Belajar Media UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGSARI MELALUI MEDIA SEDOTAN

telah menghasilkan Standar Nasional tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekpresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b belajar untuk memahami dan menghayati, c belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan e belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, danatau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrap, terbuka, dan hangat e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan tehnologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. Menteri Pendidikan Nasional, 2006 : 6-7.

B. Belajar

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses, diantaranya proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi. Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektivitas proses belajar mengajar yang tinggi. Ini ditunjukkan oleh sifat proses belajar mengajar yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik. Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah yang diterbitkan Depdinas 2006 : 15 menyatakan bahwa proses belajar mengajar bukan sekedar memorisasi dan recall, bukan sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan logos, akan tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati ethos serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik pathos. Proses belajar mengajar yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengatahui learning to know, belajar bekerja learning to do, belajar hidup bersama learning to live together, dan belajar menjadi diri sendiri learning to be. Untuk mengoptimalkan pembelajaran diperlukan mediaalat peraga.

C. Media

Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan secara optimal dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang media. Pengetahuan itu meliputi: 1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, 2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, 3. Tentang proses-proses mengajar, 4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan, 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, 6. Memilih dan menggunakan pendidikan, 7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran dan 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan dan lain-lain. Dititik dari beberapa pokok yang telah di kemukakan diatas, jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pengajaran di sekolah. Hamalik, 1980 : 15-16. D. Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar tujuan yang diinginkan tercapai, maka perlu kita perhatikan hal-hal berikut ini: 1. kesiapan intelektual siswa 2. teori mengajar dan 3. teori belajar.

1. Kesiapan Intelektual Siswa

Guru mengajar dengan baik haruslah memperhatikan kesiapan kognitif siswa, yang mencakup dua hal yaitu mengenai perkembangan intelektual anak dan pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa. Tahap-tahap berpikir anak yang dikemukakan Piaget harus diperhatikan penyusunan kurikulum sekolah. Khususnya dalam menyusun skenario pembelajaran matematika, karena perkembangan intelektual anak yang dikemukakan Pieget dirasakan untuk pengajaran matematika di sekolah. Dengan demikian media mengajar matematika yang dipergunakan harus sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa mediaalat peraga dalam pembelajaran matematika di SD memegang peran sangat penting untuk menanamkan konsep-konsep baru.

2. Teori Mengajar

Metoda laboratory mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan indera, terutama penglihatan, peraba, dan gerak ototkinetis, untuk dapat membantu secara optimal kemampuan abstraksi dan keterampilan siswa. Pada dasarnya kemampuan mental yang ingin dicapai melalui kegiatan laboratory sama dengan pada kegiatan yang sifatnya heuristic. Yaitu, siswa menemukan konsepatau keterampilan yang dipelajari. Cara yang digunakan terutama dalam bentuk penemuan terbimbing melalui media yang berupa lembar kerja atau tugas terstruktur serta dimungkinkan di lengkapi alat peraga. Elly E. 1996 ; 3.

3. Teori Belajar

Belajar matematika merupakan suatu struktur hirarqi dari apa yang telah terbentuk sebelumnya, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh siswa sebelumnya, dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk dilanjutkan. Berdasarkan struktur kognitif, materi pokok harus disusun menurut urutan tingkat kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar sebelumnya. Menurut Ausubel bahan pelajaranmateri pokok haruslah “meaningful” artinya bahan pelajaran haruslah mempunyai arti, cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Dengan kata lain materi pokok baru haruslah ditanamkan konsep-konsepnya, kemudian dipahamkan konsep-konsep itu dengan beberapa latihan soal termasuk didalamnya soal uraian, baru pembinaan keterampilannya melalui drill, menghafal, permainan dan sebagainya. Jika ke tiga dari konsep itu ditinggalkan maka siswa akan menjumpai kesulitan-kesulitan, sebab konsep- konsep awal bila belum dipahami oleh siswa belum dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang hampir sama dengan materi pokok yang dipelajarinya. Belajar menemukan discoveri learning, merupakan proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan untuk dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman kongkret.

E. Pengertian dan Fungsi Alat Peraga 1. Pengertian

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 BANTARBOLANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010

13 106 102

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK- Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manikmanik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Degan 01 Kecamatan Winong Kabupa

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK- Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manikmanik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Degan 01 Kecamatan Winong Kabup

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS VI SDN 03 SROYO.

0 0 16

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS VI SDN 03 SROYO.

0 0 6

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN PIPA BERWARNA.

0 3 131

Peningkatan Keaktifan dan Hasil belajar Siswa Kelas IV SDN Lembarawa 02 Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Melalui Metode Bermain dan Pemberian Contoh.

0 0 2

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD N 3 JARAKAN.

0 0 127

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN I DAREN SKRIPSI

0 0 23