Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa Hotel dan Travel Service

33

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa Hotel dan Travel Service

Berdasarkan Rasio Keuangan 1. Kinerja Keuangan PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk a. Analisis rasio likuiditas Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis likuiditas adalah: 1 Current Ratio Current Ratio = Lancar Utang Lancar Aktiva Tabel V.1 Current Ratio PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Lancar Aktiva Lancar Utang Rasio 2004 137.633.385 93.672.234 1.47 2005 141.300.493 121.781.170 1.16 2006 131.509.357 105.170.529 1.25 Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.1 menunjukkan bahwa PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk kurang baik dalam mengelola aktiva lancar dan kewajiban lancarnya, karena pada tahun 2004 angka rasio dibawah angka minimal 2. Pada tahun 2004 angka rasio sebesar 1,47, tahun 2005 sebesar 1,16 dan tahun 2006 sebesar 1,25. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,47. Pada tahun 2005 current ratio perusahaan mengalami penurunan 0,31 dari tahun 2004 menjadi 1,16. Pada tahun 2006 current ratio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,09 dari tahun 2005 menjadi 1,25. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2 Cash Ratio Cash Ratio = Lancar Kewajiban Efek Kas + Tabel V.2 Cash Ratio PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Kas Efek Utang lancar Rasio 2004 59.809.848 0 93.672.234 0.64 2005 57.089.172 0 121.781.170 0.47 2006 24.033.841 0 105.170.529 0.23 Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek surat berharga yang dapat segera dapat segera dicairkan. Tabel V.2 menunjukkan bahwa PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk mempunyai Cash ratio pada tahun 2004 sebesar 0,06, tahun 2005 sebesar 0,47 dan tahun 2006 sebesar 0,23. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang lebih likuid sebesar Rp 0,06. Tabel V.2 menunjukkan bahwa selama tahun 2004 perusahaan kurang baik dalam mengelola kewajiban lancar dan kas yang tersedia dalam perusahaan, karena angka rasio dibawah angka minimal 1. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya dengan aktiva yang lebih lancar yang dimiliki perusahaan. b. Analisis rasio Leverage Analisis leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Analisis ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal equity. Rasio- rasio yang digunakan dalam analisis leverage adalah: 1 Total Debt To Capital Assets Ratio Total Debt to Capital Assets Ratio = Aktiva Jumlah Utang Total Tabel V.3 Total Debt To Capital Assets Ratio PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Total Utang Jumlah Aktiva Rasio 2004 259.882.662 377.504.792 0.69 2005 290.654.233 412.439.028 0.71 2006 275.627.307 405.200.337 0.68 Total Debt To Capital Assets Ratio menunjukkan setiap rupiah aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan keseluruhan kewajiban atau utang. Tabel V.3 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 0,69 ditahun 2004, 0,71 ditahun 2005 dan 0,68 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,69, yang berarti tahun 2004 setiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan utang sebesar 0,69. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah baik dalam mengelola aset perusahaan dalam kaitannya dengan total utang, karena angka rasio perusahaan dibawah angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio atau total aktiva semakin memiliki kemampuan untuk menjamin total utang perusahaan. 2 Total Debt to equity ratio Total Debt to equity ratio = Sendiri Modal Jumlah Utang Total Tabel V.4 Total Debt To Capital equity Ratio PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Total Utang Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 259.882.662 117.480.489 2.21 2005 290.654.233 121.638.235 2.39 2006 275.627.307 129.423.227 2.13 Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Tabel V.4 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 2,21 ditahun 2004, 2,39 ditahun 2005 dan 2,13 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 2,21, yang berarti setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin keseluruhan utang sebesar Rp 2,21. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan tidak dapat menjamin keseluruhan kewajiban dengan modal perusahaan, karena angka rasio perusahaan diatas angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio sebab total utang perusahaan dapat dijamin dengan modal sendiri. 3 Times Interest Earned Ratio Times Interest Earned Ratio= Panjang Jangka Kewajiban Bunga EBIT Tabel V.5 Times Interest Earned Ratio PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EBIT Bunga Utang Jangka Panjang Rasio 2004 40.439.057 10.635.140 3.80 2005 33.655.559 14.785.758 2.28 2006 23.909.721 14.766.416 1.62 Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang. Tabel V.5 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 3,80 ditahun 2004, 2,28 ditahun 2005 dan 1,62 ditahun 2006. Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 3,80 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar bunga dengan labanya. Pada tahun 2005 dan 2006 Times Interest Earned Ratio perusahaan ini mengalami penurunan, hal ini menunjukan adanya penurunan kinerja perusahaan sehingga laba perusahaan ikut mengalami penurunan. Meskipun mengalami penurunan perusahan ini masih mampu membayar bunga utang perusahaan dengan labanya. Pada tahun 2004 dan 2005 perusahaan ini mampu membayar bunga kewajiban jangka panjangnya dengan keuntungan perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan besarnya angka rasio yang besar dari 2. Pada tahun 2006 perusahaan tidak mampu menjamin pembayaran bunga kewajiban jangka panjangnya dengan keuntungan perusahaan, karena angka rasio perusahaan ini pada tahun 2006 dibawah angka minimal 2. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin tingi angka rasio, sebab perusahaan dapat menjamin bunga utang dengan laba usahanya. c. Analisis rasio Aktivitas Analisis aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah: 1 Working Capital Turnover Working Capital Turnover = Lancar Utang - Lancar Aktiva Netto Penjualan Tabel V.6 Working Capital Turnover PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Aktiva Lancar Utang lancar Rasio 2004 296.487.048 137.633.385 93.672.234 6.74 2005 310.307.508 141.300.493 121.781.170 15.90 2006 282.901.269 131.509.357 105.170.529 10.74 Working Capital Turnover menunjukan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Tabel V.6 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 6,74 ditahun 2004, 15,90 ditahun 2005 dan 10,74 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini adalah 6,74 kali, yang berarti perusahaan dapat menjamin aktiva lancarnya terhadap hutang lancarnya. Pada tahun 2005 rasio ini mengalami peningkatan yang sangat tajam hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan netto dan utang lancar. Sedangkan pada tahun rasio ini mengalami penurunan dari 15,90 ditahun 2005 menjadi 10,74 ditahun 2006. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini menunjukan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif. 2 Total Assets Turnover Total Assets Turnover = Aktiva Total Netto Penjualan Tabel V.7 Total Assets Turnover PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Total Aktiva Rasio 2004 296.487.048 137.633.385 0.76 2005 310.307.508 141.300.493 0.75 2006 282.901.269 131.509.357 0.70 Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva dalam perusahaan. Tabel V.7 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 0,76 ditahun 2004, 0,75 ditahun 2005 dan 0,70 ditahun 2006. Dari tahun ketahun Total Assets Turnover perusahaan ini tidak mengalami perubahan yang signifikan, yang menunjukkan bahwa pada tahun 2004, 2005 dan 2006 kinerja perusahaan dalam menanfaatkan aktivanya kurang efisien. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya. 3 Receivable turnover Receivable turnover = rata - Rata Piutang Netto Penjualan Tabel V.8 Receivable Turnover PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio 2004 296.487.048 8.538.093,5 34.73 2005 310.307.508 4.170.880,5 74.40 2006 282.901.269 5.414.203,5 52.25 Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.8 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing 34,73 ditahun 2004, 74,40 ditahun 2005 dan 52,25 ditahun 2006. Dari tabel diatas diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio diatas angka minimal 12 kali. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan semakin mampu dalam mengelola piutangnya. 4 Fixed asset tunover Fixed Asset Turnover = Netto Tetap Aktiva Netto Penjualan Tabel V.9 Fixed asset Turnover PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio 2004 296.487.048 229.060.807 1.29 2005 310.307.508 259.509.900 1.20 2006 282.901.269 258.735.705 1.09 Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.9 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 1,29 ditahun 2004, 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 1,29 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan ini tidak banyak berubah, yaitu 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006. hal ini disebabkan oleh tidak adanya peningkatan pada penjualan netto yang signifikan. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya. d. Analisis rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas adalah: 1 Net Profit Magin Net Profit Magin = Netto Penjualan EAT Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.10 Net Profit Margin PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Penjualan Netto Rasio 2004 -7.385.054 296.487.048 -0.03 2005 4.057.746 310.307.508 0.01 2006 7.784.991 282.901.269 0.03 Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.10 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing -0.03 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan 0,03 ditahun 2006. pada tahun 2004 perusahaan mengalami kerugian, sehingga rasio yang didapatkan adalah negatif. Pada tanun 2005 Net Profit Magin perusahaan ini adalah 0,01 yang berarti Rp. 1 penjualan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,01. Untuk tahun 2006 Net Profit Magin perusahaan ini sedikit mengalami kenaikan menjadi 0,03. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik bagi perusahaan, karena semakin besar keuntungan perusahaan yang didapatkan dari penjualan. 2 Rate of Return on Total Assets ROA ROA = Aktiva Total EBIT Tabel V.11 ROA PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EBIT Total Aktiva Rasio 2004 40.439.057 137.633.385 0.11 2005 33.655.559 141.300.493 0.08 2006 23.909.721 131.509.357 0.06 Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.11 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing 0,11 ditahun 2004, 0,08 ditahun 2005 dan 0,06 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah mampu menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aktiva perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan mampu mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. 3 Rate of Return on Equity ROE ROE = Sendiri Modal Jumlah EAT Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.12 ROE PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 -7.385.054 117.480.489 -0.06 2005 4.057.746 121.638.235 0.03 2006 7.784.991 129.423.227 0.06 Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Tabel V.12 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing -0,06 ditahun 2004, 0,03 ditahun 2005 dan 0,06 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini negatif, hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2004 adalah mengalami kerugian sebesar Rp 7.385.054. Sedangkan tahun 2005 dan 2006 perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri dengan angka rasio 0,03 dan 0,06. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. 4 Rate of Return on Investment ROI ROI = Aktiva Jumlah Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.13 ROI PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio 2004 -7.385.054 137.633.385 -0.02 2005 4.057.746 141.300.493 0.01 2006 7.784.991 131.509.357 0.02 Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.13 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing -0,02 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan 0,02 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini negatif, hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2004 adalah mengalami kerugian sebesar Rp 7.385.054. Sedangkan tahun 2005 dan 2006 prusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri dengan angka rasio 0,01 dan 0,02. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan semakin baik dalam modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. 2. Kinerja Keuangan PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk a. Analisis rasio likuiditas Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis likuiditas adalah: 1 Current Ratio Current Ratio = Lancar Utang Lancar Aktiva Tabel V.14 Current Ratio PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Lancar Aktiva Lancar Utang Rasio 2004 171.496.022 127.890.977 1.34 2005 185.893.264 134.746.076 1.38 2006 213.877.526 155.965.198 1.37 Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.14 menunjukkan bahwa PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk mempunyai current ratio pada tahun 2004 sebesar 1,34, tahun 2005 sebesar 1,38 dan tahun 2006 sebesar 1,37. hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,34. Pada tabel diketahui bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola aktiva lancar dan kewajiban lancarnya, karena angka rasio perusahaan ini dibawah angka minimal 2. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan, yang berarti perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. 2 Cash Ratio Cash Ratio = Lancar Kewajiban Efek Kas + Tabel V.15 Cash Ratio PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Kas Efek Utang lancar Rasio 2004 60.728.329 0 127.890.977 0.48 2005 43.429.053 0 134.746.076 0.32 2006 62.620.379 0 155.965.198 0.40 Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek surat berharga yang dapat segera dapat segera dicairkan. Tabel V.15 menunjukkan bahwa PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk mempunyai Cash ratio pada tahun 2004 sebesar 0,48, tahun 2005 sebesar 0,32 dan tahun 2006 sebesar 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang lebih likuid sebesar Rp 0,48. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola utang lancar dank as yang tersedia dalam perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan besarnya angka rasio dibawah angka minimal 1. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan mampu menjamin semua utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid. b. Analisis rasio Leverage Analisis leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Analisis ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal equity. Rasio- rasio yang digunakan dalam analisis leverage adalah: 1 Total Debt To Capital Assets Ratio Total Debt to equity ratio = Sendiri Modal Jumlah Pendek Jangka Utang Lancar Utang + Tabel V.16 Total Debt To Capital Assets Ratio PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun total utang Jmlh Aktiva Rasio 2004 146.906.501 218.018.206 0.67 2005 156.351.112 234.806.414 0.76 2006 179.023.636 264.668.939 0.59 Total Debt To Capital Assets Ratio menunjukkan setiap rupiah aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan keseluruhan kewajiban atau utang. Tabel V.16 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 0,67 ditahun 2004, 0,76 ditahun 2005 dan 0,59 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,67, yang berarti tahun 2004 aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan utang sebesar 0,67. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah baik dalam mengelola aktiva dalam kaitannya dengan keseluruhan utang perusahaan, karena angka rasio perusahaan ini dibawah angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio atau total aktiva semakin memiliki kemampuan untuk menjamin total utang perusahaan. 2 Total Debt to equity ratio Total Debt to equity ratio = Sendiri Modal Jumlah Pendek Jangka Utang Lancar Utang + Tabel V.17 Total Debt To Capital equity Ratio PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Total Utang Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 146.906.501 70.930.457 2.07 2005 156.351.112 77.711.608 2.30 2006 179.023.636 84.288.234 1.86 Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Tabel V.17 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 2,07 ditahun 2004, 2,30 ditahun 2005 dan 1,86 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 2,07, yang berarti setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin keseluruhan utang sebesar Rp 2,07. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan tidak dapat menjamin keseluruhan kewajiban, karena angka rasio perusahaan diatas angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio sebab total utang perusahaan dapat dijamin dengan modal sendiri. 3 Times Interest Earned Ratio Times Interest Earned Ratio= Panjang Jangka Kewajiban Bunga EBIT Tabel V.18 Times Interest Earned Ratio PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EBIT Bunga Utang Jangka Panjang Rasio 2004 2.828.960 137.830 20.53 2005 4.595.545 212.767 21.59 2006 6.285.167 174.330 36.05 Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang. Tabel V.18 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 20,53 ditahun 2004, 21,59 ditahun 2005 dan 36,05 ditahun 2006. Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 20,53 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar bunga dengan labanya. Pada tahun 2005 dan 2006 Times Interest Earned Ratio perusahaan ini terus mengalami kenaikan, hal ini menunjukan adanya peningkatan kinerja perusahaan sehingga laba perusahaan ikut mengalami kenaikan. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampub menjamin bahwa keuntungan perusahaan mampu untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang, hal ini ditunjukkan dengan besarnya angka rasio diatas angka minimal 2. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin tinngi angka rasio sebab perusahaan dapat menjamin bunga utang dengan laba usahanya. c. Analisis rasio Aktivitas Analisis aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah: 1 Working Capital Turnover Working Capital Turnover = Lancar Utang - Lancar Aktiva Netto Penjualan Tabel V.19 Working Capital Turnover PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Aktiva Lancar Utang lancar Rasio 2004 1.219.930.396 171.496.022 127.890.977 27.98 2005 1.413.607.896 185.893.264 134.746.076 38.47 2006 1.544.505.342 213.877.526 155.965.198 26.67 Working Capital Turnover menunjukan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Tabel V.19 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 27,98 ditahun 2004, 38,47 ditahun 2005 dan 26,67 ditahun 2006. pada tahun 2004 rasio perusahaan ini adalah 27,98 kali, yang berarti perusahaan dapat menjamin aktiva lancarnya terhadap hutang lancarnya. Pada tahun 2005 rasio ini mengalami peningkatan yang sangat tajam hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan netto dan utang lancar. Sedangkan pada tahun rasio ini mengalami penurunan dari 36,47 ditahun 2005 menjadi 26,67 ditahun 2006. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini menunjukan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif. 2 Total Assets Turnover Total Assets Turnover = Aktiva Total Netto Penjualan Tabel V.20 Total Assets Turnover PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Total Aktiva Rasio 2004 1.219.930.396 218.018.206 5.60 2005 1.413.607.896 234.806.414 6.02 2006 1.544.505.342 264.668.939 5.84 Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva dalam perusahaan. Tabel V.20 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 5,60 ditahun 2004, 6,02 ditahun 2005 dan 5,84 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 5,60 yang menunjukkan bahwa pada tahun kinerja perusahaan dalam menanfaatkan aktivanya sudah efisien. Pada tahun 2005 rasio perusahaan ini mengalami kenaikan, menjadi 6,02 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 5,84. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya. 3 Receivable turnover Receivable turnover = rata - Rata Piutang Netto Penjualan TabelV.21 Receivable Turnover PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio 2004 1.219.930.396 70.559.137,5 17.30 2005 1.413.607.896 85.068.606 16.62 2006 1.544.505.342 99.590.915 15.51 Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.21 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 17,30 ditahun 2004, 16,62 ditahun 2005 dan 15,51 ditahun 2006. Perusahaan ini sudah mampu mengelola sumber dananya yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio diatas angka minimal 12 kali. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya. 4 Fixed asset tunover Fixed Asset Turnover = Netto Tetap Aktiva Netto Penjualan Tabel V.22 Fixed asset Turnover PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio 2004 1.219.930.396 22.746.694 53.63 2005 1.413.607.896 24.994.457 56.56 2006 1.544.505.342 24.899.845 62.03 Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.22 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing- masing 53,63 ditahun 2004, 56,56 ditahun 2005 dan 62,03 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 53,56 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan ini terus meningkat, yaitu 56,56 ditahun 2005 dan 62,03 ditahun 2006. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya. d. Analisis rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas adalah: 1 Net Profit Magin Net Profit Magin = Netto Penjualan EAT Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.23 Net Profit Margin PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Penjualan Netto Rasio 2004 6.383.717 1.219.930.396 0.0052 2005 7.351.153 1.413.607.896 0.0052 2006 8.786.715 1.544.505.342 0.0057 Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.23 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 0.0052 ditahun 2004, 0.0052 ditahun 2005 dan 0.0057 ditahun 2006. Pada tahun 2004 dan tshun 2005 angka rasio perusahaan ini adalah 0.0052 berarti Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba bershih sebesar Rp 0.0052. Meskipun presentasenya kecil, perusahaan ini mampu menghasilkan laba bersih dari penjualan netto. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik bagi perusahaan, karena semakin besar keuntungan perusahaan yang didapatkan dari penjualan. 2 Rate of Return on Total Assets ROA ROA = Aktiva Total EBIT Tabel V.24 ROA PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EBIT Total Aktiva Rasio 2004 2.828.960 218.018.206 0.013 2005 4.595.545 234.806.414 0.020 2006 6.285.168 264.668.939 0.024 Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.24 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 0.013 ditahun 2004, 0.020 ditahun 2005 dan 0.024 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aktiva perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan mapu mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. 3 Rate of Return on Equity ROE ROE = Sendiri Modal Jumlah EAT Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.25 ROE PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 6.383.717 70.930.457 0.09 2005 7.351.153 77.711.608 0.10 2006 8.786.715 84.288.234 0.10 Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Tabel V.25 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk masing-masing 0.09 ditahun 2004, 0.10 ditahun 2005 dan 0.10 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini sebesar 0,09 yang berarti setiap rupiah modal sendiri dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 0,09. Dari tabel diketahui perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal yang dimiliki perusahaan. Semakin besar angka rasio ini berarti perusahaan semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. 4 Rate of Return on Investment ROI ROI = Aktiva Jumlah Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.26 ROI PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio 2004 6.383.717 218.018.206 0.03 2005 7.351.153 234.806.414 0.03 2006 8.786.715 264.668.939 0.03 Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.26 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour Travel Service Tbk dari tahun ketahun tetap yaitu sebesar 0,03 yang berarti setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,03. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. 3. Kinerja Keuangan PT. Panorama Sentrawisata Tbk a. Analisis rasio likuiditas Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis likuiditas adalah: 1 Current Ratio Current Ratio = Lancar Utang Lancar Aktiva Tabel V.27 Current Ratio PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Lancar Aktiva Lancar Utang Rasio 2004 97.965.671 75.069.336 1.30 2005 121.113.571 109.651.663 1.15 2006 132.965.577 142.067.336 0.94 Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.27 menunjukkan bahwa PT. Panorama Sentrawisata Tbk mempunyai current ratio pada tahun 2004 sebesar 1,30, tahun 2005 sebesar 1,15 dan tahun 2006 sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,30. Pada tabel diketahui bahwa perusahaan mempunyai angka rasio yang buruk, karena angka rasio perusahaan dibawah angka minimal 2. Hal ini menunjukkan bahwa pada perusahaan belum mampu mengelola aktiva lancar dan utang lancarnya dengan baik.. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2 Cash Ratio Cash Ratio = Lancar Kewajiban Efek Kas + Tabel V.28 Cash Ratio PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Kas Efek Utang lancar Rasio 2004 16.291.096 0 75.069.336 0.22 2005 25.999.251 0 109.651.663 0.24 2006 36.283.869 0 142.067.336 0.26 Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menbayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek surat berharga yang dapat segera dapat segera dicairkan. Tabel V.28 menunjukkan bahwa PT. Panorama Sentrawisata Tbk mempunyai Cash ratio pada tahun 2004 sebesar 0,22, tahun 2005 sebesar 0,24 dan tahun 2006 sebesar 0,26. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang lebih likuid sebesar Rp 0,22. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola utang lancar dan kas perusahaan, karena angka rasio perusahaan ini dibawah angka minimal 1. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya dengan aktiva yang lebih lancar yang dimiliki perusahaan. b. Analisis rasio Leverage Analisis leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Analisis ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal equity. Rasio- rasio yang digunakan dalam analisis leverage adalah: 1 Total Debt To Capital Assets Ratio Total Debt To Capital Assets Ratio = Aktiva Jumlah Utang Total Tabel V.29 Total Debt To Capital Assets Ratio PT Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Total utang Jumlah Aktiva Rasio 2004 98.924.231 226.736.546 0.44 2005 153.201.450 279.803.228 0.55 2006 185.438.486 314.993.158 0.59 Total Debt To Capital Assets Ratio menunjukkan setiap rupiah aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan keseluruhan kewajiban atau utang. Tabel V.29 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0,44 ditahun 2004, 0,55 ditahun 2005 dan 0,59 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,44, yang berarti tahun 2004 aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan utang sebesar 0,44. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menjamin keseluruhan utang perusahaan dengan aktiva yang dimiliki, hal ini dibukrikan dengan angka rasio perusahaan ini dibawah angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio atau total aktiva semakin memiliki kemampuan untuk menjamin total utang peusahaan. 2 Total Debt to equity ratio Total Debt to equity ratio = Sendiri Modal Jumlah Pendek Jangka Utang Lancar Utang + Tabel V.30 Total Debt To equity Ratio PT Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Total Utang Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 98.924.231 121.544.570 0.81 2005 153.201.450 121.479.444 1.26 2006 185.438.486 124.019.395 1.50 Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Tabel V.30 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0,81 ditahun 2004, 1,26 ditahun 2005 dan 1,50 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,81 yang berarti setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin keseluruhan utang sebesar Rp 0,81. Dari tabel diketahui bahwa pada tahun 2004 perusahaan mampu menjamin utang perusahaan dengan modal yang dimiliki perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan yang kurang dari 1. Pada tahun 2004 dan 2005 perusahaan tidak mampu menjamin keseluruhan utang dengan modal yang dimiliki perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan diatas angka maksimal, yaitu 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio sebab total utang perusahaan dapat dijamin dengan modal sendiri. 3 Times Interest Earned Ratio Times Interest Earned Ratio = Panjang Jangka Kewajiban Bunga EBIT Tabel V.31 Times Interest Earned Ratio PT Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EBIT Bunga Utang Jangka Panjang Rasio 2004 1.167.120 4.544.175 0.26 2005 4.799.713 1.162.597 4.13 2006 9.413.470 11.435.174 0.82 Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang. Tabel V.31 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0,26 ditahun 2004, 4,13 ditahun 2005 dan 0,82 ditahun 2006. Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 0,26 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu membayar bunga dengan labanya. Pada tahun 2005 Times Interest Earned Ratio perusahaan ini mengalami kenaikan, hal ini menunjukan adanya peningkatan kinerja perusahaan sehingga laba perusahaan ikut mengalami kenaikan. Pada tahun 2004 dan 2006 perusahaan tidak mampu menjamin pembayaran bunga kewajiban aqngka panjangnya dengan keuntungan perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan besarnya angka rasio pada tahun tersebut kurang dari angka minimal 2. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin tinngi angka rasio sebab perusahaan dapat menjamin bunga utang dengan laba usahanya. c. Analisis rasio Aktivitas Analisis aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah: 1 Working Capital Turnover Working Capital Turnover = Lancar Utang - Lancar Aktiva Netto Penjualan Tabel V.32 Working Capital Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Aktiva Lancar Utang lancar Rasio 2004 597.825.462 97.965.671 75.069.336 26.11 2005 741.574.497 121.113.571 109.651.663 64.70 2006 889.918.488 132.965.577 142.067.336 -9.78 Working Capital Turnover menunjukan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Tabel V.32 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 26,11 ditahun 2004, 64,70 ditahun 2005 dan -9,78 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini adalah 26,11 kali, yang berarti perusahaan dapat menjamin aktiva lancarnya terhadap hutang lancarnya. Pada tahun 2005 rasio ini mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan netto dan utang lancar. Sedangkan pada tahun rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 26,6. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini menunjukan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif. 2 Total Assets Turnover Total Assets Turnover = Aktiva Total Netto Penjualan Tabel V.33 Total Assets Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Total Aktiva Rasio 2004 597.825.462 226.736.546 2.64 2005 741.574.497 279.803.228 2.65 2006 889.918.488 314.993.158 2.83 Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva dalam perusahaan. Tabel V.33 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 2,64 ditahun 2004, 2,65 ditahun 2005 dan 2,83 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 2,64 yang menunjukkan bahwa pada tahun kinerja perusahaan dalam menanfaatkan aktivanya sudah efisien. Pada tahun 2005 dan tahun 2006 rasio perusahaan ini hanya sedikit mengalami mengalami kenaikan, yaitu 2,65 pada tahun 2005 dan dan 2,83 pada tahun 2006. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya. 3 Receivable turnover Receivable turnover = rata - Rata Piutang Netto Penjualan Tabel V.34 Receivable Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio 2004 597.825.462 41.822.146 14.29 2005 741.574.497 42.298.137 17.53 2006 889.918.488 48.446.626,5 18.37 Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.34 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 14,29 ditahun 2004, 17,53 ditahun 2005 dan 18,37 ditahun 2006. Perusahaan ini sudah mampu mengelola dana yang tertanam dalam piutang, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan ini diatas angka minimal 12 kali. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya. 4 Fixed asset tunover Fixed Asset Turnover = Netto Tetap Aktiva Netto Penjualan Tabel V.35 Fixed asset Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio 2004 597.825.462 96.749.380 6.18 2005 741.574.497 117.101.890 6.33 2006 889.918.488 125.294.135 7.10 Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.35 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 6,18 ditahun 2004, 6,33 ditahun 2005 dan 7,10 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 6,18 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan ini terus meningkat, yaitu 6,33 ditahun 2005 dan 7,10 ditahun 2006. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pada penjualan netto dari tahun ketahun. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya. d. Analisis rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas adalah: 1 Net Profit Magin Net Profit Magin = Netto Penjualan EAT Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.36 Net Profit Margin PT, Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Penjualan Netto Rasio 2004 426.743 597.825.462 0,0007 2005 227.207 741.574.497 0,0003 2006 2.463.123 889.918.488 0,0028 Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.36 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0.0007 ditahun 2004, 0.0003 ditahun 2005 dan 0.0028 ditahun 2006. Pada tahun 2004 angka rasio perusahaan ini adalah 0.0003 berarti Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba bershih sebesar Rp 0.0052. Dari tabel diketahui perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih dari penjualan netto perusahaan meskipun presentase yang dihasilkan kecil. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik bagi perusahaan, karena semakin besar keuntungan perusahaan yang didapatkan dari penjualan. 2 Rate of Return on Total Assets ROA ROA = Aktiva Total EBIT Tabel V.37 ROA PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EBIT Total Aktiva Rasio 2004 1.167.120 226.736.546 0,005 2005 4.799.713 279.803.228 0,017 2006 9.413.470 314.993.158 0,030 Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.37 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0.005 ditahun 2004, 0.017 ditahun 2005 dan 0.030 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan mapu mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. 3 Rate of Return on Equity ROE ROE = Sendiri Modal Jumlah EAT Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.38 ROE PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 426.743 121.544.570 0,0035 2005 227.207 121.479.444 0,0019 2006 2.463.123 124.019.395 0,0200 Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Tabel V.38 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0.0035 ditahun 2004, 0.0019 ditahun 2005 dan 0.0200 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini sebesar 0,0035 yang berarti setiap rupiah modal sendiri dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 0,0019. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal yang dimiliki perusahaan. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. 4 Rate of Return on Investment ROI ROI = Aktiva Jumlah Pajak Setelah Bersih Laba Tabel V.39 ROI PT. Panorama Sentrawisata Tbk dalam ribuan rupiah Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio 2004 426.743 226.736.546 0,0002 2005 227.207 279.803.228 0,0008 2006 2.463.123 314.993.158 0,0078 Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.39 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk dari tahun ketahun tetap yaitu sebesar 0,0002 yang berarti setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0002. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba.

B. Penilaian Kinerja

Dokumen yang terkait

Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Rasio untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT Mewah Indah Jaya Medan

4 60 72

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Industri Tekstil Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

24 183 122

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk

0 69 65

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan (Survei pada Perusahaan Kelompok Industri Peralatan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011).

0 1 17

PENDAHULUAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ELECTRIC & ELECTRONIC EQUIPMENT DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 2004-2006.

0 0 5

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2000 - 2004.

0 0 13

PENDAHULUAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2000 - 2004.

0 0 7

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI PAKAN TERNAK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 89

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI PAKAN TERNAK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 26

Analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan : studi kasus pada industri jasa hotel dan travel service yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004 sampai tahun 2006 - USD Repository

0 0 123