,40

I 1636 68,20

II 11742 72,60

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa

melakukan gerak dasar roll belakang pada setiap siklus mengidentifikasikan adanya peningkatan sehingga bisa dikatakan bahwa peningkatan belajar gerak melalui penggunaan bantuan guru dan kawannya lebih efektif dari pada pembelajaran biasa atau pembelajaran yang dilakukan secara konvensional. Artinya, bahwa

pembelajaran gerak roll belakang yang diberikan secara inovasi lebih

menguntungkan atau berhasil adanya peningkatan kemampuan siswa dari pada hanya dilakukan secara sederhana tanpa sentuhan atau pendekatan yang lebih kreatif.

Sedangkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) menunjuk-kan adanya peningkatan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ini telah ditetapkan


(38)

sebesar 65 % dari kemampuan belajar siswa, seperti ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Gerak Roll Belakang Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pesawaran

No Tahap Frekeunsi

Keberhasilan %

1 Tes Awal 13 54,15

2 Siklus I 18 75,00

3 Siklus II 20 85,33

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar gerak roll belakang siswa dapat dicapai atau tuntas setelah mengikuti pembelajaran pada siklus II, karena sesuai angka ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 65 %.

B. Pembahasan

Dari Tabel 1 hasil penelitian setiap siklus di atas menunjukkan adanya peningkatan kemampuan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan bantuan guru dan temannya lebih menguntungkan dari pada pembelajaran yang dilakukan secara individual atau konvensional. Hal ini menunjukan bahwa guru memiliki kemampuan mengajar yang efektif, artinya untuk mengenali seorang guru yang baik, lewat sifat – sifat tertentu yang ia miliki, atau lewat prosedur-prosedur yang ia pergunakan di kelas (Popham dan Baker, 2005:7). Artinya, seorang guru dikatakan mengajar efektif manakala ia mampu mengajar dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan anak. Lebih jauh Popham dan Baker mengatakan bahwa “efektivitas pengajaran itu


(39)

seharusnya ditinjau dari hubungannya dengan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu, dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu”. Jadi, guru yang baik atau profesional itu mampu (1) memilih kegiatan instruksional yang kiranya membawa hasil, dan (2) menilai tepat tidaknya pilihannya itu, sehingga lambat laun ia dapat memperbaiki kualitas pengajarannya (Popham dan Baker, 2005:4).

Pada penelitian ini digunakan pedoman penilaian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan prestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam proses belajar mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk SD kategori ketuntasan belajar siswa adalah yang mendapat nilai < 65 perlu diperhatikan, sedangkan yang mendapat nilai 65 keatas telah memenuhi ketuntasan belajar siswa (Depdiknas, 2007).

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran gerak roll

belakang adalah kemampuan siswa dalam melakukan gerakan menggulingkan badan ke arah belakang secara berkesinambungan dengan dibantu oleh kedua lengan yang sama-sama mendorong atau bertumpu di lantai sehingga nampak seperti bola menggelinding, yang dicerminkan dengan bagaimana para siswa itu mampu melakukan gerakan tersebut yang diterapkan dalam suatu pola gerakan yang dibantu, baik oleh guru maupun

kawannya sendiri.

Dari hasil observasi yang ditampilkan dalam tabel 2 menunjukkan bahwa pada sikuls II hampir sebagian besar siswa yang memperoleh nilai 65 lebih dari 60


(40)

% atau 85,33% maka pelaksanaan penelitian untuk siklus berikutnya tidak

dilakukan lagi karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini sesuai pendapat Suhardjono (2006:58) bahwa “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran” telah terbukti berhasil. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yakni jika pembelajaran gerak roll belaklang dilakukan dengan menggunakan bantuan guru dan siswa maka pembelajaran gerak dasar roll

belakang pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pesawaran Kabupatbuen Pesawaran dapat meningkat. Karena itu, dengan terbuktinya hipotesis maka permasalahan atau rumusan masalah dalam penelitian ini pun telah terjawab, bahwa melalui model pembelajaran dengan menggunakan bantuan maka gerak dasar roll belakang dapat


(41)

DAFTAR PUSTAKA

.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta Akros Abidin, 2000, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta

Agus Mahendra, M.A., (2003),Falsafah Pendidikan Jasmani

Basuki Wibawa, 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta. Dio Mandala Bakhtiar dan M. Yusuf (1994), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud, 1983, Program Khusus Pendidikan Guru dan Olahraga dan Kesehatan

untuk Sekolah Dasar Senam dan Metodik.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Ibrahim, Muslimm. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.


(42)

Kartono, Kartini, 1980, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK, Jakarta.

Muhajir. 2007. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VII. Yudistira. Jakarta. Noeng Muhadjir, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,

Yogyakarta.

Proyek Pembinaan SGO Jakarta, 1983/1984. Senam dan Metodik, Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Jakarta. Roji. 2004. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Eriangga. Jakarta.

Rusli Lutan, 1998, Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud Dirjendikti, Jakarta,

Rahmat Hermawan, 1998, Usaha Manajemen Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Yang Inovatif dan Prediktif di SDN 3 Gedung Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, Penelitian Universitas Lampung, Lampung.

_______________,1998. Pendidikan Kesehatan, Bahan Kuliah. FKIP Universitas

Lampung, Bandar Lampung

_______________, 2002. Senam artistik, Makalah. Disajikan dalam Penataran Calon Pelatih dan Wasit Tingkat Pemula di Gedung Idola, pada tanggal 12-15 Agustus 2003. Pengda Persani Lampung , Bandar Lampung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.


(43)

Toho Cholik Motohir dan Rusli Lutan, 1996, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

http://www.docstoc.com/docs/9035455/penjas

Winarno Surachmad, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsito, Bandung.


(1)

sebesar 65 % dari kemampuan belajar siswa, seperti ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Gerak Roll Belakang Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pesawaran

No Tahap Frekeunsi

Keberhasilan %

1 Tes Awal 13 54,15

2 Siklus I 18 75,00

3 Siklus II 20 85,33

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar gerak roll belakang siswa dapat dicapai atau tuntas setelah mengikuti pembelajaran pada siklus II, karena sesuai angka ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 65 %.

B. Pembahasan

Dari Tabel 1 hasil penelitian setiap siklus di atas menunjukkan adanya peningkatan kemampuan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan bantuan guru dan temannya lebih menguntungkan dari pada pembelajaran yang dilakukan secara individual atau konvensional. Hal ini menunjukan bahwa guru memiliki kemampuan mengajar yang efektif, artinya untuk mengenali seorang guru yang baik, lewat sifat – sifat tertentu yang ia miliki, atau lewat prosedur-prosedur yang ia pergunakan di kelas (Popham dan Baker, 2005:7). Artinya, seorang guru dikatakan mengajar efektif manakala ia mampu mengajar dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan anak. Lebih jauh Popham dan Baker mengatakan bahwa “efektivitas pengajaran itu


(2)

seharusnya ditinjau dari hubungannya dengan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu, dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu”. Jadi, guru yang baik atau profesional itu mampu (1) memilih kegiatan instruksional yang kiranya membawa hasil, dan (2) menilai tepat tidaknya pilihannya itu, sehingga lambat laun ia dapat memperbaiki kualitas pengajarannya (Popham dan Baker, 2005:4).

Pada penelitian ini digunakan pedoman penilaian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan prestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam proses belajar mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk SD kategori ketuntasan belajar siswa adalah yang mendapat nilai < 65 perlu diperhatikan, sedangkan yang mendapat nilai 65 keatas telah memenuhi ketuntasan belajar siswa (Depdiknas, 2007).

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran gerak roll

belakang adalah kemampuan siswa dalam melakukan gerakan menggulingkan badan ke arah belakang secara berkesinambungan dengan dibantu oleh kedua lengan yang sama-sama mendorong atau bertumpu di lantai sehingga nampak seperti bola menggelinding, yang dicerminkan dengan bagaimana para siswa itu mampu melakukan gerakan tersebut yang diterapkan dalam suatu pola gerakan yang dibantu, baik oleh guru maupun

kawannya sendiri.

Dari hasil observasi yang ditampilkan dalam tabel 2 menunjukkan bahwa pada sikuls II hampir sebagian besar siswa yang memperoleh nilai 65 lebih dari 60


(3)

% atau 85,33% maka pelaksanaan penelitian untuk siklus berikutnya tidak

dilakukan lagi karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini sesuai pendapat Suhardjono (2006:58) bahwa “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran” telah terbukti berhasil. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yakni jika pembelajaran gerak roll belaklang dilakukan dengan menggunakan bantuan guru dan siswa maka pembelajaran gerak dasar roll

belakang pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pesawaran Kabupatbuen Pesawaran dapat meningkat. Karena itu, dengan terbuktinya hipotesis maka permasalahan atau rumusan masalah dalam penelitian ini pun telah terjawab, bahwa melalui model pembelajaran dengan menggunakan bantuan maka gerak dasar roll belakang dapat


(4)

DAFTAR PUSTAKA

.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta Akros Abidin, 2000, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta

Agus Mahendra, M.A., (2003), Falsafah Pendidikan Jasmani

Basuki Wibawa, 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta. Dio Mandala Bakhtiar dan M. Yusuf (1994), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud, 1983, Program Khusus Pendidikan Guru dan Olahraga dan Kesehatan

untuk Sekolah Dasar Senam dan Metodik.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Ibrahim, Muslimm. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.


(5)

Kartono, Kartini, 1980, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK, Jakarta.

Muhajir. 2007. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VII. Yudistira. Jakarta. Noeng Muhadjir, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,

Yogyakarta.

Proyek Pembinaan SGO Jakarta, 1983/1984. Senam dan Metodik, Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Jakarta. Roji. 2004. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Eriangga. Jakarta.

Rusli Lutan, 1998, Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud Dirjendikti, Jakarta,

Rahmat Hermawan, 1998, Usaha Manajemen Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Yang Inovatif dan Prediktif di SDN 3 Gedung Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, Penelitian Universitas Lampung, Lampung.

_______________,1998. Pendidikan Kesehatan, Bahan Kuliah. FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung

_______________, 2002. Senam artistik, Makalah. Disajikan dalam Penataran Calon Pelatih dan Wasit Tingkat Pemula di Gedung Idola, pada tanggal 12-15 Agustus 2003. Pengda Persani Lampung , Bandar Lampung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.


(6)

Toho Cholik Motohir dan Rusli Lutan, 1996, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

http://www.docstoc.com/docs/9035455/penjas

Winarno Surachmad, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsito, Bandung.