UAS Sosiologi Hukum Perubahan dan Masalah Sosial yang Berdampak pada Pelanggaran Hukum

Mata Kuliah: SOSIOLOGI HUKUM

Makalah & Presentasi
Sumber
bahan
kajian
dan
analisa
untuk
pembuatan makalah dan presentasi dengan
tema:

“Dinamika Perubahan dan Masalah Sosial
yang
Berdampak
pada
Pelanggaran
Hukum”
Kelompok

: 2 orang


Materi
Berdampak

:

Dinamika Perubahan dan Masalah Sosial yang

pada Pelanggaran Hukum (studi kasus di Indonesia)
Sistematika Penulisan:
1. Judul
2. Pendahuluan dan Landasan Teori
3. Perumusan Masalah
4. Pembahasan
5. Kesimpulan dan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah (Saran)

 Dikumpulkan makalahnya selambatnya pada 11 November 2016 (di
email ke elis_tia@yahoo.com)
 Presentasi di kelas dalam bentuk powerpoint maks. 20 halaman
Materi presentasi diharapkan dalam bentuk gambar/visual/video

 Paper font Arial/Calibri, font size 12, spasi 1
Jika ada yang ingin ditanyakan bisa hub.
HP Ibu Elistia: 08561054106 atau email ke elistia@esaunggul.ac.id

1

I.

Perubahan Sosial

Perubahan Sosial cenderung terdapat pada :
A. Dalam bidang Komunikasi
B. Dalam bidang Transportasi
C. Dalam bidang Teknologi
D. Sosial budaya
Berikut ini adalah defnisi beserta contoh dari masing-masing bidang:
A. Dalam bidang Komunikasi
Perubahan yang terjadi di bidang komunikasi yang sangat terlihat kita amati
yaitu pada penggunaan Telepon genggam atau biasa disebut dengan HP yang
paling lama hingga yang terbaru dan yang kita perhatikan dari zaman ke zaman

semakin canggih. Namun ada ketidakmampuan masyarakat untuk berusaha
mengendalikan/menyaring efek perubahan yang cenderung memberikan
dampak negative, sebagai contoh :


Penggunaan ponsel dengan ftur chating yang serba canggih hingga
biasanya menimbulkan sikap malas, terutama pada pelajar untuk belajar
dan sikap menuntut yang berlebihan kepada orang tua yang biasanya
harus segera dipenuhi, dan jika tidak umumnya akan berpengaruh ke
pendidikan yang sedang dijalani, yaitu tidak mau sekolah atau sering
disebut bolos. Pada umumnya anak seperti ini tidak ingin disebut Gaptek,
atau tidak up to date oleh temannya.



Penyalahgunaan ftur-ftur canggih yang ada dalam ponsel/computer yang
memanfaatkan memory sebanyak mungkin untuk menyimpan fle-fle dari
Blue Film atau lebih dikenal dengan BF.




Ketergantungan dengan ftur-ftur dunia maya, seperti Facebook, twiter,
yahoo, dll.



Penggunaan HP saat jam belajar-mengajar.

B. Dalam bidang Transportasi
Perubahan sosial dalam bidang Transportasi sangat mudah untuk diamati,
contoh untuk perubahan sosial di Bidang transportasi ini adalah orang yang
awalnya menggunakan sepeda akhirnya beralih ke sepeda motor karena selain
lebih mudah dan cepat, ia juga takut dikucilkan dari pergaulan. Namun selain
dampak positive, dampak negative yang ditimbulkan juga cukup menakutkan
dan biasanya dilakukan oleh kalangan generasi muda, berikut adalah contoh
yang saya amati langsung selaku anggota kelompok :





Aksi balapan liar atau yang sering disebut trek-trekan biasanya dilakukan
oleh kalangan muda yang kurang pengetahuan akan bahayanya
mengadakan kegiatan tersebut, selain karena melanggar hukum, juga
karena membahayakan orang lain dan mengganggu ketertiban
masyarakat, kegiatan tersebut juga mengancam jiwanya sendiri.
Pemberian aksesoris pada motor yang berlebihan sehingga mengganggu
ketertiban masyarakat terutama pada malam hari.
2





Menggunakan kecepatan tinggi/ngebut dan ugal-ugalan di jalan-jalan yang
tidak sesuai karena terobsesi oleh pembalap moto GP.
Bolos atau tidak mau sekolah karena tidak dibelikan motor.
Dari data yang diperoleh, ternyata dicantumkan umur korban kecelakaan
dan umumnya lebih dari 50% dilakukan oleh orang berumur 1617thn,yang artinya korban kecelakaan didominasi oleh golongan pelajar.

C. Dalam bidang Teknologi

Pertumbuhan teknologi yang sangat cepat tetapi tidak diiringi oleh iman yang
kuat akhirnya menciptakan Kejahatan yang bertumbuh sangat cepat seiring
dengan pertumbuhan teknologi informasi. Selain itu, terdapat dampak positive
dan negative teknologi yaitu mulai memudarnya budaya/tradisi atau permainan
tradisional yang mulai ditinggalkan, tetapi memberikan dampak positive bagi
beberapa kalangan.
Berikut sebagai contoh :
 Penggunaan teknologi computer untuk menggantikan mesin tik atau
menulis secara manual menggunakan tangan sehingga lebih cepat dan
efektif.
 Selain itu ada juga dampak negative teknologi dalam skala global, berikut
contohnya:
 Manusia menciptakan suatu senjata yang dapat membunuh jutaan umat
manusia yaitu NUKLIR, dan biasanya digunakan oleh Negara-negara besar
pada zaman perang dunia ke-2 untuk menakut-nakuti bahkan mengancam
Negara lain.
 Anak-anak sekarang lebih memilih untuk bermain konsol game seperti
Playstation 2 daripada melakukan aktivitas outdoor seperti bermain
layangan. Mereka biasa bermain di tempat perentalan Playstation
 Penggunaan bomb untuk membunuh.

 Penggunaan, akses, modifkasi dan pengaturan hardware, software, data,
atau sumber daya jaringan tanpa izin atau secara tidak sah, atau sering
disebut dengan penggunaan software crack dan sudah banyak dilakukan.
 Pemberian informasi secara tidak sah (ilegal).
 Pembuatan Copy Software secara tidak sah (ilegal)
 Pencurian rekening bank dengan cara memasang detector untuk mengcopy kartu ATM serta pin yang digunakan oleh nasabah
D. Perubahan sosial budaya
Defnisi perubahan sosial adalah sebagai berikut :
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara
hidup berbeda dari sebelumnya yang telah diterima masyarakat karena adanya
perubahan kondisi geograf, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi,
maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Contoh perubahan tersebut adalah :
 Masyarakat lebih senang menggunakan barang-barang luar negeri.
 Orang lebih senang mencari sebuah bahan untuk tugas yang awalnya di
buku menjadi internet.
 Perubahan mode pakaian yang biasanya semakin terbuka akibat televisi.
 Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial
1. Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang

besar dalam cara kita berkomunikasi. Dulu kita sering melakukan surat3

menyurat, dikirim terus menunggu balasan, kalau apes mungkin surat kita
kekirim ke orang lain. Kalau sekarang sangat mudah, pakai smartphone ataupun
Komputer kita bisa berkomunikasi secara kilat dengan berbagai media aplikasi.

2. Pakaian
Karena pengaruh modernisasi dan globalisasi, masyarakat mulai mengubah cara
berpakaian mereka. Tadinya masyarakat kerap memakai baju tradisional atau
baju adat daerah masing-masing, kalau sekarang mereka memakai baju bisa
karena mengikuti trend atau sekedar ingin mengenakan sesuai selera mereka.
3. Gaya Hidup
Gaya hidup kebanyakan orang juga berubah, ada yang menjadikan sebagai gaya
hidup yang baik seperti vegetarian. Namun ada pula yang sesat seperit
mengkonsumsi narkoba.
4. Pertanian
Ada petani yang cerdas memanfaatkan perubahan sosial budaya dengan cara
meningkatkan produktiftas kerjanya dengan teknologi yang sudah berkembang
namun ada pula yang tidak. Selain itu kasus di Indonesia bisa dibilang dalam
sektor pertanian sangat menurun karena cenderung suka membeli produk dari

negara lain dibandingkan dengan produk lokal.
5. Westernisasi
Westernisasi atau kebarat-baratan sudah bukan hal langka untuk dijumpai,
bahkan di Indonesia sendiri sudah lama terjangkit seperti masuknya budaya
Halloween maupun Valentine yang kontroversial.
6. Ekonomi
Dalam faktor ekonomi, hampir menyinggung seperti ekonomi. Contoh saja
masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negri dibanding dalam negri. Membeli
barang merk luar negeri dibanding negara sendiri.
7. Kepercayaan (Religi)
Contoh nyata, dahulu orang Indonesia berpegang teguh pada ajaran nenek
moyang atau leluhur mereka yang telah tiada, namun sekarang mereka
mengedepankan logika dan dengan bukti-bukti yang telah ada.
8. Pola Hidup
Semakin kesini masyarakat lebih memilih membeli sesuatu dibanding membuat
sesuatu, mungkin saja karena kita terlena dengan teknologi yang ada.
9. Perilaku
Dalam kasus ini banyak contoh anak yang suka membantah kepada orang tua
mereka.
10. Emansipasi Wanita

Emansipasi wanita semakin berkembang, di Indonesia tempo dulu wanita hanya
berperan sebagai pendukung rumah tangga yang kerjaanya di rumah terus.
Sekarang mereka bisa bekerja sesuai kemampuan mereka.
11. Masyarakat Semakin Kritis

4

Teknologi informasi semakin berkembang, berbagai media cetak online maupun
offline banyak beredar. Namun kita harus bisa mengolah informasi yang ada
dengan fakta yang memang benar-benar valid.

12. Model Rambut
Banyak pelajar yang suka mencontoh artis idola mereka sehingga menimbulkan
efek "hitz" dalam pergaulan mereka. Namun juga harus dalam pengawasan yang
pas supaya apa yang mereka lakukan tidak berlebihan.
13. Kesenian
Karena banyaknya berbagai kesenian yang masuk dari luar negeri, beberapa
kesenian asli dari Indonesia sudah jarang ditemukan. Namun tetap saja masih
ada yang populer dan dilestarikan hingga saat ini.
14. Permainan

Dalam hal permainan juga ditemukan banyak kasus permainan asli Indonesia
yang hilang. Adminpun sudah tidak menjumpai permainan congklak ataupun
sundamanda di daerah sini, lebih banyak yang memilih bermain online game
seperti DOTA ataupun game console.
15. Bahasa
Contoh perubahan sosial budaya yang lainnya ialah penggunaan bahasa. Di
Indonesia sendiri banyak masyarakat yang sudah kurang peduli terhadap bahasa
daerah mereka, bisa buktiin sendiri deh berapa orang yang bisa pelajaran
bahasa daerah di sekolamu.
16. Industri
Munculnya revolusi industri membawa perubahan besar, banyak ketimpangan,
pengangguran dan gerakan sosialis juga masih banyak lainnya.
17. Pendidikan
Contoh simplenya seperti sekarang, kalian yang sedang belajar di
Eduspensa.com atau media online lainnya. Pembelajaran juga tidak usah dari
sekolah langsung, referensi banyak bertebaran. Di sekolah-sekolah tertentu juga
biasanya tersedia komputer untuk pembelajaran.
18. Budaya
Sudah banyak contoh budaya yang berubah akibat perubahan sosial budaya,
dari perayaan yang sebelumnya tidak ada di Indonesia seperti valentine, budaya
merayakan ulang tahun dan sebagainya. Selain itu banyak anak muda yang suka
budaya Jejepangan seperti Cosplay.

II.

Masalah Sosial

Permasalahan dalam Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya dan
Masyarakat
1. Masalah Kemiskinan

5

Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar
37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam
kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan
besar atau kelompok kaya Indonesia. Solusi: penanggulangan kemiskinan dapat
dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal),
KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program
Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar
2. Masalah Keterbelakangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas
umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan,
rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja,
lemahnya manajemen usaha.
Solusi: Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berSolusi meningkatkan
kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
3. Masalah Pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah
angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia.
Solusi: Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi
tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan
kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat
karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja.
4. Masalah Kekurangan Modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai
proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan
masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat
pembentukan modal sedikit.
Solusi: Cara mengatasinya melalui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan
investasi menjadi lebih produktif.
5. Krisis Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun
1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia sampai sekarang. Nilai tukar
rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang
spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga
sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sektor swasta.
Solusi: Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi
di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisa yang semakin menyusut.
Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai
pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.
6. Kesejahteraan
Kesejahteraan ini adalah lawan kata dari kemiskinan.masalah ini tergolong
popular Karen pada hakikatnya manusia selalu ingin kaya, makmur, dan banyak
uang.
Solusi: untuk mencapai kesejahteraan tersebut maka itu tergantung pada diri
kita sendiri yang menjalani kehidupan, dan juga sesuai Undang-Undang
Pemerintah juga bertanggung jawab akan kesejahteraan rakyatnya.
7. Proft Ekonomi
6

Ilmu Ekonomi selalu membahas tentang masalah yang satu ini dimanaini
berhubungan denan penghasilan laba. Dimana kita harus sebisa mungkin
menaikkan laba dengan modal yang sedikit-dikitnya.
Solusi: masalah ini tergantung pada kita yang menjalankan usaha. Dimana kita
harus bisa dapat keuntungan/ laba dengan seminim mungkin mengeluarkan
modal.
8. Kebodohan yang Merajalela
Kebodohan ini masih sering dijumpai di daerah pelosok, dimana orang tua tidak
bisa membaca dan menulis, bahkan anak-anak yang seharusnya mendapat
pendidikan ternyata hanya jadi pengangguran, tukang rosok, pengemis, dll
Solusi: sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita saling membantu,
dimana kita harus bisa menyadarkan orang tersebut bagaimana pentingnya
sekolah, agar tidak bertmbah masalah kebodohan ini. Sehingga bangsa kita
tidak gampang ditipu oleh orang luar.
9. Inflasi
Masalah yang satu ini bisaanya dialami oleh orang-orang yang bergelut
dilingkungan makro. Secara sederhana infasi bisa diartikan dimana harga selalu
mengalalmi kenaikan.
Solusi: dengan timbulnya masalah ini maka orang-orang yang mengalalmi
masalah tersebut harus bisa mengontrol dan selalu memperhatikan naik
turunnya harga. Dengan adanya kurs mata uang, maka kenaikan harga ini bisa
selalu dipantau dan diantisipasi.
10.
Hutang Piutang
Banyak Negara-negara di lain selain di Indonesia yang mengalalmi masalah
hutang. Dan itu mungkin sudah lazim atau wajar. Bahkan Ilmu Ekonomi
mengenal istilah Dept Trap ( Perangkap Hutang ), sebuah analisis masalah
untuk mengetahui apakah Negara pengutang tersebut terjerat kedalam masalah
hutang.
Solusi : pemerintah seharusya membatasi hutang keluar negeri, baik hutang
uang atau hutang bahan mentah seperti minyak, impor beras dll, Indonesia kan
Negara subur, seharusnya mampu mencukupi kebutuhan rakyatnya.
11.
Tingkat Pendidikan Rendah
Masih banyak kita jumpai anak-anak yang sekolah hanya samapi tingkat SD.
Sedangkan pemerintah mewajibkan Wajib Belajar 9 tahun, ya semuanya ini
berhubungan dengan kesadaran meraka sendiri dan orang tua. Kemampuan
ekonomi keluarga juga sangat berpengaruh dalam masalah ini.
Solusi : kesadaran dari masing-masing orang sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah ini. Pemerinth juga menukungnya dengan diadakannya
beasiswa bagi anak-anak yang lebih beruntung.
12.
Masalah Kesehatan dan Gizi Buruk pada anak anak
Masalah gizi buruk ini juga masih banyak dijumpai di kalangan masyarakat kecil
dan kurang mampu. Dimana anak-anak tersebut hidup kurang beruntung karena
hanya mendapat asupan gizi yang kurang memadai. Masalah ini juga
berhubungan dengan penghasilan, kemiskinan, dll.
Solusi : tingkat kesadaran orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi masalah
ini. Dimana mereka harus sadar agar anakny nanti hidup layak sehat dll.
Pemerintah memberikan pengobatan gratis untuk masyarakat kurang mampu.
13.

Tindakan Kriminal, Pencurian, Perampokan
7

Tindakan ini sangat rawan sekali terjadi, dimana akibat kurangnya kesadaran,
dan kurang mampunya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya maka orang
terpaksa atau sengaja melakukan tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum
yang berlaku.
Solusi: banyak orang masuk penjara gara-gara mencuri, merampok dll. Hukum
harus selalu ditegakkan. Kesadaran dii juga penting agar tidak terjadi tindakan
yang melanggar hukum ini.
14.
Kesenjangan Sosial Pada Masyarakat
Adanya masyarakat yang mengucilkan orang lain dengan alasan-alasan tertentu,
dikucilkan dari orang-orang yang berbeda kulit, ras, budaya, dll.
Solusi : Adat berhubungan antar masyarakat harus selalu terjaga agar tidak
terjadi kesenjangan sosial. Selalu menjaga kerukunan antar umat beragama,
selalu menjaga hubungan baik dengan sesama.
15.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja sangat sering terjadi di masyarakat. Kenakalan remaja ini
terjadi karena banyak pengaruh dari lingkungan uar yang berbeda moral dengan
moral di Indonesia khususnya di masyarakat sekitar.
Solusi : membatasi masuknya budaya luar yang masuk ke Indonesia.
Pembatasan masuknya budaya ini sangat berpengaruh dengan perilaku anak
muda jaman sekarang.
16.
Konflik Etnik
Masyarakat Papua tidak homogen melainkan heterogen (terdiri dari berbagai
suku dan ras). Ada sekitar 1 juta pendatang (migran) Indonesia tersebar di
seluruh Papua. Konfik antara masyarakat pribumi dan pendatang semakin
meningkat walaupun sejauh ini masih dalam bentuk psikhologis. Diskriminasi
dan
frustrasi
dapat
saja
menyulut
konfik
etnis
dan
pecahnya
kekerasanbentrokan (clash) yang menimbulkan mengungsinya kaum migran dan
memberikan kesempatan bagi TNI untuk melakukan arestasi secara
serampangan serta menganiaya masyarakat sipil yang tak berdosa.
Solusi: berhubungan baik antar sesama, dan saling menjaga kerukunan sangat
penting untuk memecahkan masalah ini.
17.
Perilaku Remaja Yang Menyimpang
Perilaku yang ditunjukkan remaja saat ini berbeda jauh dengan adat istiadat
budaya di Indonesia. Budaya sopan santun dan ramah tamah seringkali
ditinggalkan karena kesadaran untuk menjaga adat itu sudah lemah.
Solusi : selalu meningkatkan kesadaran diri dalam menjaga perilaku, selalu
Kontrol diri.
18.
Klaim Hak Milik Budaya Daerah
Belum lama bangsa Indonesia mendapat klaim dari Malaysia karena pengakuan
hak milik budaya.contohnya reog, angklung, batik, tarian budaya
Solusi : selalu mengambangkan budaya tersebut dan menjaga agar kelestarian
budaya itu. Sehingga hak paten kepemililkan budaya daerah itu bisa dipegang
sepenuhnya oleh masyarakat.
19.
Seks bebas dan Pornograf
Seks bebas dan pornograf sudah merajalela dalam kehidupan masyarakat.orang
yang melakukan seks bebas dan pornograf ini masih dipengaruhi oleh budaya
luar yang memperbolehkan seks bebas di masyarakat.
Solusi : kita sebagai remaja yang baru menginjak dewasa harus sudah bisa
membedakan mana yahng baik dilakukan dan mana juuga yang tidak boleh
8

dilakukan. Dan sebagai manusia yang beragama kita harus selalu ingat kepada
yang menciptakan kita.
20.
Perbedaan Kepentingan, Pendapat, dan Pandangan
Perbedaan ini sangat mencolok dalam masyarakat, contohnya pandangan dalam
masalah beragama. Banyak yang masih mempergunakan masalah ini sebagai
ujung tombak / senjata demi kepentingan politik.
Solusi : seharusnya kita bisa membedakan dimana kepentingan, pendapat dan
pandangan itu dibawa dan dilaksanakan. Tidak hanya mementingkan
kepentingan pribadi.
21.
Perselingkuhan yang berujung Kekerasan
Akibat tidak ada kesepahaman dalam berumah tangga, tidak adanya
keharmonisan dalam berumah tangga,bisa jadi suami ataupun dengan istri
selingkuh dengan orang lain. Ada yang gak terima semua itu terjadi ujungujungnya kekerasan dalam rumah tangga.
Solusi : selalu menjaga hubungan baik suami istri dalam berumah tangga agar
keharmonisan data tercapai.
22.
Perkelahian / Tawuran antar Golongan Tertentu
Masalah ini masih sering terjadi dilingkungan masyarakat bahkan anak sekolah
pun tidak luput dari tawuran ini.masalah ini berawal dari hal yang sepele
ataupun juga besar. Biasanya berawal dari masalah salah satu orang kemudian
membawa teman-temannya untuk berkelahi.
Solusi : seharusnya hal ini tidak terjadi kalau masalah dengan orang yang
bersangkutan bisa dibicarakan dengan musyawarah dan diambil jalan damai.
Perkelahian ini bukan jalan untuk memeahkan masalah.
23.
Penyakit yang Menular
Banyak sekali penyakit di masyarakat yang bisa menular ke orang lain. Ini
mungkin akibat dari kecerobohan atau kurang menyadari bagaimana penting
kesehatan dalam bermasyarakat.
Solusi : membudayakan hidup bersih dalam lingkunganbermasyarakat
berbangsa dan bernegara. Karena kebersihan itu sebagian dari iman.
24.
Perbankan dan Kredit Macet
Pada akhir-akhir ini banak masalah tentang kredit perbankan dan kredit macet.
Contohnya dari utang piutang luar negeriyang mengakibatkan masalah system
perbankan. Banyak usaha macet karena meningkatnya beban utang masyarakat
dan makin banyak kredit macet.makin banyaknya bank yang mengalami
likuiditas. Sehingga bank banyak yang bermasalah.
Solusi : masalah likuiditas daripada bank tersebut peerintah membantu dengan
memberikan bantuan.
25.
Konflik Atas Nama SARA
Konfik ini akan merusak persatuan dan kesatuan yang dimana sudah mendarah
daging sejak jaman dahulu.
Solusi : perlunya pembinaan moral dan pendidikan pancasila agar masyarakat
mengerti arti keseragaman yang ada di Indonesia.
26.
Pudarnya Kedisiplinan yang di Indonesia
Kedisiplinan itu harus selalu dijaga dan diperkuat, kedisiplinan harus selalu
tertanam di diri pribadi kita. kurangnya kedisiplinan dapat merugikan diri kita
sendiri.
Solusi : kedisiplinan itu harus kita tanamkan sejak dini.
9

27.
Monopoli
Monopoli dalam hal ini mengakibatkan mempersempitnya peluang usaha dalam
hal berusaha.
Solusi : praktek monopoli ini diatur dalam Undang Undang No. 5 tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
28.
Pembangunan yang Tidak Efektif
Makin banyaknya pembangunan yang kurang memadai yang belum tentu besar
manfaatnya.
Solusi : Sebaiknya dikurangi pembangunan yang mungkin tidak perlu
dibangunan. Seperti sekarang ini DPR mau membangun kolam renang di Gedung
DPR, itu memerlukan biaya yang tidak sedikit,dan biaya itu seharusnya diberikan
kepada masyarakat yang kurang mampu dan lebih membutuhkan.
29.
Penyebaran Listrik yang Belum Menjangkau ke Pelosok Desa
Masalah ini harus segera diantisipasi dimana listrik sangat dibutuhkan di desadesa terpencil. Sangat besar manfaatnya.
Solusi : pemerintah seharusnya memperhatikan penyebaran listrik tersebut.
Sehingga listrik tersebut merata ke seluruh pelosok desa.
30.
Krisis BBM
Makin banyak masalah yang timbul akibat BBM ini. Banyak daerah yang
kekurangan pasokan BBM. Hingga harga BBM ini bisa melambung tinggi dari
harga normal.
Solusi : pemerintah makin gencar-gencarnya memperhatikan masalah krisis BBM
ini. Memberikan subsidi BBm bagi masyarakat menengah. Memberikan
pelayanan yang lebih untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah
sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis
faktor, yakni antara lain :
1.
2.
3.
4.

Faktor
Faktor
Faktor
Faktor

Ekonomi
Budaya
Biologis
Psikologis

Di era global ini, masalah sosial semakin bertambah dan menjadi suatu
problema serius. Masalah sosial antara lain adalah pengangguran, kriminalitas,
dll.

10

Untuk mengatasinya, yang paling diperlukan adalah kesadaran dari diri kita
sendiri. Jika tiap orang memiliki kesadaran sosial, maka masalah sosial dapat
dikurangi hingga seminim mungkin.
Tentunya hal itu belum cukup, kita harus menghimbau orang lain agar peduli
pada masalah sosial yang sudah terjadi dimana-mana. Tidak cukup hanya
dengan himbauan berupa teori, namun juga praktek, misalnya saja dengan
memberikan penyuluhan narkoba di sekolah-sekolah sebagai wujud kepedulian
terhadap masalah sosial yang berkaitan dengan narkotika.
Walaupun pada awalnya hanya sedikit orang yang peduli, namun jika dilakukan
terus-menerus, perlahan tapi pasti, akan menghasilkan sesuatu yang positif. Halhal itu harus dimulai dari diri kita sendiri dan dari lingkungan sekitar kita,
contohnya menanam pohon untuk masalah global warming. Orang-orang akan
bertanya dan kita harus menjelaskan tentang masalah itu sehingga mereka juga
akan tertarik untuk mengatasi masalah tersebut.
Jadi, kita semua harus bekerja sama dalam mengatasi masalah sosial yang
sudah menjadi sorotan dunia internasional ini. Dengan bersama, masalah akan
lebih cepat selesai. Apalagi dengan disertai prakek-praktek yang nyata, akan
semakin banyak orang sadar akan kehidupan sosial ini.
1. Faktor Ekonomi. Ini adalah faktor klasik yang paling besar pengaruhnya
pada masalah-masalah lain yang terjadi. faktor ini merupakan faktor
terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global
PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena
orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2. Faktor Budaya. Bicara soal budaya maka sangat erat hubungannya
dengan attitude atau perilaku manusianya. Kenakalan remaja menjadi
masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja
sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti
narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah
yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3. Faktor Biologis. Biologis berarti hubungannya dengan fsik, yang paling
berkaitan adalah penyakit penular. Penyakit menular bisa menimbulkan
masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah
atau menjadi pandemik.
4. Faktor Psikologis. Faktor ini hubungannya dengan masalah pola pikir suatu
masyarakat atau pribadi tertentu yang bersinggungan dengan tatanan
kehidupan sosial. Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan
meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan
dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat
sampai saat ini.
Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak
diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan
dengan standar sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah sosial
ditengah kehidupan masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui
beberapa proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan
diagnosis. Dalam mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan

11

sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen
membedakan adanya dua pendekatan yaitu person blame approach dan system
blame approach.
Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah
sosial pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai
unit analisanya. Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat
pada individu yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa
ditemukan faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fsik, psikis
maupun proses sosialisasinya.
Sedang pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis
untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai
asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan
bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh
sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang
berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu
sendiri.
Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat
ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan
kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka melacak akar
masalah untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis
masalah pengangguran misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat
dari faktor yang melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau
malas mencari peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya
dari level sistem baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem
perokonomian atau bahkan sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.
Anak jalanan: Dilema? Sebenarnya istilah anak jalanan pertama kali
diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok
anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali
dengan keluarganya.Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat
pada aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam
istilah kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu ketika
dicoba digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka
masih memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah
hidup dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja
dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika
Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak
yang lari dari orang tuanya.
Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif di beberapa
negara, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang
bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang
12

untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya
maka mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara
jasmnai, rohani dan intelektualnya. Hal ini disebabkan antara lain karena jam
kerja panjang, beban pekerjaan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Anak jalanan ini pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena
munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi system social
ekonomi dan masyarakat pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena
proses industrialisasi. Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat
eksploratif bersama dengan adanya transformasi social ekonomi masyarakat
industrialsasi menuju masyarakat yang kapitalistik.
Kaum marjinal ini selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai tentang
anak. Anak, dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban, tetapi
sekaligus dipandang sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk mengatasi
masalah ekonomi keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam pandangan
orang tua atau keluarga tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan, tetapi
dalam kepentingan ekonomi. Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih saying
semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.
Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan dianggap
sebagai penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan
dari latar belakang geografs, social ekonomi anak yang memang datang dari
daerah-daerah dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh
perkotaan. Namun, mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja
berdatangan sejalan dengan pesatnya laju pembangunan?
Ada banyak teori yang bisa menjelaskan kontradiksi-kontradiksi antara
pembangunan dan keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub
kecil, sehingga lebih jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak.
Meskipun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab
timbulnya masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara
anggapan bahwa masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila
permasalahan kemiskinan ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.
Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung
terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun
1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini
bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan
reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada

13

pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS,
persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi,
sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta
orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera
dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh
jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa programprogram penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi
masalah kemiskinan di Indonesia.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan
program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program
penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya
penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras
untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang
miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang
ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini
justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program
bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan
budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk
yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga
dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi
penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.

Masyarakat dan Negara :
Parillo menyatakan, kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah
bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan
struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa individu mempunyai
kekuasaan, kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang lain
(hlm. 191). Dari hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan tertentu dapat
memperoleh manfaat yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus
memungkinkan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain
masih banyak yang kekurangan.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan
kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk
melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya
pemecahan sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara
dan berbasis masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif
14

terhadap keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap
warganya
merupakan
tanggung
jawab
sekaligus
peran
vital
bagi
keberlangsungan negara. Di lain pihak masyarakat sendiri juga perlu responsif
terhadap masalah sosial jika menghendaki kondisi kehidupan berkembang ke
arah yang semakin baik.
Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah sosial
adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan dengan
baik apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi
masalah sosial dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka
bararti telah memberikan kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik,
sehingga bila diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan
masalah yang efektif.
Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa
suatu tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan
yang sesuai yang diharapkan. Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa
manusia dapat memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan
mengorganisir tindakan kolektif. Tindakan kolektif dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk melakukan perubahan menuju kondisi yang lebih sejahtera.

III.

Pelanggaran – Pelanggaran Dalam Berbagai
Bidang

A. Pelanggaran Dalam Bidang Ekonomi
1. Bentuk Pelanggaran
 Penyalahgunaan uang negara untuk kepentingan pribadi (korupsi)
 Pelanggaran terhadap wajib pajak
 Melakukan berbagai cara untuk menguntungkan diri sendiri
walaupun merugikan orang lain ( Nepotisme )
2. Faktor Pelanggaran
 Penyalahgunaan kekuasaan yang melampaui batas kewajaran
hukum oleh para pejabat negara
 Mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan publik oleh
para pejabat yang bersangkutan.
 Kurangnya kesadaran para pemimpin terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.
 Kurang profesionalnya para aparatur negara dalam mengemban
tugasnya.
 Kurang dijunjung tingginya hukum yang berlaku di Indonesia.
3. Akibat Pelanggaran
15

 Korupsi menyebabkan perbedaan yang tajam di antara kelompok
sosial dan individu baik dalam hal pendapatan, prestis, kekuasaan
dan lain-lain.
 Korupsi juga membahayakan terhadap standar moral dan
intelektual masyarakat. Ketika korupsi merajalela, maka tidak ada
nilai utama atau kemulyaan dalam masyarakat.
 Korupsi menyebabkan sikap individu menempatkan kepentingan diri
sendiri di atas segala sesuatu yang lain dan hanya akan berfkir
tentang dirinya sendiri semata-mata.
 Kemiskinan merajalela dalam negara dan terjadi ketidakstabilan
dalam negara.
 Terjadi ketidak percayaan masyarakat terhadap aparatur negara.
4. Solusi Pemecahan
 Hukum di Indonesia perlu ditegakkan dan dijunjung setinggi tingginya.
 Perlunya seleksi yang ketat demi menjaring aparatur negara yang
profesional, jujur, bijaksana, adil dan bertanggung jawab.
 Perbaikan moral secara dini, dengan melakukan pendidikan moral
dan karakter di sekolah – sekolah.
B. Pelanggaran Dalam Bidang Hukum
1. Bentuk Pelanggaran
 Penggelapan dan pencurian dalam berbagai hal
 Pelanggaran terhadap asusila
 Terorisme ancaman terhadap desintegrasi bangsa
 Terjadinya pertidaksamaan masyarakat di mata hukum
2. Faktor Pelanggaran
 Kurang tegasnya lembaga hukum dalam mengambil keputusan
sehingga setiap keputusan yang mereka ambil hanya dapat
diterima oleh salah satu pihak tanpa memikirkan pihak lain.
 Banyak diantara penegak hukum yang tidak menjalankan tugasnya
secara profesional, misalya masih banyak dari mereka yang masih
menerima uang suap.
 Aktiftas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan
agama bagi masyarakat dunia sebagai garapan agar memihak
kepada perjuangan mereka.
 Dengan memanfaatkan kemampuan teknologi modern saat ini
teroris dapat menghancurkan sasaran yang diijinkan dari jarak jauh,
seperti telepon genggam atau bom bunuh diri seperti yang terjadi di
Bali.
 Kesadaran masyarakat masih sangat kurang untuk menjunjung
tinggi dan menegakkan hukum.
3. Akibat Pelanggaran

16

 Pelaksanaan hukum yang diharapkan untuk memajukan Indonesia
akan sangat sulit untuk dicapai.
 Terpecahnya persatuan antara seluruh rakyat Indonesia akibat
terorisme, karena dapat menimbulkan prasangka antara ras dan
agama.
 Semakin banyak penegak hukum yang tidak profesional .
 Terjadi kesenjangan antara masyarakat akibat tidak dijunjung
tingginya hukum.
4. Solusi Pemecahan
 Perlu adanya perbaikan yang signifkan dalam sistem/lembaga
hukum demi terbentuknya aparatur hukum yang profesional dan
negara yang kondusif.
 Perlu adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai hukum yang berlaku
di Indonesia yang dikemas dengan menarik agar pelaksanaan
hukum dapat dijalankan dengan baik dan mendapat dukungan dari
seluruh lapisan masyarakat.
C. Pelanggaran Dalam Bidang Politik
1. Bentuk Pelanggaran
 Money politik ( politik uang) adalah semua tindakan yang disengaja
memberi atau menjanjikan uang atau materi lainya kepada
seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih
peserta pemilu tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan
cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah atau
dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau
kepada pihak-pihak yang dilarang menurut ketentuan undangundang nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu atau dengan sengaja
memberikan keterangan tidak benar dalam laporan dana kampanye
pemilu.
 Tindakan sewenang wenang (penyalahgunaan wewenang)
2. Faktor Pelanggaran
 Tidak adanya komitmen pejabat atau pegawai dan sebagian
masyarakat dalam memegang nilai-nilai keimanan, misalnya
perasaan diawasi oleh Allah SWT, dan keyakinan akan perhitungan
amal pada hari kiamat.
 Tidak adanya komitmen pejabat atau pegawai dan sebagian
masyarakat dalam memegang nilai-nilai moral misalnya: jujur,
berkata benar, bersih, menjaga rasa malu ('ifah) serta menjaga
kehormatan diri.
 Tidak adanya system pemantauan dan pengawasan yang efektif
dari atasan sampai bawahanya, dan kalaupun ada merekapun
cenderung menunda nunda pelaksanaanya.
 Merebaknya budaya Nepotisme, basa basi, dan lobi-lobi sedang
konsentrasi hanya pada titik-titik pengecualian disertai ketiadaan
17

komitmen memegang peraturan, system, kaidah, dan prosedur,
serta tiadanya panutan yang dapat diteladani.
3. Akibat Pelanggaran
 Rakyat belum siap merupakan dampak dari keadaan masyarakat
yang belum siap dan belum mengerti arti sebuah kepemimpinan
yang terbaik, bangsa dan dilatarbelakangi masalah sosial, ekonomi,
pendidikan serta moral yang berbeda-beda tersebut maka bisa
menjadi suatu kelemahan dalam penentuan kepemimpinan bangsa
yang butuh pemimpin yang terbaik dan handal tersebut yang
sangat empuk mudah dimanfaatkan para calon pemimpin bangsa
ini dengan menebar janji-janji muluk (jargon) atau dalam bentuk
lainya seperti menggulirkan materi baik berupa sembako, kaos dan
bahkan uang melalui berbagai kesempatan.
4. Solusi Pemecahan
 Sponsorship Peran sponsorship masih dianggap ikut membantu
kesuksesan dalam pencapaian menjadikan siapa untuk menjadi
pimpinan eksekutif atau anggota legilatif masihlah sangat besar
dilapangan, namun disisi lain apabila masyarakat sudah mengerti
bahwa semua yang dilakukan seperti itu dampaknya sangat besar
terutama dari sisi negatifnya, masyarakat tidak akan mempan
diiming-iming kenikmatan apapun juga.
 Pemimpin yang Ideal. Bagaimana untuk menjawab kepemimpinan
yang ideal ke depan yang sangat diidam-idamkan masyarakat di era
otonomi daerah yang sudah berjalan ini sekiranya pendidikan
masyarakat harus terus ditingkatkan dengan semakin banyaknya
sosialisasi tentang politik, ketatanegaraan dan pemerintahan yang
baik.
 Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam pemilu
adanya money politik akan mengurangi tercapainya asas-asas dari
pemilu
 Memberikan sanksi kepada pelaku money politik baik pemberi
maupun penerimaq suap dalam pemilu
D. Pelanggaran Dalam Bidang Sosial Budaya
1. Bentuk pelanggaran
 Penyimpangan norma
 Kesenjangan ekonomi tingkat atas dan tingkat bawah
 Menjatuhkan budaya pada daerah lain
 Persatuan dan kesatuan yang belum tercapai
 Beberapa masyarakat masih bersifat kedaerahan
2. Faktor Pelanggaran
 Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil karena
seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika
bersosialisasi.
18

 Pertentangan antar agen sosialisasi
 Pertentangan antara norma kelompok dengan norma masyarakat
 Terbentuknya perilaku penyimpangan di lingkungan sekitar
3. Akibat Pelanggaran
 Penyimpangan
sosial
yang
timbul
pemerkosaan, pencurian, perampokan.
 Terjadinya tindak kriminal
 Menggunakan dan mengedarkan narkotika

adalah

pembunuhan,

4. Solusi Pemecahan
 Memperbaiki proses sosialisasi dari keluarga
 Membentuk kepribadian yang baik
 Lingkungan yang lebih kondusif dan teman sepermainan
 Menggunakan media elektronik dengan hal-hal yang positif

E. Pelanggaran Dibidang Lingkungan dan Sumber Daya Alam
1. Bentuk pelanggaran
 Penebangan liar
 Eksploitasi SDA yang berlebihan
 Pencemaran lingkunagan
 Penjualan fora dan fauna secara illegal
 Pengrusakan SDA hayati
2. Faktor Pelanggaran
 Menginginkan keuntungan yang lebih dengan cara yang lebih
mudah
 Kurangnya kesadaran dan rasa cinta pada lingkungan
 Kurangnya
lapangan
pekerjaan
sehingga
muncul
banyak
pengangguran yang mencari pekerjaan yang lebih mudah
3. Akibat-akibat Pelanggaran
 Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara)
sebagai dampak adanya kawasan industri.
 Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem
pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai
dan dampak pengrusakan hutan.
 Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya
hutan.
 Mengurangi cadangan SDA sebagai akibat dari eksploitasi
berlebihan
 Kerusakan karang di lautan
 Terjadi kelangkahan fora dan fauna akibat penjualan iligal
4.Solusi Pemecahan
19

 Mengeluarkan undang-undang mengenai perlindungan fora dan
fauna
 Meningkatkan propaganda kepada masyarakat agar lebih peduli
terhadap pentingnya lingkungan dan sumber daya alam.
 Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat-masyarakat yang
berada dilingkungan kumuh tentang lingkungan dan sumber daya
alam.
 Mempertegas/memperketat UUD tentang lingkungan dan sumber
daya alam.
 Mendirikan lembaga-lembaga yang bertugas mengontrol tentang
pelanggaran-pelanggaran terhadap lingkungan dan sumber daya
alam

CONTOH PELANGGARAN HUKUM DI INDONESIA
 AKSI ANARKISME
Aksi anarkisme yang marak terjadi di masyarakat adalah salah satunya
yaitu aksi anarkisme dalam unjuk rasa yang sering dilakukan oleh
masyarakat. Aksi anarkisme tersebut dapat berupa tindakan melakukan
kekerasan dalam berunjuk rasa, membawa air keras, memblokade jalan
20

sehingga terjadi kemacetan, merusak fasilitas umum,dan lain-lain.Sehin
gga hal tersebut mengganggu masyarakat sekitar dan telah melanggar
undang-undang tentang tentang cara berunjuk rasa yang benar.
Sehingga dari itu sebaiknya pemerintah mulai melakukan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai pentingnya dalam melakukan unjuk rasa
yang benar sehingga tercipta lingkungan yang kondusif setiap saat.
Di Indonesia memiliki tingkat anarkisme yang sangat tinggi dan perlu
dibenahi dan ditegaskan dalam masyarakat, masyarakat Indonesia perlu
membenahi cara berpikir dan sistem pemerintahannya agar Indonesia
dapat dipandang sebagai negara yang kondusif dan tertib hukum. Jika
masyarakat menghilangkan sikap anarkisme dalam setiap tindakan yang
dilakukan maka kita semua dapat berpikir dingin dalam menghadapi
setiap masalah tanpa perlu membawa emosi kita.
 KORUPSI
Salah satu masalah terbesar di pemerintahan Indonesia adalah masalah
korupsi. Dan masalah korupsi ini pula tidak hanya mencakup bidang
pemerintahan saja tetapi dalam berbagai bidang pelayanan puplik seperti
sekolah, rumah sakit,dan lain-lain.
Di Indonesia masalah korusi ini sangat memprihatinkan terutama di
kalangan pejabat Indonesia. Korupsi sangat merugikan masyarakat dan
sangat menguntungkan bagi pihak yang melakukan tindak korupsi.
Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal
tersebut karena dorongan ingin memuaskan diri sendiri, jadi yang kaya
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Sehingga malah yang
dirugikan adalah masyarakat.
Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan
korupsi yang dilakukan diberbagai instansi yang bersangkutan maka
dengan ditegakkannya dan diperkuatnya undang-undang tentang
tindakan pidana korupsi maka diharakan agar pelaku korupsi dapat jerah
dan tidak lagi melakukan tindakan korupsi dan orang-orang tidak akan
berani melakukan pengkorupsian.
Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua orang dan keadilan
dapat tercipta di dalam masyarakat,dan dibangun sejak dini sikap anti
korusi. Karena dari hal-hal yang kecil dapat menjadi besar, jadi perlu
ditangani sedini mungkin kepada semua lapisan masyarakat.
 PEMBUNUHAN
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan
di seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang

21

sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji. Pembunuhan
dapat terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam,
masalah kejiwaan, terdesak dan keterbatasan.
Maraknya tindakan pembunuhan dalam masyarakat seperti mutilasi,
pencurian jenajah untuk diambil organnya atau untuk dijual bagian tubuh
seperti rambut. Di dalam agama membunuh adalah sesuatu yang sangat
haram untuk dilakukan dan merupakan tindakan yang sangat diharamkan
untuk dilakukan. Orang yang membunuh sepantasnya harus dihukum
sesuai dengan undang-undang yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itu
masyarakat perlu duhimbau untuk tidak melakukan pembunuhan.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk masyarakat agar tidak terjadi
tindakan pembunuhan adalah dengan memperdalam iman dan ketakwaan
kepada Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, dan memperluas serta
meningkatkan kominikasi dalam bersosialisasi. Masyarakat dan
pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan melakukan berbagai kegitan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk mencintai
sesama manusia. Perubahan sikap pada masyarakat tentang cara hidup
yang benar dengan mulai mencintai diri sendiri lalu mencintai orang lain.
 PERJUDIAN
Masyarakat perlu dihimbau untuk memerangi perjudian yang kini marak
di Indonesia. Pasalnya, perjudian selain merupakan pelanggaran pidana,
keberadaannya juga sangat menyusahkan dan menyengsarakan rakyat.
Perjudian dinilai dapat membuat orang nekat melakukan pelbagai
tindakan pelanggaran hukum seperti pencurian dan

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24