29
1 Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga,
bertanggung jawab penuh dalam urusan rumah tangga. Jalannya bisnis yang dilakukan oleh wanita tidak sebebas yang dilakukan laki-laki, juga anggapan
kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi
usaha yang besar. 2
Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan tetapi juga merugikan. Misalnya dalam mengambil keputusan yang diambill akan
kehilangan rasionalitasnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor
penghambat berwirausaha adalah tidak berkompeten dalam hal manajerial, kurang pengalaman, kurang dapat mengendalikan emosi, gagal dalam
perencanaan, kurang sungguh-sungguh serta faktor sosial budaya.
3. Minat Berw irausaha
Setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal tanpa adanya pasaan dari orang lain. Tidak semua orang memiliki keinginan yang sama dalam
melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut merupakan sedikit mengenai gambara tentang minat.
Slameto dalam Djaali, 2013: 121 mendefinisikan minat sebagai rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh . Crow dan crow dalam Djaali, 2013:122 mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi
atau berurusan dengan orang , benda, kegiatan, karena adanya ketertarikan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
30
Meredith dalam Suryana 2006: 12 menyatakan bahwa wirausaha adalah orang orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan
usaha mengumpulan serta sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
kesuksesan . Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
berwirausaha adalah kecenderungan dorongan bagi seseorang untuk melauan kegiatan wirausaha. Minat berwirausaha dapat pula diataan sebagai ketertarikan
seseorang untuk menjalankan bisnis usaha.
4. Praktek Kerja I ndustri a. Pengertian Praktek Kerja I ndustri
Wardiman Djojonegoro 1998: 79 mengungkapkan praktek kerja industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia
usaha atau dunia industri DU DI , secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Sedangkan menurut keputusan Kemendikbud no. 323 u 1997 pasal 1 ayat 1, Praktik Kerja I ndustri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
kejuruan yang mendukung secara sistematis dan sinkron program di SMK dengan program Penguasaannya di institusi pasangan, terarah untuk mencapai
tingkat profesional tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Praktek
Kerja I ndustri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di
31
sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia usaha atau dunia industri, secara terarah untuk mencapai
suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
b. Tujuan Praktek Kerja I ndustri