Skripsi sosiologi

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan makalah sosiologi tentang “kehidupan nelayan ujun genteng.” Makalah sosiologi ini kami buat dengan sebaik mungkin dan untuk mempermudah bagi para pembaca dalam mengembangkan teknik mengajar, dan juga memudahkan para pembaca memahami dalam mempelajari materi ini dengan baik.

  Saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, kami terima dengan tangan terbuka, karena penyusun merasa bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membantu para pembaca yang bersangkutan.

23 November 2016

  Penyusun

  I

DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………… ……… DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………… …………………..

  PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………… ……………………….

  1.1Latar belakang..

  ………………………………………………………………………………………………… ……

  1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………………………………………………… …….

  1. Bagaimana dampak ekonomi ujung genteng, social dan budaya dari adanya daerah tujuan wisata ujung genteng bagi masyarakat setempat? ………………………………………………………………………………………… ……

  2. Bagaimana interaksi social yang ada di daerah tujuan wisata ujung genteng , baik antar pedagang , antar masyarakat , maupun antara pengunjung dengan masyarakat setempat? ………………………………………………………………………………………… ………

  3. Perubahan social apa saja yang sudah terjadi di daerah tujuan wisata ujung genteng?……….

  …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………… ….

  1.3 Tujuan dan manfaat penelitian………………………………………………………………………………………… ………

  PEMBAHASAN

  A. Landasan teori…………………………………………………………………………………………….

  B. Profil lokasi penelitian

  C. Deskripsi hasil penelitian……………………………………………………… PENUTUP

  3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………… …………….

  3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………… ………………………

  DAFTAR PUSAKA …………………………………………………………………………………………………………… …………….

  LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………… ………………………………………

II PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

  Ujung genteng adalah daerah pesisir pantai selatan jawa barat yang masuk dalam wilayah pemerintahan kabupaten sukabumi , lokasi pantai ujung genteng berada di wilayah pantai pangumbahan , kecamatan ciracap , kabupaten sukabumi dengan jarak tempuh sekitar 220 km dari Jakarta dan 230km dari kota bandung serta 120km dari kota sukabumi.

  Nama ujung genteng berasal dari ujung gunting . penamaan ini didasarkan pada posisi ujung genteng yang berada di ujung salah satu sudut pulau di jawa barat yang berbentuk gunting . bagian ujung gunting bawah disebut ujung genteng, sedangkan bagian bagian ujung gunting atas berada di ujung kulon , pekerjaan sebagian besar penduduknya adalah nelayan dan petani. Kawasan ujung genteng sebagai tempat wisata sejak 20 tahun sudah banyak orang berdatangan ke ujung genteng . namun , baru sekitar tahun 1990an pantai pasir putih ini dikenal wisatawan dari kota-kota besar , ada lokasi dimana bisa berselancar diatas ombak yang terkenal dengan sebutan “ombak tujuh”. Sebutan “ombak tujuh”menurut penduduk , karena ombaknya selalu berurutan 7 ombak dan selalu ujung genteng , terdapat perkampungan , vila, pondok penginapan , losmen , warung makan.

  Kehidupan masyarakat nelayan Ujung Genteng dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Menurut Bapak Duduk “cuaca pada saat tidak memungkinkan untuk pergi melaut seperti, gelombang tinggi yang selalu dating tiap tahunnya dan lamanya pun tidak dapat dipastikan membuat masyarakat nelayan Ujung Genteng sulit untuk merubah kehidupan perekonomian ke arah yang baik”. Masyarakat nelayan Ujung Genteng umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern masih banyak nelayan yang menggunakan perahu kecil dan alat tangkap ikan yang sederhana untuk melaut. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan Ujung Genteng berbanding lurus dengan teknologi yang dapat dihasilkan oleh para nelayan, dalam hal ini teknologi dibidang penangkapan dan pengawetan ikan. Ikan cepat mengalami proses pembusukan karena tidak semua daerah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan terpaksa untuk menjual hasil tangkapan mereka kepda tengkulak dengan harga yang jauh di bawah harga pasaran.

  2

  1. Karakteristik penduduk ujung genteng Karakteristik penduduk ujung genteng menurut informasi yang kami dapat, orang-orang ujung genteng sangat ramahnamun ada beberapa warga ujung genteng yang tidak menerima adanya kami saat mewawancarai mereka menghindar. Menurut kebudayaan nya ada kebudayaan upacara jae yang dibawa penduduk jawa.

  2. Pelapisan social yang ada di masyarakat nelayan ujung genteng bakul kecil = nelayan,buruh, nelayan yang masih menyewa perahu kepada orang lain. bakul sedang = nelayan menyewakan perahau kepada nelayan lain bakul besar = menampung hasil tangkapan nelayan lain (tengkulak/bos)

  3. Modernisasi yang terjadi di masyarakat ujung genteng Awal mordenisasi terjadi awal 90-an tepatnya 1997, nelayan awalnya hanya menggunakan perahu kayu, lalu tak lama ada program pemerintah untuk menggalangkan perahu kayu menjadi perahu kibar, dari tradisional fishing menjadi modern fishing.

  4. Kondisi ekonomi masyarakat ujung genteng Penduduk ujung genteng mayoritas nelayan, jadi kondisi ekonomi disini nelayan itu tergntung pada berapa banyak ikan yang di dapat, hasil tangkapan ikan nelayan tersebut dikirim ke PT terdekat, jika kualitas ikan itu sangat baik maka akan di impor ke luar wilayah menurut informasi yag kami dapat.

  1.2 Rumusan masalah

  1.3 Tujuan penelitian

  a) Mendeskripsikan kondisi masyarakat nelayan ujung geteng sebelum datangnya warga pendatang b) Menjelaskan bagaimana kontribusi marga pendatang terhadap kehidupan social ekonomi masyarakat nelayan ujung genteng c) Menjelaskan bagaimana peranan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kehidupan social ekonomi masyarakat di ujung genteng

d) Mendeskripsikan bagaimana upaya masyarakat nelayan ujung genteng dalam upaya meningkatkan kehidupan yang lebih baik.

  Manfaat penelitian Adapun manfaat yg diharapkan

BAB 3 PENUTUP

  1.1 KESIMPULAN Hubungan internasional telah ada sejak dahulu. Berkembang dari pola yang masih primitif hingga sekarang dengan pola modern. Pada tahun 1625, Grotius atau Hugo de Groot, menulis sebuah buku yang berjudul “ De Yure Bell ac Pacis” yang besisi tentang hokum perang dan damai. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa hubungan internasional pada hakikatnya ada dua macam yaitu hubungan damai dan hubungan sengketa atau perang.

  Belum ada kesepahaman dari para ahli tentang istilah dan pengertian hubungan internasional, hubungan antarbangsa, dan hubungan antarnegara. Ada beberapa perbedaan istilah dan batasan tentang hubungan internasional. Hal ini disebabkan adanya perbedaan sudut pandang dari mana studi hubungan internasional tersebut dilakukan. Berikut ini beberapa batasan tentang hubungan internasional.

  1.2 SARAN Jadi setiap siswa harus lebih memahami tentang politik luar negeri pada era globalisasi ini supaya lebih paham akan materi tersebut.

  11

  12