18
2.5 Metode Waterfall
2.5.1 Definisi Waterfall
Metode waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Windows W. Royce pada tahun 1970. Walaupun sering dianggap kuno,
metode ini paling banyak dipakai dalam
Software Engineering
SE karena metode ini melakukan pendekatan yang sistematis dan
berurutan. Metode ini disebut
waterfall
karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu tahap sebelumnya selesai dan berjalan
berurutan Menurut Pressman, 2010, model
waterfall
adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun
software.
Gambar 2.1
Waterfall
menurut Pressman
2.5.2 Tahapan Pengembangan Metode Waterfall
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan
waterfall
adalah:
1. Requirement Analisis
Merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem. Pada tahap ini harus mendapatkan beberapa hal yang dianggap menunjang
penelitian yang dilakukan, seperti mencari permasalahan yang ada, mengumpulkan data, wawancara dan lain-lain.
2. System Design
Tahap desain sistem membantu dalam menentukan perangkat keras, tampilan, alur kerja sistem, pengoperasian sistem, dan
19
lain-lain yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan tahap awal.
3. Implementation
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan untuk menghasilkan aplikasi yang telah di desain pada tahap
sebelumnya.
4. Integration Testing
Tahap ini merupakan tahap pengujian sistem yang artinya sistem yang telah dibuat dari hasil analisis masalah yang telah melalui
tahap desain dan implementasi kemudian masuk kedalam pengujian sistem, sehingga akan dapat diketahui seperti apa hasil
kinerja sistem yang baru ini dibandingkan dengan sistem yang lama, kemudian dapat diketahui pula apakan dalam sistem yang
baru ini masih ada kelemahan yang kemudian akan dikembangkan oleh peneliti berikutnya.
5. Operation Maintenance
Tahap akhir
dalam model
waterfall
adalah melakukan pemeliharaan sistem. Pemeliharaan termasuk dalam
memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya
Ada 3 alasan perlunya pemeliharaan sistem, yaitu: a.
Untuk membenarkan kesalahan atau kelemahan sistem yang tidak terdeteksi pada saat pengujian.
b. Untuk membuat sistem
up to date.
c. Untuk meningkatkan kemampuan sistem.
20
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada bab perancangan sistem ini berisi tentang penjelasan rancangan, proses kerja sistem, dan perancangan antarmuka pengguna yang akan dibangun oleh
penulis.
3.1 Tahap Requirement Analysis
3.1.1 Gambaran Umum Sistem
Sistem pendeteksi plagiat yang akan dibangun merupakan sistem yang akan mendeteksi tingkat kesamaan dua dokumen teks.
Masukan sistem diperoleh dari dokumen teks yang akan diunggah oleh pengguna. Selanjutnya dokumen akan melewati tahap
preprocessing
menggunakan
text mining.
Pada tahap
preprocessing,
dilakukan
case folding
mengubah isi dokumen menjadi huruf kecil,
filtering
membuang kata yang tidak penting,
stemming
mengubah kata kedalam bentuk aslinya atau kata dasar, dan
tokenizing
pembentukan rangkaian
k-gram
. Setelah melakukan
preprocessing,
dokumen akan masuk ke dalam proses pencocokan kata dengan menggunakan algoritma Rabin
Karp. Hasil pencocokan dokumen kemudian dihitung
similarity
dengan indeks Sorensen dengan nilai 0 sampai 1. Jika
similarity
yang dihasilkan mendekati angka 1, maka disimpulkan bahwa tingkat plagiarisme dalam dokumen tersebut semakin besar.
3.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan digunakan untuk mengidentifikasi terhadap kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem meliputi analisis
kebutuhan pengguna atau admin sebagai berikut: 1.
Mengolah data file dokumen untuk dideteksi tingkat kemiripannya.