Pengelolaan Pengetahuan di CV Nusantara Technology Solution

(1)

(2)

(3)

(4)

BIODATA PENULIS 1. Data Pribadi

Nama : Diki Rahayu Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 01 April 1993 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Rt 07 / Rw 03, Dusun Cileungsir, Desa Cileungsir, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis

Telepon, HP : 081323050882

Email : rahayudiki33@gmail.com

2. Riawayat Pendidikan

1999 – 2005 : MI 1 Cileungsir 2005 – 2008 : SMP 2 Rancah 2008 – 2011 : SMA 4 Ciamis

2011 – 2016 : Program Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, 25 Agustus 2016


(5)

PENGELOLAAN PENGETAHUAN DI

CV. NUSANTARA TECHNOLOGY SOLUTION

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

DIKI RAHAYU

10111515

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2016


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengelolaan Pengetahuan Di CV. Nusantara Technology Solution”. Tugas akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh Gelar Serjana Komputer di Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa begitu banyak peran serta dari pihak lain untuk proses penyelesaian Tugas Akhir ini, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. 2. Ayahanda Tatang Sudarto, Ibunda Entar Tarmini serta Saudara Ludi

Hidayat yang selalu memberikan doa yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak pernah berhenti baik secara moril dan materil, serta sebagai alasan bagi penulis untuk tetap berjuang menyelesaikan pendidikan ini. 3. Segenap staf yang ikut berpartisipasi dalam penelitian di CV. Nusantara

Technology Solution.

4. Richi Dwi Agustia, M. Kom selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.

5. Tati Harihayati M, S.T., M.T. Selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, menguji, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.

6. Irfan Maliki, S.T., M.T. Selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, menguji, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.


(7)

iv

7. Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung.

8. Ednawati Rainarli, S.Si., M.Si. Selaku Dosen Wali yang telah mengarahkan saya selama mengikuti akademik di kampus ini.

9. Seluruh staf pengajar/ dosen di lingkungan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan pengajaran dan didikan sepanjang proses perkuliahan.

10.Teman-teman IF-12/2011 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dengan segala kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, 25 Agustus 2016


(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SIMBOL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Metodologi penelitian ... 3

1.5.1 Merumuskan Masalah ... 5

1.5.2 Pengumpulan Data ... 5

1.5.3 Analisis Sistem ... 5

1.5.3.1 Analisis Masalah ... 6

1.5.3.2 Analisis Sistem yang Berjalan ... 6

1.5.3.3 Analisis Aturan Bisnis ... 6

1.5.4 Analisis Knowledge Management ... 6

1.5.4.1 Analisis Infrastruktur ... 6

1.5.4.2 Penyesuaian KM dengan Strategi Bisnis ... 6

1.5.4.3 Melakukan Desain Infrastruktur KM ... 7

1.5.4.4 Melakukan Analisis Knowledge dan Metode ... 7

1.5.4.5 Pembentukan Tim Knowledge... 7

1.5.5 Merancang dan Mendesain Knowledge Managemen System ... 7


(9)

vi

1.5.7 Pengujian Sistem ... 8

1.5.8 Penarikan Kesimpulan dan Saran... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Perusahaan ... 11

2.1.1 Profil CV. Nusantara Technology Solution ... 11

2.1.2 Struktur Oganisasi CV. Nusantara Technology Solution ... 12

2.2 Landasan Teori ... 16

2.2.1 Knowledge ... 16

2.2.2 Knowledge management ... 17

2.2.3 System ... 19

2.2.4 Knowledge Management System ... 20

2.2.5 Knowledge Taxonomy ... 22

2.2.6 Text Mining ... 22

2.2.7 Stemming dengan Algoritma Nazief dan Adriani ... 29

2.2.8 TF-IDF (Term Frequency – Inversed Document Frequency) ... 31

2.2.9 Vector Space Model (VSM)... 32

2.2.9.1 Indexing ... 33

2.2.9.2 Ukuran Kemiripan ... 34

2.2.10 Analisis SWOT ... 36

2.2.11 Business Process Modelling Notation (BPMN) ... 38

2.2.12 Analisis Sistem Terstruktur ... 39

2.2.12.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 39

2.2.12.2 Normalisasi ... 41

2.2.12.3 Diagram Alir Data (Data Flow Diagram) ... 42

2.2.13 Black Box Testing ... 43

2.2.13.1 Tipe dari Pengujian Black Box ... 44

2.2.14 Web ... 45

2.2.15 Website ... 46

2.2.16 Web Server ... 47


(10)

vii

2.2.18 MYSQL ... 48

2.2.19 PHP ... 49

2.2.20 Cascading Style Sheets (CSS) ... 50

2.2.21 XAMPP ... 50

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 51

3.1 Analisis Sistem ... 51

3.1.1 Analisis Masalah ... 51

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 51

3.1.2.1 Prosedur Pengerjaan Proyek ... 52

3.1.2.2 Prosedur Mengikuti Training ... 54

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 54

3.1.3.1 Aturan Bisnis Yang Sedang Berjalan ... 54

3.1.3.2 Aturan Bisnis Yang Diusulkan ... 55

3.2 Analisis Knowledge Management ... 55

3.2.1 Analisis Infrastruktur ... 55

3.2.1.1 Analisis Infrastruktur Yang Sedang Berjalan ... 56

3.2.1.1.1 Analisis Jaringan ... 56

3.2.1.1.2 Analisis Perangkat Keras ... 57

3.2.1.1.3 Analisis Perangkat Lunak ... 57

3.2.1.1.4 Analisis Pengguna ... 58

3.2.1.1.5 Analisis Pengkodean ... 59

3.2.2 Penyesuaian KM Dengan Strategi Bisnis ... 61

3.2.2.1 Analisis SWOT ... 62

3.2.3 Desain Infrastruktur Knowledge Management ... 65

3.2.4 Analisis Knowledge dan Metode ... 66

3.2.4.1 SECI Model ... 68

3.2.4.2 Knowledge Taxonomy ... 68

3.2.4.3 Text Mining ... 69

3.2.4.3.1 Case Folding ... 70

3.2.4.3.2 Tokenizing ... 71


(11)

viii

3.2.4.3.4 Stemming ... 74

3.2.4.3.5 Analyzing ... 75

TF-IDF ... 75

3.2.4.3.5.1 VSM (Vector Space Model). ... 78

3.2.4.3.5.2 3.2.5 Merancang TIM Knowledge ... 80

3.3 Merancang dan Mendesain KMS ... 82

3.3.1 Analisis Basis Data ... 82

3.3.1.1 Kamus Data Entity Relationship Diagram (ERD) ... 84

3.3.1.2 Diagram Konteks ... 85

3.3.1.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 87

3.3.1.3.1 DFD Level 1 Knowledge Management System ... 87

3.3.1.3.2 DFD Level 2 Proses 3 Pengolahan Data Master ... 89

3.3.1.3.3 DFD Level 2 Proses 4 Pengolahan Data Proyek ... 90

3.3.1.3.4 DFD Level 2 Proses 5 Pengolahan Tutorial ... 91

3.3.1.3.5 DFD Level 2 Proses 6 Pengolahan Forum ... 92

3.3.1.3.6 DFD Level 2 Proses 7 Pengolahan Kegiatan ... 92

3.3.1.3.7 DFD Level 3 Proses 3.1 Pengolahan Data User ... 93

3.3.1.3.8 DFD Level 3 Proses 3.2 Pengolahan Jenis Proyek ... 94

3.3.1.3.9 DFD Level 3 Proses 3.3 Pengolahan Tipe Dokumen ... 94

3.3.1.3.10 DFD Level 3 Proses 3.4 Pengolahan Jenis Tutorial ... 95

3.3.1.3.11 DFD Level 3 Proses 3.5 Pengolahan Level ... 95

3.3.1.3.12 DFD Level 3 Proses 3.6 Pengolahan Status ... 96

3.3.1.4 Spesifikasi Proses ... 96

3.3.1.5 Kamus Data... 107

3.3.1.6 Perancangan Sistem ... 110

3.3.1.6.1 Diagram Relasi ... 110

3.3.1.6.2 Struktur Tabel ... 111

Tabel user ... 111

3.3.1.6.2.1 Tabel dokumen ... 112

3.3.1.6.2.2 Tabel proyek ... 112

3.3.1.6.2.3 Tabel Forum ... 113 3.3.1.6.2.4


(12)

ix

Tabel Komentar ... 113 3.3.1.6.2.5

Tabel Jenis_proyek ... 113 3.3.1.6.2.6

Tabel Level ... 114 3.3.1.6.2.7

Tabel tbindex ... 114 3.3.1.6.2.8

Tabel tbvektor ... 114 3.3.1.6.2.9

Tabel Tipe_dokumen ... 114 3.3.1.6.2.10

Tabel Tutorial ... 115 3.3.1.6.2.11

Tabel jenis_tutorial ... 115 3.3.1.6.2.12

Tabel Kegiatan... 115 3.3.1.6.2.13

Tabel Status ... 116 3.3.1.6.2.14

3.3.1.6.3 Perancangan Struktur Menu ... 116 Perancangan Struktur Menu Administrator ... 116 3.3.1.6.3.1

Perancangan Struktur Menu CKO ... 116 3.3.1.6.3.2

Perancangan Struktur Menu Tim Proyek ... 117 3.3.1.6.3.3

3.3.1.6.4 Perancangan Antarmuka ... 117 Perancangan Antarmuka Login ... 117 3.3.1.6.4.1

Perancangan Antarmuka Lupa Password ... 118 3.3.1.6.4.2

Perancangan Antarmuka Beranda Admin ... 119 3.3.1.6.4.3

Perancangan Antarmuka Pengolahan User ... 119 3.3.1.6.4.4

Perancangan Antarmuka Tambah User ... 120 3.3.1.6.4.5

Perancangan Antarmuka Ubah User ... 120 3.3.1.6.4.6

Perancangan Antarmuka Pengolahan Jenis Proyek ... 121 3.3.1.6.4.7

Perancangan Antarmuka Tambah Jenis Proyek ... 121 3.3.1.6.4.8

Perancangan Antarmuka Ubah Jenis Proyek ... 122 3.3.1.6.4.9

Perancangan Antarmuka Pengolahan Tipe Dokumen . 122 3.3.1.6.4.10

Perancangan Antarmuka Tambah Tipe Dokumen ... 123 3.3.1.6.4.11

Perancangan Antarmuka Ubah Tipe Dokumen ... 123 3.3.1.6.4.12

Perancangan Antarmuka Pengolahan Jenis Tutorial ... 124 3.3.1.6.4.13

Perancangan Antarmuka Tambah Jenis Tutorial ... 124 3.3.1.6.4.14

Perancangan Antarmuka Ubah Jenis Tutorial ... 125 3.3.1.6.4.15

Perancangan Antarmuka Pengolahan Level ... 125 3.3.1.6.4.16


(13)

x

Perancangan Antarmuka Pengolahan Status ... 126

3.3.1.6.4.17 Perancangan Antarmuka Beranda CKO ... 126

3.3.1.6.4.18 Perancangan Antarmuka Pilih Type Upload CKO ... 127

3.3.1.6.4.19 Perancangan Antarmuka Upload Proyek CKO ... 127

3.3.1.6.4.20 Perancangan Antarmuka Upload Dokumen CKO ... 128

3.3.1.6.4.21 Perancangan Antarmuka Pengolahan Profile CKO ... 128

3.3.1.6.4.22 Perancangan Antarmuka Pengolahan Proyek CKO .... 129

3.3.1.6.4.23 Perancangan Antarmuka Pengolahan Dokumen CKO 129 3.3.1.6.4.24 Perancangan Antarmuka Beranda Tim Proyek ... 130

3.3.1.6.4.25 Perancangan Antarmuka Proyek Tim Proyek ... 130

3.3.1.6.4.26 3.3.1.6.5 Perancangan Pesan ... 131

3.3.1.6.6 Jaringan Semantik ... 132

Jaringan Semantik Administrator ... 132

3.3.1.6.6.1 Jaringan Semantik CKO ... 133

3.3.1.6.6.2 Jaringan Semantik Tim Proyek ... 133

3.3.1.6.6.3 3.3.1.6.7 Perancangan Prosedural ... 134

Prosedural Login ... 134

3.3.1.6.7.1 Prosedural Tambah Data ... 135

3.3.1.6.7.2 Prosedural Ubah Data ... 136

3.3.1.6.7.3 Prosedural Hapus Data ... 137

3.3.1.6.7.4 Prosedural Upload Data ... 138

3.3.1.6.7.5 Prosedural Download Data ... 139

3.3.1.6.7.6 Prosedural Case Folding dan Tokenizing ... 140

3.3.1.6.7.7 Prosedural Filtering ... 141

3.3.1.6.7.9 Prosedural Stemming... 142

3.3.1.6.7.10 Prosedural Perhitungan Algoritma TF/IDF ... 143

3.3.1.6.7.11 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 145

4.1 Implementasi Sistem ... 145

4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan ... 145

4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 145


(14)

xi

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 152

4.2 Pengujian Sistem ... 153

4.2.1 Pengujian Black Box ... 153

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 154

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Black Box ... 159

4.2.4 Skenario Pengujian Penilaian Pengguna ... 159

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163

Kesimpulan ... 163

5.1 Saran ... 163

5.2 DAFTAR PUSTAKA .……….. 165


(15)

165

[1] Tiwana. Amrit, “The Knowledge Management Toolkit”, USA: Prentice Hall PTR, 1999.

[2] Retnoningsih. Endang, Utami. Putri. Diyah, “Penerapan Knowledge Management Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus AMIK BSI Purwokerto)”, Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer, pp. 978-602, 2013.

[3] Tobing. Paul. L, “Knowledge management”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

[4] Amin. Fathul, “Sistem Temu Kembali Informasi dengan Metode Vector Space Model”, Jurnal Sistem Informasi , vol. II, pp. 78-83, 2012.

[5] Pardede. Jasman, Barmawi. Mira. Musrini, and Pramono. Wildan. Denny, “implementasi metode generalized Vector space model pada aplikasi information retrieval” Jurnal informatika, vol. IV, pp. 57-68, 2013.

[6] Amin. Fathul, “Sistem Temu Kembali Informasi dengan Metode Vector Space Model”, Jurnal Sistem Informasi , vol. II, pp. 78-83, 2012.

[7] Rangkuti, Analisi SWOT, in “Teknik membedah kasus bisnis”, jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.

[8] Herwansyah Adit, “Aplikasi Pengkategorian Dokumen Dan Pengukuran Tingkat Similaritas Dokumen Menggunakan Kata Kunci Pada Dokumen Penulisan Ilmiah Universitas Gunadarma”, Jurnal Sistem Informasi, 2009.

[9] Larsen, Jan. (2016, Mar.9) Vector Space Model [online]. Available: http://cogsys.imm.dtu.dk/thor/projects/multimedia/textmining/node5.html.

[10] Cios, Krzysztof J. Etc. “Data Mining a Knowledge Discovery Approach”, Springer. 2007.

[11] Parmawati, Putu Tika. Kesiman, Made Windu Antara. Agustini, Ketut. “Sistem Temu Kembali Kelas Buku Untuk Menentukan Nomor Klasifikasi Buku di Perpustakaan”. Jurnal Sistem Informasi, ISSN 2087-2658, 2010.


(16)

166

[12] Polettini, Nicola. “The Vector Space Model in Information Retrieval – Term Weighting Problem”, 2004.

[13] Baeza R.Y., Neto R, “Modern Information Retrieval, Addison Wesley-Pearson international edition”, Boston. USA, 1999.

[14] Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis Buku Satu.Yogyakarta : Penerbit Andi.


(17)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) adalah startup company di Kota Bandung yang bergerak dibidang konsultan IT serta penelitian produk-produk digital terutama website dan mobile. Nusantech secara profesional mengerjakan proyek-proyek pembuatan sistem berbasis IT untuk mengatasi permasalan personal, bisnis dan pemerintah. Berdasarkan data permintaan pengerjaan proyek tahun 2015, proyek yang ditangani oleh Nusantech bukan hanya dari kota Bandung saja namun bahkan dari luar provinsi pun pernah Nusantech kerjakan. Nusantech memiliki misi menciptakan ekosistem pertukaran informasi dan kolaborasi di bidang IT, melakukan standarisasi dan kontrol kualitas IT yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nicolas Ruslim selaku CEO CV. Nusantara Technology Solution mengatakan bahwa pengerjaan proyek di CV. Nusantara Technology Solution dikerjakan oleh pegawai tetap Nusantech maupun tenaga kontrak. Tenaga kontrak adalah pegawai yang direkrut ketika ada proyek yang tidak bisa dikerjakan oleh pegawai tetap. Pegawai kontrak ini sifatnya hanya sementara yaitu ketika proyek selesai maka ikatan sebagai pegawai CV. Nusantara Technology Solution pun selesai, tenaga kontrak ini mempunyai kemampuan maupun pengalaman yang kompeten dibidangnya. Pegawai tetap tidak selamanya akan bekerja di CV. Nusantara Technology Solution, setiap waktu pegawai dapat keluar dari peusahaan baik karena mengundurkan diri, pensiun, maupun faktor-faktor lain yang membuat pegawai tidak bisa bekerja di CV. Nusantara Technology Solution. Karena belum adanya sistem penyimpanan

knowledge akibatnya tidak jarang menyebabkan hilangnya knowledge pengerjaan

proyek seiring dengan keluarnya pegawai tetap maupun pegawai kontrak tersebut. Selain permasalahan hilangnya knowledge dari pegawai tetap maupun pegawai kontrak, masalah lain yang terjadi di CV. Nusantara Technology Solution adalah belum adanya media sharing antar pegawai sehingga ketika seorang


(18)

2

anggota tim pengerjaan proyek mendapatkan pengetahuan baru yang dapat mempermudah pengerjaan proyek, anggota tim lain tidak dapat mengetahui pengetahuan baru tersebut.

Berdasarkan permasalah yang terjadi di CV. Nusantara Technology Solution maka Knowledge Managament System sangat cocok untuk mengatasi masalah di atas. Pada penelitian ini akan dibangun juga sistem Artificial Intelligence (AI) yaitu pada pencarian pengetahuan yang ada di dalam sistem serta menggunakan text mining. Tahapan dalam text mining yang digunakan yaitu case folding, tokenizing, filtering dan stemming. Sedangkan untuk pengukuran tingkat similaritas dokumen digunakan algoritma TF-IDF (Term Frequency-Inverse Document Frequency) untuk mencari bobot antar dokumen. Algoritma TF-IDF mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat mengurutkan secara tepat ketika bobot dokumen sama [8], maka diperlukan proses perhitungan dengan algoritma VSM (vector space model). Ide dari metode ini adalah dengan menghitung nilai cosinus sudut dari dua buah vektor, yaitu bobot dari setiap dokumen dan bobot dari kata kunci. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian tentang pengelolaan pengetahuan di CV. Nusantara Technology Solution.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang didapat dari latar belakang tersebut yaitu bagaimana mengelola pengetahuan di CV. Nusantara Technology Solution.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari tugas akhir ini adalah membangun Knowledge Management System di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech). Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk meminimalisir kehilangan pengetahuan akibat keluarnya pegawai dari perusahaan.

2. Membantu pegawai dalam berbagi pengetahuan baru yang didapat saat pengerjaan proyek sehingga pegawai lain dapat mengetahui pengetahuan baru tersebut.


(19)

3

1.4 Batasan Masalah

Sesuai identifikasi masalah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini antara lain:

1. Pengguna sistem yaitu pegawai tetap, pegawai kontrak, Tim KM Nusantara Technology Solution (Nusantech).

2. Konversi knowledge menggunakan SECI model.

3. Mempokuskan pada sharing pengetahuan tacit dan explicit.

4. Text mining digunakan diterapkan untuk pencarian kemiripan knowledge dengan kata kunci yang dicari.

5. Pada proses information retrieval (IR) menggunakan algoritma Term Frequency-Inverse Document Frequency (TF- IDF) dan Vector Space Model (VSM)

6. Dalam proses Stemming Menggunakan algoritma Nazief & Adriani untuk mengubah kalimat menjadi kata dasar.

7. Data yang dikelola berupa hasil proyek, pengalaman baru dan solusi dalam pengerjaan proyek.

8. Metode analisis yang digunakan dalam pembangunan aplikasi ini adalah berdasarkan aliran data tersrtuktur.

9. Tools yang digunakan untuk menggambarkan model data yaitu Entity Relationship Diagram (ERD), sedangkan untuk menggambarkan model aliran data yaitu Diagram Konteks, dan Data Flow Diagram (DFD).

10. Sistem yang akan dibangun berbasis web, dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP sedangkan DBMS menggunakan MySQL.

11. Dokumen yang diupload harus berupa .doc / .pdf sedangkan file proyek berupa .rar / .zip.

1.5 Metodologi penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Metodolgi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 1


(20)

4


(21)

5

Keterangan dari langkah-langkah yang terdapat pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut:

1.5.1 Merumuskan Masalah

Tahapan pertama dalam penelitian adalah merumuskan masalah. Peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan knowledge management system yang akan dibangun. Peneliti merumuskan masalah berdasarkan proyek-proyek yang sebelumnya dikerjakan. Permasalahan yang di dapatkan antara lain pada saat terjadinya proyek yang sama namun dikerjakan oleh pegawai yang lain.

1.5.2 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan menggunakan tiga buah pengumpulan data, yaitu Observasi, wawancara, dan kajian literatur.

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) sesuai dengan tujuan penelitian, hasil yang didapatkan berupa data atau dokumen yang berkaitan dengaan profil CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech), Visi, Misi, dan struktur organisasi.

b. Wawancara

Mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan CEO, maupun pegawai CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) terkait masalah yang yang terjadi di perusahaan.

c. Studi literature

Studi ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan ilmiah berupa buku, jurnal, internet dan paper yang pernah dibuat sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.5.3 Analisis Sistem

Dalam tahap ini dilakukan analisis sistem dengan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan, analis sistem yang berjalan, analisis aturan bisnis baik yang sedang berjalan maupun yang diusulkan, dengan tujuan dapat


(22)

6

menidentifikasi dan menevaluasi berbagai macam permasalahan maupun hambatan yang terjadi pada sistem sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan atau pengembangan.

1.5.3.1 Analisis Masalah

Analisis masalah digunakan untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan yang nantinya dapat diselesaikan dengan menggunakan knowledge management system.

1.5.3.2 Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis sistem yang berjalan menggambarkan tentang sistem yang saat ini sedang berjalan di CV. Nusantara Technology Solution dengan tujuan diambil kesimpulan sistem yang cocok di terapkan nantinya.

1.5.3.3 Analisis Aturan Bisnis

Analisis aturan bisnis menggambarkan aturan bisnis yang sedang berjalan di CV. Nusantara Technology Solution sehingga dapat diusulkan aturan bisnis yang sesuai dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

1.5.4 Analisis Knowledge Management

Tahapan selanjutnya adalah tahap analisis knowledge management. Pada tahap ini menggambarkan bagaimana knowledge yang saat ini ada di CV. Nusantara Technology Solution dan knowledge apa saja yang dibutuhkan.

1.5.4.1 Analisis Infrastruktur

Analisis infrastruktur merupakan langkah roadmap untuk menganalisis infrastruktur yang ada di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech). Hasil dari tahap analisis ini dapat mengidentifikasi infrsatrukrur dan mengetahui infrastruktur yang akan menjadi bagian dari knowledge management system yang digunakan pada tahap berikutnya.

1.5.4.2Penyesuaian KM dengan Strategi Bisnis

Langkah ini, melakukan penyesuian Knowledge Management dengan strategi bisnis yang ada di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech). Yang


(23)

7

akan dihasilkan dari tahap analisis ini merupakan merekomendasikan penyesuian KM dengan strategi bisnis yang akan digunakan untuk membuat KM dan digunakan pada tahap berikutnya, tool analisis yang digunakan untuk penyesuian KM dengan strategi bisnis menggunakan identifikasi visi dan misi CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech).

1.5.4.3Melakukan Desain Infrastruktur KM

Langkah ini merancang infrastruktur yang akan menjadi bagian dari arsitektur Knowledge Management System yang akan dibangun. Infrastruktur KM yang akan dibuat akan disesuaikan dengan hasil analisis infrsatruktur dan penyesuian KMS dengan strategi bisnis sehingga dapat digunakan pada tahap berikutnya yang ada di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech).

1.5.4.4Melakukan Analisis Knowledgedan Metode

Selanjutnya adalah tahap analisis knowledge dan metode. Tahap ini menganalisa pengetahuan dan metode sebagai panduan pembuatan KM dengan membuat fitur-fitur knowledge management system. Hasil dari proses analisis pengetahuan ini adalah dengan menganalisis pengetahuan yang sudah ada di CV. Nusantara Technology Solution dan menentukan mana saja yang harus disimpan kedalam sistem nantinya.

1.5.4.5Pembentukan Tim Knowledge

Pada tahapan ini membuat tim yang akan merancang, membangun, mengimplemntasikan, dan menjalankan Knowledge Management ketika sudah dibagun.

1.5.5 Merancang dan Mendesain Knowledge Managemen System

Langkah selanjutnya adalah merancang dan mendesain KMS. Langkah ini dilakukan dengan menganalisis sistem yang dibutuhkan, sehingga hasil KMS yang dibuat akan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech). Hingga membuat desain user interface bagi sistem.


(24)

8

1.5.6 Pembangunan Sistem

Pada langkah ini dilakukannya penerapan kedalam sistem dari hasil analisis, perancangan dan pembuatan Knowledge Management System yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.

1.5.7 Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun. Pengujian dilakukan untuk mengidentifikasi ketidak sesuaian hasil sebuah sistem dengan hasil yang diharapkan. Pengujian dilakukan mengunakan pengujian Blackbox dan pengujian Beta.

1.5.8 Penarikan Kesimpulan dan Saran

Penarikan kesimpulan bertujuan untuk memeriksa apakah Knowledge Management System yang dibangun mampu menyelesaikan masalah yang ada, sedangkan saran bertujuan untuk mengembangkan sistem yang sudah dibangun agar lebih baik lagi.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada dasarnya, sistematika penulisan bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilaksanakan. Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang ada terjadi, mengidentifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, menguraikan batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang profil tempat penelitian dan landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang analisis terhadap kebutuhan sistem dan kemudian dilakukan tahapan perancangan sistem. Analisis kebutuhan sistem meliputi


(25)

9

analisis masalah, analisis sistem yang akan dibangun, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis basis data, dan analisis kebutuhan fungsional. Sedangkan untuk tahap perancangan sistem yaitu meliputi perancangan basis data, perancangan struktur menu dan perancangan antarmuka.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi implementasi dari tahapan analisis dan perancangan sistem, setelah itu akan dilakukan pengujian sistem.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan. Bagian kesimpulan menjelaskan hasil dari pengujian sistem yang telah dibuat dan saran sebagai masukan dalam pengembangan sistem.


(26)

(27)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Perusahaan

Tahap tinjauan perusahaan ini merupakan peninjauan langsung terhadap tempat penelitian stadi kasus yang dilakukan di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech). Tinjauan perusahaan ini meliputi profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, logo perusahaan, struktur organisasi, serta deskripsi setiap jabatan tempat penelitian.

2.1.1 Profil CV. Nusantara Technology Solution

CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) merupakan startup yang bergerak dibidang IT, melayani permintaan kebutuhan dengan pengembangan aplikasi berbasis website dan mobile (android & iOS). Nusantech beralamat di Jl. Sekeloa Timur No. 62, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Berawal dari rasa kekhawatiran CEO CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) Nicolas Novian Ruslim terhadap perkembangan IT di Indonesia yang dinilai belum siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). maka pada tahun 2014 beliau mulai mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa dalam sebuah lingkungan perkuliahan, sehingga terbentuklah tim dengan beranggotakan 9 orang dengan kemampuan dibidang IT yang terdiri dari berbagai minat (website, mobile, robotika, jaringan, sistem kontrol, desain).

Untuk menunjang perkembangan CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) beliau memakai gajinya selama 1 tahun sebagai peneliti di lab smart city ITB untuk membiayai penyewaan tempat serta alat-alat penunjang lainnya seperti meja, kursi, internet dan fasilitas lainnya.

Kemudian barulah pada tanggal 19 mei 2015 secara resmi CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) berdiri, dengan Akta Notaris Irma Rahmawati, SH. No 33, Dengan S. K. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No C – 409 – HT.03.01. Th 2001 Tanggal 30 Oktober 2001 dan S. K. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 4 – X – 2002 Tanggal 15 April 2002.


(28)

12

Visi dari CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) adalah

“Penggerak utama dalam pengembangan SDM professional bidang IT di Indonesia”. Sedangkan misi dari CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan ekosistem pertukaran informasi dan kolaborasi di bidang IT 2. Memberikan bimbingan untuk menghasilkan professional Indonesia di

bidang IT

3. Mendorong pengembangan produk IT nasional secara berkelanjutan 4. Melakukan standarisasi dan control kualitas produk IT yang dihasilkan.

CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech) memiliki sebuah logo. Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Gambar 2.1 merupakan logo dari CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech)

Gambar 2. 1 Logo CV. Nusantara Technology Solution

2.1.2 Struktur Oganisasi CV. Nusantara Technology Solution

Struktur organisasi perusahaan merupakan sebuah garis hierarki yang mendeskripsikan kompenen-komponen yang menyusun perusahaan dimana setiap individu (sumber daya menusia) yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi masing-masing.


(29)

13


(30)

14

Berdasakan struktur organisasi pada gambar 2.2 diatas dapat dijelaskan deskipsi jabatan seagai berikut:

1. CEO (Chief Executive Officer)

CEO sebagai penanggung jawab perusahaan, yang mempunyai wewenang atas perusahaan, serta yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

2. COO (Chief Operating Officer)

COO bertanggung jawab atas lancarnya kegiatan produksi dan produktifitas karyawan-karyawa sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Serta bertugas menggantikan tugas CEO jika CEO tidak ada di perusahaan, semua tanggung jawab dan wewenang atas perusahaan diambil alih oleh COO.

3. CTO (Chief Technology Officer)

CTO bertanggung jawab untuk penelitian dan pengembangan serta untuk perencanaan produk baru. Serta Mengembangkan strategi untuk meningkatkan penghasilan/pemasukan.

4. CKO (Chief Knowledge Officer)

CKO bertugas mengumplkan, serta menggunakan pengetahuan yang ada untuk selalu memperbaiki proses bisnis dalam perusahaan. Serta memanage semua pengetahuan dari setiap pegawai untuk digunakan lagi oleh pegawai lain.

5. Mobile Developer

Tugas dan tanggung jawab Mobile Developer:

a. Membangun aplikasi mobile (android, iOS) sesuai rancangan

b. Mencari dan menerapkan algoritma terbaik dalam membangun aplikasi c. Melakukan perbaikan atas aplikasi atau pemeliharaan aplikasi

d. Membuat spesifikasi program secara detail melalui diskusi dengan client e. Menjelaskan secara tepat apa tindakan (aksi) program yang diinginkan f. Menguraikan spesifikasi program ke dalam elemen-elemen sederhana


(31)

15

g. Memikirkan solusi yang mungkin untuk menprediksi masalah, mengevaluasi pilihan lain

h. Bekerja sebagai bagian dari tim, dimana mengadakan proyek khusus, untuk membuat bagian tertentu dari program

i. Mengkombinasikan semua elemen dari rancangan program dan mengujinya

j. Menguji sample data-set untuk memeriksa keluaran dari program sesuai dengan yang diinginkan.

6. Website Developer

Tugas dan tanggung jawabWebsite Devloper:

a. Membuat gambar-gambar yang akan disisipkan kedalam website dengan menggunakan Photoshop dan sebagainya.

b. Mengatur Konten Website sesuai dengan kategori & diintegrasikan dengan link navigasi.

c. Membangun Website mulai dari halaman depan sampai akhir sesuai dengan struktur web yang dipilih.

d. Membagi tugas pemrograman dengan memecah-mecah setiap unit pemrograman.

e. Melakukan pengkodean terhadap setiap unit pemrograman tersebut. f. Memasukkan Data kedalam Database berikut dengan table-teblenya. g. Membuat script untuk mengakses Database & menghubungkan

tabel-tabel dalam Database

h. Melakukan uji coba kinerja program pada setiap unit pemrograman i. Menata Layout untuk pemasangan Banner, Link, Animasi & sebagainya. j. Melakukan uji coba setiap halaman & memeriksa kesalahan penulisan


(32)

16

2.2 Landasan Teori

Landasan teori pada penulisan skripsi ini akan menerangkan mengenai teori-teor yang berhubungan dengan Knowledge Management System di CV. Nusantara Technology Solution (Nusantech).

2.2.1 Knowledge

Menurut Van Der Spek dan Spijkervet “knowledge adalah sebagian besar dari ide, pengalaman dan prosedur yang dianggap benar, mengarahkan untuk

berfikir, beritngkah laku dan berkomunikasi dengan orang lain”.

Sedangkan menurut Turban “Knowledge adalah informasi yang telah diorganisir dan dianalisis agar dapat dipahami dan diaplikasikan untuk

memecahkan masalah atau mengambil keputusan”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis dapat simpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) setidaknya memiliki tiga hal penting yaitu:

1. Knowledge merupakan kumpulan informasi mengenai intuisi, pengalaman (experience) dan urutan kegiatan (procedure).

2. Knowledge diorganisir dan dianalisis sehingga dapat dimengerti dan diaplikasikan.

3. Knowledge digunakan sebagai pedoman untuk berfikir, bertingkah laku, berkomunikasi, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

Pengetahuan tercipta dari interaksi komponen tipe pengetahuan. Menurut Nonaka, Grof & Jones dan Polanyi terdapat dua tipe pengetahuan dalama diri manusia yaitu pengetahuan tacit (tacit knowledge) dan pengetahuan eksplisit (eksplicit knowledge).

Menururt Polanyi pengetahuan tacit bersifat 1) tidak dapat dibagi 2) merupakan hal yang lebih banyak diketahui daripada disampaikan 3) seringkali terdiri dari kebiasaan-kebiasaan dan budaya yang tidak dapat ditentukan sendiri 4) tidak dapat dikodifikasi, tetapi hanya dapat dipindahkan atau diperoleh dari pengalaman 5) menggambarkan know what (fakta) dan know why (sains) 6) melibatkan pembelajaran skill 7) terbentuk dalam kelompok dan hubungan organisional, nilai inti, asumsi-asumsi dan keyakinan, sulit diidentifikasi,


(33)

17

disimpan, dihitung dan dipetakan. Sedangkan menurut Malhotra pengetahuan tacit adalah pengetahuan tentang cara yang ada dalam benak manusia. Hal yang berkaitan dengan pengetahuan tacit adalah pengetahuan mengenali, menghasilkan, membagi dan mengatur sesuatu.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan tacit adalah pengethuan yang bersumber dari pengalaman, keyakinan, asumsi, kebiasaan dan budaya atau proses pembelajaran yang menggambarkan tentang know what dan know why, yang terbentuk dalam pribadi maupun kelompok yang sifatnya sulit diidentifikasi, disimpan, dan sulit dibagikan.

Menurut Graff dan Jones pengetahuan explicit adalah pengetahuan tacit yang telah didokumentasikan, telah diartikulasikan dalam bahasa formal sehingga lebih mudah dipindahkan diantara orang-orang. Sedangkan menurut Nonaka dan Takeuchi pengetahuan explicit adalah pengetahuan yang siap diakses, telah didokumentasikan dalam sumber pengetahuan formal yang telah diorganisir dengan baik.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat simpulkan bahwa explicit knowledge adalah pengetahuan yang bersumber dari pengetahuan tacit (tacit knowledge) yang diartikulasi, didokumentasikan, dikodifikasi, diorganisir, dalam sebuah media tertentu, sehingga dapat mudah diakses dan di sebarkan ke pihak lain yang membutuhkan.

2.2.2 Knowledge management

Menurut Laudon dan Laudon (2002), “Knowledge Management adalah

serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan

organisasi tersebut”.

Sedangkan menurut Barclay dan Murray mendefinisikan knowledge management sebagai suatu aktivitas bisnis yang mempunyai dua aspek penting, yaitu:


(34)

18

1. Memperlakukan komponen pengetahuan dalam aktivitas-aktivitas bisnis yang direfleksikan dalam strategi, kebijakan, dan berbagai praktek perusahaan secara keseluruhan.

2. Membuat suatu hubungan langsung antara aset intelektual perusahaan baik yang explicit maupun tacit untuk mencapai tujuan perusahaan.

Adapun pengertian lain dari knowledge management dalam perspektif bisnis dan teknologi adalah :

1. Pada perpektif bisnis, knowledge management merupakan sebuah aktivitas bisnis yang memiliki dua aspek utama, yaitu :

a. Perlakuan terhadap komponen knowledge kegiatan organisasi yang merupakan fokus bisnis bisa tercermin dalam strategi, kebijakan, dan praktek dari semua tingkatan dalam organisasi dan membuat hubungan langsung antara aset intelektual baik tacit maupun explicit knowledge.

b. Knowledge management merupakan pendekatan yang bersifat kolaboratif dan terpadu dalam hal penciptaan, penangkapan, dan penggunaan aset dalam suatu perusahaan.

2. Pada perspektif teknologi, knowledge management memiliki pengertian sebagai berikut :

a. Knowledge management merupakan konsep dimana informasi diubah

menjadi pengetahuan yang ditindaklanjuti dan tersedia dengan mudah dalam bentuk yang dapat digunakan oleh pengguna.

b. Knowledge management merupakan sebuah virtual repository yang berisi informasi yang relevan dan penting untuk mendukung tugas yang dilakukan oleh pengguna dalam kehidupan sehari-hari dalam sebuah organisasi.

Knowledge Management memiliki komponen yang saling terkait satu sama lain, adapun komponennya :

1. People ( Sumber Daya Manusia)


(35)

19

3. Process ( Proses terjadinya knowledge)

Yang mana ketiganya dapat menghasilkan suatu pembelajaran bagi organisasi.

Gambar 2. 3 Komponen Knowledge (Collison, 2004)

2.2.3 System

Menurut Turban dan Aronson, sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan.

Menurut Prahasta, sistem adalah sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama.

Menurut Ladjamudin, Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat- sifat yang tertentu, yaitu:

a. Komponen Sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.


(36)

20

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

e. Masukan Sistem

Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses.

f. Keluaran Sistem

Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainnya.

g. Pengolahan Sistem

Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

2.2.4 Knowledge Management System

Knowledge Management System (KMS) adalah suatu sistem yang dapat menyimpan pengetahuan untuk dapat dimanfaatkan oleh anggota KMS (web). Dapat diartikan bahwa dinamika interaksi tersebut adalah proses belajar yang dilakukankan anggota organisasi dalam rangka meningkatkan (basis)


(37)

21

pengetahuannya, jadi organisasi tersebut haruslah menjadi organisasi pembelajar. Jadi, pengetahuan yang menjadi kunci utama harus dapat diciptakan oleh anggota organisasi, yang kemudian dapat disimpan pada lokasi tertentu dan dapat diseminasi sehingga diketahui dan dipelajari oleh anggota yang lain, dan pengetahuan tersebut dapat diketahui keterhubungannya dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu Explicit Knowledge dan Tacit Knowledge. Explicit Knowledge yaitu pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain. Tacit Knowledge yaitu pengetahuan yang berbentuk know-how (pemahaman), pengalaman, dan skill. Konsep dari siklus pengetahuan

digambarkan dalam nonaka‟s model yaitu:

1. Socialization merupakan transformasi dari tacit ke tacit. Proses sosialisasi disampaikan melalui bentuk seminar, rapat, dan berbagai bentuk sosialisasi lainnya yang memungkinkan terjadinya perpindahan pengetahuan seseorang ke orang lain. Contonya transfer informasi diantara orang-orang dengan percakapan.

2. Externalization merupakan transformasi dari tacit ke explicit. Proses eksternalisasi perpindahan pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk nyata seperti buku, presentasi, dan lain-lain. Contohnya menulis buku. 3. Combination merupakan transformasi dari explicit ke explicit yaitu terjadi

penggabungan pengetahuan dari berbagai wujud. Contohnya mengambil beberapa referensi dari berbagai sumber kemudian menghasilkan informasi yang lengkap.

4. Internalization merupakan transformasi dari explicit ke tacit yaitu proses terakhir di mana seseorang menyerap pengetahuan yang ada kemudian menjadi pengetahuan baru oleh dirinya sendiri. Contonya keryawan menjadi narasumber di acara seminar.


(38)

22

Gambar 2. 4 Siklus Alur Pengetahuan (Nonaka, 1995)

2.2.5 Knowledge Taxonomy

Menurut Dalkir, dapat dianggap sebagai bangunan dari suatu pengetahuan dan keahlian. Taxonomy merupakan sistem aplikasi dasar yang berguna untuk memaparkan konsep-konsep dalam bentuk Hierarchical Model. Semakin tinggi suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama dari satu subclass. Menurut Dalkir, Konsep penting yang menggaris bawahi taksonomi adalah gagasan tentang turunan. Setiap node merupakan suatu sub kelompok dari kelas atasnya, itu mengartikan bahwa simpul yang lebih tinggi akan di pindahkan dari kelas induk ke anak [4].

Menurut Dalkir, Taxonomy adalah suatu skema klasifikasi kelompok yang saling terkait bersama-sama, sering dinamai sebagai suatu jenis konsep hubungan kepada satu sama lain dan memberikan pengertian tentang kategori secara umum dibandingkan contoh atau kasus khusus. Skema klasifikasi dapat sangat bersifat pribadi, seperti contoh penamaan pada sebuah folder pribadi [4].

2.2.6 Text Mining

Text mining dapat diartikan sebagai penemuan informasi yang baru dan tidak diketahui sebelumnya oleh komputer, dengan secara otomatis mengekstrak informasi dari sumber-sumber yang berbeda. Kunci dari proses ini adalah menggabungkan informasi yang berhasil diekstraksi dari berbagai sumber. Sedangkan menurut Harlian, text mining memiliki definisi menambang data yang berupa teks dimana sumber data biasanya didapatkan dari dokumen, dan


(39)

23

tujuannya adalah mencari kata-kata yang dapat mewakili isi dari dokumen sehingga dapat dilakukan analisa keterhubungan antar dokumen.

Text mining mengacu pada proses mengambil informasi berkualitas tinggi dari teks. Informasi berkualitas tinggi biasanya diperoleh melalui peramalan pola dan kecenderungan melalui sarana seperti pembelajaran pola statistik. Text mining biasanya melibatkan proses penataan teks input (biasanya parsing, bersama dengan penambahan beberapa fitur linguistik turunan dan penghilangan beberapa diantaranya, dan penyisipan subsequent ke dalam database), menentukan pola dalam data terstruktur, dan akhirnya mengevaluasi dan menginterpretasi output. Berkualitas tinggi di bidang text mining biasanya mengacu ke beberapa kombinasi relevansi, kebaruan, dan interestingness.

Proses text mining yang khas meliputi kategorisasi teks, text clustering, ekstraksi konsep/entitas, produksi taksonomi granular, sentiment analysis, penyimpulan dokumen, dan pemodelan relasi entitas (yaitu, pembelajaran hubungan antara entitas bernama). Tahapan-tahapan dalam text mining secara umum adalah text preprocessing dan feature selection (Feldman & Sanger 2007, Berry & Kogan 2010). Didalam proses text mining dilakukan beberapa tahapan umum diantaranya adalah tokenizing, filtering, stemming, tagging, dan analyzing.

Gambar 2. 5 Tahapan Text Mining

1. Tokenizing

Tahap tokenizing / parsing adalah tahap pemotongan string input berdasarkan tiap kata yang menyusunnya menjadi kumpulan kata yang menyusunnya.


(40)

24

dihilangkan dan dianggap delimiter. Tabel 2. 1 merupakan karakter yang akan dihilangkan pada proses ini.

Tabel 2. 1 Karakter yang Dihilangkan Karakter

! ~ + \

@ & = /

# * { “

$ ( } „

% ) [ :

^ - ] ;

` _ | .

, < > ?

White space (tab,spasi, enter)

2. Filtering

Filtering adalah tahap mengambil kata-kata penting dari hasil token. Bisa menggunakan algoritma stoplist (membuang kata yang kurang penting) atau wordlist (menyimpan kata penting). Stoplist/stopword adalah kata-kata yang tidak deskriptif yang dapat dibuang dalam pendekatan bag-of-words.

Tabel 2. 2 Stopwords Stopwords

Ada mengucapkan kembali dimisalkan diingatkan

Adalah mengucapkannya kemudian dimulai diinginkan

Adanya mengungkapkan kemungkinan dimulailah dijawab

Adapun menjadi kemungkinannya dimulainya dijelaskan

Agak menjawab kenapa dimungkinkan dijelaskannya

Agaknya menjelaskan kepada dini dikarenakan

Agar menuju kepadanya dipastikan dikatakan

akan menunjuk kesampaian diperbuat dikatakannya

akankah menunjuki keseluruhan diperbuatnya dikerjakan

akhir menunjukkan keseluruhannya dipergunakan diketahui

akhiri menunjuknya keterlaluan diperkirakan diketahuinya

akhirnya menurut ketika diperlihatkan dikira

aku menuturkan khususnya diperlukan dilakukan

akulah menyampaikan kini diperlukannya dilalui

amat menyangkut kinilah dipersoalkan dilihat

amatlah menyatakan kira dipertanyakan dimaksud

anda menyebutkan kira-kira dipunyai dimaksudkan


(41)

25

antar menyiapkan kita dirinya dimaksudnya

antara merasa kitalah disampaikan diminta

antaranya mereka kok disebut dimintai

apa merekalah kurang disebutkan semampunya

apaan merupakan lagi disebutkannya semasa

apabila meski lagian disini semasih

apakah meskipun lah disinilah semata

apalagi meyakini lain ditambahkan semata-mata

apatah meyakinkan lainnya ditandaskan semaunya

artinya minta lalu ditanya sementara

asal mirip lama ditanyai semisal

asalkan misal lamanya ditanyakan semisalnya

atas misalkan lanjut ditegaskan sempat

atau misalnya lanjutnya ditujukan semua

ataukah mula lebih ditunjuk semuanya

ataupun mulai lewat ditunjuki semula

awal mulailah lima ditunjukkan sendiri

awalnya mulanya luar ditunjukkannya sendirian

bagai mungkin macam ditunjuknya sendirinya

bagaikan mungkinkah maka dituturkan seolah

bagaimana nah makanya dituturkannya seolah-olah

bagaimanakah naik makin diucapkan seorang

bagaimanapun namun malah diucapkannya sepanjang

bagi nanti malahan diungkapkan sepantasnya

bagian nantinya mampu dong tanyakan

bahkan nyaris mampukah dua tanyanya

bahwa nyatanya mana dulu tapi

bahwasanya oleh manakala empat tegas

baik olehnya manalagi enggak tegasnya

bakal pada masa enggaknya telah

bakalan padahal masalah entah tempat

balik padanya masalahnya entahlah tengah

banyak pak masih guna tentang

bapak paling masihkah gunakan tentu

baru panjang masing hal tentulah

bawah pantas masing-masing hampir tentunya

beberapa para mau hanya tepat

begini pasti maupun hanyalah terakhir

beginian pastilah melainkan hari terasa

beginikah penting melakukan harus terbanyak

beginilah pentingnya melalui haruslah terdahulu

begitu per melihat harusnya terdapat


(42)

26

begitulah perlu memang hendaklah terhadap

begitupun perlukah memastikan hendaknya terhadapnya

bekerja perlunya memberi hingga Ucapnya

belakang pernah memberikan ia ujar

belakangan persoalan membuat ialah ujarnya

belum pertama memerlukan ibarat umum

belumlah pertama-tama memihak ibaratkan umumnya

benar pertanyaan meminta ibaratnya ungkap

benarkah pertanyakan memintakan ibu ungkapnya

benarlah pihak memisalkan ikut untuk

berada pihaknya memperbuat ingat usah

berakhir pukul mempergunakan ingat-ingat usai

berakhirlah pula memperkirakan ingin waduh

berakhirnya pun memperlihatkan inginkah wah

berapa punya mempersiapkan inginkan wahai

berapakah rasa mempersoalkan ini waktu

berapalah rasanya mempertanyakan inikah waktunya

berapapun rata mempunyai inilah walau

berarti rupanya memulai itu walaupun

berawal saat memungkinkan itukah wong

berbagai saatnya menaiki itulah yaitu

berdatangan saja menambahkan jadi yakin

beri sajalah menandaskan jadilah yakni

berikan saling menanti jadinya Yang

berikut sama menanti-nanti jangan diberikannya

berikutnya sama-sama menantikan jangankan dibuat

berjumlah sambil menanya janganlah dibuatnya

berkali-kali sampai menanyai jauh didapat

berkata sampai-sampai menanyakan jawab didatangkan

berkehendak sampaikan mendapat jawaban digunakan

berkeinginan sana mendapatkan jawabnya diibaratkan

berkenaan sangat mendatang jelas diibaratkannya

berlainan sangatlah mendatangi jelaskan Diingat

berlalu satu mendatangkan jelaslah selama

berlangsung saya menegaskan jelasnya selama-lamanya

berlebihan sayalah mengakhiri jika selamanya

bermacam se mengapa jikakalau selanjutnya

bermacam-macam sebab mengatakan juga seluruh

bermaksud sebabnya mengatakannya jumlah seluruhnya

bermula sebagai mengenai jumlahnya semacam

bersama sebagaimana mengerjakan justru semakin

bersama-sama sebagainya mengetahui kala semampu


(43)

27

bersiap-siap sebaik menghendaki kalaulah tambah

bertanya sebaik-baiknya mengibaratkan kalaupun tambahnya

bertanya-tanya sebaiknya mengibaratkannya kalian tampak

berturut sebaliknya mengingat kami tampaknya

berturut-turut sebanyak mengingatkan kamilah tandas

bertutur sebegini menginginkan kamu tandasnya

berujar sebegitu Mengira kamulah tanpa

berupa sebelum sepantasnyalah kan Tanya

besar sebelumnya seperlunya kapan tidaklah

betul sebenarnya seperti kapankah tiga

betulkah seberapa sepertinya kapanpun tinggi

biasa sebesar sepihak karena toh

biasanya sebetulnya sering karenanya tunjuk

bila sebisanya seringnya kasus turut

bilakah sebuah serta kata tutur

bisa sebut serupa katakan tuturnya

bisakah sebutlah sesaat katakanlah Ucap

boleh sebutnya sesama katanya ternyata

bolehkah secara sesampai ke tersampaikan

bolehlah secukupnya sesegera keadaan tersebut

buat sedang sesekali kebetulan tersebutlah

bukan sedangkan seseorang kecil tertentu

bukankah sedemikian sesuatu kedua tertuju

bukanlah sedikit sesuatunya keduanya terus

bukannya sedikitnya sesudah keinginan terutama

bulan seenaknya sesudahnya kelamaan tetap

bung segala setelah kelihatan tetapi

cara segalanya setempat kelihatannya tiap

caranya segera setengah kelima tiba

cukup seharusnya seterusnya Keluar tiba-tiba

cukupkah sehingga setiap teringat tidak

cukuplah seingat setiba teringat-ingat Tidakkah

cuma sejak setibanya terjadi sekiranya

dahulu sejauh setidak-tidaknya terjadilah sekitar

dalam sejenak setidaknya terjadinya sekitarnya

dan sejumlah setinggi terkira

sekurang-kurangnya

dapat sekadar seusai terlalu sekurangnya

dari sekadarnya sewaktu terlebih sela

daripada sekali siap terlihat selain

datang sekali-kali siapa termasuk selaku

dekat sekalian siapakah di selalu


(44)

28

demikian sekalipun sini diakhiri sudah

demikianlah sekarang sinilah diakhirinya sudahkah

dengan sekecil soal dialah sudahlah

depan seketika soalnya diantara supaya

diberi tadinya tahu diantaranya tadi

diberikan tahun

3. Stemming

Tahap stemming adalah tahap mencari root kata dari tiap kata hasil filtering. Pada tahap ini dilakukan proses pengembalian berbagai bentukan kata ke dalam suatu representasi yang sama. Tahap ini kebanyakan dipakai untuk teks berbahasa nggris dan lebih sulit diterapkan pada teks berbahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia tidak memiliki rumus bentuk baku yang permanen (Eko, 2011). Stemming merupakan suatu proses yang terdapat dalam sistem IR yang mentransformasi kata-kata yang terdapat dalam suatu dokumen ke kata-kata akarnya (root word) dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Sebagai contoh, kata bersama, kebersamaan, menyamai, akan distem ke root wordnya yaitu “sama”. Proses stemming pada teks berbahasa Indonesia berbeda dengan stemming pada teks berbahasa Inggris. Pada teks berbahasa Inggris, proses yang diperlukan hanya proses menghilangkan sufiks. Sedangkan pada teks berbahasa Indonesia, selain sufiks, prefiks, dan konfiks juga dihilangkan (Ledy, 2009).

4. Tagging

Tahap berikutnya adalah Tahap tagging yang merupakan tahap mencari bentuk awal/root dari tiap kata lampau atau kata hasil stemming. Tahap ini tidak dipakai untuk teks bahasa Indonesia dikarenakan bahasa Indonesia tidak memiliki bentuk lampau.

5. Analyzing

Tahap yang terakhir dalam text mining adalah tahap analyzing yaitu tahap penentuan seberapa jauh keterhubungan antar kata-kata antar dokumen yang ada. Dalam penelitian ini untuk melakukan analisa pada tahap analyzing dapat digunakan algoritma TF/IDF (Term Frequency – Inversed Document Frequency) dan Algoritma Vector Space Model.


(45)

29

2.2.7 Stemming dengan Algoritma Nazief dan Adriani

Algoritma stemming Nazief dan Adriani ini dikembangkan berdasarkan pada aturan morfologi Bahasa Indonesia yang mengelompokkan dan mengenkapsulasi imbuhan-imbuhan, termasuk di dalamnya adalah awalan (prefix), sisipan (infix), akhiran (suffix) dan gabungan awalan-akhiran (confixes). Algoritma ini menggunakan kamus kata dasar dan mendukung recoding, yakni penyusunan kembali kata-kata yang mengalami proses stemming berlebih.

Algoritma yang dibuat oleh Bobby Nazief dan Mirna Adriani ini memiliki tahap-tahap sebagai berikut:

1. Kata yang hendak di-stemming dicari terlebih dahulu pada kamus. Jika kata ditemukan dalam kamus, berarti kata tersebut sudah berbentuk kata dasar (root word). Algoritma berhenti, jika tidak maka tahap selanjutnya dilakukan.

2. Inflection Suffixes (“-lah”, “-kah”, “-ku”, “-mu”, atau “-nya”) dibuang. Hilangkan inflection suffiexes P (“-lah”, “-kah”, “-tah”, “-pun”) maka langkah ini diulangi lagi untuk menghapus atau possessive pronoun PP (“

-ku”, “-mu”, “-nya”). Jika ada.

3. Hilangkan derivation suffixes DS (“-i”, “-kan”, atau “-an”). Jika kata ditemukan kamus, maka algoritma berhenti. Jika tidak maka ke langkah 3a a. Jika “-an” telah dihapus danhuruf terakhir dari kata tersebut adalah “

-k”, maka “-k” juga ikut dihapus. Jika kata tersebut ditemukan dalam kamus maka algoritma berhenti. Jika tidak ditemukan maka lakukan langkah 3b.

b. Akhiran yang dihapus (“-i”, “-an” atau “-kan”) dikembalikan, lanjut ke langkah 4.

4. Hilangkan derivation prefixes DP {“di-”,“ke-”,“se-”,“me-”,“be-”,“pe”, “te

-”}. Jika pada langkah 3 ada sufiks yang dihapus maka pergi ke langkah 4a, jika tidak pergi ke langkah 4b.

a. Langkah 4 berhenti jika:

1. Terjadi kombinasi awalan dan akhiran yang terlarang seperti pada Tabel


(46)

30

2. Awalan yang dideteksi saat ini sama dengan awalan yang dihilangkan sebelumnya.

3. Tiga awalan telah dihilangkan.

b. Identifikasikan tipe awalan dan hilangkan. Awalan ada dua tipe:

1. Standar: “di-”, “ke-”, “se-” yang dapat langsung dihilangkan dari kata.

2. Kompleks: “me-”, “be-”, “pe”, “te-” adalah tipe-tipe awalan yang dapat bermorfologi sesuai kata dasar yang mengikutinya. Oleh karena itu, gunakan aturan pada Tabel untuk mendapatkan pemenggalan yang tepat.

c. Cari kata yang telah dihilangkan awalannya ini di dalam kamus. Apabila tidak ditemukan, maka langkah 4 diulangi kembali. Apabila ditemukan, maka keseluruhan proses dihentikan.

5. Apabila setelah langkah 4 kata dasar masih belum ditemukan, maka proses recoding dilakukan dengan mengacu pada aturan pada Tabel Recoding dilakukan dengan menambahkan karakter recoding di awal kata yang dipenggal. Pada Tabel, karakter recoding adalah huruf kecil setelah tanda

hubung („-„) dan terkadang berada sebelum tanda kurung.

Jika semua langkah gagal, maka input kata yang diuji pada algoritma ini dianggap sebagai kata dasar.

Tabel 2. 3 Daftar Prefiks yang Meluluh

Jenis Prefiks Huruf Hasil Peluluhan

pe-/me- K -ng-

pe-/me- P -m-

pe-/me- S -ny-

pe-/me- T -n-

Tabel 2. 4 Daftar Kemungkinan Perubahan Prefiks

Prefiks Perubahan

se- tidak berubah

ke- tidak berubah


(47)

31

Prefiks Perubahan

be- ber-

te- ter-

pe- per-, pen-, pem-, peng-

me- men-, mem-, meng-

Tabel 2. 5 Daftar Kombinasi Prefiks dan Sufiks yang Tidak Diperbolehkan

Prefiks Sufiks yang tidak diperbolehkan

be- -i

di- -an

ke- -i, -kan

me- -an

se- -i, -kan

te- -an

pe- -kan

2.2.8 TF-IDF (Term Frequency – Inversed Document Frequency)

Metode TF-IDF merupakan metode untuk menghitung bobot setiap kata yang paling umum digunakan pada information retrieval. Metode ini juga terkenal efisien, simpel dan memiliki hasil yang akurat. Metode ini akan menghitung nilai Term Frequency (TF) dan Inverse Document Frequency (IDF) pada setiap token (kata) di setiap dokumen dalam korpus dengan rumus yaitu :

IDF = log (D/DF) (2.1)

Dimana :

D = total dokumen

df = banyaknya dokumen yang mengandung kata yang dicari

(2.2)

Dimana :

d = dokumen ke-d

t = kata ke-t dari kata kunci

W = bobot dokumen ke-d terhadap kata ke-t


(48)

32

Setelah bobot (W) masing-masing dokumen diketahui, maka dilakukan proses pengurutan dimana semakin besar nilai W, semakin besar tingkat similaritas dokumen tersebut terhadap kata kunci, demikian juga sebaliknya.

2.2.9 Vector Space Model (VSM)

Vector Space Model (VSM) adalah metode untuk melihat tingkat kedekatan atau kesamaan (similarity) term dengan cara pembobotan term. Dokumen dipandang sebagi sebuah vektor yang memiliki magnitude (jarak) dan direction (arah). Pada Vector Space Model, sebuah istilah direpresentasikan dengan sebuah dimensi dari ruang vektor. Relevansi sebuah dokumen ke sebuah query didasarkan pada similaritas diantara vektor dokumen dan vektor query [13].

Secara umum prosedur VSM dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah document indexing, kumpulan term yang telah diekstrak dari teks dokumen. Tahap kedua yaitu pembobotan dari term yang sudah di-indeks untuk meningkatkan kualitas pencarian. Tahap terkahir, rangking dokumen berdasarkan tingkat kemiripan antara query dengan dokumen[9].

Pada Vector Space Model ini :

1. Vocabulary merupakan kumpulan semua term berbeda yang tersisa dari dokumen setelah preprocessing dan mengandung t term index. Term-term ini membentuk suatu ruang vektor.

2. Setiap term i di dalam dokumen atau query j, diberikan suatu bobot (weight) bernilai real wij.

3. Dokumen dan query diekspresikan sebagai vektor t dimensi dj = (w1, w2, ..., wtj) dan terdapat n dokumen di dalam koleksi, yaitu j = 1, 2, ..., n.

Contoh dari model ruang vektor tiga dimensi untuk dua dokumen D1 dan D2, satu query pengguna Q1, dan tiga term T1, T2 dan T3 diperlihatkan pada Gambar 2. 6


(49)

33

Gambar 2. 6 Vector Space Model [11]

Dalam model ruang vektor, koleksi dokumen direpresentasikan oleh matriks term document (atau matriks term-frequency). Setiap sel dalam matriks bersesuaian dengan bobot yang diberikan dari suatu term dalam dokumen yang ditentukan. Nilai nol berarti bahwa term tersebut tidak hadir di dalam dokumen[11].

Gambar 2. 7 Matriks Term Document

2.2.9.1 Indexing

Pengindeksan / indexing dilakukan untuk mendapatkan bobot dari setiap term dalam dokumen. Penghitungan bobot tersebut dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap Term Frequency (Tf) dan Document Frequency (Df) dari tiap term yang terdapat di koleksi dokumen, nilai Df selanjutnya akan diproses menjadi nilai Inverse Document Frequency (Idf) yang akan digunakan dalam perhitungan bobot term[12].

Keberhasilan dari model VSM ini ditentukan oleh skema pembobotan terhadap suatu term baik untuk cakupan lokal maupun global, dan faktor normalisasi [13]. Pembobotan lokal hanya berpedoman pada frekuensi munculnya


(50)

34

term dalam suatu dokumen dan tidak melihat frekuensi kemunculan term tersebut di dalam dokumen lainnya. Pendekatan dalam pembobotan lokal yang paling banyak diterapkan adalah term frequency (tf) meskipun terdapat skema lain seperti pembobotan biner, augmented normalized tf, logaritmik tf dan logaritmik alternatif.

Idf dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

[ ] (2.3)

Dengan ketentuan :

Idf = inverse document frequency

d = total dokumen

df = jumlah dokumen yang mengandung term

Bobot dari setiap term dapat dihitung dengan rumus w = tf * idf

2.2.9.2 Ukuran Kemiripan

Model ruang vektor dan pembobotan tf-idf digunakan untuk merepresentasikan nilai numerik dokumen sehingga kemudian dapat dihitung kedekatan antar dokumen. Semakin dekat dua vektor di dalam suatu VSM maka semakin mirip dua dokumen yang diwakili oleh vektor tersebut. Kemiripan antar dokumen dihitung menggunakan suatu fungsi ukuran kemiripan (similarity measure). Ukuran ini memungkinkan perankingan dokumen sesuai dengan kemiripan relevansinya terhadap query. Setelah dokumen diranking, sejumlah tetap dokumen top-scoring dikembalikan kepada pengguna.

Perhitungan jarak dokumen menggunakan persamaan:

| | √∑ (2.4)

Dengan ketentuan: |q| = jarak query


(51)

35

Maka jarak query (|q|) dihitung untuk didapatkan jarak query dari bobot query dokumen (Wiq) yang terambil oleh sistem. Jarak query bisa dihitung dengan persamaan akar jumlah kuadrat dari query.

| | √∑ (2.5)

Dengan ketentuan: |dj | = jarak dokumen Wij = bobot dokumen ke-i

Maka Jarak dokumen (|dj |) dihitung untuk didapatkan jarak dokumen dari bobot dokumen dokumen (Wij) yang terambil oleh sistem. Jarak dokumen bisa dihitung dengan persamaan akar jumlah kuadrat dari dokumen.

Perhitungan pengukuran Similaritas query document (inner product), menggunakan persamaan:

( ) ∑ (2.6)

Dengan Ketentuan:

Wij = bobot term dalam dokumen Wiq = bobot query

Sim (q, dj) = similaritas antara query dan dokumen.

Similaritas antara query dan dokumen atau inner product/Sim (q, dj) digunakan untuk mendapatkan bobot dengan didasarkan pada bobot term dalam dokumen (Wij) dan bobot query (Wiq) atau dengan cara menjumlah bobot q dikalikan dengan bobot dokumen.

Cosine Similarity tidak hanya digunakan untuk menghitung normalisasi panjang dokumen tapi juga menjadi salah satu ukuran kemiripan yang popular. Ukuran ini menghitung nilai kosinus sudut antara dua vektor. Jika terdapat dua vektor dokumen d dan query q, serta t term diekstrak dari koleksi dokumen maka nilai kosinus antara d dan q didefinisikan sebagai [11] :

(2.7)

Similaritas antara query dan dokumen atau Sim(q,dj) berbanding lurus terhadap jumlah bobot query (q) dikali bobot dokumen (dj) dan berbanding


(52)

36

terbalik terhadap akar jumlah kuadrat q (|q|) dikali akar jumlah kuadrat dokumen (|dj|). Perhitungan similaritas menghasilkan bobot dokumen yang mendekati nilai 1 atau menghasilkan bobot dokumen yang lebih besar dibandingkan dengan nilai yang dihasilkan dari perhitungan inner product.

2.2.10 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan External Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness). Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.


(53)

37

2. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis. David tidak memakai singkatan SWOT seperti yang lazim didengar, tetapi lebih senang menggunakan TWOS yang tampaknya ingin mendahulukan analisis Ancaman dan Peluang untuk kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan faktor-faktor eksternal tersebut. Ada empat strategi yang tampil dari hasil analisis TWOS.

Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.

Strategi ST akan digunakan organisasi untuk menghindari, paling tidak memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar.

Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (Salusu, 1996).

Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing, yakni sebagai berikut:


(54)

38

Gambar 2. 8 Matrik SWOT

Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Dari matriks tiga dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing, yakni sebagai berikut:

1. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.

2. Strategi WO adalah strategi yang harus ditunjukkan untuk mengurangi kelemahan yang dihadapi dan pada saat yang bersamaan memanfaatkan peluang yang ada.

3. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul.

4. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta meminimalkan dampak dari ancaman yang ada.

2.2.11 Business Process Modelling Notation (BPMN)

Sebuah model proses bisnis terdiri dari serangkaian model kegiatan dan constraint antara model-model kegiatan (Weske, 2007). BPMN merupakan singkatan dari Business Process Modelling Notation, yaitu suatu metodologi yang dikembangkan Business Process Modelling Initiative (BPMI) dalam memodelkan proses bisnis (Object Management Group, 2008). Tujuan dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah dipahami oleh semua pengguna bisnis dan yang tidak kalah pentingnya adalah untuk memastikan bahwa bahasa XML yang dirancang untuk pelaksanaan proses bisnis dapat dinyatakan secara visual dengan notasi yang umum (Owen and Raj, 2003). Tidak seperti jenis diagram proses


(1)

2.2.15 Website

Menurut YM Kusuma Ardhana “Website adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau berkas lainnya.”(Ardhana, 2012).

Penemu situs web adalah Sir Timothy Kohn Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertama kali muncul pada tahun 1991.

Website mempunyai fungsi yang bermacam-macam, tergantung dari tujuan dan jenis website yang dibangun, tetapi secara garis besar fungsi website menurut YM Kusuma Ardhana adalah sebagai berikut (Ardhana, 2012):

a. Media Promosi b. Media Pemasaran c. Media Informasi d. Media Pendidikan

Perkembangan web berdasarkan teknologi dan cara penggunaannya menurut pada praktisi informatika adalah sebagai berikut:

a. Web 1.0

Web 1.0 merupakan teknologi awal dari sebuah website, teknologi ini masih statis dimana antara pembuat website dan penikmat website hanya tejadi komunikasi 1 arah dimana pembuat sebagai pemberi informasi dan penikmat hanya sebagai pembaca. Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read-Only dan bahasa yang digunakan pada Web 1.0 menggunakan bahasa HTML.

b. Web 2.0

Sifat Web 2.0 adalah Read-Write. Web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Di era Web 2.0 sekarang, web digunakan untuk berbagi, pertemanan, kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 memungkinkan pengguna untuk melakukan lebih dari sekedar mengambil informasi. Mereka dapat membangun pada fasilitas interaktif. Kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0


(2)

yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop.

c. Web 3.0

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Web 3.0 merupakan pengembangan dari website di mana konten web tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum , tetapi juga dalam format yang dapat dibaca oleh bahasa mesin. Web ini masih dalam tahap pengembangan. Akan tetapi, banyak yang memperkirakan web ini akan berkembang pesat pada tahun 2010-2020. Konsep Web 3.0 itu sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Fungsi web menjadi wadah untuk pertukaran data, informasi, dan pengetahuan yang dapat menghasilkan kecerdasan buatan yang dapat mengerti keinginan penggunanya, dengan menggunakan web 3.0 kita juga diberikan keleluasaan untuk dapat melakukan modifikasi pada website itu sendiri.

2.2.16 Web Server

Web server adalah suatu server yang memberikan layanan kepada konsumen yang meminta informasi yang berkaitan dengan web. Fungsi utama dari web server adalah untuk mentransfer data dan seluruh berkasnya dalam sebuah web termasuk di dalamnya teks, gambar, video dan lainnya atas permintaan klien melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan.

2.2.17 Web Based Application

Web based application adalah suatu aplikasi yang dapat berjalan dengan menggunakan basis teknologi web atau browser. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan program server-side.


(3)

Server-side adalah script yang diolah di server. Script adalah program yang ditulis dalam bahasa pemrograman khusus dan biasanya terdiri dari serangkaian perintah. Script biasanya bekerja bila suatu program aplikasi dijalankan. Contoh-contoh server-side: ASP, JSP, PHP, dan bahasa lainnya.

a. ASP (Active Server Side) merupakan turunan dari MS Visual Basic yang dibuat oleh Microsoft.

b. JSP (Java Server Page) merupakan bahasa berbasis Java yang dikembangkan oleh Sun Microsistem

c. PHP (PHP Hypertext PreProsessor atau PHP Hypertext Preprocessing) merupakan bahasa pemrograman yang paling banyak komunitasnya saat ini dan dikembangkan secara open source.

2.2.18 MYSQL

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public Licence). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakannya, tapi tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat Closed Source atau komersial.

MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structur Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

MySQL merupakan database yang paling digemari dikalangan Programmer Web, dengan alasan bahwa program ini merupakan database yang sangat kuat dan cukup stabil untuk digunakan sebagai media penyimpanan data. Sebagai sebuah database server yang mampu untuk memanajemen database dengan baik, MySQL terhitung merupakan database yang paling digemari dan paling banyak digunakan dibandingkan database lainnya.

Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya sebagai data base server lainnya dalam


(4)

query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lipat lebih cepat.

2.2.19 PHP

PHP berawal dari skrip Perl/CGI yang dibuat oleh seorang pengembang perangkat lunak bernama Rasmus Lerdorf untuk menghitung jumlah pengunjung homepage-nya. Karena banyaknya pengunjung yang meminta skrip tersebut, Lerdorf akhirnya membagi-bagikan skrip buatannya yang diberi nama Personal Home Page (PHP).

Banyaknya permintaan membuat Lerdorf terus mengembangkan skripnya. Beberapa orang akhirnya bergabung membentuk tim untuk mengembangkan PHP. Sejak itu PHP berkembang pesat dengan banyak fungsi baru yang ditambahkan. Kepanjangan dari PHP kini berubah menjadi PHP: Hypertext Preprocessor.

Ada tiga macam penggunaan PHP:

1. Server-side scripting. Ini merupakan jenis penggunaan yang paling banyak dilakukan pengguna PHP. Untuk menggunakannya, dibutuhkan tiga hal: PHP parser, aplikasi web server yang terkoneksi dengan instalasi PHP, dan aplikasi web browser.

2. Command line scripting. Pada penggunaan PHP jenis ini hanya dibutuhkan PHP parser.

3. Pembuatan aplikasi berbasis desktop. Pada penggunaan PHP jenis ini, dibutuhkan ekstensi tambahan PHP-GTK.

PHP memiliki empat kelebihan utama yang menarik minat banyak pengguna. Kelebihan utama PHP tersebut diringkas dalam 4P berikut:

1. Practicality. PHP dibuat dengan menitikberatkan pada kepraktisan. Hasilnya, PHP adalah bahasa pemrograman minimalis, dilihat dari segi kebutuhan pengguna dan kebutuhan sintaks.

2. Power. PHP memiliki banyak kemampuan, mulai dari kemampuan untuk terhubung dengan basis data, membuat halaman web dinamis, membuat dan memanipulasi berkas gambar, Flash dan PDF, berkomunikasi dengan bermacam protokol seperti IMAP dan POP3, dan masih banyak lagi.


(5)

3. Possibility. PHP dapat menyediakan lebih dari satu solusi untuk suatu masalah

4. Price. PHP selalu dirilis kepada publik tanpa ada batasan untuk penggunaan, modifikasi, atau redistribusi.

2.2.20 Cascading Style Sheets (CSS)

CSS adalah sebuah bahasa style sheet (lembar gaya) yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. CSS Level 1 (CSS1) diperkenalkan pada tahun 1995 oleh World Wide Web Consortium (W3C) dan dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan HTML dalam hal keleluasaan pengaturan desain dan tampilan pada sebuah dokumen HTML. Setahun kemudian CSS1 diberi status rekomendasi penuh oleh W3C yang juga mengatur spesifikasi CSS. Saat ini ada tiga level CSS, yaitu CSS Level 1 (Recommendation), CSS Level 2 (Recommendation), dan CSS Level 2 Revision 1 (Candidate Recommendation). Penggunaan CSS paling banyak untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walau demikian, CSS dapat dipergunakan untuk bahasa markup lain seperti SVG dan XUL.

2.2.21 XAMPP

XAMPP merupakan singkatan dari X (empat operating system apapun) Apache, MySQL, PHP, Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis.


(6)

163

pembahasan bab-bab sebelumnya serta saran untuk perbaikan yang dilkakukan untuk pengembangan sistem yang lebih lanjut.

Kesimpulan 5.1

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian. Maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Knowledge Management System ini dapat membantu perusahaan dalam mengumpulkan, mengelola pengetahuan dari setiap pegawai baik pegawai tetap maupun pegawai kontrak.

2. Knowledge Management System ini dapat membantu pegawai dalam sharing pengetahuan.

Saran 5.2

Untuk pengembangan selanjutnya dari Knowledge Management System ini, ada beberapa saran yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :

1. Tampilan antarmuka pada Knowledge Management System ini harus lebih maenarik lagi.

2. Pada proses text mining dokumen proyek harus menggunakan algoritma lain sehingga pada proses text mining dokumen proyek tidak membutuhkan waktu yang lama, yaitu dengan mengganti algoritma nazief dan adriani.