PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. NASMOCO BAHANA MOTOR KOTA YOGYAKARTA (Studi pada Karyawan Marketing PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta)

(1)

(Studi pada Karyawan Marketing PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta)

THE INFLUENCE OF EMOTIONAL QOUTIENT, EMOTIONAL INTELLIGENCE AND SPIRITUAL QUENTITENT ON THE EMPLOYEE

PERFORMANCE IN PT. NASMOCO BAHANA MOTOR YOGYAKARTA CITY

(Study on Marketing Employee at PT. Nasmoco Bahana Motor Yogyakarta City)

Disussun Oleh: HARDIAT 20120410289

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

KINERJA KARYAWAN PADA PT. NASMOCO BAHANA MOTOR KOTA YOGYAKARTA

(Studi pada Karyawan Marketing PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta)

THE INFLUENCE OF EMOTIONAL QOUTIENT, EMOTIONAL INTELLIGENCE AND SPIRITUAL QUENTITENT ON THE EMPLOYEE

PERFORMANCE IN PT. NASMOCO BAHANA MOTOR YOGYAKARTA CITY

(Study on Marketing Employee at PT. Nasmoco Bahana Motor Yogyakarta City)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajeman

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disussun Oleh: HARDIAT 20120410289

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(Studi pada Karyawan Marketing PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta)

THE INFLUENCE OF EMOTIONAL QOUTIENT, EMOTIONAL INTELLIGENCE AND SPIRITUAL QUENTITENT ON THE EMPLOYEE

PERFORMANCE IN PT. NASMOCO BAHANA MOTOR YOGYAKARTA CITY

(Study on Marketing Employee at PT. Nasmoco Bahana Motor Yogyakarta City)

Disussun Oleh: HARDIAT 20120410289

FAKULTAS EKONOMI / MANAJEMAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

Dengan ini saya,

Nama : Hardiat

Nomor Mahasiswa : 20120410289

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan Judul: “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Marketing PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta)’’ tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan

Yogyakarta, 29 Oktober 2016

Matrai, 6.000

Hardiat


(5)

“Mata Tuhan tertuju kepada orang yang cinta kepadaNya. Tuhan menjadi Perisai kuat dan sandaran yang kokoh, naungan terhadap angin yang panas dan

perlindungan terhadap panas terik siang hari, penjagaan sehingga tidak tersandung dan pertolongan, sehingga tidaklah runtuh”

(Sirakh 34 : 16)

Tuhan tak’kan terlambat ! Juga tak kan lebih cepat

Semuanya ...


(6)

Sembah sujud syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih saying-Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan memberikan kekuatan dengan cinta. Atas ilmu serta memperkenalkan dengan cinta. Karunia serta kemudahan yang engkau berikan ahirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kehadiran rasullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangan kukasihi dan kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda tercinta:

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada hentinya dengan seirinya waktu berjalan ku persembahkan karya kecil ini kepada ibu YURATNA dan ayah SAMAN yang telah memberikan kasih saying, semangat yang tiada hentinya, nasihat yang selalu diberikan agar aku menjadi lebih baik, doa kebaikan yang tidak pernah putus dan semua pengorbanan yang tiada terhingga yang mungkin tidak kubalas hanya dengan selembar kertas yang kutuliskan persembahan ini. Semoga ini adalah langkah awal juga nantinya yang dimana akan masuk dalam kedunia kesuksesan.

My Brother’s dan sister

Untuk kaka agung dan istrinya riani dan keponakan ku shinta olive, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertegkar hal itu selalu menjadi warna yang tak biasa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil yang dapat aku persembahkan. Maaf belum menjadi penuntut seutuhnya, tapi aku akan menjadi yang terbaik untuk kalian semua.

My Sweet Heart

Sebagai tanda cinta dan kasih sayang kepada pacar ku wahyu indah nurhayati, ku persembahkan karya kecil ini buat mu. Terima kasih atas kasih sayang, dorongan , perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas ahir ini, semoga engkau pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku terimah kasih separuh jiwaku.


(7)

ini.

Dosen Pembimbing Tugas Ahirku

Ibu Isthofaina Astuti, SE .,M.Si selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak bu… saya sudah dibimbing serta dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesebaran ibu selama ini.

KKN 14

Buat semua teman KKN 14 proketen srandakan Rio, Rahmad, Dany,Agam, Ardi, Pandi, Pandi sanusi, David,Taufik, devi, ela, dwi, nala, fani, merin, hanin terima kasih banyak untuk waktu satu bulan yang singkat sudah menjadi keluarga yang bener – bener baik selama KKN maupun setelah KKN, terima kasih sudah mengajarkan banyak hal tentang perbedaan sifat, sikap, dan tukar pikiran dan terima kasih atas doa, dukungan dan keceriaanya.


(8)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta ”. guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains program studi Manajeman pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si., selaku dekan Falkutas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

2. Ibu Retno Widowati Purnam Asri, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Manajeman Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam penulisan menemouh studi.

3. Ibu Isthofaina Astuti, SE.,M.Si., dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan banyak masukan, dorongan dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Embak bunga PT. Nasmoco Bahana Motor yang telah membantu dan memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian di perusahaan

5. Terima kasih kepada dosen dan staf program studi manajeman falkutas ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta , yang telah banyak memberikan pengarahan kepada prnulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Terima kasih kepada kedua orang tua saya ibu dan ayah serta abah yang telah memberikan kasih sayang, dan selalu memberikan dorongan dan dukungan dalam menyusun sekripsi ini.


(9)

bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.

9. Seluruh mhasiswa manajeman angkatan 2012 yang bersama – sama berjuang serta berbagi informasi demi kelancaran pembuatan tugas ahir ini.

10.Semua pihak yang telah membantu penulisan selama ini, yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu .

Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan karunia dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum WR.Wb.

Yogyakarta, 29 Oktober 2016


(10)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

Daftar ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

BAB II. KERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori ... 11

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan ... 11

a. Kecerdasan Emosional ... 11


(11)

5. Kerangka Pemikiran ... 44

6. Model Penelitian ... 46

BAB III. METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek ... 47

B. Populasi dan Sampel ... 47

C. Jenis Data ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Tabel Definisi Operasional ... 48

F. Analisis Data dan Regresi linier Berganda ... 49

a. Uji Kualitas Istrumen ... 49

b. Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 55

B. Karakteristik Responden ... 56

C. Uji Kualitas Istrumen ... 59

a. Hasil Uji Validitas ... 59

b. Hasil Uji Reabilitas ... 62

D. Uji Asumsi Klasik ... 63

a. Uji Normalitas ... 63

b. Uji Multikolinearitas ... 64

c. Uji Heterokedasitas ... 65

d. Uji Autokorelasi ... 66

E. Deskriptif Statistik ... 66

F. Analisis Regresi linier Berganda ... 70


(12)

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 84 C. Keterbatasan ... 84 D. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

Tabel 2.1Ada 4 Ranah Kecerdasan Emosional dan Kompetensi ... 13

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 48

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 57

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 59

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 60

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Intelektual ... 61

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Spiritual ... 61

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 63

Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov- Asymp.Sig ... 64

Tabel 4.10Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa ... 65

Tabel 4.11Model Summaryb ... 66

Tabel 4.12Analisis Descriptive Statistics Kinerja Karyawan ... 67

Tabel 4.13Analisis Descriptive Statistics Kecerdasan Emosional ... 68

Tabel 4.14Analisis Descriptive Statistics Kecerdasan Intelektual ... 69

Tabel 4.15Analisis Descriptive Statistics Kecerdasan Spiritual ... 70

Tabel 4.16Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 71

Tabel 4.17 Hasil Uji T Test ... 73


(14)

Gambar Halaman


(15)

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Input Data

Lampiran 4 : Data Responden

Lampiran 5 : Uji Validitas Dan Reabilitas

Lampiran 6 : Uji Analisis Descriptive

Lampiran 7 : Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Lampiran 8 : Uji Normalitas


(16)

(17)

(18)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan pada PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta. Pada penelitian ini variabel independent yang digunakan adalah kecrdasan emosional, kecerdasan intelekual dan kecerdasan spiritual sedangkan variabel dependen adalah kinerja karyawan.

Sampel yang digunakan dalam Penelitian ini adalah karyawan dibagian marketing di PT. Nasmoco Bahana Motor. Teknik pengambilan data menggunakan metode sensus. Sehingga didapat jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 responden dan data tersebut dianalisis menggunakan regresi liner berganda dengan bantuan pengolahan data menggunakan software SPSS 16.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kecerdasan spritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,

Kata kunci : Kecerdasan emosional,kecerdasan intelektual kecerdasan spiritual dan kinerja karyawan.


(19)

This research aimed to determine the effect of emotional quotient, emotional intelligence, spiritual guentitent on the employee performan in PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta. Independent variable used in this study were emotional quotient, emotional intelligence and spiritual guentitent, employee performan while the dependent variable used is employee performance.

Sample used in this study is the marketing of employee in PT. Nasmoco Bahana Motor. The technigue of data feom census. In orde to get the number of sample used in this study were 50 respondents and data were analyzed multiple linier regreesion with processing data using SPSS 16 software.

This research result showed that emotional quotient effect positively and significantly on employee performance. Emotional intelligence takes effect positively and sigificanly on employee performance. Spiritual quentient take effect positively and significantly on employee performance.

Keyword : emotional quotient, emotional intelligence, spiritual guentitent, employee performan


(20)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini tantangan yang kita hadapi adalah teknologi yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan perekonomian dunia. Perekonomian ini tumbuh secara

pesat karena dipengaruhi oleh berbagai efektivitas suatu perusahaan yang sangat

bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang tersedia di dalamnya. Dalam

perkembangan zaman saat ini, perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan

kinerja agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin kompetitif. Oleh

sebab itu perusahaan menuntut agar para karyawannya mampu menampilkan

kinerja yang optimal karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh karyawan

akan berpengaruh pada kinerja dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

Sebuah keberhasilan perlu diperhatikan dalam upaya mengikuti perkembangan

dan perubahan yang terjadi pada faktor sumber daya manusia.

Sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting dan kunci

keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga keberadaanya harus

diperhatikan, dikelola dan ditingkatkan kualitasnya. Menurut Hasibun (2001)

mengungkapkan bahwa sumber daya manusia merupakan faktor pendukung

organisasi yang penting, karena dengan kreatifitas, bakat, kinerja, dan motivasi

yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang mempunyai keunggulan dan

kemampuan dalam menyikapi setiap kondisi yang dihadapi sehingga akan mampu


(21)

Sumber daya manusia yang unggul bukan hanya seseorang yang mempunyai

keilmuan (IQ) saja akan tetapi, seseorang yang memiliki kemampuan yang

unggul, mensikapi setiap kondisi yang dihadapi dengan arif dan bijaksana (EQ),

Sumber daya manusia yang unggul juga haruslah seseorang yang mempunyai

kedekatan pada Allah selaku Tuhan semesta alam pada setiap pekerjaan dan

kegiatan yang dilakukannya dimanapun dan kapanpun.

Penelitianya yang dilakukan Amsal (2011) dalam (Mataqiyathum 2009)

mengungkapkan, dalam kehidupan organisasipun mesti mengikut sertakan

emosional didalamnya yang akan membawa kesuksesan nantinya agar termotivasi

terus menerus. Penelitian Yenti (2013) meneliti pengaruh Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karywan pada

R.S Pekan Baru mengatakan ada pengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan dan keberhasilan seseorang

tidak hanya ditentukan oleh Kecerdasan Intelektual (IQ) saja tetapi keberhasilan

dan kesuksesan atau kinerja seseorang juga dipengaruhi oleh Kecerdasan

Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Atas hal tersebut maka,

Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) maupun Kecerdasan

Spiritual (SQ) yang dimiliki para karyawan harus digali dan ditumbuh

kembangkan, sehingga diharapkan akan berdampak positif terhadap kinerja


(22)

Saat ini, manusia mulai sadar bahwa untuk mencapai sebuah keberhasilan

bukan hanya kecerdasan intelektual yang diperlukan dalam bekerja tetapi juga

butuh suatu keterampilan lain untuk menjadi yang terdepan. Kemampuan tersebut

oleh Daniel Goleman (2005) disebut dengan Emotional Intelligence atau kecerdasan emosional. Goleman (1996) dalam penelitian Hidayati (2013)

mengatakan bahwa kecerdasan emosional menyumbang 80 % dari faktor penentu

kesuksesan sesorang sedangkan 20 % yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient). Kecerdasan emosional tersebut antara lain meliputi rasa empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, kemampuan mengelola diri sendiri,

kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan menyelesaikan masalah antar

pribadi, membina hubungan dengan orang lain, serta melakukan pemikiran yang

tenang tanpa terbawa emosi, sehingga kecerdasan emosional sangat diperlukan

untuk sukses dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang menonjol dalam

pekerjaan. Menurut Zohar dan Marshall (2010), kecerdasan spiritual berperan

paling penting di dalam menentukan keberhasilan, karena kecerdasan ini adalah

kecerdasan yang memfungsikan kecerdasan lain, yaitu kecerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah

makhluk dua dimensional yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan

kepentingan dunia dan akhirat dalam meningkatkan suatu keberhasilan dan

kesuksesan kinerja.

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, industri bidang otomotif

memiliki peran penting dalam pertumbuhan teknologi dan meningkatkan


(23)

otomotif yang bergerak dalam bidang dagang dan jasa. PT. Nasmoco Bahana

motor beralamat di Jl. Ringroad Timur 58 A, Wonocatur Yogyakarta adalah salah

satu main dealer perusahaan mobil Toyota PT. New Ratna melalui jaringan Nasmoco Group. Nasmoco bergerak sebagai dealer Toyota untuk regional di Jawa Tengah dan Daerah Isimewa Yogyakarta. Yogyakarta sebagai salah satu

daerah dengan peminat mobil Toyota yang tinggi memiliki 3 kantor cabang

Nasmoco, salah satunya adalah PT. Nasmoco Bahana Motor yang baru berdiri

pada tahun 2012 ini menjadi kantor cabang Nasmoco terbesar kedua se-Jawa

Tengah. PT. Nasmoco Bahana Motor juga telah didukung dengan pelayanan

terlengkap dan terbaik.

Dengan memberikan kualitas pelayanan dan kinerja yang dimiliki maka

konsumen akan menimbulkan suatu kepercayaan terhadap kinerja karyawan

markerting Nasmoco. Bentuk pelayanan tersebut dapat dilihat dari fasilitas dealer yang nyaman, menarik, dan bernilai guna. Beberapa fasilitas utama yang sangat

layak diperhatikan dalam mendukung kegiatan jasa dan pelayanan yaitu

showroom, ruang tunggu servis, ruang pendaftaran servis, dan kantor. Dalam kegiatannya PT. Nasmoco Bahana Motor tidak hanya berorientasi pada

keuntungan semata yaitu dengan tetap memperhatikan prinsip sosial bagi

kepetingan masyarakat yang dapat dilihat dari praktek pada perusahaan ini yang

lebih menekankan pada kualitas dibanding kuantitasnya.

Maka hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan karyawan dan staf

kepegawaianya Mulai dari manager sampai karyawan sales/marketing yang memiliki peran besar dalam membangun citra PT.Nasmoco Bahana Motor karena


(24)

setiap karyawan dihadapkan pada beban dan tugas pekerjaan yang senantiasa silih

berganti, dan tugas karyawan adalah mencapai target yang telah ditentukan, ia

harus mampu mengatasi permasalahan di lingkungan kerja pada bagian marketing agar target yang diinginkan dapat tercapai dan terpenuhi. Namun, tidak jarang hal

ini berdampak pada emosional seorang karyawan yang tidak stabil sehingga

menjadi kurang bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaanya. Maka dari itu

perusahaan harus memberikan pelatihan atau traning dalam berkerjanya sehingga

hal-hal tersebut tidak terjadi. Bertujuan agar karyawan mampu berkomunikasi

dengan baik dan dapat juga bekerja sacara tim.

Menurut Goleman (2003) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam

memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik. Dalam hal ini

pengendalian kecerdasan emosional sangat dibutuhkan untuk dapat berkinerja

tinggi. Berdasarkan hasil Key Performance Indicator (KPI), kinerja karyawan mengalami fluktuasi setiap tahunnya baik yang terlihat pada setiap indikator

maupun rata-rata kinerja secara umum. Selain itu, masih ada sebagian karyawan

yang aspek-aspek kinerjanya dinilai masih berada di bawah standar kompetensi

atau belum seperti yang diharapkan perusahaan, seperti pada aspek orientasi pada

pelanggan, kerjasama dalam tim serta keteraturan dan keakuratan dalam bekerja.

Sementara yang menjadi harapan perusahaan adalah kinerja karyawan dapat

meningkat secara stabil setiap tahunnya, dan diharapkan dapat melampaui standar


(25)

Untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan di PT. Nasmoco Bahana

Motor setiap karyawan dituntut untuk selalu meberikan kualitas pelayanan faktor

kepercayaan merupakan faktor penting, karena tanpa kepercayaan maka

masyarakat tidak akan menggunakan jasa atau produk mobil Toyota itu sendiri.

Untuk itu Nasmoco harus mampu menjaga kepercayaan dari masyarakat bahwa

karyawan Nasmoco mulai jujur dengan produk yang ditawarkan pada

konsumenya.

Berdasarkan ulasan mengenai PT. Nasmoco Bahana Motor yang telah

mencapai kesuksesan tampaknya ada kualitas Kinerja karyawan pada bidang

marketing yang tinggi, sehingga kerjasama tim yang solid dapat terbangun dalam seluruh proses dalam mencapai suatu kinerja perusahaan yang tinggi. Perusahaan

harus selalu diperhatikan supaya tidak ada kekecawaan satu sama lain sehingga

kemampuan dalam kecerdasan emosional dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga

menjadi salah satu variabel yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Aspek kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual juga perlu ditingkatkan

agar seorang karyawan mampu memberikan suatu penyampaian dengan mudah

agar konsumen mudah mengerti dengan apa yang ditawarkan. Itu juga tidak

terlepas dari kecerdasan emosional maka karyawan dapat bekerja sama dengan

baik dalam satu tim.

Dengan membawa nilai-nilai spiritualitas dalam bekerja, maka akan


(26)

lebih bertanggungjawab dalam bekerja, karena dia sadar bahwa apa yang telah

dikerjakannya juga akan dipertangungjawabkan terhadap Tuhan Yang Maha

Kuasa. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional,

kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual yang tingi sangat berpengaruh

terhadap kinerja karyawan dalam mencapai suatu tujuan atau keberhasil dalam

melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan.

Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian tertarik untuk mengetahui ada tidaknya “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karywan pada PT. Nasmoco Bahana Motor.’’

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Marpaung (2013) yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Angkasa Pura II Cabang SSK II Pekan Baru”. Pada penelitianya menggunakan responden seluruh karyawan PT. Angkasa Pura II Cabang SSK II Pekan Baru.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karywan pada PT. Nasmoco Bahana

Motor Kota Yogyakarta”. dengan sampel seluruh karyawan yang ada di PT.Nasmoco Bahana Motor, Peneliti melihat begitu pentingnya seorang karyawan

dapat berkerja secara maksimal dalam meningkatkan suatu kinerja di suatu

perusahan tersebut. Sehingga dapat memberikan hasil karya yang baik pada PT.


(27)

B. RUMUSAN MASALAH

Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang paling berpengaruh

terhadap kemajuan suatu perusahaan. Dalam organisasi perusahaan PT. Nasmoco

Bahana Motor, karyawan merupakan salah satu sumber daya manusia yang

terpenting untuk mendukung perusahaan agar lebih mudah dalam mencapai suatu

tujuan perusahaan salah satunya dengan melihat kecerdasan emosioanal yang

dimiliki setiap karyawan yang mampu mengelola atau mengendalikan

emosionalnya dengan baik. Semua itu tidak terlepas dari kecerdasan intelektual

merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan, dan mengola

informasi menjadi fakta.

Sebab dengan adanya kecerdasan intelektual karyawan akan lebih mudah

dalam mengetahui kemampuan dalam bekerja dan mampu menyimpulkan segala

sesuatu dengan baik sehingga kinerja yang dimiliki setiap karyawan akan lebih

mudah tercapai. Sedangkan masih banyak orang atau karyawan yang kinerjanya

cenderung tidak stabil. Karena karyawan tidak memiliki rasa percaya diri yang

tinggi dalam melakukan setiap pekerjaanya ini adalah salah satu factor / kendala

yang sering terjadi di dunia kerja. Maka setiap karyawan harus memiliki

kecerdasan spiritual merupakan kemampuan jiwa yang dimiliki seseorang untuk

membangun dirinya secara untuk melalui berbagai kegiatan positif sehingga

mampu menyelesaikan berbagai persoalan dengan melihat makna yang

terkandung didalamnya. Sehingga perusahaan dapat melihat seberapa besar


(28)

terhadap kinerjaq karyawanya. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian

mengidentifikasa masalah sebagai berikut :

1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja karyawan?

2. Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja karyawan?

3. Apakah Kecerdasan spiritual berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi ketertarikan

dalam penelitian ini untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki seorang

karyawan dalam melakukan setiap tugas yang diberikan kepadanya, dengan

melihat dari segi kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan

spiritual yang dimiliki oleh setiap individu. Berdasarkan uraian diatas maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap

kinerja karyawan

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual terhadap

kinerja karyawan

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan spiritual terhadap


(29)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki dua manfaat utama , yaitu :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan

pengetahuan secara khusus tentang kecerdasan emosional, kecerdasan

intelektual dan kecerdasan spritual dalam upacaya peningkatan kinerja

karyawan dalam suatu organisasi.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pemimpinan PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta untuk

meningkatkan kinerja karyawan pada bidang marketing dalam menyampaikan setiap produk yang ditawarkan.


(30)

(31)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan a. Kecerdasan Emosional

Kempuan seseorang ditentukan oleh kecerdasan yang dimiliki karena

setiap manusia mempuai kemampuan kelebih dan kekurangan yang dimiliki

seorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,

mengendalikan emosi serta mengatur jiwa. Dilihat dari kehidupan sehari-hari

banyak seseorang yang tidak mampu mengeontrol emosi dengan baik ketika

mendapat masalah semacam ini. Kecerdasan emosional seorang dapat

menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memiliki kepuasan dan

mengatur suasana hati. Orang yang pertama kali mengungkapkan adanya

kecerdasan lain selain akademik yang dapat mempengaruhi keberhasilan

seseorang adalah Gradner. Kecerdasan lain itu disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosional Goleman (2000) dalam Yenti (2014).

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi

secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan memepengaruhi hubungan

dengan orang lain secara positif. Menurut Robbins (2009) dalam Yenti (2014)

kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta

mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Steiner (1997)

menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang


(32)

emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai

kekuatan pribadi. Menurut Goleman (2003) mendefinisikan kecerdasan

emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri

dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi

dengan baik dalam diri kita sendiri maupun dalam hubungan - hubungan kita.

Menurut Prati, et al. (2003) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk membaca dan memahami perasaan orang lain, dan

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan untuk mempengaruhi orang lain

melalui pengaturan dan penggunaan emosi Jadi kecerdasan emosional dapat

diartikan tingkat kecemerlangan seseorang dalam menggunakan perasaannya

untuk merespon keadaan perasaan dari diri sendiri maupun dalam menghadapi

lingkungannya. Tetapi pada teorinya Patton (1998). menjelaskan bahwa

penggunaan emosi yang efektif akan mencapai tujuan dalam membangun

hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan kerja. Kunci kecerdasan

emosional adalah pada kejujuran suara hati. Suara hati itulah yang harusnya

dijadikan pusat prinsip yang mampu memberi rasa aman, pedoman, kekuatan

serta kebijaksanaan.

Meyer (2007) dalam paisal (2010) mengatakan bahwa kecerdasan

emosional juga diartikan suatu kemampuan khusus membaca perasaan


(33)

Tabel 2.1

Ada 4 Ranah Kecerdasan emosional dan kompetensi

NO Ranah Kemampauan kepemimpinan dan pengertian

1 Kesadaran diri a. Kesadaran diri emosional merupakan membaca emosi diri

sendiri dan menyadari dampak: menggunakan “naluri”

untuk membimbing membuat keputusan.

b. Penilaian diri akurat merupakan mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri.

c. Percaya diri merupakan punya kepercayaan diri dan kemampan yang kuat.

2 Pengelolaan diri a. Kendali diri emosi merupakan mempertahankan emosi yang mengganggu dan dorongan hati tetap terkendali. b. Keterbukaan merupakan Menunjukkan kejujuran,

integritas, dan dapat dipercaya

c. Kemampuan beradaptasi merupakan menunjukkan keluwesan mampu menyesuaikan diri dehgan situasi berubah/ menghadapi berbagai hambatan.

d. Prestasi: memiliki dorongan untuk memperbaiki kinerja/ merupakan presytasi agar sesuai standar kesempurnaan diri e. Prakarsa adalah siap bertindak dan menangkap peluang. f. Optimisme adalah melihat yang baik setiap peristiwa 3 Kepedulian

sosial

a. Empat merupakan merasakan emosi orang lain, memahami sudut pandang,aktif menunjukkan minat kepedulian. b. Kepedulian Organisasi merupakan kemampuan membaca

situasi, jaringan keputusan, situasi politik ditingkat organiasi.

c. Pelayanan yaitu mengenali memenuhi kebutuhan pengikut, klien/ pelanggan.

4 Pengelolaan hubungan

a. Kepemimpinan inspirasional adalah mengarahkan dan memotivasi melalui visi meyakinkan.

b. Pengaruh meruoakan menggunakan taktik membujuk. c. Mengembangkan orang lain: memperkuat kemampuan

orang lain melalui umban balik dan kepelatihan.

d. Katalis perubahan yaitu untuk memulai, mengelola, dan memimpin kearah baru.

e. Pengelolahan konflik merupakan menyelesaikan perselisihan paham.

f. Membangun ikatan yaitu untuk menenamkan dan mempertahankan jaringan hubungan.

g. Kerjasama tim yaitu mendorong kerjasama dan pembinaan tim.


(34)

Dalam tabel 2.1 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam masa ketidakpastian,

di dalam lingkungan yang komplek serta menantang, bahkan dengan tekanan

yang melekat dalam kepemimpinan dan lain sebagainya kita sering mendapat

ancaman. Kecerdasan emosional adalah kuncinya, di mana seseorang dapat mengelola “titik panas” nya sehingga tidak lepas kendali dan beraksi tanpa pemikiran. Dengan mengembangkan kesadaran diri dan pengelolaan diri kita

mampu memanfaatkan kekuatan, kelebihan dan mengelola emosi, sehingga

merasakan dan menciptakan komitmen penuh gairah untuk mencapai suatu

tujuan. Memahami orang lain membuat kita lebih efektif memotivasi individu,

membimbing kelompok, tim, serta budaya organisasi.

Kecerdasan emosional dapat diukur dari beberapa Aspek-aspek yang ada.

Goleman (2001) mengatakan bahwa ada lima kecapakan dasar dalam

kecerdasan emosional yaitu :

a) Kesadaran Diri (Self Awarness)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan

dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan

keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas

kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.

b) Pengaturan Diri (Self Management)

Pengaturan diri adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan

menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak


(35)

sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan

mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

c) Motivasi Diri (Self Motivation)

Motivasi merupakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan

menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta

bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari

kegagalan dan frustasi.

d) Empati (Emphaty)

Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang

lain, mampu memahami prespektif orang lain dan menumbuhkan

hubungan saling percaya, mampu menyelesaikan hubungan.

e) Keterampilan Sosial (Relationship Management)

Ketrampilan Sosial adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan

baik ketika bersosia dengan orang lain, mampu membaca situasi dan

jaringan sosial dengan cemat, berinteraksi dengan lancar, memimpin,

bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan serta berkerja sama dalam

tim.

Menurut Goleman (2002) dalam Choiriah (2013) terdapat beberapa indikatir

kecerdasan emosional, yaitu:

a. Mengkordinasi diri sendir

b. Mengelola diri sendiri

c. Melakukan pemikiran yang tenang tanpa terbawa emosi


(36)

b. Faktor – faktor Yang mempengaruhi kecerdasan emosional

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional

individu menurut Goleman (2009) dalam Yenti (2014) yaitu :

a) Lingkungan keluarga.

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari

emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua adalah

subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang

pada akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak.

b) Lingkungan non keluarga

Dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan penduduk.

Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik

dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditunjukkan dalam aktivitas

bermain anak seperti bermain peran. Anak berperan sebagai individu di

luar dirinya dengan emosi yang menyertainya sehingga anak akan mulai

belajar mengerti keadaan orang lain. Pengembangan kecerdasan emosi

dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan diantaranya

adalah pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk

pelatihan yang lainnya.

Dari definisi faktor di atas maka dapat disimpulkan apabila seorang pandai

menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati,

orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah

menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. bahwa


(37)

memiliki peran - peran penting bagi perusahaan dalam memilih dan

menempatkan setiap karyawan dalam hal ini pekerjaanya supaya tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Agar setiap karyawan dapat berkerja sama secara tim ini memudahkan dalam mempengaruhi suatu kinerja dapat tercapai. Dari

pernyataan tersebut dapat diketahui apa bila seseorang memiliki kecerdasan

emosional yang tinggi maka dapat berdampak pada kinerja karyawan itu sendiri.

c. Dampak Kecerdasan Emosional

Dampak dari Kecerdasan emosional ialah dapat memberikan dorongan

kepada seseorang dalam mengendalikan diri sendiri maupun emosnya.

Seseorang yang dapat mengontrol emosionalnya dengan baik maka akan

menghasilkan kierja yang lebih baik. Apabila kecerdasan emosional seseorang

rendah makan kinerja yang dimiliki akan rendah sebab karyawan tidak mampu

mengontrol emosionalnya secara baik. dapat disimpulkan bahawa

Perkembangan atau tingkatan kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang

akan memberikan pengaruh yang sangat bersar pada kinerja karyawan dalam

mencapai suatu tujuan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Adwardin, (2006) mengenai Analisis

Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional, Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Penelitian dengan metode Structural Equation Modelling menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja SDM.


(38)

Triana (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kecerdasan

emosional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Peningkatan kinerja karyawan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat

kecerdasan emosional yang dimiliki karyawan. Hal itu dikarenakan, self awareness yang semakin baik membuat karyawan akan empat cenderung berperilaku sesuai dengan standar organisasi, sehingga pada akhirnya akan

mencapai kinerja yang lebih baik. Dari semua itu akan berdampak pada sebagai

berikut: Stainer (1997)

a) Karyawan akan bersikap prefesional dalam bekerja

b) Meciptakan suatu keharmonisan antara karyawan dan atasan

c) Terciptanya kinerja yang maksimal (karena karyawan selalu merasa

senang

d. Kinerja Karyawan

Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda dalam melakukan

berbagai aktifitasnya. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik

secara alami atau dengan cara dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi

untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasikan pada saat

tertentu saja. Potensi berperilaku tentu disebut dengan ability (kemampuan) atau dengan performance (kinerja). Kinerja merupakan pencapaian atau hasil dari seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya

dengan kurun waktu tertentu dalam suatu perusahaan atau bidamg yang

digelutinya, sehingga kinerja karyawan yang berkualitas sangat dibutuhkan


(39)

Perusahaan, sebab hal itu sangat berpengaruh bagi kemajuan perusahaan.

Adapun pengertian kinerja menurut para ahli sebagai berikut :

Menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja pada dasarnya adalah apa

dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada

perusahaan. Jadi pada dasarnya kinerja adalah sebuah pengabdian karyawan

yang diberikan kepada perusahaan. Dapat dikatakan juga kinerja karyawan

seberapa banyak para karyawan memberikan kontribusinya kepada perusahaan

meliputi kualitas, kuantitas output, jangka waktu, kehadiran di tempat kerja dan

sikap komparatif. Kinerja pegawai menunjukan pada kemampuan pegawai

dalam melaksanakan seluruh tugas-tugasnya yang menjadi tanggung jawabnya

(Mathis dan Jackson, 2002).

Kinerja (prestasi kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” Mangkunegara (2009). Menurut Wirawan (2009) dalam Marpaung (2013) menyatakan bahwa kinerja merupakan

singkatan dari kinetika energi kerja Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh

fungsi-fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu

tertentu. Gibson et.all (1995) mendefinisikan kinerja sebagai catatan terhadap hasil produksi dan pekerjaan atau aktivitas tertentu dalam periode waktu

tertentu. Kecakapan - kecakapan interpersonal serta kecakapan-kecakapan teknis (skill dan ability). Menurut Hasibuan (2001) dalam Yenti (2014) Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam


(40)

Melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Simanjuntak (2005) mengatakan kinerja adalah pencapain hasil

atas pelaksanaan tugas tertentu. Salah satu cara untuk memperbaiki dan

memaksimalkan kinerja karyawan adalah dengan cara restrukturasi. Kata

restrukturasi sering disebut dengan downsing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja atau unit satuan kerja. Pada

setiap perusahaan melakukan perbaikan perkerjaan dari skala kecil maupun

besar, tujuanya untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

a) Indikator Kinerja Karyawan

Bernardin (1998) dalam Choiriah (2013) menjelaskan bahwa kinerja

seseorang dapat diukur berdasarkan 6 kriteria yang dihasilkan dari pekerjaan

yang bersangkutan. Keenam kriteria tersebut adalah:

a. Kualitas merupakan tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati

sempurna dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

b. Kuantitas adalah jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah

sejumlah unit kerja ataupun merupakan jumlah siklus aktivitas yang

dihasilkan

c. Ketepatan waktu adalah tingkat aktivitas diselesaikannya pekerjaan

tersebut pada waktu awal yang diinginkan.

d. Efektivitas merupakan tingkat pengetahuan sumber daya organisasi di


(41)

e. Kemandirian adalah karyawan yang dapat melakukan fungsi kerjanya

tanpa meminta bantuan dari orang lain.

f. Komitmen adalah karyawan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap

pekerjaannya.

Mangkunegara (2010) menjelaskan aspek-aspek standar pekerjaan yang

terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

a. Aspek kuantitatif meliputi dari proses kerja dan kondisi kerja, waktu

berkerja jumlah kesalahan bekerja, jenis pemberian pelayanan bekerja.

b. Sedangkan aspek kualitatif dari ketepatan kerja dan kualitas kerja tingkat

kemampuan dalam bekerja, kemampuan menganalisis data/informasi

dan kegagalan, kemampuan mengevaluasi keluhan.

Menurut Gomes (2003) dalam Yenti (2014) ada enam indikator sebagai berikut:

a. Kualitas kerja yaitu akurasi, ketelitian, bisa diterima atas setiap pekerjaan

yang dilakukan

b. Produktivitas yaitu kuantitas dan efesien kerja yang dihasilkan dalam

periode waktu tertentu

c. Pengetahuan pekerjaan adalah keterampilan dan informasi praktis/teknis

yang digunakan pada pekerjaan

d. Bisa diandalkan sejauh mana seorang karyawan dapat diandalkan atas


(42)

e. Kehadiran adalah sejauh mana karyawan tepat waktu mengambil periode

istirahat atau makan yang ditentukan dan dicatat kehadiran secara

keseluruhan

f. Kemandirian adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau

tanpa pengawasan

b) Definisi Kinerja Karyawan

Selain itu, dalam Sedarmayanti (2011) juga dikatakan bahwa kinerja berasal

dari kata job performance disebut juga actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh karyawan. Sehingga kinerja

karyawan adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan program kegiatan/

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang di

tuangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Adapun yang menjadi

indikator pengukuran kinerja adalah efektivitas dan efesiensi (Kast, Rosenzweig,

1974). Berbeda halnya dengan Rivai, Basri (2005) dalam kinerja pegawai (2012)

bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan

selama periode tertetu di dalam melaksanakan tugas di bandingkan dengan

berbagai kemungkinan seperti, standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah si tentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Seiring dengan pendapat di atas Withmore mengemukakan bahwa kinerja

merupakan ekspresi potensi seseorang dalam memenuhi tanggungjawabnya


(43)

hasil kinerja yang optimum perlu di tetapkan standar kerja yang jelas yang dapat

menjadi acuan bagi seluruh pegawai. Kinerja pegawai akan tercapai apabila

pegawai dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik.

Dari definisi faktor diatas maka dapat disimpilkan bahwa faktor tersebut

mempengaruhi kinerja karyawan yang memiliki peran - peran penting bagi

perusahaan dalam memilih dan menempatkan setiap karyawan dalam

pekerjaanya dan sebagai patner usaha agar tidah terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Bahwa kinerja karyawan dapat diukur dari kualitas pekerjaan yang

dihasilkan, kuantitas (jumlah) pekerjaan yang dapat diselesaikan, ketepatan

waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut,dan efektifitas karyawan

menggunakan kemampuan yang dimilikinya dengan baik. Sesuai dengan

tanggung jawabnya maka kinerja dapat dikatakan bagus atau stabil apabila

seseorang mempu menyelesaikan tugas pada tepat waktu maka dari situ lah

perusahan akan dapat berkembang. Karena kinerja karyawan sangat dibutuhakan

disetiap perusahaan agar setiap pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.

Kinerja menurut (Amstrong dan Baron, 1998:7) dalam Sedarmayanti (2011)

adalah sarana untuk mendapatkan hasil lebih baik dari organisasi, tim dan

individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka tujuan

dan standar, dan persyaratan atribut yang disepakati.

c) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Pada setiap perusahaan melakukan perbaikan perkerjaan dari skala kecil maupun besar, tujuanya untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Menutut As’ad (2004) kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang


(44)

berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan fakto tersebut meliputi sebagai

berikut:

a. Faktor finansia yaitu terpenuhi keinginan karyawan terhadap kebutuhan

finansial yang diterima untuk memenuhi kebutuhan karyawan meliputi :

gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan dan fasilitas yang

diberikan

b. Faktor fisik yaitu faktor yang berhungan dengan kondisi fisik karyawan

dan kondisi lingkungan hal ini meliputi: jenis pekerjaan pengaturan

waktu kerja dan istirahat, pelengkapan kerja, fasilitas dan kondisi

kesehatan.

c. Faktor sosial yaitu yang berhubungan dengan interaksi sodial baik antar

sesama karyawan, dengan atasan maupun dengan karyawan sejenis

pekerjaanya. Hal ini meliputi: rekan kerja yang kompak, pimpinan yang

adil dan bijaksana serta pengarahan dan perintah yang wajar.

d. Faktor psikogi yaitu faktor yang berhungan dengan kejiwaan karyawan.

hal ini meliputi: minat, ketentraman dalam berkerja, sikap terhadap kerja,

bakat dan keterampilan.

Terdapat tiga faktor penentu kinerja yaitu:

a. Tingkat keterampilan: keterampilan dalam hal ini menyangkut

pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal serta kecakapan – kecakapan teknis (skill dan ability)

b. Tingkat upaya: Karyawan yang hanya memiliki ketrampilan yang baik


(45)

mempunyai upaya sama sekali. Pada intinya, karyawan harus memiliki

motivasi dalam bekerja.

c. Kondisi-kondisi eksternal: Sejauh mana kondisi-kondisi eksternal

mendukung produktivitas karyawan (lingkungan kerja karyawan).

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: Amstrong dan Baron,

(1998) dalam Sedarmayanti (2011)

a. Personal Factors: ditunjukkan tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi dan komitmen individu.

b. Leadership Faktors: ditentukan kualitas dorongan bimbingan, dan dukungan yang dilakukan oleh manajer dan team leader

c. Team Factor: ditunjukkan kualitas dukungan oleh rekan kerja.

d. Sistem Factors: ditunjukkan adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.

e. Contextual Situasional Factors: ditunjukkan tingginya tingkat tekanan lingkungan internal dan eksternal. (Amstrong dan Baron 1998) dalam

Sedarmayanti 2011.

Sejalan dengan itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sumber daya

manusia menurut Wirawan (2009) dalam Marpaung (2013) meliputi:

1. faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai

yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh

ketika orang tersebut berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya


(46)

faktor yang diperoleh, misalnya pengetahuan, ketrampilan, etos kerja,

pengalaman kerja, dan motivasi kerja

2. faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya,

pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja.

Dukungan tersebut sangat mempengaruhi tinggi rendahkan kinerja

pegawai Faktor internal organisasi antara lain teknologi robot, sistem

kompensasi, iklim kerja, strategi organisasi dukungan sumber daya

yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem

manajemen dan kompensasi.

3. faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan

eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi

di lingkungan ekternal organisasi, misalnya krisis ekonomi.

Dari uraian di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

pada dasarnya terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal dari karywan seperti

kemampuan, keahlian,motivasi,dan kepribadian. Kemampuan yang dimiliki

seseorang salah satunya ditentukan oleh kecerdasan yang dimilikinya.faktor

eksternal berasal dari organisaasi itu sendiri.

d) Dampak Kinerja Karyawan

Terdapat beberapa dampak yang ada pada suatu kinerja kaeyawan yaitu:

a. Organisasi akan berkembang pesat

b. Organisasi akan memperoleh target yang telah ditentukan oleh

perusahaan


(47)

d. Pada organisasi tersebut akan semakin sulit berkelompok karena berkerja

dengan sungguh – sungguh untuk mencari target yang telah ditentukan oleh oraganisasi

e. Perusahaan dimata publik menjadi baik dan disegani oleh setiap

perusahaan atau para pesaing pada usaha sejenis.

e. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan

Dunia kerja mempuanyai berbagai masalah dan tantangan yang harus

dihadapi oleh karyawan, misalnya persaingan yang ketat, tuntutan tugas, suasana

kerja yang tidak nyaman dan hubungan dengan orang lain. Masalah tersebut

dalam dunia kerja bukanlah hal yang hanya membutuhkan kecerdasan

intelektualnya, tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut kemempuan emosi

atau kecerdasan emosional sangat diperlukan. Bila seseorang dapat

menyelesaikan masalah di dunia kerja yang berkaitan dengan emosionalnya

maka dia akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Sebuah penelitian pada

sekitar 42.000 orang di 36 negara mengungkapkan hubungan positif antara

kecerdasan emosional dan kesuksesan dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan

(Stein dan Book, 2002) dalam Moniaga (2012). Ini menunjukkan bahwa seorang

karyawan juga bisa berhasil, jika di dalam diri mereka terbentuk nilai-nilai EQ

yang tinggi. dengan kecerdasan emosional, seseorang mampu mengetahui dan

menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan


(48)

Jika seseorang tidak dapat mengendalikan emosionalnya secara baik, maka

dapat mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi serta kemampuannya

untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya dan memiliki pikiran yang

sulit. Maka dapat disimpulkan bahwa kecedasan emosianal sangat berperan aktif

dalam mempengaruhi kinerja karyawan dalam melakukan setiap tugas dan yang

diberikan untuk mencapai suatu tujuan perusahan. Jika seseorang memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi mereka akan lebihh mudah dalam

mengendalikan maupun mengontol emosinya secara baik ketika dikantor.

seorang karyawan yang memilki kecerdasan emosional yang tinggi, maka

pelaksanaan tugasnya juga akan lebih baik.

Penelitian yang pernah dilakukan Yenti (2014) yang berjudul Pengaruh

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Karyawan

Pada R.S Pekan Baru bahwa berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

pada R.S Pekan Baru. Seseorang dengan keterampilan emosional yang

berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan

dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Penelitian yang pernah dilakukan oleh

Wiramiharja (2003) dalam Nugraha (2014) yang menemukan bahwa kecerdasan

emosional yang memiliki hubungan positif yang cukup sangat berpengaruh

secara signifikan pada prestasi kerja seseorang. Berdasarkan uraian tersebut

maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

H1: Kecerdasan emosional berpengaruh singnifikan terhadap kinerja karyawan


(49)

2. Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Karyawan a. Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Intelektual merupakan kecerdasan emosional untuk menerima,

menyimpan, dan mengola informasi menjadi fakta. Kecerdasan intelektual

adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Orang yang kecerdasan

intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat

disimpan dan diolah, pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan

diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan mengolah kembali

informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau

penciuman) biasa disebut "berfikir. Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan

inteligensi, istilah ini dipopulerkan kembali pertama kali oleh Francis Galton,

seorang ilmuan dan ahli matematika yang termuka dari Inggris (Joseph,1978).

Menurut Robins dan Judge (2008) kecerdasan intelektual adalah

kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental

berfikir, menalar dan memecahkan masalah. Intelligensi lebih difokuskan kepada kemampuannya dalam berfikir. Menurut Anastasi (1997) mengatakan

bahwa inteligensi bukanlah kemampuan tunggal dan seragam tetapi merupakan komposit dari berbagai fungsi. Istilah ini umumnya digunakan untuk mencakup

gabungan kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk bertahan dan maju

dalam budaya tertentu (Fabiola, 2005). Kemampuan intelektual ini dapat diukur

dengan suatu alat tes yang bisa disebut IQ (Intellegence Quotient). Menurut Robins (2008) kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan


(50)

menyimpulkan dan mengelola informasi menjadi nyata. Menurut Armansyah

(2002) kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan

rasio yang merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah

informasi menjadi fakta.

Menurut Robbins (2001) mengatakan bahwa dalam kecerdasan intelektual

terdapat tujuh dimensi yaitu :

a. Kecerdasan angka

Merupakan kemampuan untuk menghitung dengan cepat dan tepat.

b. Pemahaman verbal Merupakan kemampuan memahami apa yang dibaca

dan didengar.

c. Kecepatan persepsi merupakan kemampuan mengenali kemiripan dan

beda visual dengan cepat dan tepat.

d. Penalaran induktif merupakan kemampuan mengenali suatu urutan logis

dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.

e. Penalaran dedukatif merupakan kemampuan menggunakan logika dan

menilai implikasi dari suatu argumen

f. Visualilsasi spasial merupakan kemampuan membayangkan bagaimana

suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang dirubah.

g. Daya ingat Merupakan kemampuan menahan dan mengenang kembali


(51)

Berbeda Menurut Hariwijaya (2005) dalam Nugraha (2014) mengatakan

bahwa mendefinisikan Intellegence Quotient (IQ) kemampuan untuk bekerja secara abstraksi (ide, symbol,konsep dan prinsip), kemampuan untuk belajar dan

menggunakan abstraksi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang lama sekali

baru. Terdapat beberapa katagori dalam kecerdasan intelektual itu sendiri

sebagai berikut:

a. Kecerdasan Verbal yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang yang

meliputi kemampuan berkomunikasi secara urut, runtut, tertata,

sistematis, tepat diksi dan penempatan posisi diri. Kecerdasan ini

mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan

mampu mengunakan secara kompeten melalui kata-kata untuk

mengungkapkan pikiran-pikiran daalam berbicara, membaca dan

menulis.

b. Kecerdasan logika yaitu kecerdasan yang dimiliki seseorang yang

meliputi kemampuan dan kecerdasan logika. Logika atau penalaran

sangat penting dalam kehidupan sehari- hari untuk pengabilan keputusan

atau tindakan seseorang.

c. Kecerdasan numerik yaitu kecerdasan seseorang yang meliputi

kemampuan yang berkaitan dengan angka dan segala implikasinya.

d. Kecerdasan spasial yaitu kecerdasan yang dimiliki seserang dengan meliputi kemampuan menangkat ‘’ruang’’ dengan segala implikasinya kemampuan ini biasanya dimiliki oleh seniman, fotografer, aristek,


(52)

Pengukuran kecerdasan intelektual tidak dapat diukur hanya dengan

pengukuran satu tunggal para peneliti menemukan bahwa tes untuk mengukur

kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah dengan mengunakan tiga

pengukuran yaitu pengukuran verbal, keampuan matematika, dan pengkuran

ruang (Moustafa dan Miller, (2013) dalam Ode 2011) dalam Nugraha (2014)

Dengan memiliki kecerdasan intelektual yang baik dan terstandar maka

masing masing individu memiliki kemantapan pemahaman tentang potensi diri

dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif

dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana atau

pelaku profesi karena (rasionalitas) dibutuhkan untuk dapat memahami dan

mempertimbangkan hal-hal yang bersifat etis dan tidak etis (Mahmudi, 2001)

dalam Yenti (2014).

Indikator kecerdasan intelektual sering menjadi suatu terhambatnya

seseorang dalam bekerja ada 3 indikataor yang dikemukakan oleh Stenberg

dalam Arie, 2009 yaitu:

a. Kemampuan memecahkan masalah yaitu mampu menunjukkan

pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, mengambil keputusan

tepat, menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan fikiran

jernih.

b. Intelegensi verbal yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh


(53)

c. Intelegensi praktis yaitu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar

terhadap dunia sekeliling, menunjukkan minat terhadap dunia luar.

b. Faktor – faktor Yang Mempengruhi Kecerdasan Intelektual

Inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari tindakan nyata, yang merupakan manifestasi dari berfikir

rasional itu. Menurut Purwanto (2007) dalam Yenti (2014) menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi yaitu:

a. Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

lahir. Batas kemampuan kita dalam memecahkan permasalahan, pertama

ditentukan oleh pembawaan kita. Orang ada yang pintar dan ada yang bodoh

meskipun menerima latihan yang sama perbedaan itu masih tetap ada.

b. Kematangan

Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Tiap organ dapat dikatakan telah matang jika ia telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak

tidak dapat memecahlan soal-soal tertentu karena soal tersebut masih

terlampau sukar baginya. Organ tubuh dan fungsi jiwanya belum matang

untuk memecahkan masalah itu. Kematangan erat hubungannya dengan


(54)

c. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan ada dua macam

yaitu yang disengaja seperti yang dilakukan di sekolah dan tidak sengaja

yaitu pengaruh alam sekitar

d. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat motif-motif yang

mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif

menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives).

e. Kebebasan

Kebebasan mengandung makna bahwa manusia dapat memilih

metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah. Dengan kebebasan manusia

dapat menentukan dan mengembangkan cara berfikir secara cepat dan yang

mereka anggap akurat. Keterbelakangan, pengekangan akan mempengaruhi

intelektual seseorang.

c. Dampak dari Kecerdasan Intelektual

Dunia kerja erat kaitanya dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh

seseorang. Seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang ditiinggi

diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan

mereka yang memiliki IQ lebih rendah. Hal terus karena mereka yang memiliki


(55)

dalam memecahkan suatau masalah yang berkaitan mampu menyelesaikan

dengan baik. Seseorang yang memiliki kemampuan kecerdasan intelektual yang

tinggi akan mampu menyelesaikan setiap tungas yang diberikan kepadanya

dengan baik. Hal ini diperkuat oleh penelitianya Fabiola dan Meirnayanti (2005)

mengenai analisis pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan pada Hotel Horison Kota

Semarang membuktikan bahwa seseorang yang memeiliki kecerdasan

intelektual yang tinggi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

penelitian yang dilakukan Susi Hendiyani dan Raden Lestari Garnasih

(2013) mengatakan hasil penelitianya menunjukan bahwa kecerdasan intelektual

berpengaruh signifikan, baik secara simultan maupun parsial, terhadap kinerja

guru. Kecerdasan intelektual memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap

peningkatan kinerja dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan oleh kecerdasan

emosional. Menurut Davis Wechles 2004 dalam yudi aditia 2006 mengatakan

ada beberapa dampak diantaranya adalah:

a. Kinerja karyawan menjadi maksimal karena karyawan akan mudah

menyelesaikan beban pekerjaanya secara efektifitas.

b. Mampu melalui hambatan – hambatan tugas pekerjaan yang sulit dengan mudah


(56)

d. Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Karyawan Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki

tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi, maka orang tersebut memiliki

peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dibanding dengan orang yang

memiliki IQ rendah. Menurut Robins (2008) mengatakan kecerdasan intelektual

adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas

berfikir, memecahkan masalah dan mampu menyimpulkan dan mengelola

informasi menjadi nyata. Dengan ini dapat dinyatakan bahwa kemampuan

seseorang sangat penting dalam menentuan suatu keberhasilan yang akan

dicapai, semua itu tidak terlepas dari kecerdasan intelektual yang dimiliki setiap

karyawan. Seorang karyawan bisa dikatakan memiliki IQ yang tinggi akan

dengan mudah dalam melakukan setiap tugas atau pekerjaannya. Berbeda

dengan halnya jika seseorang memiliki IQ atau pengetahuan yang rendah maka

orang tersebut akan mudah menghapai kesulitan maupun kendala dalam

pekerjanya.

Penelitian Nurzhirah Gistituati dan Jafridin (2006) dalam Nugraheni (2014)

meneliti tentang pengaruh kontribusi kecerdasan intlektual, kecerdasan

emosional, kecerdasan spiritual dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap

kinerja guru SD Negeri di Kabupaten Mukomuko. Hasil penelitian nemukan

bahwa kecerdasan intelektual, emosional spiritual dan kepemimpinan kepala

sekolah berkolerasi secara signifikan dengan kinerja guru. NI Nyoman

Teristiyani W,(2014) meneliti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,


(57)

yang disimpulkan bahwa kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja dosen

Politeknik Negri Bali

Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi

biasanya akan tersisihkan dari seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan

intelektual lebih rendah. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tidak menjamin

seseorang tersebut dapat meraih kesuksesan. Pada kenyataannya jika seorang

karyawan memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi maka kinerja yang akan

dimiliki akan tinggi. Terbukti bahwa kecerdasan intelektual sangat masih

mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan

uraian diatas maka hipotesis yang akan disusun adalah sebagai berikut:

H2: Kecerdasan intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

3. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan a. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual (SQ) sendiri adalah kemampuan jiwa yang dimiliki

seseorang untuk membangun dirinya secara untuk melalui berbagai kegiatan

positif sehingga mampu menyelesaikan berbagai persoalan dengan melihat

makna yang terkandung didalamnya.

Zohar dan Marshal (2001), mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai


(58)

dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan unruk melihat kapan batasanya

itu, juga memungkinkan kita bergulat dengan awal baik dan jahat,

membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita dari kerendahan.

Kecerdasan tersebut menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna

yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup sesorang lebih bernilai dan bermakna.

Eckersley (2000) memberikan pengertian yang lain mengenai kecerdasan

spiritual. Kecerdasan spiritual mendefinidikan sebagai perasaan intuisi yang

dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas didalam hidup kita. Konsep

mengenali kecerdasan spiritual dalam hubungan dengan dunia kerja. Menurut

Ashmos dan Duchon (2000) dalam Trihandini (2005) memiliki tiga komponen

yaitu kecerdasan spiritual sebagai nilai kehidupan dari dalam diri, sebagai kerja

yang memiliki arti dan komunitas.

Menurut Tony Buzan (2003) kecerdasan spiritual adalah yang berkaitan

dengan menjadi bagian dari rancangan segala sesuatu yang lebih besar, meliputi “melihat suatu gambaran secara menyeluruh”. Sementara itu Doe (2008) mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai -

nilai, moral, dan rasa. Zohar berpendapat lain, menurut Zohar (2000) dalam

Handayani (2014) kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk

mampu menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh seseorang tersebut.

Berman (2001) dalam Sina (2012) mengungkapkan bahwa kecerdasan


(59)

dan Menurut Meyer (2007) dalam Paisal kecerdasan emosional juga diartikan

suatu kemampuan khusus membaca perasaan terdalam orang yang melakukan

kontak, dan menangani relasi secara efektif. Sementara pada saat yang sama

dapat memotivasi diri sendiri dan memenuhi tantangan manajemen relasi.

Sukidi (2002) dalam Handayani (2014) mengemukakan tentang nilai dari

kecerdasan spiritual berdasarkan komponen - komponen dalam kecerdasan

spiritual (SQ) yang banyak dibutuhkan dalam dunia bisnis,diantaranya sebagai

berikut:

a. Mutlak Jujur. Kata kunci pertama untuk sukses di dunia bisnis selain

berkata benar dan konsisten akan kebenaran adalah mutlak bersikap

jujur. Ini merupakan hukum spiritual dalam dunia usaha.

b. Keterbukaan merupakan sebuah hukum alam di dalam dunia usaha, maka

logikanya apabila sesorang bersikap fair atau terbuka maka ia telah

berpartisipasi di jalan menuju dunia yang baik.

c. Pengetahuan diri. Pengetahuan diri menjadi elemen utama dan sangat

dibutuhkan dalam kesuksesan sebuah usaha karena dunia usaha sangat

memperhatikan dalam lingkungan belajar yang baik.

d. Fokus pada kontribusi. Dalam dunia usaha terdapat hukum yanag lebih

mengutamakan member dari pada menerima. Hal ini penting berhadapan

dengan kecenderungan manusia ubtuk menuntut hak ketimbang

memenuhi kewajiban. untuk itu orang harus lebih pandai membangun


(60)

e. Spiritual non dogmatis. Komponen ini merupakan nilai dari kecerdasan

spiritual di mana didalamnya terdapat kemampuan untuk bersikap

fleksibel, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, serta kemampuan

untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai.

a) Faktor – Faktor Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual sebagai berikut :

a. Faktor Internal

b. faktor Eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat

Menurut Sinetar kejujuran, keadilan, kesamaan perlakuan terhadap semua

orang, memunyai factor yang mendorong kecerdasan spiritual. Dengan spiritual

akan mampu mendorong manusia pada kesuksesan. Karena spiritual ini akan

mampu menghasilkan lima hal, yaitu (Agustian 2003 dalam Nugraheni 2012):

a. integritas atau kejujuran

b. Energi atau semangat

c. Inpirasi atau ide dan inisiatif

d. Wisdom atau bijaksana


(61)

c. Dampak Kecerdasan Spiritual

Dari definisi faktor diatas bahwa ketika seseorang secara pribadi merasa

terpuruk, terjebak, kehawatiran kecerdasan spiritual dapat menjadi orang lebih

cerdas dalam beragama, artinya jika seseorang memiliki kecerdasan spiritual

tinggi maka dapat menjalankkan agama tidak secara picik, eklusif, fanatik atau

prasangka. Maka dengan ini dapat disimpulkan dengan adanya kecerdasan

spiritual dapat mempengaruhi kinerja karyawan yang memiliki peran - peran

penting bagi perusahaan dalam memilih dan menempatkan setiap karyawan

dalam setiap pekerjaanya supaya tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Menurut Zohar (2000) kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk

mampu menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh seseorang tersebut.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila seorang pekerja /

karyawan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi maka dapat berpengaruh

pada kinerja di setiap karyawanya agar karyawan dapat menyimpulkan masalah

yang dihadapi dengan mudah. Maka dapat diketahui dampak yang dapat

ditimbulkan adalah :

a. Karyawan dapat dengan mudah memghadapi tuntutanpekerjaan

b. Karyawan dapat dengan mudah menyelesaikan pekerjanya

c. Karyawan dapat mencapai kinerja yang maksimal

d. Berperilaku jujur dalam tanggung jawab setiap pekerjaanya


(62)

Penelitian Gunaeka (2012) meneliti mengenai pengaruh kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja auditor pada KAP di

Surabaya, membuktikan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

d. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan

Kecerdasan spiritual (SQ) sendiri adalah kemampuan jiwa yang dimiliki

seseorang untuk membangun dirinya secara utuh, salah satunya dapat melalui

berbagai kegiatan positif sehingga mampu menyelesaikan berbagai persoalan

dengan melihat makna yang terkandung didalamnya. Seseorang yang membawa

makna spiritual dalam kerjanya akan lebih merasakan hidup dalam pekerjaannya

yang lebih berarti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepercayaan pada

dalam dirinya untuk mendorong dan memotivasi dirinya untuk lebih mampu

dalam meningkatkan kinerja yang dimilikinya, sehingga karirnya dapat

berkembang lebih maju.

Menurut Zohar (2000) kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang

untuk mampu menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh seseorang

tersebut. Kecerdasan spiritual dimaksudkan untuk mampu menghadapi dan

memecahkan persoalan yang dihadapi. Mengingat adanya kecerdasan yang

dimiliki semua orang seperti kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual

Semua itu tidak terlepas dari kecerdasan spiritual itu sendiri. Dapat disimpulkan

bahwa kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan


(63)

kecerdasan spiritual yang tinggi orang tersebut akan mempunyai suatu keyakin

dalam menyelsaikan setiap tugas yang dibebankan kepadanya.

Melalui penelitian Sufnawan (2007) tentang Pengaruh Kecerdasan

Emosional dan Spritual Auditor Terhadap Kinerja Auditor Dalam Kantor

Akuntan Publik, hasil analisis menunjukan bahwa kecerdasan spritual dan

kecerdasan emosional berpengaruh singnifikn terhadap kinerja karyawan.

Penelitian lain yang dilakukan Cipta (2009) tentang pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kinerja karyawan melalui kecerdasan emosional sebagai

vareabel intervening pada kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga

Kantor Pemasaran Surabaya. Hasil yang didapat dalam penelitianya adanya

pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual secara positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Handayani (2014) meneliti pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan

spiritual terhadap kinerja karyawan Hotel hasil yang didapat dalam penelitianya

adalah kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Hal ini didasarkan pada seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi sehingga lebih mudah untuk memfungsikan SQ dan EQ secara

efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika karyawan memiliki kecerdasan

spiritual baik maka pelaksanaan tugasnya akan lebih baik. Berdasarkan uaraian

tersebut maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut :

H3: kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan


(64)

4. Kerangka Pemikiran

Setiap karyawan dituntut untuk terus ditingkatkan dalam melakukan setiap

pekerjaanya. Hal ini dikarenakan adanya persaingan dunia kerja yang sangat

ketat, tuntutan dalam memberikan kemampuan didunia kerja atau perusahaan

dan adanya tuntutan target yang harus tercapai. Untuk meningkatkan kinerja

marketing, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan atau keahlian para karyawan itu sendiri. Kinerja menurut

(Amstrong dan Baron, 1998:7) dalam Sedarmayanti (2011) adalah sarana untuk

mendapatkan hasil lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara

memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka tujuan dan standar,

persyaratan atribut yang disepakati.

Menurut Goleman (2003) menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan

dalam dunia kerja, seorang karyawan bukan hanya membutuhkan kecerdasan

kognitif saja, tetapi membutuhkan kecerdasan emosional. menurut penelitian

Goleman (2001) dalam penelitian Hidayati (2013) mengatakan bahwa

kecerdasan emosi menyumbang 80 % dari faktor penentu kesuksesan sesorang

sedangkan 20 % yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient).

Kecerdasan emosi tersebut antara lain meliputi: empati, memahami perasaan,

kemampuan mengelola diri sendiri, kemampuan menyesuaikan diri,

menyelesaikan masalah, membina hubungan dengan orang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Boyatzis dan Chermiss (2001) dalam

Trihandini, (2005) terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapa


(65)

memiliki skor kecerdasan emosional yang tinggi akan menghasilkan kinerja

yang lebih baik, yang dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas yang

diberikan karyawan tersebut terhadap perusahaan. Walaupun seseorang tersebut

memiliki kinerja yang cukup baik, namun apabila dia memiliki sifat yang

tertutup dan tidak berinteraksi dengan orang lain secara baik, maka kinerjanya

tidak akan dapat berkembang.

Penelitian Yenti (2013) meneliti pengaruh Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karywan

pada R.S Pekan Baru mengatakan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan dan keberhasilan

seseorang tidak hanya ditentukan oleh Kecerdasan Intelektual (IQ) saja tetapi

keberhasilan dan kesuksesan atau kinerja seseorang juga dipengaruhi oleh

Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Atas hal tersebut

maka, Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) maupun

Kecerdasan Spiritual (SQ) yang dimiliki para karyawan harus digali dan

ditumbuh kembangkan, sehingga diharapkan akan berdampak positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan supaya memudahkan dalam pencapaian

kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kecerdasan

emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual berpengaru terhadap

kinerja karyawan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. Maka kerangka

pemikiran teoritis yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada


(66)

4. Model Penelitian

H1

H2

H3

Gambar 2.2 Model Penelitian

Dalam model penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent

dan variable dependent variabel dependent merupakan variable yang akan

menjadi pusat perhatian peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variable

dependent adalah kinerja karyawan sebagai vareabel (Y) dan vareabel

independent yang dilambangkan dengan (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel dependent, baik itu pengaruhnya secara positif maupun

negative.Variabel independent dalam penelitian ini adalah: kecerdasan

emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual (X1

Kinerja karyawan

(Y) Kecerdasan Emosional

(X1)

Kecerdasan Spiritual

(X3)

Kecerdasan Intelektual


(67)

(1)

(2)

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N 50 Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.26290327 Most Extreme Differences

Absolute .100 Positive .100 Negative -.061 Kolmogorov-Smirnov Z .710

Asymp. Sig. (2-tailed) .694

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

UJI MUOLTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 11.383 5.706 1.995 .052

Kecerdasan Emosional .370 .108 .412 3.410 .001 .551 1.814

Kecerdasan Intelektual .323 .153 .258 2.105 .041 .537 1.862

Kecerdasan Spiritual .313 .138 .259 2.273 .028 .619 1.615


(3)

UJI HETEROKEDASITAS

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1

(Constant) 6.548 3.744 1.749 .087 Kecerdasan Emosional -.126 .071 -.339 -1.774 .083

Kecerdasan Intelektual .033 .101 .064 .329 .744

Kecerdasan Spiritual .052 .090 .103 .573 .570

a. Dependent Variable: ABS_RES

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .793a .629 .605 3.368 1.730

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual , Kecerdasan Emosional , Kecerdasan Intelektual


(4)

(5)

UJI F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 886.320 3 295.440 26.051 .000b

Residual 521.680 46 11.341 Total 1408.000 49

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual , Kecerdasan Emosional , Kecerdasan Intelektual

.

UJI T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1

(Constant) 11.383 5.706 1.995 .052 Kecerdasan Emosional .370 .108 .412 3.410 .001

Kecerdasan Intelektual .323 .153 .258 2.105 .041

Kecerdasan Spiritual .313 .138 .259 2.273 .028


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL (ESQ), DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA PT KARYA TOHA PUTRA DI SEMARANG.

0 3 16

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. NASMOCO BAHANA MOTOR KOTA YOGYAKARTA (Studi pada Karyawan Marketing PT. Nasmoco Bahana Motor Kota Yogyakarta)

0 5 26

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DI WILAYAH MANADO.

0 2 17

PENDAHULUAN PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DI WILAYAH MANADO.

0 2 8

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DI WILAYAH MANADO.

1 7 26

PENUTUP PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DI WILAYAH MANADO.

0 2 44

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PDAM SRAGEN Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Sragen.

0 4 10

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Sragen.

0 3 16

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada PT. Bank Syariah Mandiri Solo).

1 6 16

View of Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Pada Kepuasan Kerja Yang Berdampak Terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Bantul, Yogyakarta

0 0 16