Tinjauan Atas Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 2 BANDUNG
Review Of The Work Plan and Budget Of The PT. Kereta Api Indonesia
Daop 2 Bandung
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi
Oleh: Seni Yulyani
21310009
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
vi LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR SIMBOL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ……. ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4.1 Maksud Penelitian ... 6
1.4.2 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5.1 Kegunaan Akademis ... 6
1.5.2 Kegunaan Praktis ... 7
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
1.6.1 Lokasi Penelitian ... 7
1.6.2 Waktu Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
(3)
vii
2.1.3 Manfaat Perencanaan Rencana Kerja ... 10
2.1.4 Jenis Perencanaan Rencana Kerja ... 11
2.2 Anggaran ... 13
2.2.1 Pengertian Anggaran ... 13
2.2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran ... 14
2.2.3 Fungsi Anggaran ... 15
2.2.4 Manfaat Anggaran ... 17
2.2.5 Jenis-Jenis Anggaran ... 18
2.2.6 Karakteristik Penyusunan Anggaran ... 22
2.2.7 Kelemahan Anggaran ... 23
2.2.8 Faktor-Faktor Dalam Penyusunan Anggaran ... 24
2.2.9 Syarat-Syarat Pokok Dari Program Anggaran Yang Berhasil ... 26
2.3 Realisasi Anggaran ... 28
2.3.1 Pengertian Anggaran ... 28
2.4 Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran ... 29
2.4.1 Pengertian Penyusunan Rencana Kerja Anggaran ... 29
2.4.2 Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Anggaran ... 31
2.4.3 Prosedur Penyusunan Rencana Kerja Anggaran ... 32
2.4.4 Metode Penyusunan Rencana Kerja Anggaran ... 35
2.5 Prosedur ... 37
2.5.1 Pengertian Prosedur ... 38
2.5.2 Karakteristik Prosedur ... 38
2.5.3 Manfaat Prosedur ... 39
(4)
viii
2.7 Pencairan Dana ... 42
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……. ... 43
3.1 Objek Penelitian ... 43
3.2 Metode Penelitian ... 44
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.2 Sumber Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 53
4.1.1.2 Stuktur Organisasi ... 58
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 60
4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 67
4.1.2 Analisis Deskriftif ... 70
4.1.2.1 Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Pada PT. Kereta Api.Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ... 70
4.1.2.2 Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ... 73
4.2 Pembahasan ... 76
4.2.1 Analisis Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ... 76
4.2.2 Analisis Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ... 81
(5)
ix
5.2 Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 102
(6)
87
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ardiyos. 2009. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta : Citra Harta Prima.
Danang Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dedi Ismatulloh. 2010. Akuntansi pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat.
Dedi Nordiawan. 2009. Akuntansi Pemerintahan Edisi kesatu. Jakarta : Salemba Empat.
Dedi Nordiawan. 2012. Anggaran disuatu pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat.
Djaman Satori dan Aan Komariah . 2011. Teknik Pengumpulan Data . Jakarta : Salemba Empat.
Esterberg yang diterjemahkan Sugiyono.2009. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung : Alfabeta.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri . 2010. Anggaran perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri . 2011. Penyusunan Anggaran perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Heckert dan Willson yang diterjemahkan Gunawan Hutauruk. 2010 . controllship.
Bandung: Alfabeta.
Hidayat Syah. 2010. Penelitian Deskriptif. Jakarta: Rajawali.
Husein Umar. 2009. Rencana Kerja Perusahaan Yang Baik. Jakarta: Rajawali. Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.Jakarta: Rajawali Pers.
Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Dan Tesis Bisnis Karya Ilmiah. Cetakan kedua . Jakarta: Kencana Prenada Media.
M.Adisapuro. 2009. Rencana Kerja dan Anggaran . Yogyakarta : Liberty. Maulidah Rahmawati. 2012. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat. M.Nafarin. 2009 . penganggaran perusahaan. Edisi keempat. Jakarta : Salemba
(7)
88
M.Nafarin. 2012. Penganggaran Rencana Kerja perusahaan . Edisi Kesatu. Jakarta : Salemba Empat.
Moekiyat. 2009. Anggaran perusahaan. Jakarta : Kampus Fakultas Ekonomi UII. Mulyadi .2010. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi
kelima..Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi .2013. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.
Narumondang Bulan Siregar .2009. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Manajemen. Jakarta: Rajawali.
Nurlan Darise. .2009. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : PT Indeks.
P.Joko Subagyo. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta :
Aneka Cipta.
Riduwan. 2010. Teknik pengumpulan data.Edisi kelima.Yogyakarta: BPFE. Rudianto. 2009. Pentingnya SuatuAnggaran . Jakarta : PT. Indeks.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyati. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:Labkat Pers.
Supriyono. 2010. MemahamiPenelitian Data. Jakarta: Salemba Empat.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Lina Ismawati. 2010. Metodologi Penelitian. Bandung : Graha Ilmu.
Zaki Baridawan. 2009. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. BPFE, Yogyakarta.
Sumber Internet :
Indonesia. 2005. Tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Undang- Undang Nomor 58 (Pasal 1:13). Diakses melalui : http:// www.yellowbook.com (25/04/2014).
(8)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya yang sangat berlimpah sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas
Akhir ini yang berjudul “Tinjauan Atas Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung”. sebagai salah satu syarat untuk melengkapi program perkuliahan Diploma III pada Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis
sampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Wali sekaligus Dosen
(9)
iv
dan pikirannya untuk membimbing serta memberikan petunjuk dan masukan yang berguna bagi penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.
5. Kepada Seluruh staf pengajar dan Pegawai pada program Diploma-III
Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. 6. Ibu Sumiharti selaku pembimbing penulis di tempat penelitian yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan saran yang bermanfaat.
7. Segenap pengurus dan karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu dan Bapakku tercinta, yaitu Titin Sumartini dan Endang yang selalu senantiasa mendo’akan dan memberi dorongan moril maupun spiritual. 9. Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan keberhasilan yang terbaik untuk
penulis.
10.Hilman Syamsul Rasyid seseorang yang spesial dalam hidup penulis yang
selalu menjadi penyemangat setia, yang terus menerus memberi dukungan dan semangat setiap saat, kasih sayang dan do’a bagi keberhasilan penulis. 11.Sahabatku “Untitled” Nuri , sofi, Eka, Ani, dan Devi yang selalu memberikan
masukan dan motivasi dan selalu mendo’akan penulis.
12.Sahabatku juga Atin, Dini, Ririn dan Mela. yang selalu memberikan masukan
dan motivasi dan selalu mendo’akan penulis.
13.Kawan-kawan seperjuanganku di kelas Ak-5 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta semangatnya.
14.Serta rekan-rekan sejawat dan seperjuangan lainnya yang ikut memberikan
(10)
v
15.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini yang tidak bisa disebutkan penulis satu per satu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi penyajian, susunan kata maupun isinya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dimasa mendatang.
Dengan segala kerendahan hati, akhir kata penulis berharap semoga
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya. Serta semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, Juli 2014
Penulis
Seni Yulyani Nim : 21310009
(11)
102 DATA PRIBADI
Nama : Seni Yulyani
Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 12 Mei 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Margahayu Raya Blok O2 No 34 Komp.Jupiter
... RT01 RW01 Desa Margahayu Raya Kab.
... Bandung 40256
No HP : 081364019888
Email : sheny869@ymail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1998 – 2004 : SDN 1 Tasikmalaya 2004 – 2007 : SMPN 2 Tasikmalaya 2007 – 2010 : SMA BPI 1 Bandung
(12)
9
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rencana Kerja
Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk
mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah hendaknya
memiliki rencana kerja yang terstuktur dengan baik, untuk menunjang kelancaran
operasional didalam perusahaan tersebut. Dengan adanya rencana kerja yang
terstuktur dengan baik maka pengendalian dan tujuan yang akan dicapai dalam
suatu organisasi atau perusahaan dapat berjalan dengan baik.
2.1.1 Pengertian Rencana Kerja
Menurut Husein Umar (2009:65) “Rencana kerja adalah suatu proses yang tidak pernah berakhir, apabila rencana telah ditetapkan, maka dokumen mengenai perencanaan yang terkait harus diimplementasikan. Karena perencanaan atau rencana kerja adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, bagaimana, dan oleh siapa.”
Menurut M. Nafarin (2009:4) “Rencana kerja adalah tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang
dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.”
Menurut Gunawan Adisaputro (2010:89) “Rencana kerja adalah
hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di mana, kapan jadwalnya dan berapa sumber daya yang akan digunakan, serta berbagai keterangan mengenai tolak ukurnya, dalam rangka mencapai hasil. Rencana digunakan manajemen untuk pedoman pengarahan kegiatan dan juga sebagai titik tolak proses pengendalian.
(13)
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa rencana
kerja adalah upaya tindakan hati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang
dilakukan berhasil dengan baik sesuai yang diharapkan. Atau rencana kerja adalah
upaya untuk merumuskan apa sesungguhnya yang ingin dicapai oleh sebuah
perusahaan atau organisasi serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
2.1.2 Syarat-Syarat Perencanaan atau Rencana Kerja
Berikut ini adalah beberapa syarat-syarat perencanaan atau rencana kerja
menurut Wilson (2009:467), diantaranya adalah :
1. Logis dan masuk akal.
2. Realistik atau nyata bukan imajenasi atau khayalan..
3. Sederhana tidak berlebihan.
4. Sistematik dan ilmiah.
5. Obyektif.
6. Fleksibel.
7. Bermanfaat.
8. Optimasi dan efisiensi.
2.1.3 Manfaat Perencanaan atau Rencana Kerja
Menurut Gunawan Adisaputro (2010:309) perencanaan dapat
memberikan beberapa manfaat diantaranya :
1. Perencanaan sebagai pengarah untuk meraih atau mendapatkan
sesuatu secara lebih terkoordinasi.
2. Perencanaan meminimalisasi ketidakpastian, karena pada dasarnya di
(14)
Perubahan-perubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi atau
perusahaan.
3. Perencanaan meminimalisasi pemborosan sumber daya, setiap
organisasi atau perusahaan pasti membutuhkan sumber daya. Dengan
adanya perencanaan sebuah organisasi atau perusahaan diawal sudah
melakukan perencanaan melalui penggunaan sumber daya. Sehingga
diharapkan tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan sumber
daya yang ada sehingga organisasi tersebut, bisa meningkatkan tingkat
efisiensinya.
4. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan
kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi
pelaksanaannya, dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam
perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan
berusaha membandingkan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan
realita di lapangan, dan mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi, sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
2.1.4 Jenis Perencanaan atau Rencana Kerja
Menurut Heckert dan Willson yang diterjemahkan oleh Gunawan
(15)
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5
tahun) untuk mencapai tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah
organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat sebagai
rencana secara umum yang menggambarkan alokasi sumberdaya,
prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen
puncak.
2. Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu untuk
melaksanakan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana ini
mempunyai jangka waktu yang lebih pendek (1-5 tahun) dibandingkan
dengan rencana strategis. Perencanaan taktis biasanya di buat oleh
manajemen puncak dan manajemen menengah.
Tujuan taktis biasanya diturunkan dari tujuan strategis. Sebagai
contoh, suatu perusahaan mempunyai rencana strategis menstabilkan
suplai bahan baku. Rencana taktis kemudian dikembangkan melalui
pembelian bahan baku dari perusahaan pensuplai bahan baku.
3. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis,
mempunyai fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek
(16)
Ada 2 jenis rencana operasional:
a. Rencana Tunggal (sekali pakai)
Rencana tunggal adalah rencana yang dilakukan sekali pakai,
sebagai contoh ketika perusahaan merencanakan ekspansi,
pembuatan pabrik baru, penarikan tenaga kerja baru dan lainnya.
b. Rencana Standing
Rencana standing adalah rencana yang bisa dipakai berulang-ulang. Rencana standing bisa menghemat waktu dan tenaga karena rencana ini bisa diterapkan pada situasi yang sama.
2.2 Anggaran
Anggaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena
anggaran merupakan alat bantu bagi perusahaan untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian perusahaan. Anggaran dibuat sedemikian rupa
dalam bentuk rencana kuantitatif yang merupakan pedoman bagi perusahaan
untuk menjalankan operasionalnya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
2.2.1 Pengertian Anggaran
Definisi anggaran menurut berbagai ahli diantaranya Menurut Rudianto
(2009:3) “Anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang
yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.”
Menurut M. Nafarin (2012:19) “ Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kualitatif
dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang atau dalam jangka waktu
(17)
Menurut Gunawan Adisaputro (2010:6) “Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung
jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.”
Dari berbagai pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
anggaran merupakan alat bantu yang sangat penting bagi perusahaan. Karena
anggaran merupakan pedoman pelaksanaan kerja dan berfungsi sebagai alat untuk
mengevaluasi kinerja yang telah dicapai perusahaan. Anggaran juga dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengembangkan ke arah yang lebih baik,
dengan kata lain agar dapat meningkatkan efektifitas perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Oleh karena itu, penyusunan anggaran yang baik akan memberikan
manfaat yang positif bagi perusahaan.
2.2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan alat dalam manajemen yang memberikan petunjuk
mengenai beberapa perkiraan yang tersedia pada suatu saat dan untuk beberapa
lama, tujuan penyusunan anggaran dalam setiap perusahaan pada dasarnya sama,
yaitu merencanakan posisi anggaran untuk suatu periode tertentu yang akan
datang.
Menurut M. Nafarin (2012:19) tujuan anggaran adalah :
1. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.
2. Untuk merasionalkan sumber dana investasi dana agar dapat mencapai hasil
(18)
3. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
4. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.
5. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak yang
terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
6. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan
kelempok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya
tindakan koreksi.
Berdasarkan definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan
anggaran adalah untuk memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan
digunakan. Menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu
dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
2.2.3 Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran menurut M. Nafarin (2012: 65) antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan
merupakan salah satu fungsi manajemen dan sebagai dasar pelaksanaan
fungsi manajemen lainnya. memberikan pengertian sebagai berikut : “perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan
datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
(19)
b. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam
perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar
rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Pengawasan adalah
mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Tujuan
pengawasan bukanlah untuk mencari kesalahan akan tetapi untuk mencegah
dan memperbaiki kesalahan.
c. Fungsi Koordinasi
Fungsi ini menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu
atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Untuk menciptakan
adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukan
keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lain. Anggaran dipakai
sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan,
karena semua kegiatan yang saling berkaitan sudah diatur dengan baik.
d. Fungsi Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan
dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan
pengalaman masa lalu dan taksiran-taksiran pada masa yang akan datang,
maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan
untuk menjalankan kegiatannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan alat
untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi,
pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan
(20)
2.2.4 Manfaat Anggaran
Adanya anggaran mempermudah manajemen dalam melakukan
perencanaan sebagai prioritas utama dalam menjalankan tugas mereka, untuk
lebih jelasnya penulis sajikan manfaat dari anggaran menurut para ahli, yaitu :
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2010:20-21)
penyusunan anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan
manfaat-manfaat bagi perusahaan, yaitu :
1. Anggaran sebagai alat penaksir yaitu alat perencanaan.
2. Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otorisasi pengeluaran dana atau kas.
3. Anggaran sebagai alat penilai efisiensi yaitu anggaran dapat disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya tanpa perlu khawatir bahwa pengubahannya akan bersifat berlebihan ataupun terlalu minim.
Menurut Dedi Nordiawan (2012:15) anggaran mempunyai banyak
manfaat, antara lain:
1. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
2. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah. Hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
4. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.
5. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan.
Menurut M. Nafarin (2012:20) manfaat anggaran antara lain :
(21)
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan. c. Dapat memotivasi karyawan.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan . e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer.
Dari pengertian beberapa manfaat anggaran diatas, dapat disimpulkan
bahwa anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur
untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya, selain itu anggaran juga memiliki
manfaat sebagai alat pengendalian dan perencanaan dalam perusahaan, karena
dengan menggunakan anggaran maka perusahaan dapat merencanakan masa
depan perusahaan.
2.2.5 Jenis Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai
lingkupan yang luas. Seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan akan terkait
dengan anggaran perusahaan tersebut. Dalam menyusun anggaran pengelompokan
anggaran sangatlah penting. Dengan pengelompokan anggaran maka akan lebih
mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai jenis anggaran,
diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh M. Adisapuro
(2009:25-28), anggaran dapat dikelompokkan menjadi :
1. Menurut Dasar Penyusunan
a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval dan kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu
seri anggaran yang disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas
(22)
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu
kapasitas tertentu.
2. Menurut Cara Penyusunan
a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu
periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang
disusun setiap periode anggaran.
b. Anggaran kontinyu, yaitu anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
3. Menurut Jangka Waktu
a. Anggaran Jangka pendek, yaitu anggaran yang dibuat dengan
jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
b. Anggaran jangka panjang, yaitu anggaran yang dibuat dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun.
4. Menurut Bidang
a. Anggaran operasional, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran rugi laba.
Terdiri dari :
1. Anggaran penjualan
2. Anggaran biaya pabrik
a) Anggaran biaya bahan baku
b) Anggaran biaya tenaga kerja langsung
c) Anggaran biaya operasional pabrik
3. Anggaran beban usaha
(23)
b. Anggaran keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran neraca
yang terdiri dari :
1. Anggaran kas
2. Anggaran piutang
3. Anggaran persediaan
4. Anggaran utang
5. Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan usaha
a. Anggaran komprenshif, yaitu ringkasan dari berbagai macam anggaran
(anggaran operasional) yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran partial, yaitu anggaran yang disusun secara tidak lengkap, hanya
menyusun bagian anggaran tertentu.
Menurut M. Nafarin (2012:22) anggaran dapat dikelompokan menjadi
beberapa jenis, sebagai berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunannya:
a. Anggaran Parsial
b. Anggaran Komprehensif
2. Berdasarkan fleksilibitasnya :
a. Anggaran Tetap
b. Anggaran Kontinyu
3. Berdasarkan periode waktu :
(24)
b. Anggaran Jangka Panjang
Adapun penjelasan dari jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunan :
a. Anggaran Parsial
Adalah anggaran yang ruang lingkupnya terbatas misalnya anggaran
untuk bidang keuangan atau produksi saja.
b. Anggaran Komprehensif
Adalah anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis
kegiatan meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang pemasaran,
produksi, keuangan, personalia dan administrasi.
2. Berdasarkan Fleksibilitas
a. Anggaran Tetap
Adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan
volume yang sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut
diperkirakan besarnya revenue, cost dan expense.
b. Anggaran Kontinyu
Adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan
volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan
besarnya revenue,cost dan expense, namun secara periodik dilakukan penilaian kembali.
3. Berdasarkan periode waktu
(25)
Adalah rencana kegiatan perusahaan secara rinci dalam satu tahun
anggaran.
b. Anggaran Jangka Panjang
Adalah rencana kegiatan perusahaan dengan cakupan waktu yang
panjang dengan penekanan pada pengembangan profil perusahaan
pada masa yang akan datang. Anggaran jangka panjang mencerminkan
perencanaan menyeluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam
jangka panjang dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana
yang disusun untuk kegiatan setiap tahun.
Berdasarkan definisi dan penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa jenis-jenis anggaran dapat dibedakan berdasarkan kelompoknya yaitu
sebagai berikut : berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunannya,
berdasarkan fleksibilitasnya dan berdasarkan jangka waktu.
2.2.6 Karakteristik Penyusunan Anggaran
Anggaran harus disusun secara benar dan sistematis penyusunan anggaran
yang telah mengikuti prosedur yang benar tidak menjamin anggaran itu pasti
berhasil. Anggaran juga memiliki karakteristik-karakteristik tertentu.
Menurut Dedi Ismatullah (2010:16) karakteristik anggaran secara umum
adalah sebagai berikut :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang di tetapkan dalam anggaran.
(26)
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
Menurut Dedi Ismatullah (2010:16) selain karakteristik secara umum
diatas terdapat juga karakteristik anggaran yang baik yaitu :
1. Anggaran disusun berdasarkan program.
2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian. Menurut Mulyadi (2010:230) karakteristik anggaran sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan lain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
5. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
6. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa karakteristik anggaran
tidak lebih dari sekedar perkiraan, yang setiap manajer tidak memiliki komitmen
untuk mencapai sasaran anggaran, tetapi dalam situasi penyusunan anggaran
manajer menengah dan bawah sebagai penyusun anggaran tidak akan memiliki
persepsi yang jelas mengenai sasaran anggaran dan menerima alokasi sumber
daya yang menurut persepsi mereka tidak memadai untuk mencapai sasaran
anggaran.
2.2.7 Kelemahan Anggaran
Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun juga
(27)
a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.
Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2010:56)
meskipun begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran,
tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran.
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (proses penjualan, kafasitas produk dan lain-lain), maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketetapan estimasi tersebut.
b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksankan dengan sungguh-sungguh.
c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
Jadi dapat disimpulkan bahwa anggaran tidak selamanya dapat
memberikan manfaat yang benar-benar, karena anggaran yang telah direncanakan
belum tentu benar sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Namun anggaran
bisa saja meleset dari kenyataan yang terjadi. karena anggaran hanya merupakan
rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh.
2.2.8 Faktor-Faktor Dalam Penyusunan Anggaran
Untuk bisa melakukan penyusunan anggaran yang lebih akurat, diperlukan
berbagai data, inforamasi, dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang
(28)
tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, Menurut
Moekiyat (2009:80-81) yaitu :
1. Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di
dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
a. Pendapatan tahun yang lalu.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
pendapatan.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif)
maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif).
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f. Fasilitas yang dimiliki perusahaan.
g. Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perusahaan.
2. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di
luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Keadaan persaingan.
b. Tingkat pertumbuhan penduduk.
c. Tingkat penghasilan masyarakat.
d. Tingkat pendidikan masyarakat.
e. Tingkat penyebaran penduduk.
(29)
g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, sosial,
ekonomi, budaya, maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
Dalam penyusunan anggaran memiliki prinsip-prinsip yang sebaiknya
dilakukan oleh perusahaan, yaitu :
1. Paduan adiquasi memberikan kemudahan bagi seluruh tingkat manajemen untuk bekerja dan menggunakan asumsi, target, tujuan, dan agenda.
2. Partisipasi dalam proses penganggaran harus mencakup seluruh level di dalam
organisasi.
3. Iklim dan persiapan penganggaran harus bisa dieliminasi dan dipertahankan.
4. Persiapan anggaran harus terstruktur sehingga dapat diterima dengan akal
sehat dan dapat mendatangkan keuntungan yang tinggi dan tujuan berjalan
sukses.
5. Pengangkaan dari suatu asumsi harus dapat dievaluasi dalam mengembangkan
anggaran.
Jika prinsip-prinsip diatas diikuti dan dijalankan oleh organisasi
perusahaan atau pemerintah, maka kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
perusahaan atau pemerintah akan berkurang. Karena dengan prinsip anggaran ini
akan menjadi panduan untuk perusahaan dalam menjalankan usahanya.
2.2.9 Syarat-syarat Pokok Dari Program Anggaran Yang Berhasil
Menurut Narumondang Bulan Siregar (2009:8-9) Program anggaran
akan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat pokok sebagai berikut:
1. Organisasi Perusahaan yang Sehat
(30)
3. Penelitian dan Analisa
4. Dukungan dari Para Pelaksana
Adapun penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut:
1. Organisasi Perusahaan yang Sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang disusun berdasarkan sistem
organisasi tertentu, dapat mengadakan pembagian tugas fungsional dengan
jelas, dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab dengan tegas.
2. Sistem Akuntansi yang Memadai
Keberhasilan program anggaran harus didukung oleh sistem akuntansi
yang memadai, meliputi:
a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dengan realisasi
yang akan dicatat oleh akuntansi, sehingga antara anggaran dengan
realisasi dapat diperbandingkan.
b. Pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan memberikan informasi
dari realisasi anggaran.
c. Laporan yang disajikan dapat dibuat sesuai dengan penentuan tingkat
pertanggungjawaban dari bagian atau individu di dalam perusahaan.
3. Penelitian dan Analisa
Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi, yang dapat berupa standar atau taksiran, sehingga anggaran dapat
dipakai dasar analisa untuk mengukur prestasi yang baik.
4. Dukungan dari Para Pelaksana
Anggaran dapat berjalan baik apabila ada dukungan aktif dari para
(31)
antar manusia dalam melaksanakan kegiatan, oleh karena itu patokan yang
dipakai mengukur prestasi dengan adil harus dimiliki.
2.3 Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran merupakan suatu serangkaian aktivitas dalam
menggunakan sumber daya ekonomi yang dikelola dan diukur dalam satuan
rupiah, disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.
2.3.1 Pengertian Realisasi Anggaran
Menurut Maulidah Rahmawati (2012:34) realisasi adalah :
“Proses menjadikan nyata, perwujudan, pelaksanaan yang nyata.”
Menurut Dedi Nordiawan (2012:24) Realisasi adalah :
“Proses yang harus diwujdkan untuk menjadi kenyataan dan pelaksanaan
yang nyata agar realisasi dapat sesuai dengan harapan diinginkan.”
Menurut Gunawan Adisaputro (2011:78) “proses yang menjadikan nyata perwujudan kenyataan, pelaksanaan yang nyata merealisasikan atau
melakukan dan mengusahakan apa yang telah direncanakan sebelumnya.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi suatu proses
yang harus diwujudkan untuk menjadi kenyataan dan dalam proses tersebut
diperlukan adanya tindakan dan pelaksanaan yang nyata agar realisasi tersebut
dapat sesuai dengan harapan yang diinginkan. Realisasi anggaran digunakan
(32)
merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan, pengawasan dan
pengendalian.
2.4 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Penyusunan rencana kerja anggaran harus mempertimbangkan berbagai
alternatif, maka yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi salah satu
fungsi penyusunan rencana kerja anggaran adalah untuk merencanakan
penggunaan dana yang seefisien mungkin. Akhirnya perlu juga diingatkan bahwa
anggaran sebagai alat bagi manajemen akan dapat bermanfaat lebih baik apabila
disusun lebih teliti, sehingga manajemen dapat menggunakannya dengan
sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.4.1 Pengertian Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Menurut Supriyono (2010:99) mengatakan bahwa penyusunan rencana
kerja anggaran adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis informasi masa lalu yang diantisipasi untuk mengetahui
SWOT. Manajemen puncak atau Chief Executive Officer (CEO) menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan eksternal
dimasa depan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
ancaman (SWOT) yang dihadapi perusahaan.
2. Menentukan perencanaan strategis atas SWOT manajemen puncak, atau
Chief Excecutive Officer (CEO). Dengan menentukan perencanaan strategis yaitu penentuan tujuan organisasi dan rencana jangka panjang.
(33)
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi dan rencana jangka panjang.
Rencana jangka panjang dikomunikasikan kepada manajer divisi dan
manajer dibawahnya serta komite anggaran agar mereka mengetahui
tujuan yang akan dicapai dan cara-cara proyek untuk mencapai tujuan
tersebut.
4. Memilih taktik, mengkoordinasikan kegiatan, dan mengawasi kegiatan.
Atas dasar tujuan organisasi dan rencana jangka panjang yang telah
disusun oleh manajer puncak, manajer divisi menyusun rencana pemilihan
taktik yaitu :memilih cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan, manajer departemen membuat keputusan pengorganisasian yang
berhubungan dengan pengorganisasian semua kegiatan dibawah
departemennya dan manajer seksi bertanggung jawab untuk merencanakan
pengawasan (Supervision) terhadap seksinya.
5. Menyusun usulan anggaran. Setiap manajer divisi menyusun dan
mengkoordinasikan penyusunan untuk bagian organisasi dibawahnya yaitu
seksi usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan pada komite
anggaran.
6. Menyarankan revisi usulan anggaran. Komite anggaran menyarankan
revisi terhadap usulan anggaran. Setiap divisi agar dapat sinkronisasi
dengan anggaran divisi yag lain agar sesuai dengan rencana jangka
panjang dan tujuan yang telah ditentukan oleh manajer puncak.
7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran
(34)
bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran, maka
komite merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan.
8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan
mungkin masih memerlukan revisi sebelum disahkan oleh manajemen
puncak menjadi anggaran perusahaan yang sesuai. Setelah dilakukan revisi
anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke setiap divisi dan bagian
organisasi dibawahnya sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan
sekaligus sebagai alat pengendalian.
2.4.2 Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Menurut M. Nafarin (2009:65) Tujuan penyusunan rencana kerja
anggaran adalah :
1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan penggunaan dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang
digunakan.
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang
(35)
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Tujuan menyusun rencana
kerja anggaran adalah untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun,
merinci jenis sumber dana, dan penggunaan dana agar perusahaan dapat
mempermudah pengawasan dalam operasionalnya sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2.4.3 Prosedur Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Dalam menyusun rencana kerja anggaran harus terdapat prosedur-prosedur
yang jelas tentang urut-urutan seri tugas yang saling berhubungan dan diadakan
untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Prosedur tersebut biasanya
terdiri dari bagan alur (Flowchart), formulir, dan uraian tugas.
Menurut M. Nafarin (2009 : 9-11) prosedur penyusunan anggaran dapat
dibagi dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Penentuan pedoman anggaran
2. Tahap persiapan anggaran
3. Tahap penentuan anggaran
4. Tahap pelaksanaan anggaran
Adapun penjelasan dari kutipan diatas yaitu sebagai berikut:
Tahap 1. Penetuan Pedoman Anggaran
Anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan datang sebaiknya
disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan
(36)
Tahun anggaran biasanya dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
tahun yang sama.
Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen pusat
(Direktur atau komisaris) melakukan dua hal, yaitu:
a. Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, asumsi
sebagai dasar penyusunan anggaran.
b. Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur
sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya
sebagai anggota.
Tahap 2. Persiapan Anggaran
Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (Sales Budget) terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (Sales Forecast). Setelah meyusun ramalan penjualan, manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan
manajer keuangan untuk menyusun:
1. Anggaran penjualan
2. Anggaran beban penjualan
3. Anggaran piutang usaha
Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan
manajer umum menyusun:
1. Anggaran produksi
2. Anggaran biaya pabrik
3. Anggaran Persediaan
(37)
Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat
oleh manajer pemasaran. Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan
menyusun anggaran beban administrasi dan umum.
Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer lainnya
menyusun:
1. Anggaran rugi laba
2. Anggaran neraca
3. Anggaran kas
4. Anggaran lainnya
Tahap 3. Penentuan Anggaran
Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi
mengadakan rapat kegiatan:
a. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen
anggaran
b. Pengkoordinasian dan penelaahan komponen anggaran
c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran
Tahap 4. Pelaksanaan Anggaran
Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi
anggaran, setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan
(38)
2.4.4 Metode Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Menurut Mulyadi (2010:10-11) agar dapat berfungsi sebagai alat
perencanaan sekaligus pengendalian, maka partisipasi dari pertanggungjawaban
sangat dibutuhkan dalam penyusunan anggaran selain itu juga sangat dibutuhkan
organisasi anggaran dimana terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara penyusun
anggaran penelaah (reviewer) dan pengesah (aprovval) dalam proses penyusunan anggaran terdapat tiga metode pendekatan yaitu sebagai berikut.
1. Ditinjau dari pihak yang membuatnya:
a. Otoriter (Top down)
b. Demokrasi (Bottom Up)
c. Campuran
2. Ditinjau dari sudut menyusun anggaran:
a. A Priori
b. A Posteriori
c. A Pragmatis
Adapun penjelasan kutipan diatas adalah sebagai berikut:
1. Ditinjau dari pihak yang membuatnya, maka penyusunan anggaran
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Otoriter (Top down)
Dalam penyusunan anggaran dengan metode ini, anggaran disusun
dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang
harus dilaksanakan oleh atasan tanpa keterlibatan bawahan dalam
penggunaannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam
(39)
b. Demokrasi (Bottom Up)
Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan
karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan.
Bawahan diberikan kepercayaan menyusun anggaran yang akan
dicapainya dimasa yang akan datang.
c. Campuran
Dalam metode ini perusahaan menyusun anggaran dengan
memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi
oleh karyawan bawahan.
2. Ditinjau dari sudut menyusun anggaran, ada beberapa cara menyusun
anggaran yang lazim, yaitu sebagai berikut:
a. A Priori
Dalam metode ini, penyusunan anggaran dimulai dari penetapan
angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah
laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya
pencapaian laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian.
Keuntungan dari metode ini yaitu karena laba ditetapkan terlebih
dahulu maka bagian lain yang terkait dalam penciptaan laba ini
diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan
itu realistis. Sedangkan kerugian dari metode ini adalah dalam hal
tertentu seolah cara ini tidak memperdulikan bagian-bagian yang
lain sehingga dapat menimbulkan sikap apatis, stres, dan frustasi,
apabila fasilitas yang dimiliki tidak mampu mencapai laba yang
(40)
b. A Posteriori
Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan
rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Metode ini
memiliki keuntungan dalam hal anggaran ini akan lebih akurat
karena semua bagian terlibat. Biasanya bagian-bagian inilah yang
lebih tahu atas batas kemampuan mereka. Sedangkan kerugian dari
metode ini yaitu mungkin dalam prosesnya yang lebih lama.
c. A Pragmatis
Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman
masa lalu. Penetapan anggaran dilakukan secara ilmiah atau
berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Metode ini lebih
realistis jika kita lihat pengalaman yang lalu tetapi kurang melihat
peluang masa depan.
2.5 Prosedur
Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk
mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah hendaknya
memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran
operasional perusahaan. Dengan adanya prosedur yang memadai maka
pengendalian dan tujuan yang akan dicapai dalam suatu organisasi dapat berjalan
(41)
2.5.1 Pengertian Prosedur
Menurut M. Nafarin (2009:9) “Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin
pelaksanaan kerja yang seragam.”
Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2009:30) prosedur adalah sebagai
berikut :
“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.”
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur
adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
2.5.2 Karakteristik Prosedur
Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur menurut Ardiyos
(2009:466), diantaranya adalah :
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung
jawab.
(42)
2.5.3 Manfaat Prosedur
Menurut Ardiyos (2009:487) suatu prosedur dapat memberikan beberapa
manfaat diantaranya :
1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,
sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan
yang perlunya saja.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh
seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan,
bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan
sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
Melalui prosedur data tersebut, dikumpulkan, dan disampaikan kepada
yang memerlukan. Dengan demikian, prosedur akuntansi akan terlihat bekerja
sebagai aliran hukum berikut distribusi dan pelaksana pekerjaan oleh
masing-masing bagian yang terlibat.
2.6 Nota Permohonan Dana
Didalam perusahaan, nota permohonan dana merupakan dokumen yang
berbentuk permintaan pengeluaran dana kepada divisi yang bersangkutan. Yang
bertujuan untuk keperluan perusahaan. Misalnya digunakan untuk biaya
(43)
2.6.1 Pengertian Nota Permohonan Dana
Menurut Undang-Undang peraturan pemerintah Republik Indonesia
No.5 tahun 2007 (Pasal 2:11) tentang nota permohonan dana adalah sebagai
berikut:
“nota permohonan dana adalah format permintaan dana dari setiap divisi untuk mencairkan dana atau uang.”
Sedangkan menurut Nurlan Darise (2009:171) “nota permohonan dana adalah dokumen yang diterbitkan oleh BUD (Bendahara Umum Daerah) atau kuasa BUD (Bendahara Umum Daerah) yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan surat
permintaan pembayaran atau pengeluaran uang.”
Jadi dapat disimpulkan dari kedua pengertian tersebut nota permohonan
dana adalah surat atau dokumen yang diterbitkan perusahaan atau bagian
organisasi yang bersangkutan di perusahaan tersebut, untuk mengeluarkan dana
sesuai yang tercantum di surat atau dokumen tersebut.
2.6.2 Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana
Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam, untuk memudahkan
langkah-langkah dalam berbagai hal aktivitas kegiatan .Sehingga dengan adanya
suatu prosedur dapat Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja
yang efektif dan efisien.
Begitu juga dengan prosedur pencairan nota permohonan dana. Dengan
adanya suatu prosedur pencairan dana di suatu perusahaan atau organisasi akan
lebih memudahakan dalam pekerjaannya.
Menurut Nurlan Darise (2009:174) “prosedur pencairan nota permohonan dana adalah penyusunan kegiatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas pada satuan kerja pemerintah daerah , kepada pengguna anggaran pada awal
(44)
tahun anggaran diberikan uang persediaan yang dikelola bendahara
pengeluaran.”
Menurut Nurlan Darise (2009:173) prosedur pencairan nota permohonan
dana dapat diterbitkan apabila :
a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu atau kapasitas anggaran
yang tersedia.
b. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan
perundang-undangan.
c. Perhitungannya juga harus benar.
d. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak surat atau dokumen diterima.
e. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima surat
atau dokumen.
Menurut Nurlan Darise (2009:84) Syarat-syarat yang harus diperhatikan
dalam Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana adalah :
1. Setiap permohonan yang diajukan harus menggunakan form permohonan atau voucher cash.
2. Permohonan pengajuan permintaan dana harus diajukan 1 hari
sebelumnya, yang nantinya akan dibayarkan oleh keuangan pusat dihari
senin dan kamis setiap minggunya.
Menurut Nurlan Darise (2009:89) Jenis Pembayaran Biaya Pengeluaran
Dana adalah sebagai berikut :
a. Pembayaran Cash: Yaitu pembayaran yang dikeluarkan secara tunai dan
(45)
b. Pembayara Transfer: Yaitu pembayaran yang dikeluarkan dengan cara
transfer ke nomor rekening yang telah dicantumkan.
2.7 Pencairan Dana
Pencairan dana merupakan hal yang sangat penting, pencairan dana sangat
berfungsi untuk mencairkan uang. Karena dengan pecairan dana yang lancar
kegiatan operasional disuatu perusahaan akan terlaksana dengan lancar juga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “pencairan dana adalah suatu tindakan atau kegiatan menyalurkan, mengeluarkan, merealisasikan, atau kegiatan menguangkan dan memperbolehkan mengambil dana berupa uang tunai yang disediakan untuk suatu keperluan
tertentu.”
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No.58 tahun 2005
(Pasal 1:13) tentang pencairan dana adalah sebagai berikut:
“Pencairan dana adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan oleh yang bersangkutan.”
Sedangkan menurut Deddy Nordiawan (2009:98) “Pencairan Dana adalah surat yang di pergunakan untuk mencairkan dana melalui bank
yang telah ditunjuk.”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pencairan
Dana adalah rekening Giro Rupiah yang dimiliki oleh instansi pemerintah, sarana
penarikan ini merupakan pengganti dari Surat Perintah Membayar Giro Bank
(46)
43
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan
adalah objek dari penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah
sumber informasi dalam sebuah penelitian.
Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau
menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan
gambaran yang jelas dari suatu penelitian.
Pengertian objek penelitian menurut Supriati (2012:38) adalah sebagai
berikut :
“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat
penelitian dilakukan.”
Sedangkan menurut Iwan Satibi (2011:74) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.”
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:29) “Objek penelitian atau variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari
problematika penelitian.”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
(47)
kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas
dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian.
Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atau tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya
adalah penelitian yang berarti suatu cara untuk mencapai sesuatu dengan metode
tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi.
Metode penelitian menurut Supriati (2012:5) adalah sebagai berikut:
“ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.”
Menurut Sugiyono (2009:2) menyatakan bahwa:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Sedangkan menurut Juliansyah Noor (2011:254) menjelaskan bahwa:
“Metode penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan
penelitian.”
Dengan demikian dari ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat
(48)
mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu
tanpa harus membuat perbandingan atau menghubungkan dengan objek yang lain.
Dalam melaksanakan penelitian ini, untuk memperoleh data dan fakta
yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas
akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara
penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek
yang diteliti.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap
fenomena sosial tertentu. Dengan metode ini penulis menggunakan metode
dekriptif untuk menggambarkan Tinjauan Terhadap Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.
Menurut Hidayat Syah (2010: 34) menjelaskan bahwa pengertian dari penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :
“Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu.”
Sedangkan menurut Punaji Setyosari (2010: 89) menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah :
“Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.”
Sedangkan pengertian penelitian deskriptif menurut Supriyati (2011:33)
(49)
“Untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku
observasi.”
Metode deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang Tinjauan Terhadap Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, maka mustahil peneliti dapat menghasilkan temuan, apabila tidak memperoleh data.
Menurut Riduwan (2010:51) pengertian dari teknik pengumpulan data adalah :
“Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.”
Sedangkan menurut Djaman Satori dan Aan Komariah (2011:103)
pengertian teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
“Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur
sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan.”
Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa teknik pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi penentuan teknik
(50)
pengumpulan data . Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan
penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek
penelitian yang meliputi :
a. Observasi (Observation)
Pengertian Observasi menurut Supriyati (2011:46) adalah sebagai
berikut :
“suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian dengan
mempunyai sifat dasar naturalistik yang berlangsung dalam konteks natural, pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam
interaksi.”
Pengertian Observasi menurut Sugiyono (2009:144) adalah sebagai
berikut :
“Teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.” Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung
kedalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat
mendukung dan melengkapi hasil penelitian di PT. Kereta Api
(51)
b. Wawancara (Interview)
Pengertian wawancara menurut P. Joko Subagyo (2011:39) adalah
sebagai berikut :
“Suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden. wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview dengan responden, dan
kegiatannya dilakukan secara lisan.”
Pengertian wawancara menurut Esterberg yang diterjemahkan
oleh Sugiyono (2009:72) adalah sebagai berikut :
“Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.”
Pengertian wawancara menurut Supriyati (2011:48) adalah
sebagai berikut :
“Cara yang umum dan ampuh untuk memahami suatu keinginan atau kebutuhan.wawancara adalah teknik pengambilan data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden.”
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa sebuah tanya
jawab yang dapat dilakukan secara langsung antar penulis dan
pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti penulis
yaitu Rencana Kerja Anggaran (RKA) kebagian anggaran di PT.
(52)
c. Dokumentasi (Documentation)
Pengertian Dokumentasi menurut Umi Narimawati, Sri Dewi
Anggadini, Lina Ismawati (2010:39) adalah sebagai berikut :
“pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah
dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan.”
Pengertian dokumentasi menurut Suharsimi Arikanto (2011:201)
adalah sebagai berikut :
“Dokumentasi adalah barang-barang tertulis.”
Pengertian dokumentasi menurut Sugiyono (2009:82) adalah
sebagai berikut :
“Catatan peristiwa yang sudah berlalu.”
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan pencatatan dan mengumpulkan data,
yang diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya
dengan masalah yang diteliti penulis di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung. penulis mengumpulkan data-data
secara langsung melalui dokumen-dokumen yang diberikan dari
bagian anggaran.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka
(Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah
(1)
diajukan dalam rapat pengesahan oleh menteri perhubungan dan menteri keuangan selaku pemegang saham di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung . 16. Revisi dan pengesahan anggaran
perusahaan.
Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Hasil pembahasan panitia anggaran diserahkan pada dewan pengawas untuk dievaluasi, apabila terdapat tambahan atau perubahan, konsep rencana kerja dan anggaran (RKA) dikembalikan kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung atau kepada Direktur Utama (Dirut) untuk direvisi.
Selain itu rencana kerja anggaran yang baik harus menggunakan pola atau metode Menurut
Mulyadi (2010:10-11) pola atau metode rencana kerja anggaran yang baik adalah sebagai berikut :
1. Otoriter (Top down)
Dalam penyusunan anggaran dengan metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan oleh atasan tanpa keterlibatan bawahan dalam penggunaannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran.
Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung melakukan metode atau pola Top Down yaitu Manajer tingkat atas menetapkan usulan anggaran, usulan anggaran diserahkan pada komite anggaran untuk dinilai, jika usulan anggaran sudah dinilai atau dievaluasi maka akan diserahkan oleh Manajer tingkat atas, setelah itu akan dilaksanakan oleh Manajer tingkat menengah dan bawah.
2. Demokrasi (Bottom Up)
Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan. Bawahan diberikan kepercayaan menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang.
Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Manajer tingkat bawah menetapkan usulan anggaran, usulan anggaran diserahkan kepada Manajer tingkat menengah untuk dibahas, jika usulan anggaran sudah dibahas , maka akan diserahkan pada komite anggaran untuk dimulai rencana kerja dan anggaran (RKA), setelah itu barulah dilaksanakan oleh Manajer tingkat atas untuk disahkan sebagai rencana kerja dan anggaran (RKA) yang siap untuk dilaksanakan.
3. Campuran
Dalam metode ini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi oleh karyawan bawahan.
Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Manajer tingkat atas dan tingkat bawah melakukan pembahasan anggaran secara bersama-sama untuk merencanakan rencana kerja dan anggaran (RKA).
Penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Supriyono , akan tetapi rencana pemilihan taktik rencana kerja dan kurang terstukturnya perencanaan rencana kerja dan anggaran (RKA) yang baik. Dan kurangnya dana yang dianggarkan atau disediakan oleh bagian anggaran pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung, yang dapat mengakibatkan rencana kerja tidak terealisasi sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Supriyono. Hal itu dapat berdampak tidak baik terhadap rencana kerja dan anggaran (RKA) yang dilakukan pada PT. Kerata Api Indonesia Daop 2 Bandung yaitu rencana kerja dan anggaran (RKA) masih mengalami ketidaksesuaian dengan apa yang telah direncanakan dengan realisasinya dan masih mengalami defisit.
Berdasarkan teori dan penelitian deskriptif dalam penelitian ini, jika dilihat dari point 4 belum terlaksana dengan baik. Semua point diatas harus terpenuhi untuk memaksimalkan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran (RKA) yang baik agar recana kerja dan realisasinya berjalan sesuai yang diharapkan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.
4.2.2 Analisis Prosedur Pencairan Nota
Permohonan Dana (NPD) Pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung
Prosedur pencairan nota permohonan dana adalah penyusunan kegiatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas pada satuan kerja pemerintah daerah , kepada pengguna anggaran pada awal tahun. Pencairan nota permohonan dana yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung dilakukan untuk membiayai pengeluaran dan kebutuhan operasional perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, karena setiap pengeluaran dan kebutuhan operasional pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung harus melakukan prosedur atau tahapan-tahapan yang telah dibuat.
Menurut Nurlan Darise (2009:173) prosedur pencairan nota permohonan dana dapat diterbitkan apabila :
f. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu atau kapasitas anggaran yang tersedia. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung pengeluaran yang diminta sudah ditetapkan dengan anggaran yang tersedia, hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise. g. Didukung dengan kelengkapan dokumen
sesuai peraturan perundang-undangan. Kelengkapan dokumen Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah
(2)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan , dalam hal ini tidak ada perbedaan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise.
h. Perhitungannya juga harus benar.
Perhitungan anggaran yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah benar dan telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise.
i. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak surat atau dokumen diterima.
Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung surat atau dokumen diterbitkan pada waktu yang telah ditentukan juga, hal yang membedakannya pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung, tidak diterbitkan paling lambat 2 hari sejak surat atau dokumen diterima tetapi secara keseluruhan telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise. j. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1
hari sejak diterima surat atau dokumen. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung surat atau dokumen akan
ditolak apabila tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dan akan dikembalikan kepada Manajer. hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise. Dalam prosedur pencairan nota permohonan dana yang dilakukan di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise yaitu PT. Kereta Api indonesia (Persero) Daop 2 Bandung telah melakukan prosedur pencairan nota permohonan dana dengan baik sesuai dengan teori. Sehingga tidak ada kendala dalam prosedur pencairan nota permohonan dana yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung. Dari pembahasan teori diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian deskriptif pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise dan sudah berjalan dengan baik. dimana setiap pencairan dana harus melakukan prosedur-prosedur yang telah ditentukan di perusahaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung , maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Rencana Kerja Dan Anggaran Pada PT. Kereta Api Indonesia Daop 2 Bandung, memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut : yaitu pada tahap 1. Tahapan Usulan Anggaran, Usulan rencana kerja dan anggaran (RKA) pada PT. Kereta Api Indonesia Daop 2 Bandung mulai disusun pada awal September setiap tahunnya, setelah menerima masukan dari daerah yang berupa draft atau konsep usulan anggaran daerah. Pada tahap 2 yaitu Tahap Evaluasi Anggaran Hasil pembahasan panitia anggaran diserahkan pada dewan pengawas untuk dievaluasi, apabila terdapat tambahan atau perubahan, konsep rencana kerja dan anggaran (RKA) dikembalikan kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung atau kepada Direktur Utama (Dirut) untuk direvisi. Dan pada tahap 3 yaitu tahap Pengesahan Anggaran, Konsep yang telah disetujui dalam pra Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diajukan dalam rapat pengesahan oleh menteri perhubungan dan menteri keuangan selaku pemegang saham di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung .
Dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia Daop 2 Bandung masih belum terlaksana dengan baik. Yaitu penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung masih mengalami defisit antara rencana kerja dan realisasi yang terjadi yang disebabkan kurangnya penyusunan perencanaan kerja yang terstuktur dengan baik dan kurangnya dana yang disediakan oleh bagian anggaran.
2. Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana (NPD) yang dilakukan Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung dilakukan untuk membiayai pengeluaran dan kebutuhan operasional perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, karena setiap pengeluaran dan kebutuhan operasional pada setiap divisi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung harus melakukan prosedur atau tahapan-tahapan yang telah dibuat. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung prosedur pencairan Nota Permohonan Dana (NPD) sudah berjalan dengan baik dalam pelaksanaannya dan sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurlan Darise, akan tetapi ada sedikit perbedaan dalam prosedurnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi kelancaran dalam pelaksanaan prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana (NPD) yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
(3)
Daop 2 Bandung, serta memperlihatkan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang dapat penulis sarankan yang diharapkan dapat menjadi suatu masukan yang berguna khususnya pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung yaitu sebagai berikut :
1. Dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung bagian anggaran harus membuat perencanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang lebih terstuktur dengan baik dan membuat pengajuan atau menyiapkan dana cadangan yang besar untuk setiap
Triwulannya. agar rencana kerja dan anggaran (RKA) pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung dapat berjalan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang telah dibuat.
2. Dalam Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana (NPD) yang dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sebaiknya dilakukan dengan lebih mudah dalam prosedur pencairan dananya. Agar pencairan dana yang diajukan oleh setiap divisi dapat diproses lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ardiyos. 2009. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta : Citra Harta Prima.
Danang Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada (UGM).
Dedi Ismatulloh. 2010. Akuntansi pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat.
Dedi Nordiawan. 2009. Akuntansi Pemerintahan Edisi kesatu. Jakarta : Salemba Empat.
Dedi Nordiawan. 2012. Anggaran disuatu pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat. Djaman Satori dan Aan Komariah . 2011. Teknik
Pengumpulan Data . Jakarta : Salemba Empat. Esterberg yang diterjemahkan Sugiyono.2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri . 2010. Anggaran perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri . 2011. Penyusunan Anggaran perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Heckert dan Willson yang diterjemahkan Gunawan Hutauruk. 2010 . controllship.
Bandung: Alfabeta.
Hidayat Syah. 2010. Penelitian Deskriptif. Jakarta: Rajawali.
Husein Umar. 2009. Rencana Kerja Perusahaan Yang Baik. Jakarta: Rajawali.
Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers.
Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Dan Tesis Bisnis Karya Ilmiah. Cetakan kedua . Jakarta: Kencana Prenada Media. M.Adisapuro. 2009. Rencana Kerja dan Anggaran . Yogyakarta : Liberty.
Maulidah Rahmawati. 2012. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat.
M.Nafarin. 2009 . penganggaran perusahaan. Edisi keempat. Jakarta : Salemba Empat.
M.Nafarin. 2012. Penganggaran Rencana Kerja perusahaan . Edisi Kesatu. Jakarta : Salemba Empat.
Moekiyat. 2009. Anggaran perusahaan. Jakarta : Kampus Fakultas Ekonomi UII.
Mulyadi .2010. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi kelima..Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi .2013. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.
Narumondang Bulan Siregar .2009. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Manajemen. Jakarta : Rajawali.
Nurlan Darise. .2009. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : PT Indeks.
P.Joko Subagyo. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta : Aneka Cipta. Riduwan. 2010. Teknik pengumpulan data. Edisi
kelima.Yogyakarta: BPFE.
Rudianto. 2009. Pentingnya Suatu Anggaran . Jakarta : PT. Indeks.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
(4)
Supriyati. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung : Labkat Pers.
Supriyono. 2010. Memahami Penelitian Data. Jakarta: Salemba Empat.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Lina Ismawati. 2010. Metodologi Penelitian. Bandung : Graha Ilmu.
Zaki Baridawan. 2009. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. BPFE, Yogyakarta.
Sumber Internet :
Indonesia. 2005. Tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Undang- Undang Nomor 58 (Pasal 1:13). Diakses melalui : http:// www.yellowbook.com
(5)
(6)
Prosedur Pencairan Nota Permohonan Dana (NPD) Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung UP
Manajer Tingkat Atas PBJ Keuangan PBD
Anggaran
Mulai
Pembuatan RKAD
RKAD
RKAD
Pemeriksaan RKAD
Apakah Sudah Sesuai?
Pembuatan NPD
NPD
Tidak
Ya
NPD
Pemeriksaan NPD
Apakah Sudah Sesuai?
Proses Lelang
Proses Non- Lelang
Ya Tidak
Pembuatan Tagihan
Pemeriksaan Tagihan NPD
Data Tagihan
NPD
Penagihan NPD
Membuat SPU
SPU
SPU
Pencairan Dana
Selesai
Non-Lelang Lelang