Sikap Mental Kepribadian Peternak dalam Manajemen Usaha Sapi Perah

III PEMBAHASAN

3.1. Sikap Mental Kepribadian Peternak dalam Manajemen Usaha Sapi Perah

Para peternak sapi perah yang tinggal di pedesaan dan memiliki keterbatasan dalam tingkat pendidikan, permodalan, komunikasi dan waktu kerja yang panjang terutama mencari rumput, menjadikan mereka kurang inovatif, mudah menyerah, aspirasinya terbatas, berwawasan sempit dan kurang berempati, seperti yang dikemukakan Rogers 1969. Sikap mental tersebut tentunya menghambat pengem- bangan usaha peternakan rakyat yang secara ekonomi dinilai tidak efisien skala pemilikan kebanyakan skala kecil. Hal ini nampak dari kurangnya tingkat adopsi inovasi seperti pemanfaatan limbah ternak untuk bio gas, pengawetan hijauan silage dan hay, belum sepenuhnya memperhatikan kebersihan saat pemerahan serta tidak adanya pencapaian target populasi pemilikan ternak maupun tingkat produksi susu yang dapat dicapai per ekorharinya. Kebanyakan skala pemilikan ternak berada pada kisaran 2-4 ekorpeternak dengan break event point berada pada pemilikan 4 ekor sapi produktifpeternak, serta skala usaha yang layak di atas 6 ekor sapi produktifpeternak. Kurangnya sikap kemandirian peternak nampak dari ketergantungannya terhadap koperasi dan bantuan pihak luar untuk penyediaan bibit sapi, milk can, pemanfaatan bio gas, yang sebenarnya memberi manfaat yang cukup besar. Alasan yang sering dikemukakan adalah kurangnya permodalan sehingga mengharapkan ada bantuan gratis terhadap mereka. Hal ini dapat dilihat di KPBS dan KPSBU dalam pemanfaatan bio gas, KUD Cipta Sari dalam penyediaan milk can. Hal ini menurut Koentjaraningrat 1993 merupakan kelemahan mentalitas petani-peternak yang dapat menghambat tujuan pembangunan termasuk pembangunan peternakan dengan ciri- ciri : 1 hanya berorientasi pada amal dan karya; 2 mempunyai persepsi waktu yang terbatas berorientasi pada masa kini; 3 terlalu menggantungkan diri pada nasib; 4 sikap mentalitas yang meremehkan mutu; 5 sikap mentalitas yang suka menerabas; 6 kurang berdisiplin; dan 7 sikap mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab. Hal inipun sejalan dengan teori kepribadian The Big Five, yakni para peternak umumnya bersifat sensitif dan hati-hati terhadap pengaruh dan inovasi dari luar karena skala usahanya kecil sehingga rentan terhadap kegagalan, sedikit enerjik, perhatian terhadap peternak lain sebatas penyampaian informasi, kurang teliti dalam manajemen usahanya sehingga kurang terorganisisir.

3.2. Pembentukan Kepribadian Mandiri pada Peternak Sapi Perah