Data Topografi Kriteria Pemilihan Sistem Irigasi Permukaan

24

b. Data Topografi

Data topografi lahan merupakan data penting yang sangat menentukan keber-fungsian jaringan irigasi permukaan. Pengukuran dan pemetaan topografi merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan dalam perencanaan sistem irigasi permukaan. Pemetaan bisa didasarkan pada pengukuran di lapangan secara penuh, sehingga dihasilkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis konturnya. Untuk sistem irigasi dengan luas lahan sekitar 10.000 ha atau lebih biasanya didasarkan pada peta foto udara dengan dilengkapi detail topografinya. Persyaratan untuk pembuatan peta topografi umum dirinci sebagai berikut, yaitu:  Potret bentuk tanah landform harus memiliki relief mikro dengan bentuk fisik yang jelas, hal ini akan langsung menentukan tata letak dan lokasi saluran irigasi, saluran pembuang dan jalan.  Ketelitian ketinggian permukaan lahan. Di daerah datar, kemiringan saluran sebaiknya kurang dari 10 cmkm. Ketepatan dalam hal ketinggian adalah penting sekali karena hal ini akan menunjukkan apakah suatu layanan sistem irigasi dan drainase pembuangan akan berfungsi. Di daerah yang memiliki lahan curam, layanan sistem irigasi dan sistem drainase sangat tergantung pada kemiringan lahan dan ketinggian, sesuai dengan interval garis kontur dengan ketentuan, sebagai berikut : o tanah datar 2 dengan interval 0,5 m o tanah berombak dan landai 2-5 dengan interval 1,0 m o berbukit-bukit 5 - 20 dengan interval 2,0 m o bergunung-gunung 20 dengan interval 5,0 m Di unduh dari : Bukupaket.com 25 Pengukuran Sungai dan Lokasi Bendung Untuk perencanaan bangunan utama di sungai diperlukan informasi topografi mendetail mengenai sungai dan lokasi bendung. Bersama-sama dengan pengukuran untuk peta topografi umum, harus diukur pula beberapa titik di sungai. Hasil-hasilnya akan digunakan dalam perencanaan pendahuluan jaringan irigasi. Pengukuran ini mencakup unsur-unsur berikut :  Peta bagian sungai di mana bangunan utama akan dibangun. Skala peta ini adalah 1: 2.000 atau lebih besar yang meliputi 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir bangunan utama dan melebar hingga 250 m ke masing- masing sisi sungai. Daerah bantaran harus terliput semuanya. Kegiatan pengukuran ini juga mencakup pembuatan peta daerah rawan banjir. Peta itu harus dilengkapi dengan garis-garis kontur pada interval 1,0 m, kecuali di dasar sungai dimana diperlukan garis-garis kontur pada interval 0,50 m. Peta itu juga harus memuat batas-batas penting seperti batas-batas desa, sawah dan semua prasarananya.  Potongan memanjang sungai dengan potongan melintang setiap 50 m. Panjang potongan memanjang serta skala horisontalnya harus dibuat sama dengan untuk peta sungai di atas skala vertikalnya 1: 200 atau 1 : 500, bergantung kepada kecuraman medan. Skala. potongan melintangnya 1 : 200 horisontal dan 1 : 200 vertikal. Panjang potongan melintang adalah 50 m ke masing-masing sisi sungai. Elevasinya akan diukur pada jarak maksimum 25 m atau untuk beda tinggi 0,25 m mana saja yang bisa dicapai lebih cepat.  Pengukuran detail lokasi bendung yang sebenarnya harus dilakukan, yang menghasilkan peta berskala 1: 200 atau 1: 500 untuk areal seluas kurang lebih 50 ha 1000 x 500 m2. Peta ini akan menunjukkan lokasi seluruh bagian bangunan utama termasuk lokasi kantong pasir dan Di unduh dari : Bukupaket.com 26 tanggul penutup. Peta ini akan dilengkapi dengan titik rincik ketinggian dan garis-garis kontur setiap 0,25 m. Pengukuran Trase Saluran Pengukuran trase saluran biasanya mencakup jaringan irigasi maupun drainase. Pengukuran trase saluran pengukuran strip akan sebanyak mungkin mengikuti trase saluran yang diusulkan pada tata letak pendahuluan. Pengukuran ini akan meliputi jarak 75 m dari as saluran. Pengukuran trase saluran meliputi pembuatan :  Peta trase saluran dengan skala 1:2000 dengan garis –garis kontur pada interval 0.5 m untuk daerah datar dan 1.0 m untuk tanah berbukit bukit; .  Profil memanjang dengan skala horizontal l:2000 dan skala vertikal 1:200 atau 1:100 untuk saluran-saluran kecil,  Potongan melintang pada skala horisontal dan vertical 1:200 atau 1:100 untuk saluran-saluran kecil pada interval 50 m pada ruas-ruas lurus dan 25 m pada tikungan.

2. Tugas