HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PLERET BANTUL

(1)

KaryaTulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajad SarjanaKeperawatanUniversitasMuhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ROCHMAN ARIFIN

20120320172

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL

DI PUSKESMAS PLERET BANTUL KaryaTulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajad SarjanaKeperawatanUniversitasMuhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ROCHMAN ARIFIN

20120320172

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Karya Tulis Ilmiah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS

PLERET BANTUL

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal : 18 Agustus 2016

Oleh

ROCHMAN ARIFIN 20120320172

Dosen pembimbing Dosen penguji

Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat Dewi Puspita, S.Kp., M.Sc NIK : 197703132000104173046 NIP : 197711042005012001


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh,

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di

Puskesmas Pleret Bantul”.

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Sarjana-1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Segala usaha yang dilakukan penulis sampai tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa sumbangan pikiran, semangat dan dukungan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY.

2. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, perhatian dan dukungan yang besar terhadap kemajuan karya tulis yang dibuat penulis.

3. Seluruh karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bantuan terhadap penyusunan karya tulis ini.


(5)

4. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Hariyono) Ibu (Sudarmi) yang selalu

memberikan do’a dan kasih sayang tanpa pamrih.

5. Teman-teman PSIK angkatan 2012.

Penulis selaku penyusun karya tulis ini berusaha menyajikan yang terbaik dan semoga bermanfaat bagi semua pihak.Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Yogyakarta, Agustus 2016

Rochman Arifin

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii KATA PENGANTAR ... iii


(6)

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9

1. Pengetahuan ... 9

a. Definisi Pengetahuan ... 9

b. Tingkat Pengetahuan ... 9

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 11

2. Kehamilan ... 15

3. Gizi, gizi ibu hamil dan kebutuhan gizi ibu hamil ... 16

4. Status gizi dan faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil ... 21

5. Dampak tidak terpenuhinya gizi ibu hamil ... 25

6. Indikator status gizi ... 26

B. Kerangka Konsep ... 29

C. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

D. Variabel penelitian ... 33

E. Definisi Operasional ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Jalannya Penelitian ... 36

H. Cara Pengumpulan Data... 36

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

J. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 39


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 43 1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ... 43 2. Karakteristik Responden ... 45 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status

Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 48 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi

dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 49 B. Pembahasan ... 51

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 51 2. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 52 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi

dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret bantul ... 53 C. Keterbatasan Penelitian ... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 56 B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi soal pengetahuan tentang pemenuhan gizi ibu hamil ... 35 Tabel 2. Riwayat Kehamilan Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

pada bulan Maret - April 2016 ... 46 Tabel 3. Identitas Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan

Maret - April 2016 ... 47 Tabel 4. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret

Bantul pada bulan Maret - April 2016 ... 48 Tabel 5. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan

Maret - April 2016 ... 49 Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dengan


(8)

Maret - April 2016 ... 50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian……… 29


(9)

DAFTAR SINGKATAN ANC : Antenatal Care

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

WHO : World Health Organization


(10)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Mahasiswa Ilmu Keperawatan1, Dosen Pembimbing2

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Latar Belakang: Wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat juga. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori resiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Pemenuhan gizi ibu hamil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, perlu adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri.

Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk dalam jenis korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pleret Bantul. Sampel penelitian sebanyak 36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.

Hasil Peneltian:. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam kategori baik (80,6%). Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam dalam kategori gizi baik (86,1%). Hasil uji korelasi didapatkan hasil p= 0,0001 dengan koefisien sebesar 0,614.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.


(11)

Knowledge Level Relationship Mother Of Pregnant Women With Nutritional Needs Nutritional Status Of Pregnant Women In Health Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Students of Nursing1, Supervisor2

Muhammadiyah Yogyakarta University

ABSTRACT

Background: Women with good nutritional status will give birth to a healthy baby as well. Pregnant women with poor nutrition status has a high risk category of miscarriage, death of the baby, the newborn mortality, defects and low birth weight. Nutrition of pregnant women is influenced by many factors, namely, the need for support from her husband, family, community, and the level of knowledge of pregnant women themselves.

Methods: This study was a correlation type with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women who carry Antenatal Care (ANC) at health centers Pleret Bantul. The research sample as many as 36 people. Data collection techniques used in this study was a questionnaire and measurement of upper arm circumference (MUAC). Analysis of data using univariate and bivariate.

Result: The level of knowledge of mothers about nutrition during pregnancy in Puskesmas Pleret Bantul included in either category (80.6%). The nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul included in the category of good nutrition (86.1%). Correlation test results showed p = 0.0001 with a coefficient of 0.614.

Conclusion: There is a relationship between maternal knowledge about the nutritional needs of pregnancy and nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul.


(12)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh:

FYONNA PUTRI CAHYA SARI 20120320169

Telah disetujui dan telah diseminarkan pada tanggal: 08 Agustus 20 16

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

セ@

Arianti, M. kep., Sp. Kep. MB NIK: 173073

Mengetahui

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sri Sumaryani, S.Kep. , Ns., M.Kep., Sp. Mat. , HNC NIK : 19770313200104173046


(13)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Mahasiswa Ilmu Keperawatan1, Dosen Pembimbing2

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Latar Belakang: Wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat juga. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori resiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Pemenuhan gizi ibu hamil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, perlu adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri.

Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk dalam jenis korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pleret Bantul. Sampel penelitian sebanyak 36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.

Hasil Peneltian:. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam kategori baik (80,6%). Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam dalam kategori gizi baik (86,1%). Hasil uji korelasi didapatkan hasil p= 0,0001 dengan koefisien sebesar 0,614.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.


(14)

Knowledge Level Relationship Mother Of Pregnant Women With Nutritional Needs Nutritional Status Of Pregnant Women In Health Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Students of Nursing1, Supervisor2

Muhammadiyah Yogyakarta University

ABSTRACT

Background: Women with good nutritional status will give birth to a healthy baby as well. Pregnant women with poor nutrition status has a high risk category of miscarriage, death of the baby, the newborn mortality, defects and low birth weight. Nutrition of pregnant women is influenced by many factors, namely, the need for support from her husband, family, community, and the level of knowledge of pregnant women themselves.

Methods: This study was a correlation type with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women who carry Antenatal Care (ANC) at health centers Pleret Bantul. The research sample as many as 36 people. Data collection techniques used in this study was a questionnaire and measurement of upper arm circumference (MUAC). Analysis of data using univariate and bivariate.

Result: The level of knowledge of mothers about nutrition during pregnancy in Puskesmas Pleret Bantul included in either category (80.6%). The nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul included in the category of good nutrition (86.1%). Correlation test results showed p = 0.0001 with a coefficient of 0.614.

Conclusion: There is a relationship between maternal knowledge about the nutritional needs of pregnancy and nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul.


(15)

A. Latar Belakang

Menurut penelitian yang dilakukan Petter di Boston tahun 2005 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan bayi lahir mati, meninggal setelah beberapa hari lahir, dan bayi lahir dengan kecacatan (Hariyani, 2012).World Health Organization (WHO) menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, dan 350 Kkal sehari pada trimester II dan III (Waryana, 2010).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia mencapai 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada tahun 2007 yang besarnya 228 kematian yang masih merupakan yang tertinggi di Asia (SDKI, 2012). Berbagai penyebab langsung kematian ibu di Indonesia juga seperti di negara lain adalah perdarahan 60%, eklampsia 20%, sedangkan 20% disebabkan oleh penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain, status gizikurang (Saifuddin, 2006).

Selama masa kehamilan, ibu merupakan sumber nutrisi bagi bayi yang dikandungnya. Apabila wanita hamil memilki status gizi kurang selama kehamilannya maka ia akan beresiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk. Wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat juga. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki


(16)

kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi dua komplikasi yang cukup berat selama masa kehamilan yaitu anemia dan preeklampsia atau eklamsia (Yeyeh, 2009).

Pemenuhan gizi ibu hamil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, perlu adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri dimana tingkat pendidikan sangat menentukan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang, maka tingkat pengetahuannyapun akan semakin tinggi (BKKBN, 2010). Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah disebabkan oleh rendahnya pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan, budaya serta sosial ekonomi yang akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam memperoleh pengetahuan (BKKBN, 2010).

Menurut Rachman (2007) bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh tinggi dan rendahnya pendidikan seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah. Mengingat besarnya pengaruh gizi terhadap kehamilan dan semua ini tidak berjalan sendiri bila keluarga, suami, masyarakat, dan ibu hamil itu sendiri memiliki pengetahuan yang kurang tentang kebutuhan gizi kehamilan, dan


(17)

dimana masih tingginya ibu hamil yang memiliki status gizi kurang di Indonesia.

Dimana data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (DINKES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2014 angka anemia ibu hamil di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah 17,60% dari data hamil yang berkunjung ke Puskesmas dengan kadar Hb kurang dari 11 gram %. Menurut sebaran jumlah ibu hamil pada kabupaten atau kota jumlah ibu hamil dengan anemia tertinggi yaitu Kabupaten Bantul sebesar 1,828 ibu hamil dengan anemia, Sleman sebesar 1,316 ibu hamil dengan anemia, Kota Yogyakarta sebesar 1,324 ibu hamil dengan anemia, Gunungkidul sebesar 1,045 ibu hamil dengan anemia, dan selanjutnya Kulonprogo sebesar 863 ibu hamil dengan anemia. Jika dibandingkan dengan batas universal masalah kesehatan masyarakat angka di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah di ambang batas (< 20%) tetapi jika dilihat sebaran angka prevalensi anemia di Kabupaten / Kota, beberapa Kabupaten / Kota masih di atas nilai ambang batas. Angka anemia ibu hamil Kecamatan Pleret masih > 50%, Kecamatan Sedayu dan Dlingo dengan angka anemia ibu hamil 40%-49%. Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin kurang dari 11gram%, yang disebabkan oleh kekurangan protein, kekurangan protein di sini disebabkan oleh kurangnya konsumsi protein dalam makanan sehari-hari (Proverawati dan Asfuah, 2009). Setelah dilakukan wawancara pada ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas


(18)

Pleret Bantul 8 dari 10 ibu hamil belum mengetahui kebutuhan gizi pada ibu hamil. Mengingat besarnya pengaruh gizi terhadap kehamilan,sehingga penulis tertarik untuk memilih salah satu Puskesmas di Bantul sebagai tempat penelitian yaitu Puskesmas Pleret Bantul.

B. Rumusan Masalah

Pemenuhan gizi ibu hamil di Indonesia masih rendah. Beberapa hasil penelitian mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi kehamilan. Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizikehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizisaat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul.

b. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.


(19)

c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi

Sebagai masukan dalam memberikan perhatian khusus,terutama untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi ibu hamil.

2. Bagi Responden

Ibu hamil dapat mengetahui status gizinya, sehingga ibu hamil dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan status gizinya. 3. Untuk Pengembangan Keperawatan

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan tentang pentingnya memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan status gizi bagi ibu hamil.


(20)

(Tophan Heri Wibowo,

2005)

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi dengan Menu Makan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanarum Banjarnegara Cross Sectional Variabel bebas: Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Variabel terikat: Menu Makan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III

Tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi tidak mempunyai hubungan yang bermakna, sedangkan perilaku ibu hamil tentang gizi mempunyai hubungan yang bermakna dengan menu makan pada ibu hamil trimester II dan III

Variabel yang digunakan, teknik pengumpulan data Tempat penelitian, teknik penentuan sampel, waktu penelitian, metode penelitian yang digunakan (Destia Aritona, 2009) Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil di Asri Medical Centre (AMC) Yogyakarta Cross Sectional Variabel bebas: Tingkat Pengetahuan Suami Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Variabel terikat: Status Gizi Ibu Hamil

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil

Variabel yang digunakan, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan sampel Tempat penelitian, waktu penelitian, desain penelitian, metode penelitian yang digunakan


(21)

Penelitian Judul Penelitian Metode Penelitian

Variabel Yang Diteliti

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan (Yakhiya Askhabul, 2010) Pengaruh Bina Keluarga Mandiri Terhadap Kemandirian Keluarga Dalam Melakukan Pemenuhan Gizi Ibu Hamil Quasy Eksperimental Variabel bebas: Pengaruh Bina Keluarga Mandiri Variabel terikat: Kemandirian Keluarga Dalam Melakukan Pemenuhan Gizi Ibu Hamil Ada perbedaan bermakna pada kelompok intervensi dan kontrol dalam pemenuhan gizi ibu hamil, karena kelompok intervensi diberi pembinaan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam pemenuhan gizi selama kehamilan, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi buku tentang gizi ibu hamil tetapi tidak dijelaskan, sehingga kurang pengetahuan dengan isi buku tersebut Teknik penentuan sampel Variabel yang digunakan, metode penelitian yang digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, instrumen penelitian


(22)

Penelitian Diteliti Penelitian Ini Hubungan

Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di

Puskesmas Pleret Bantul

Korelasional Variabel bebas: Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Variabel terikat: Status Gizi Ibu Hamil


(23)

A. Landasan Teori 1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan inderanya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wijayanti, 2009).

b. Tingkat Pengetahuan

Enam tingkat pengetahuan menurut Mubarak, dkk (2007), yaitu:


(24)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara luas.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


(25)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Diharapkan dengan pengetahuan ibu hamil yang baik maka ibu dapat memberikan tindakan yang positif khususnya dalam pemenuhan gizi ibu hamil.

Menurut Arikunto (2006), tingkatan pengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai sebagai berikut:

1) Pengetahuan baik: mempunyai nilai pengetahuan > 75% 2) Pengetahuan cukup: mempunyai nilai pengetahuan 60%-75% 3) Pengetahuan kurang: mempunyai nilai pengetahuan < 60% c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain yaitu:

1) Faktor pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka aan semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.

Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat


(26)

pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi. 2) Faktor pekerjaan

Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek. 3) Faktor pengalaman

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tantang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

4) Keyakinan

Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu, keyakinan positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

5) Sosial budaya

Kebudayaan berserta kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.


(27)

Menurut Rahayu (2010), terdapat 8 hal yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan bahwa sebuah visi pendidikan yaitu untuk mencerdaskan manusia.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

4) Usia

Umur seseorang yang bertambah dapat membuat perubahan pada aspek fisik psikologis, dan kejiwaan.Dalam aspek psikologis taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.


(28)

5) Kebudayaan

Kebudayaan tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya cara berfikir dan perilaku kita

6) Minat

Minat merupakan suatu bentuk keinginan dan ketertarikan terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

7) Paparan informasi

RUU teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan, manipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa didapatkan melalui media elektronik maupun cetak.

8) Media

Contoh media yang didesain secara khusus untuk mencapai masyarakat luas seperti televisi, radio, koran, majalah, dan internet.

2. Kehamilan


(29)

Kehamilan dan persalinan pada seorang ibu merupakan suatu proses yang alamiah ini berjalan lancar dan baik, tidak berkembang menjadi keadaan yang patologis serta ibu dan bayi yang sehat optimal, di perlukan upaya sejak sedini mungkin yaitu jauh sebelum ibu hamil. Persiapan dan upaya yang seyogyanya dilakukan keluarga di mulai +/-6 bulan sebelum kehamilan terjadi misalnya melakukan pemeriksaan fisik termasuk fungsi alat reproduksi, mengobati penyakit yang ada serta memperbaiki dan meningkatkan status gizi ibu. Hal ini dilakukan agar kehamilan itu berlangsung dalam kondisi kesehatan yang prima sehingga penyakit atau komplikasi selama kehamilan dan persalinan dapat dicegah/dikurangi (Cholifah, 2010).

Kehamilan merupakan kondisi yang banyak menghabiskan cadangan besi pada wanita usia subur, pada setiap kehamilan seorang ibu kehilangan rata-rata 680 mg besi, jumlah ini ekuivalen dengan 1300 ml darah. Di daerah kathulistiwa besi lebih banyak keluar melalui keringat, sedangkan masuknya besi yang di anjurkan setiap harinya untuk wanita hamil adalah 17 mg. Untuk memenuhi kebutuhan karena meningkatnya volume darah selama masa kehamilan, ibu yang sedang hamil memerlukan tambahan 450 mg besi (Wiknyosastro, 2009).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dan ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau


(30)

perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yeyeh, 2009).

3. Gizi, Gizi Ibu Hamil dan Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Menurut (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009) gizi adalah: proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Nutrisi yang di butuhan ibu akan meningkat selama kehamilan, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional (Sophia, 2009).

Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi (mikro dan makro) yang dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I, trimester II, dan trimester III dan harus cukup


(31)

jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah (Almatsier, 2006).

Kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil saja, melainkan juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin yang dikandungnya, oleh karena itu kebutuhan gizi ibu hamil lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil (Muhilal, 2007). Adapun kebutuhan gizi ibu hamil adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi pada waktu ibu hamil adalah sekitar 300-500 kkal lebih banyak dari makanan yang dimakan ibu setiap hari. Berat badan ibu akan bertambah sampai 12,5 kg untuk menambah berat badan sebanyak itu, dibutuhkan kalori berkisar 80.000 kalori dalam jumlah tersebut, 36.000 kalori untuk pembakaran tubuh, 44.000 kalori sisanya untuk pembuatan jaringan baru. Dalam tambahan 300 kalori tersebut harus ada protein, lemak, dan zat patinya (Nasidul, 2007).

b. Protein

Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin, penambahan volume darah


(32)

protein pada ibu hamil adalah 30 gram lebih banyak dibandingkan kondisi ibu sebelum hamil (Proverawati dan Asfuah, 2009). Ibu hamil membutuhkan protein yang lebih banyak dari biasanya, paling sedikit 60 gram/hari. Hampir sekitar 70% protein digunakan untuk pertumbuhan janin. Kebutuhan protein hewani lebih besar daripada protein nabati. Ikan, daging, susu, dan telur perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan dengan tahu, tempe, dan kacang. Protein digunakan untuk menambah jaringan tubuh ibu, mammae, dan uterus. Selain itu protein digunakan untuk penambahan unsur-unsur di dalam darah, terutama pada hemoglobin dan plasma darah. Kedua unsur ini penting untuk menunjang kehamilan dalam kebutuhan zat asam dan meningkatkan aliran darah (Nadisul, 2007).

c. Vitamin

Kebutuhan vitamin umumnya meningkat selama masa kehamilan. Vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein. Adapun macam-macam vitamin yaitu: 1) Vitamin A

Vitamin A penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan juga diperlukan untuk pemeliharaan jaringan mata (Musbikin, 2008).


(33)

2) Vitamin B

Vitamin B komplek mengandung: Vitamin B1 (anevrin), Vitamin B2 (Riblovlavin), Vitamin B6 (Peridoksin), Vitamin B12 (Cynocobalamine), dan asam folik (Almatsier, 2011). 3) Acid folad atau faladin

Vitamin yang berfungsi sebagai coenzyme dalam sintesa DNA. Gejala klinis yang terjadi pada defisiensi acid biasanya pertama-tama akan terlihat pada jaringan yaitu anemia. Folic acid memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia macroytic megaloblastic selama masa kehamilan. Kebutuhan folicin selama hamil antara 400 gram – 800 gram/hari (Thompson, 2009).

Asam folat berperan sebagai koenzym dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat. Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Asam folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf (Almatsier, 2008).


(34)

d. Mineral 1) Zat kapur

Zat kapur sangat penting untuk pertumbuhan tulang anak. Seorang ibu hamil membutuhkan zat kapur tambahan 400 mg. Zat kapur banyak didapatkan dari susu, keju, es krim dan kue, kacang-kacangan, sayur-sayuran yang berwarna hijau, dan makanan laut (Thompson, 2009).

2) Fosfor

Mineral ini cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan erat dengan zat kapur, jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh maka akan timbul gangguan seperti kram pada tungkai (Thompson, 2009).

3) Zat besi

Sel darah merah ibu bertambah hingga 30% berarti tubuhnya memerlukan tambahan zat besi. Setiap hari ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi sekitar 100-800 mg. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan Trimester 2 dan 3, pada masa ini kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu sehari-hari saja, tetapi ibu hamil perlu tambahan tablet besi. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan seorang ibu hamil mengalami anemia zat besi.

Interaksi antara besi dan seng berlangsung secara tidak langsung, peran seng dalam sintesis protein transferin yaitu


(35)

protein pengangkut besi, serta karena defisiensi seng juga menurunkan sistem kekebalan dan dapat mengganggu metabolisme besi (Nixon, 2010).

4. Status Gizi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2012). Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang merupakan hasil dari konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat gizi baik makro maupun mikro (Mutalazimah, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil yaitu: Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan. Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain, padahal sebenarnya dirinya sendirilah yang sedang memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.

a. Status ekonomi

Status ekonomi yang baik dan status sosial yang baik sangat mempengaruhi seorang ibu dalam memilih makanannya (Arisman, 2007).


(36)

Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

b. Pengetahuan zat gizi dalam makanan

Dalam perencanaan penyusunan makanan bergizi untuk ibu hamil pengetahuan zat gizi dalam makanan berperan penting, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan keluarga tentang gizi (Arisman, 2007).

Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut tidak mau diisi, mual, dan rasa tidak karuan. Walaupun dengan kondisi demikian jika seseorang memiliki pengatahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).


(37)

c. Status kesehatan

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit ibu justru membutuhkan tambahan asupan energi (Arisman, 2007).

Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat namun ibu harus tetap ingat bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan dirinya sendiri (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

d. Aktivitas

Setiap aktivitas memerlukan energi, semakin banyak aktivitas yang dilakukan ibu, maka semakin banyak asupan energi yang harus dikonsumsi ibu (Arisman, 2007).

Aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seseorang dengan gerak yang aktif otomatis memerlukan energi yang lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktivitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktivitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

e. Suhu lingkungan

Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajad celcius untuk metabolisme yang optimum. Adanya


(38)

perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, semakin besar perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang dilepaskan (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

f. Berat badan

Berat badan ibu yang sedang hamil akan menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

Berat badan ibu hamil yang kurang atau lebih dari berat badan rata-rata merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilan berjalan dengan lancar (Arisman, 2007).

g. Umur

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak, karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk berkerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup


(39)

guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

5. Dampak Tidak Terpenuhinya Gizi Ibu Hamil

Masalah gizi timbul karena perilaku gizi yang salah. Perilaku gizi yang salah adalah ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kecukupan gizi, jika ibu hamil mengkonsumsi zat gizi kurang dari kebutuhan gizinya, maka ibu hamil tersebut akan menderita gizi kurang (Khomsan dan Anwar, 2008).

Menurut Lubis (2007) bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini:

a. Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

b. Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung lebih meningkat.

c. Janin


(40)

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, afiksia intra partum (mati dalam kandungan), dan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

6. Indikator Status Gizi

Pemantauan status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :

a. Pemeriksaan Antropometri

Indikator untuk nilai status gizi seseorang dilakukan melalui pemeriksaan Antropometri. Antropometri sudah lama digunakan sebagai indikator sedrhana dalam menilai status gizi individu atau masyarakat.Antropometri juga memainkan peranan penting untuk alasan berikut penyimpangan awal dari nilai normal,dapat hampir dideteksi dari awal, daripada pemeriksaan klinis dan merupakan metode yang sangat mudah digunakan, lebih objektif, biaya rendah, handal, tidak infasif bila digunakan untuk menilai proporsi, ukuran, dan komposisi badan menusia (Francin, 2006).

b. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) menjadi indikator selanjutnya dalam memantau status gizi ibu hamil. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) digunakan untuk mengtahui seseorang kurang energi kronis (KEK). Ibu yang mengalami kurang enrgi kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) (Ferial, 2011). Ukuran LILA lebih menggambarkan


(41)

keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri. Berat badan ibu selama kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya. Pertambahan berat badan ibu selama hamil itu dapat berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya. Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai lengan atas (Mifbakhuddin, 2012).


(42)

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:

Gambar.1 :Kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: Diteliti

: Tidakditeliti Variabel independen :

Tingkat pengetahuan ibu tentang

kebutuhan gizi ibu hamil

Variabel terikat : Status gizi ibu hamil

Gizi Kurang Gizi Baik

Tingkat pendidikan Sosial ekonomi Status kesehatan

Aktivitas Suhu lingkungan


(43)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebegai berikut:

H1: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil.


(44)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain “korelasional”, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat dikumpulkan pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pleret Bantul. Dari data yang diperoleh sebanyak 145 ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) pada bulan Maret - April 2016 di Puskesmas Pleret Bantul.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan akan diteliti (Arikunto, 2006). Teknik penentuan sampel dengan menggunakan cara

purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive berdasarkan suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat yang telah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Sampel yang diambil sebagai responden dalam


(45)

penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Menurut Arikunto (2006) apabila jumlah populasi dalam penelitian kurang dari seratus, maka seluruhnya diambil untuk dijadikan sampel, namun apabila populasi lebih dari seratus, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, maka jumlah sampel ditentukan dengan rumus:

n = 25% x N n = 25% x 145

n = 36,25 dibulatkan menjadi 36 Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

Kriteria inklusi subjek penelitian ini adalah : a. Bersedia menjadi responden.

b. Ibu hamil yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai ibu hamil yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.

c. Ibu hamil trimester II dan trimester III Kriteria ekslusi adalah :

a. Ibu hamil yang mengisi kuesioner tidak lengkap. b. Ibu hamil yang sudah menderita gizi buruk

Dari populasi yang terjaring kriteria inklusi dan eksklusi maka didapatkan sampel sebanyak 36 ibu hamil.


(46)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Peenelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pleret Bantul. 2. Waktu penelitian

Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi Kehamilan dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul dilaksanakan dari bulan Maret 2016 - April 2016.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas (Independen) : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi kehamilan.

2. Variabel Terikat (Dependen) : status gizi ibu hamil. E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara untuk menentukan variabel dan cara mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007). Definisi operasional penelitian ini terdiri dari:


(47)

No. Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Alat Ukur Skala Hasil Ukur 1.

2.

Pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi

Status Gizi Ibu

Pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi adalah

kemampuan ibu hamil untuk mengetahui tentang manfaat makanan

bergizi, jenis-jenis makanan bergizi dan kebutuhan gizi selama

kehamilan yang diperoleh dari berbagai

informasi

Status gizi ibu adalah suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dinilai dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) Kuesioner Lingkar Lengan Atas (LILA) (medline) Ordinal Nominal Baik= 76%-100% Cukup= 56%-75% Kurang= <55% >23,5= Gizi Baik <23,5= Gizi Kurang


(48)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti berupa kuesioner yang mengukur pengetahuan.

1. Tingkat pengetahuan dengan jawaban ya atau tidak dari soal yang diberikan. Bila pertanyaan favorable dengan jawaban ya= 1, tidak= 0 dan bila pertanyaan unfavorable ya= 0, tidak= 1. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 34 butir. Dari hasil penilaian keseluruhan responden terhadap item pengetahuan, maka pengetahuan responden dikelompokan dalam 3 kategori (Arikunto, 2006) adalah sebagai berikut:

a. Baik bila skor : 76%-100% b. Cukup bila skor : 56%-75% c. Kurang bila skor : ≤ 55%

Tabel 1. Kisi-kisi soal pengetahuan tentang pemenuhan gizi ibu hamil

Sub Variabel Favorable Unfavorable Jumlah Pengertian Gizi 1, 2, 4, 5, 6 3 6

Manfaat Gizi 9, 11 7, 8, 10 5

Kebutuhan kualitas gizi

13, 17, 18, 19, 20, 21, 23

12, 14, 15, 16 11 Kebutuhan kualitas

gizi ibu hamil

24, 25, 26, 27 22 5

Jumlah 18 9 27

2. Penilaian gizi ibu hamil diukur dengan mengukur Lingkar Lengan


(49)

baik dan bila LILA ≤ 23,5 ibu hamil dengan gizi kurang serta pengukuran berat badan dan tinggi badan.

G. Jalannya Penelitian

Tahapan dari penelitian ini yang pertama peneliti meminta izin melakukan studi pendahuluan ke Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya setelah mendapatkan data, peneliti menyusun proposal penelitian. Kemudian menentukan instrument yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu kuesioner dan alat ukur LILA (medline), tinggi badan menggunakan stature meter dan berat badan menggunakan timbangan setelah itu dilakukan uji validitas. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data dan menyusun kesimpulan dari penelitian. H. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada ibu hamil secara langsung yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret 2016 - April 2016. Cara pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti dengan datang langsung ke tempat penelitian, yaitu Puskesmas Pleret Bantul untuk mengambil data dari ibu hamil sebanyak 36 orang melalui kuesioner pada bulan Maret 2016 – April 2016. Pengisian kuesioner oleh ibu hamil dilakukan langsung di tempat penelitian, yaitu Puskesmas Pleret Bantul dengan cara memilih salah satu jawaban, yaitu benar atau salah. Pengisian kuesioner dilakukan oleh ibu hamil yang sedang duduk dengan jarak 2 meter antara ibu hamil satu dengan ibu hamil yang lainnya. Sebelum dilakukan penelitian,


(50)

peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti pada ibu hamil sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Terlebih dahulu peneliti mengidentifikasi variabel-variabel penelitian, kemudian peneliti menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampel. Selanjutnya pada penelitian peneliti menjelaskan isi kuesioner kepada responden dan meminta kesediaan dari responden untuk menjadi subjek penelitian dan selanjutnya menyerahkan lembar persetujuan menjadi responden

(Informed Consent) untuk ditanda tangani. Selain itu peneliti juga menjelaskan kepada responden bagaimana cara menjawab pertanyaan kuesioner serta meminta responden untuk menjawab pertanyaan yang ada sesuai dengan penelitian dari responden. Peneliti melakukan pengukuran LILA, berat badan dan tinggi badan serta menanyakan riwayat kehamilan seperti umur kehamilan, taksiran persalinan serta sudah pernah hamil berapa kali saat melakukan penelitian. Peneliti juga mengecek kelengkapan jawaban responden baik identitas ibu hamil, jawaban kueisoner pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Pedoman kuesioner yang telah dibuat, telah diuji validitas oleh peneliti dengan karakteristik yang sesuai dengan subjek penelitian yang telah ditentukan dengan menggunakan rumus pearson product moment. Responden pada uji validitas kuesioner adalah ibu hamil yang


(51)

melakukan pemeriksaan di Puskesmas Imogiri I dan Puskesmas Banguntapan II dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Semua pertanyaan yang berjumlah 27 pertanyaan dinyatakan valid semua dan layak untuk pengambilan data (Notoatmodjo, 2010).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran konsisten instrumen penelitian. Instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut menunjukan hasil yang konsisten sehingga dapat digunakan dengan baik (Riwidikdo, 2008). Pada penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Chronbach. Alpha Chronbach digunakan untuk menguji reliabilitas instrument kuesioner hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan giziibu hamil dengan status gizi ibu hamil.

Reliabilitas dinyatakan mempunyai rentang 0 sampai 1. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Pedoman dalam menggunakan koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Koefisien alpha antara 0,6 sampai dengan 0,7 reliabilitas cukup. b. Koefisien alpha antara 0,7 sampai dengan 0,8 reliabilitas baik. c. Koefisien alpha lebih dari 0,8 berarti mempunyai reliabilitas yang

sangat baik.

Hasil uji reliabilitas dari kuesioner memiliki nilai r 0,896 yang berarti kuesioner mempunyai reliabilitas yang sangat baik dan layak digunakan untuk pengambilan data.


(52)

J. Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), langkah-langkah dalam pengolahan data antara lain adalah sebagai berikut :

a. Editing

Semua jawaban dari ibu hamil yang ada di dalam kuesioner lengkap dan sesuai dengan pertanyaan, semua jawaban dari ibu hamil yang ada di dalam kuesioner juga relevan dan konsisten dengan pertanyaan lainnya sehingga peneliti tidak perlu melakukan editing.

b. Coding

Pertanyaan di dalam kuesioner terdiri dari pertanyaan favorable

dan unfavorable yang berjumlah 27 pertanyaan, yang jika pertanyaan favorable dengan jawaban ya= 1, tidak= 0 dan bila pertanyaan unfavorable ya= 0, tidak= 1.

c. Memasukan data (data entery) atau precessing

Setelah data diubah dalam bentu kode (angka atau huruf) kemudian dimasukan dalam program komputer atau software komputer. Dalam penelitian ini software yang digunakan adalah SPSS.

d. Pembersihan data (cleaning)

Semua data telah dimasukan dengan benar, dan tidak ditemukan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan


(53)

sebagainya, sehingga peneliti tidak melakukan koreksi atau pembetulan.

2. Analisa data

Analisa data penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu deskripsi (analisis univariat), analisis tabulasi silang(analisis bivariat).

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, pada umumnya pada analisis univariat hanya akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel, pada penelitian ini variabel yang akan dianalisis adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dan status gizi ibu hamil (Notoatmodjo, 2010). Analisis

univariate dalam penelitian ini menggambarkan variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yaitu pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi, sedangkan variabel dependennya yaitu status gizi ibu hamil. Hasil analisis distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil dengan kategori baik sebanyak 80,6% (29 orang), kategori cukup sebanyak 19,4% (7 orang), dan tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi di Puskesmas pleret bantul sebagian besar dalam kategori baik. Hasil analisis distribusi frekuensi status gizi ibu hamil menunjukan bahwa status


(54)

gizi baik sebanyak 86,1% (31 orang) dan status gizi kurang sebanyak 13,9% (5 orang), hasil ini menunjukan bahwa status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar mempunyai status gizi baik.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui korelasi antar 2 variabel yang diteliti yaitu skor tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan skor status gizi ibu hamil. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian dengan variabel yang memiliki skala pengukuran ordinal adalah spearmen rank. Hasil dari analisis bivariate menggambarkan bahwa pengetahuan ibu hamil dengan kategori baik sebagian besar mempunyai status gizi baik 77,8% (28 orang) dan pengetahuan ibu hamil dengan kategori cukup sebagian besar mempunyai status gizi kurang 11,1% (4 orang). Hasil dari analisis bivariate maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil (p value = 0,0001). Besarnya koefisien korelasi antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil sebesar 0,614 yang artinya hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat.


(55)

K. Etika Penelitian

Etika penelitiandalam penelitian ini harus memperhatikan hal-hal

Informed consent, anonymity, confidentiality.

a. Informed Consent

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembaran persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan supaya responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, semua responden bersedia untuk menandatangani lembar persetujuan.

b. Anonymity (tanpa nama)

Anonymity (tanpa nama) adalah tidak mencantumkan nama responden

pada lembar pengukuran data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality (kerahasiaan) adalah peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan untuk hasil riset


(56)

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Puskesmas Pleret merupakan satu dari 27 puskesmas di Kabupaten Bantul, terletak di Kecamatan Pleret, kurang lebih 10 Km sebelah timur laut Kota Kabupaten Bantul. Sedangkan dengan ibu kota kecamatan berjarak sekitar 3 Km, dengan luas 3664,12 Ha. Wilayah Kecamatan Pleret merupakan daerah 1/3 dataran tinggi dan 2/3 dataran rendah. Wilayah Kecamatan Pleret terdiri dari 5 (llima) desa dan 47 dusun, yaitu:

a. Desa Wonokromo terdapat 12 dusun b. Desa Pleret terdapat 11 dusun c. Desa Segoroyoso terdapat 9 dusun d. Desa Bawuran terdapat 7 dusun e. Desa Wonolelo terdapat 8 dusun

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Pleret yaitu:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Banguntapan

b. Sebelah Timur : Kecamatan Piyungan dan Kecamatan Dlingo c. Sebelah Selatan : Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Jetis d. Sebelah Barat : Kecamatan Sewon


(57)

Secara geografis terdapat 2 desa yang letaknya di dataran tinggi yaitu : Desa Bawuran dan Desa Wonolelo. Jarak tempuh ke rumah sakit daerah rata – rata 11 km dengan waktu tempuh rata – rata 30 menit.Program Kegiatan Pembangunan Kesehatan Puskesmas Pleret mengacu pada pedoman pelayanan dasar Puskesmas, terdiri dari upaya kesehatan wajin dan program pokok dan program pengembangan. Program Pokok Puskesmas, antara lain:

a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, termasuk Keluarga Berencana b. Upaya Pengobatan

c. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat d. Upaya Kesehatan Lingkungan

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Promosi Kesehatan

Program Pengembangan di Puskesmas Pleret, antara lain:

a. Upaya kesehatan gigi b. Upaya kesehatan Jiwa c. Upaya kesehatan mata d. Pelayanan Fisioterapi e. Usaha Kesehatan Sekolah

f. Upaya kesehatan Usia Lanjut (Usila) g. Pelayanan Laboratorium

h. Pelayanan farmasi


(58)

a. Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, utamanya dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

b. Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, utamanya dalam penurunan kasus gizi buruk.

c. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue.

d. Penemuan dan pengobatan kasus TBC. e. Pemeriksaan dengan USG bagi ibu hamil 2. Karakteristik responden

a. Riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan respoden dideskripsikan berdasarkan kehamilan, umur kehamilan, berat badan dan tinggi badan. Adapun riwayat kehamilan responden dapat dilihat dalam dalam tabel 2 berikut ini.


(59)

Tabel 2. Riwayat Kehamilan Ibu di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Riwayat kehamilan

Frekuensi

(F) Prosentase (%) 1. Hamil ke

1 11 30,6

2 16 44,4

3 6 16,7

4 2 5,6

5 1 2,8

Jumlah 36 100,0

2. Umur kehamilan

≤ 20 minggu 9 25,0

21 – 30 minggu 12 33,3

31 – 40 minggu 14 38,9

> 40 minggu 1 2,8

Jumlah 36 100,0

3. Berat Badan

40 – 50 kg 5 13,9

51 – 60 kg 13 36,1

61 – 70 kg 15 41,7

71 – 80 kg 2 5,6

> 80 kg 1 2,8

Jumlah 36 100,0

4. Tinggi Badan

140 – 150 cm 10 27,8

151 – 160 cm 22 61,1

161 – 170 cm 4 11,1

Jumlah 36 100,0

Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden hamil anak kedua (44,4%). Umur kehamilan terbanyak adalah 31 sampai 40 minggu (38,9%). Sebgaian besar ibu mempunyai berat badan 61 – 70 kg (41,7%) dan tinggi badan 151 – 160 cm (61,1%).


(60)

b. Identitas ibu hamil

Identitas ibu hamil dideskripsikan berdasarkan umur ibu, pendidikan, pekerjaan dan agama. Adapun identitas ibu hamil dapat dilihat dalam dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Identitas Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Identitas Ibu Hamil Frekuensi

(F) Prosentase (%) 1. Umur

≤ 20 tahun 2 5,6

21 – 30 tahun 15 41,7

31 – 40 tahun 17 47,2

> 30 tahun 2 5,6

Jumlah 36 100,0

2. Pendidikan

SD 7 19,4

SMP 8 22,2

SMA 21 58,3

Jumlah 36 100,0

3. Pekerjaan

IRT 25 69,4

Guru 3 8,3

Pegawai swasta 3 8,3

Buruh 3 8,3

Wiraswasta 2 5,6

Jumlah 80 100,0

Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 3 tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebagaian responden berusia 31 sampai 40 tahun (47,2%). Apabila dilihat dari pendidikan terakhir sebagian responden terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 21 orang (58,3%). Sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (69,4%). Semua responden bergama Islam.


(61)

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

Analisis univariate dalam penelitian ini menggambarkan variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yaitu pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi sedangkan variabel dependennyayaitu status gizi ibu. Distribusi pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Pengetahuan ibu hamil Frekuensi (F) Prosentase (%)

1. Baik 29 80,6

2. Cukup 7 19,4

3. Kurang 0 0,0

Total 36 100,0

Sumber: data diolah, 2016

Hasil analisis distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016 menujukkan bahwa pengetahuan ibu hamil kategori baik sebanyak 80,6% (29 orang), kategori cukup sebanyak 19,4% (7 orang) dan tidak ada yang mempunyai kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016 sebagian besar mempunyai kategori baik.


(62)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Status Gizi Frekuensi (F) Prosentase (%)

1. Gizi baik 31 86,1

2. Gizi kurang 5 13,9

Total 36 100,0

Sumber: data diolah, 2016

Hasil analisis distribusi frekuensi status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016 menujukkan bahwa status gizi baik sebanyak 86,1% (31 orang) dan status gizi kurang sebanyak 13,9% (5 orang). Hasil ini menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016 sebagian besar mempunyai status gizi baik.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

Analisis bivariate didalam penelitian ini, digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan atau bermakna, antara variabel independenpengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan variabel dependen status gizi ibu hamil.Adapun hasil analisisnya secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut.


(63)

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

pada bulan Maret - April 2016 Pengetahuan

ibu hamil

Status Gizi

Total rxy P Value Gizi baik Gizi kurang

n % n % n %

Baik 28 77,8 1 2,8 29 80,6

0,614 0,0001 Cukup 3 8,3 4 11,1 7 19,4

Jumlah 31 86,1 5 13,9 36 100,0 Sumber: data diolah, 2016

Tabel 6 menggambarkan bahwa ibu hamil yang pengetahuannya baik memiliki status gizi baik sebesar (77,8%). Ibu hamil yang pengetahuannya cukup memiliki status gizi baik sebesar (8,3%). Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil (p value= 0,0001). Besarnya koefisien korelasi antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil sebesar 0,614 artinya hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat. Nilai koefisien korelasi positif artinya semakin baik pengetahuan ibu, maka status gizinya akan semakin baik.


(64)

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret Bantul

Hasil dari kuesioner penelitian mununjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar termasuk dalam kategori baik (80,6%) karena kemudahan untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil melalui televisi, radio, koran, majalah, dan internet. Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah melaksanakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pandangan, penciuman, rasa, raba dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Tingkat pendidikan responden di dalam penelitian ini yang terbanyak adalah SMA (58,3%), sehingga ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi untuk masuk kedalam kategori baik, karena pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan memiliki akses yang lebih mudah dalam memperoleh informasi mengenai gizi sehingga


(65)

akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi pula (Mawaddah dan Hardinsyah, 2008).

2. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar termasuk dalam kategori baik (86,1%). Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2012). Status gizi ibu adalah suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil yaitu status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan, status kesehatan, aktivitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan masih ada status gizi ibu hamil dalam kategori kurang sebanyak 13,9%. Apabila dilihat dari komposisi pendidikan, status gizi ibu hamil kategori kurang ini terdiri dari 2,8% untuk lulusan SMP dan 11,1% untuk lulusan SMA. Tingkat pendidikan dan kategori status gizi tidak menunjukkan sebuah pola tertentu sehingga pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan status gizi. Penelitian Kartikasari dkk (2012) juga menyebutkan pendidikan tidak berhubungan dengan status gizi ibu hamil. Demikian juga apabila dilihat dari pekerjaan, status gizi ibu hamil kategori kurang ini terdiri dari 8,3% IRT, 28% pegawai swasta dan 2,8% wirasawasta. Pekerjaan dan kategori status gizi tidak menunjukkan sebuah pola tertentu sehingga pekerjaan tidak mempunyai hubungan dengan status gizi.


(66)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) menjadi indikator selanjutnya dalam memantau status gizi ibu hamil. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) digunakan untuk mengetahui seseorang kurang energi kronis (KEK). Ibu yang mengalami kurang enrgi kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) (Ferial, 2011). Ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri. Berat badan ibu selama kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya. Pertambahan berat badan ibu selama hamil itu dapat berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya. Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil dari pada berat badan (Mifbakhuddin, 2012).

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil (p value= 0,0001) dan hubungan kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat (0,614). Hubungan kedua varaiabel tersebut kuat dapat dipahami, ibu yang memiliki pengetahuan tentang kebutuhan gizi tentunya mengetahui akan manfaaat dan resiko akibat dari kebutuhan gizi tersebut. Ibu tersebut akan berusaha mengkonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi sehingga status gizi akan menjadi baik.


(67)

Pengetahuan ibu hamil sebagian besar mempunyai staus gizi baik (77,8%). Pengetahuan ibu hamil kategori cukup sebagian besar mempunyai staus gizi kurang (11,1%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Destia Aritona (2009) yang menyatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil diantaranya adalah status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan, status kesehatan, aktivitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur (Arisman, 2007; Asfuah, 2009; Proverawati, 2009). Penelitian ini telah membuktikan adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang kebutuhan gizi tentunya menyadari akan dampak dari tidak terpenuhinya gizi. Ibu hamil tersebut tentunya tidak mau mengalami gangguan pada saat persalinan seperti sulit dan lama, serta mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran. Dengan demikian ibu hamil tersebut akan berusaha menjaga kesehatannya terutama yang berhubungan dengan kesehatan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizinya.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah dalam pengumpulan data pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner benar atau salah (b/s) sehingga ada kemungkinan responden yang beruntung asal menjawab dan jawaban tersebut benar.


(68)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di

Puskesmas Pleret Bantul” dapat disimpulkan sebagai berikut ini:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul sebagain besar dalam kategori baik (80,6%).

2. Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagain besar dalam kategori gizi baik (86,1%).

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul (p= 0,0001). Besarnya koefisien korelasi hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil sebesar 0,614 artinya hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat.

B. Saran

1. Bagi institusi, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kebutuhan gizi kehamilan dan status gizi.

2. Bagi ibu–ibu hamil, agar lebih memperhatiakn kebutuhan gizi dengan melakukan pemeriksaan di Puskesmas atau tempat lainnya sehingga akan


(69)

diketahui status gizi yang tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak.

3. Bagi peneliti berikutnya, dapat mengembangkan penelitian ini seperti memasukkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil.


(70)

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, Sunita. 2008. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Almatsier, Sunita. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :RinekaCipta.

Arikunto, S. (2006). “Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik” (Edisi 6) Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arisman.(2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Cetakan III. Jakarta: EGC.

Arlene, (2001). Maternity Nursing: an introduction text/Arlene Burroughs, Gloria leifer-8 th ed. P: Cm Amerika.

BKKBN, (2010). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Ibu Hamil.

Badan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.

Cholifah, N (2012). Tingkat pengetahuan suami dalam pendampingan istri pada saat proses persalinan di desa pasuruan lor kecamatan jati kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan Kebidanan. Vol. 2, No. 1, April 2012.

EkaPrasetya Budi Rahayu. 2010. Pengaruh Penyuluhan pada Wanita usia subur (WUS) terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Keluarga Berencana di Desa Sine Sragen. Publikasi Penelitian. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ferial, Eddyman. W .(2012). Hubungan antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi Badan Lahir Bayi di RSUD Daya Kota Makssar. Jurnal Alam dan Lingkungan. 2086-4604.

Fiona Thompson,(2009). Panduan Lengkap kebidanan.Cetakan V. Jakarta: Pall Mall.


(1)

tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Pada masyarakat pedesaan kemajuan teknologi seperti televisi masih terbatas sebagai sarana untuk hiburan saja sehingga acara-acara kesehatan belum banyak dimanfaatkan.

Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar termasuk dalam kategori baik (86,1%). Statusgizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient

output) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2012). Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) menjadi indikator selanjutnya dalam memantau status gizi ibu hamil. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) digunakan untuk mengtahui seseorang kurang energi kronis (KEK). Ibu yang mengalami kurang enrgi kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) (Ferial, 2011). Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Desember 2015 – Januari 2016 termasuk dalam kategori gizi baik (86,1%).

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu

Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul” dapat disimpulkan sebagai berikut ini:


(2)

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul (p= 0,001).

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul sebagain besar dalam kategori baik (80,6%).

3. Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagain besar dalam kategori gizi baik (86,1%).

B. Saran

1. Bagi institusi, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kebutuhan gizi kehamilan dan status gizi.

2. Bagi ibu–ibu hamil, agar lebih memperhatiakn kebutuhan gizi dengan melakukan pemeriksaan di Puskesmas atau tempat lainnya sehingga akan diketahui status gizi yang tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak.

3. Bagi peneliti berikutnya, dapat mengembangkan penelitian ini seperti memasukkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan dan Faisal Anwar. 2008. Sehat Itu Mudah. Hikmah: Jakarta. Hal. 34.

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, Sunita. 2008. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Almatsier, Sunita. (2011). PrinsipDasarIlmuGizi. Jakarta: PT.

GramediaPustakaUtama.

Arikunto, Suharsimi. 2006.

ProsedurPenelitianSuatuPende katanPraktik. Jakarta

:RinekaCipta. Arikunto, S.

(2006).“Prosedurpenelitian suatu pendekatan praktik” (Edisi 6) Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arisman.(2007).

GizidalamDaurKehidupan.Cet akan III. Jakarta: EGC.

Arlene, (2001). Maternity Nursing: an introduction text/Arlene Burroughs, Gloria leifer-8 th ed. P: Cm Amerika.

BKKBN, (2010).Petunjuk

Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Ibu Hamil. Badan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.

Cholifah, N (2012). Tingkat pengetahuan suami dalam pendampingan istri pada saat proses persalinan di desa pasuruan lor kecamatan jati kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan Kebidanan. Vol. 2, No. 1, April 2012.

EkaPrasetya Budi Rahayu. 2010. PengaruhPenyuluhanpadaWani tausiasubur (WUS)

terhadapPeningkatanPengetahu antentangKeluargaBerencana


(4)

di Desa Sine Sragen.

PublikasiPenelitian. Surakarta: FakultasIlmuKesehatanUnivers itasMuhammadiyah Surakarta. Ferial, Eddyman.W .(2012). Hubungan

antara Status Gizi Ibu

Berdasarkan Ukuran Lingkar Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi Badan Lahir Bayi di RSUD Daya Kota Makssar.Jurnal Alam dan Lingkungan.2086-4604.

Fiona Thompson,(2009).

PanduanLengkapkebidanan.Cet akan V. Jakarta: Pall Mall. Francin, P. (2006). Gizi Dalam

kesehatan Reproduksi.Jakarta: EGC

Karyadi D, Muhilal. 2007. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lubis, Z. (2007) Status Gizi Ibu Hamil

Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan.

Gramedia Pustaka Utama.

Mubarak., Cahyati., Rozikin., Supardi., (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Musbikin, Imam. 2008.

PanduanBagiIbuHamildanMela hirkan. Yogyakarta:

MitraPustaka

Mutalazimah. 2012. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUd DR Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 6, No 2, 114 – 126.Available at http://www.google.com.Access ed on Desember 2015.

Nadisul, H. (2007). Makanan Untuk Ibu Hamil. Puspa Swara : Jakarta

Nixon P. 2010. Iron Transport, Storage and overload in GMC Biochemistry Home Page. Biochemistry Departement.The


(5)

University of Queensland Australia.

Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurachmah.(2010).

NutrisidalamKeperawatan. Jakarta: CV.INFOMEDIA. Nursalam.(2011). Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta: Selemba Medika

Path, dkk.(2004).

GizidalamKesehatanReproduks i.Jakarta : EGC.

Proverawati, A & Asfuah, S. (2009). Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Ranchman Yuki.(2007). Hubungan

antara Tingkat Pengetahuan Suami Tentang Perawatan

Kehamilan Dengan Partisipasi Suami Dalam perawatan Kehamilan.Di Wilayah Kerja Puskesmas Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Riwidikdo, H. (2008). Statistik

Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

Rukiah Ai Yeyeh, dkk.2009.Asuhan KebidananI.Trans Info Media: Jakarta

Saifuddin, (2006).Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Setiadi.(2007). Konsep Dan Penulisan Riset

Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sophia, E. (2009). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Diakses 8 Juni 2015. Dari http:

medicastore.com/artikel/268/K ebutuhan_Gizi_Ibu_Hamil.htm l


(6)

Sugiyono, (2007).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Supariasa, I., et al. 2012. Penilaian Status Gizi.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Wijayanti, F.A. (2009). Hubungan tingkat pengetahuan wanita

pekerja seks (WPS) tentang HIV/AIDS di resosialisasi Argorejo kelurahan Kali Banteng Kulon Semarang. Semarang

Wiknyosastro H. 2007. Ilmu

Kebidanan Edisi Ke-8.Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Jahe Dengan Penurunan Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester I Di Klinik Nining Lubuk Pakam Tahun 2013

9 102 73

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI ASRI MEDICAL CENTRE (AMC) YOGYAKARTA

0 2 55

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS COLOMADU II KARANGANYAR

2 6 61

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL DAN FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Dan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas 2 Colomadu.

0 0 17

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Dan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas 2 Colomadu.

0 0 4

ARTIKEL ILMIAH Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Dan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas 2 Colomadu.

0 0 20

Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

0 1 13

i HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Pleret Bantul - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 11