Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA
39 Pembiayaan bank syariah melalui dana pihak ketiga disalurkan dengan
akad bagi hasil, jual beli dan atau sewa-menyewa. Dari akad bagi hasil, bank mendapatkan pendapatan bagi hasil, sedangkan dari akad sewa bank
akan memperoleh biaya sewa dan dari akad jual beli bank mendapat margin keuntungan. Oleh karena itu dana pihak ketiga menjadi sangat
penting dalam meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas bank tinggi maka profit distribution bank akan meningkat. Dengan demikian proporsi dana
pihak ketiga
berpengaruh positif
terhadap Profit
Distribution Management.
2. Pengaruh Efektifitas Dana Pihak Ketiga terhadap Profit Distribution Management
Efektifitas dana pihak ketiga menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam mengelola pembiayaan yang bersumber dari dana titipan
masyarakat yang berupa giro, tabungan atau deposito Mulyo dan Mutmainah, 2013. Efektifitas dana pihak ketiga diukur dengan rasio
Financing to Deposit Ratio FDR. Semakin banyak dana yang disalurkan ke pembiayaan akan mengakibatkan semakin tinggi rasio FDR. Semakin
banyak pembiayaan yang disalurkan, maka pendapatan bankprofitabilitas dari keuntungan pembiayaan meningkat. Tingginya profitabilitas bank
mengakibatkan dana bagi hasil bank meningkat dan mengakibatkan profit distribution yang diterima nasabah semakin besar. Dengan demikian
40 efektifitas dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap Profit
Distribution Management. 3. Pengaruh Kecukupan modal terhadap Profit Distribution Management
Kecukupan modal menggambarkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian
yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung risiko, serta untuk pembiayaan dalam aset tetap dan
investasi. Capital Adequacy Ratio CAR dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal pada bank syariah Muhammad, 2010. Bank
yang memiliki tingkat kecukupan modal baik menunjukkan indikator sebagai bank sehat. Hal ini dikarenakan besar modal yang dimiliki bank
mampu untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aset produktif. Penanaman aset produktif meliputi prinsip mudharabah,
murabahah dan ijarah. Kerugian yang ditimbulkan dari ijarah sewa yaitu berupa rusaknya barang-barang yang disewakan kepada nasabah, sehingga
bank harus mengeluarkan biaya perawatan. Kerugian dari prinsip mudharabah seluruhnya ditanggung oleh bank sebagai penyedia dana,
ketika usaha yang dijalankan mengalami rugi. Pada murabahah kerugian yang diterima berupa tidak dibayarnya seluruh barang yang sudah
diberikan di awal akad. Ketika penanaman dalam aset produktif tersebut mengalami kerugian, modal digunakan untuk menanggung risiko biaya
kerugian yang ditimbulkan. Penggunaan modal untuk menutup risiko
41 menjadikan pendapatan profit yang didapatkan dari pembiayaan selain
aset produktif tidak berkurang nominalnya, sehingga bagi hasil kepada nasabah tidak berkurang. Jadi kecukupan modal berpengaruh positif
terhadap Profit Distribution Management. 4. Pengaruh Risiko Pembiayaan terhadap Profit Distribution Management
Risiko pembiayaan digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Risiko Pembiayaan dapat
diukur dengan Non Performing Financing NPF. NPF merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menjaga risiko pembiayaan.
Semakin baik kualitas pembiayaan yang disalurkan bank, makin kecil tingkat NPF. Semakin tinggi rasio NPF, maka semakin buruk kualitas
pembiayaan. Kualitas pembiayaan yang buruk mempunyai arti jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar. Hal ini menjadikan bank dalam
kondisi kurang baik karena semakin besar kerugian yang diakibatkan dari pembiayaan yang kurang lancar. Dampak dari NPF yang tinggi
mengakibatkan hilangnya kesempatan bank memperoleh pendapatan dari pembiayaan
yang disalurkan,
sehingga mengurangi
perolehan labaprofitabilitas. Dengan hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan
dari pembiayaan, bagi hasil yang diberikan kurang maksimal. Dengan demikian risiko pembiayaan berpengaruh negatif terhadap Profit
Distribution Management.