Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonegara

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Indonesia merupakan salah satu negara yang mulai berkembang dalam segi perekonomian dan teknologi, oleh karena itu untuk mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera diperlukan pembangunan yang merata diseluruh negeri. Dalam era globalisasi sekarang ini pemerintah sangat memperhatikan aspek ekonomi,karena aspek ekonomi dapat menujukan tingkat kemakmuran suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menuntut setiap perusahaan untuk melakukan efisiensi,efektivitas dan ekonomisasi dalam setiap aspek kegiatan yang dilakukan. Sebagai negara yang mulai berkembang , Indonesia kini mulai membangun banyak gedung-gedung dengan berbagai macam fungsinya. Gedung-gedung tersebut ada yang milik negara langsung yang bekerja dibawah perintah negara dan ada juga yang milik pengusaha-pengusaha luar dan dalam negri untuk melayani kebutuhan dan keperluan masyarakat dalam berbagai aspek termasuk semakin banyak pula peralatan atau alat-alat yang semakin canggih yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat. Persaingan yang ketat merupakan salah satu ciri dari pertumbuhan ekonomi,untuk itu perusahaan harus bisa menjaga eksistensinnya dan mengelola dengan baik sehingga sesuai dengan harapan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit.


(2)

Pajak bumi bangunan merupakan sumber penerimaan negara yang semakin diandalkan untuk membiayai kegiatan negara yang sangat penting yang dapat memberikan keamanan dan keadilan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pembayaran pajak bumi dan bangunan masyarakat memperoleh kesempatan langsung untuk menunjukkan pengabdian, kewajiban dan peran serta dalam membiayai pembangunan dan kehidupan bernegara. Oleh karena itu pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan untuk pembangunan. Bumi dan bangunan merupakan aktiva tetap khususnya milik negara ,namun masyarakat bebas untuk memilikinya dengan prosedur dan ketentuan yang di tetapkan oleh pemerintah. Karena itu kini bumi,bangunan dan tanah sudah umum dimiliki oleh masyarakat,perusahaan-perusahaan maupun instansi pemerintah.

Fixed Assets (Aktiva tetap) merupakan asset terpenting dalam setiap manusia.karena asset merupakan modal utama perekonomian dunia. Aktiva atau harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahan. atas harta yang tidak berwujud di sebut equitas yang dapat mendatangkan mangfaat di masa depan.Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan di golongkan dalam 2 macam yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud. , aktiva berwujud adalah harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan di dalamnya meliputi ; tanah,bangunan,perabot,mesin-mesin dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan. Aktiva tidak berwujud tidak dapat si observasi atau diliat secara langsung,didalamnnya berbentuk persetujuan,kontrak,atau hak paten,tetapi harta itu sendiri tidak memiliki


(3)

eksistensi fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta,hak paten dan goodwill. Namun tidak selamanya aktiva tetap memberikan manfaat secara utuh seperti hal nya pada aktiva tersebut di peroleh hal ini terjadi karena aktiva mempunyai batas manfaat atau masa yang digunakan selama operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat tidak berguna lagi atau dimanfaat kan lagi karena beberapa sebab, adanya kerusakan,usang dan tidak bisa dipakai lagi karena itu semakin berkurangnya nilai suatu aktiva dan suatu saat tidak dapat digunakan lagi maka dialami kerugian atas harga perolehannya (penyusutan).

Penyusutan adalah alokasi systemmatis jumlah yang disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya penurunan manfaat secara periodic ini disebut penyusutan . Ada berbagai cara menentukan metode menyusutan aktiva diantarannya metode garis lurus (straight line method) metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur ekonomis sama besar, sehingga harus dibuatkan grafiknya terhadap waktu dan akumulasi biaya yang berupa garis lurus. Metode jam jasa (servis hours method) metode ini berdasarkan pada beban depresiasi dihitung dengan dasar satu jam jasa. Metode hasil produksi (produktiv output method) metode ini penyusutannya dihitung atas satuan unit produktif selama masa umur ekonomisnya. Metode beban berkurang (reducing charge method) metode ini diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi serta pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relative stabil. Metode jumlah angka tahun (sum off the years digits method) metode ini menetapkan nilai penyusutan semakin lama semakin kecil berdasarkan pada perhitungan bahwa aktiva yang digunakan pada proses


(4)

penggunaan semakin lama semakin berkurang. Metode selalu menurun (declining balance method) metode ini dihitung dengan cara mengalihkan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Metode tarif menurun (declining rate on cost method) cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif % yang selalu menurun karena tarif % setiap periode selalu menurun maka beban derpresinya juga menurun. Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. PSAK No. 16 (Revisi 2007) dalam paragraf 58 menyatakan bahwa Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

Sedangkan pada paragraf 6 mengenai Definisi dinyatakan bahwa Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

Kantor pelayanan pajak pratama BOJONEGARA menggunakan metode penyusutan garis lurus dalam hal mempercepat serta memudahkan untuk memperoleh jumlah beban penyusutan.Karena besar beban penyusutan aktiva tetap mempengaruhi besar kecilnya operasional kinerja. Oleh karena itu perlu adanya tinjauan terhadap metode penyusutan yang di tetapkan kantor pelayanan pajak pratama bojonegara terhadap aktiva tetapnya.

Karena setiap aktiva mempunyai nilai penyusutan yang berbeda , Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk menuangkan masalah tersebut dalam Laporan Keja praktek ini dengan judul “PERLAKUAN


(5)

AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG BOJONAGARA” . Dan dapat menerapkan materi yang di ajarkan diperkuliahan.

1.2 Maksud dan Tujuan kerja praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilakukan dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Program Diploma III, pada Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ,untuk mengetahui pemberlakuan akuntansi penyusutan aktiva tetap pada KPP Bojonegara , Memberikan informasi terkait masalah perlakuan penyusutan aktiva tetap pada kantor pelayanan pratama Bojonegara dan Bagaimana Menerapkan ilmu akuntansi penyusutan di KPP Bojonegara.

1.2.2 Tujuan Kerja PraktekAdapun tujuan dari Kerja praktek adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur kerja praktek perlakuan

penyusutan atas Tanah dan/ atau Bangunan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kerja praktek pemberlakuan penyusutan atas Tanah dan/ atau Bangunan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara.

3. Untuk mengetahui metode pemberlakuan akuntansi penyusutan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara


(6)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek Bagi Penulis

Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma 3(D3) Akunatsi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) Bandung.

1. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.

2. Mengetahui kondisi dan masalah sebenarnya yang terjadi di dunia kerja.

3. Untuk memperkenalkan gambaran umum perusahaan atau intansi pemerintah yang diperlukan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya dan sebagai pengalaman kerja.

Bagi Instansi

1. Ikut menunjang program akademik, serta membantu pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja yang berpengalaman di bidangmya.

2. Sebagai upaya ikut membantu menyiapkan tenaga terampil bagi mahasiswa yang akan terjun ke dunia kerja.

3. Menjalin kerja sama dan saling mengenal antara Instansi kerja dan pendidikan, sehingga bisa dijadikan referensi untuk menyiapkan tenaga kerja yang lebih maju dan kompetetif.


(7)

1.4 Metodelogi Kerja Praktek

Penyusunan Laporan Kerja praktek ini menggunakan metode penelitian komparatif dimana penulis membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan materi dengan standar dan program yang telah ditetapkan.

Pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang kerja praktek. Adapun kerja praktek yang digunakan penulis adalah melalui :

1. Studi Pustaka ( Library Reserch )

Yaitu Pengumpulan data yang di dapat dengan cara mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang sudah dikaji, untuk memperoleh data sekunder.

2. Studi Lapangan

Yaitu pengumpulan data dengan kerja praktek langsung terhadap objek yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara, untuk memperoleh data primer, dengan teknik :

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung mengenai prosedur kerja praktek atas pemberlakuan penyusutan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab kepada Staf Seksi Pelayanan, Seksi PDI , seksi Waskon 3dan Seksi Umum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara


(8)

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini bertempat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonegara Bandung, di jalan IR Sutami no 2.

1.5.2 Waktu Kerja Praktek

Mulai dari 01 Agustus – 26 Agustus 2011. Penulis diberikan kebebasan untuk melakukan PKL pada hari dan waktu yang bisa penulis laksanakan. Bila dihitung dengan jam kerja normal, maka jumlah hari PKL yang penulis lakukan setara dengan 1(Satu) bulan jam kerja kantor.

Tabel 1.1

Aktivitas Kerja Praktek

No Aktivitas Hari Waktu

1 Jam Kerja Senin-Kamis 07.30-16.30

WIB

Istirahat 12.00-13.00

WIB

2 Jam Kerja Jumat 07.30-16.30

WIB

Istirahat 11.30-13.30

WIB

3 Libur Sabtu-Minggu


(9)

N o

Kegiatan Bulan

Juni Juli Agustus September Oktober Novembe r

Desem ber 1. Tahap Persiapan

1. Mendapat surat ijin

KP dari kampus 2.

MengajukanTempat penelitian

2. Tahap Pelaksanaan 1.Kerja Praktek di KPP Bojonegara 3. Tahap Pelaporan

1.Menyiapkan data-data laporan keuangan

2.Bimbingan

3.Sidang Laporan KP


(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara Pada masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, pajak sudah dijalankan, hal ini dapat kita lihat dengan adanya Undang-Undang Perpajakan yang dibuat oleh Belanda. Pada masa itu pemungutan pajak dijalankan oleh badan yang bernama “DE INSPECTIVE FINANTIEN” yang bertugas mengurus masalah pemungutan pajak dari rakyat.Pada saat Belanda menyerah kepada Jepang, maka badan “DE INSPECTIVE FINANTIEN” diganti nama menjadi “ZAIMUBU” yaitu badan di bawah pemerintah yang mengurus masalah keuangan.Perkembangan selanjutnya dengan kekalahan Jepang kepada Sekutu, di Indonesia menjadi kekosongan kekuasaan maka Indonesia pun memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya badan “ZAIMUBU” diganti menjadi “INSPEKSI KEUANGAN BANDUNG” yang meliputi Kabupaten Bandung, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Sumedang, Subang, Ciamis, Tasikmalaya, Garut dan Banjar.

Pada Agresi Militer Belanda I yang terjadi pada tanggal 20 Juli 1947, Belanda menguasai Bandung Utara dan Republik Indonesia yang berada di sebelah selatan kota Bandung. Dengan terjadinya agresi ini, maka Inspeksi Keuangan Bandung berpindah ke Soreang. Akibat revolusi fisik yang berkepanjangan Inspeksi di Keungan Bandung pindah ke Tasikmalaya. Pada masa pendudukan Sekutu, terjadi daulisme dalam menganut pajak yaitu:


(11)

1. Aliran Cooperative, yaitu mau bekerja sama dengan Belanda, berkedudukan di Bandung.

2. Aliran non-Cooperative, yaitu tidak mau bekerja sama dengan Belanda berkedudukan di Tasikmalaya.

Setelah Belanda mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia maka kantor Inspeksi Keuangan Bandung yang pada waktu itu berkedudukan di Tasikmalaya, dipindahkan kembali ke Bandung, dengan mengambil lokasi di jalan Raya Barat yang sekarang bernama jalan Asia Afrika di sebelah Hotel Savoy Homan dan di depan kantor Pekerjaan Umum (PU).Dengan berkembangnya zaman, maka “INSPEKSI KEUANGAN BANDUNG” oleh pemerintah RI diganti menjadi

“INSPEKSI PAJAK” sehingga nama Inspeksi Keuangan Bandung diganti

menjadi Inspeksi Pajak Bandung yang meliputi daerah Kotamadya Bandung dan Sumedang. Sedangkan untuk dearah seperti Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang yang dulunya menginduk ke Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipisahkan dan disatukan ke dalam Kantor Inspeksi Pajak Karwang yang berdiri pada tahun 1968. Sementara untuk daerah Tasikmalaya, Ciamis, Garut dan Banjar dibentuk juga kantor tersendiri, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Tasikmalaya yang berdiri pada tahun 1967.

Dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan pembangunan diberbagai sektor maka perlu diadakan pemecahan atau pemisahan kembali pada Kantor Inspeksi Pajak Bandung, menjadi dua Inspeksi Pajak. Pada tanggal 1 Januari 1980, dengan harapan pembayaran lebih


(12)

meningkat.Pemecahan Inspeksi Pajak ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 141/KMK 01/1979 tanggal 6 April 1979, terdiri dari:

1. Inspeksi Pajak Bandung Timur, berlokasi di jalan Asia Afrika No.114 Bandung.

2. Inspeksi Pajak Bandung Barat berlokasi di jalan Soekarno Hatta No.216 Bandung.

Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 276/KMK 01/1989, mulai tanggal 1 April 1989 yang semula bernama Kantor Inspeksi Pajak di seluruh Indonesia diganti namanya menjadi “KANTOR PELAYANAN

PAJAK”. Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor

561/KMK 01/1992 tanggal 21 Mei 1992, organisasi Direktorat Jendral Pajak diadakan reorganisasi sehingga jumlah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang ada di Indonesia menjadi 120 KPP.Dalam rangka meningkatkan penerimaan dan pemberian pelayanan pajak kepada masyarakat secara efektif dan efisien, maka perlu diadakan kembali penetapan mengenai organiasasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Pajak.

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara

Struktur organisasi yang digunakan di KPP Bojonagara tipe A yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan dibantu kepala seksi sebagai staffnya. Adapun seksinya yang terdapat di KPP Bojonagara ada 10 bagian yaitu :.


(13)

1. Seksi Sub Bagian Umum, membawahi: a.Korlak Tata Usaha dan Kepegawaian. b.Korlak Keuangan.

c.Korlak Rumah Tangga

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, membawahi: a.Korlak Pusat Data Informasi (PDI) I.

b.Korlak Pusat Data Informasi (PDI) II. c.Korlak Pusat Data Informasi (PDI) III.

3. Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP), membawahi: a.Korlak Ketetapan dan Kearsipan Wajib Pajak. b.Korlak Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). c.Korlak Tempat Pelayanan Terpadu.

4. Seksi Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi, membawahi: a.Korlak PPh Orang Pribadi I.

b.Korlak PPh Orang Pribadi II.

5. Seksi Pajak Penghasilan (PPh) Badan, membawahi: a.Korlak PPh Badan I.

b.Korlak PPh Badan II.

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan, membawahi:

a.Korlak PP PPh I. b.Korlak PP PPh II.

7. Seksi PPN atau Pajak Tidak Langsung Lainnya, membawahi: a.Korlak PPN Perdagangan.


(14)

b.Korlak PPN Industri. c.Korlak Jasa dan PTL.

8. Seksi Penagihan, membawahi: a.Korlak Penagihan Aktif.

b.Korlak Tata Usaha Piutang Pajak.

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan, membawahi: a.Korlak Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak. b.Korlak Keberatan PPh.

c.Korlak Keberatan PPN dan PTLL.

10. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, membawahi:

a.Korlak Tata Usaha KP4.

b.Korlak Ekstansifikasi dari Monografi. c.Korlak Penyuluhan.


(15)

Tabel 2.1

Strukur Organisasi Kantor Pelayanan Pratama Bojonegara

KANTOR PELAYANAN PAJAK

SUB BAGIAN UMUM KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL SEKSI PENGOLAHAN DTA DAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PEMERIKSAAN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI II SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI I SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN UNIT FUNGSIONAL


(16)

Selain membawahi seksi-seksi KPP juga membawahi beberapa kelompok tenaga fugsional, yang terdiri dari,

1. Kelompok Tenaga Fungsional Penyuluhan Perpajakan

Terdiri dari sejumlah tenaga Penyuluh Perpajakan dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

2. Kelompok Tenaga Fungsional Verifikatur Pajak

Terdiri dari sejumlah tenaga Verifikatur Pajak dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya

3. Kelompok Tenaga Fungsional Pejabat Sita Pajak Negara

Terdiri dari sejumlah tenaga Pejabat Sita Pajak Negara dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

2.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara

Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara, yaitu melaksanakan pelayanan pengawasan administrasi dan pemerikasaan sederhana terhadap Wajib Pajak (WP) di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku . (1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan


(17)

(2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

(3) Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.

(4) Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

(5) Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.


(18)

(6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

(7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan, serta melakukan evaluasi hasil banding.

(8) Fungsional Pemeriksa Pajak mempunyai tugas melakukan tindakan pemeriksaan pajak sesuai dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak

2.4 Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara Adapun beberapa fungsi dari KPP Pratama Bandung Bojonagara, yaitu:

a. Pengumpulan dana dan pengolahan data. b. Penyajian informasi perpajakan.

c. Pengamatan potensi perpajakan dan ekspensifikasi Wajib Pajak (WP).


(19)

d. Penelitian dan Penatausahaan Surat Pemberitahuan (SPT), serta berkas Wajib Pajak (WP).

e. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak tidak langsung lainnya.

f. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.

g. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP), Pembetulan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

h. Penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran da kepatuhan WP akan kewajiban Perpajakannya

i. Pelayanan WP dalam pelaksanaan akan kewajiban perpajakan, melalui prosedur yang mudah, sederhan dan cepat.


(20)

BAB III

PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK

Inti bahasan yang akan diuraikan adalah berdasarkan identifikasi masalah dari tinjauan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara, khususnya prosedur perlakuan penyusutan akuntansi aktiva tetap.

Salah satu penerimaan negara berasal dari sektor pajak, pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada pemerintah. Dalam kebijakan pencapaian rencana penerimaan ditempuh dengan program-program yaitu setiap pengusaha yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib melaksanakan kewajiban perpajakan. Sebelum membayar pajak maka setiap aktiva yang berwujud di haruskan di lakukannnya penyusutan agar mempermudah untuk menghitung beban pajak yang harus di bayarkan. Maka diberlakukannya penyusutan atas semua aktiva tatap yang dimiliki.

3.1 Bidang Pelaksanaan Hasil Kerja Praktek

Gambaran umun aktiva tetap adalah sebuah asset terpenting dalam setiap manusia. Aktiva atau harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahan. atas harta yang tidak berwujud di sebut equitas yang dapat mendatangkan mangfaat di masa depan. Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan di golongkan dalam 2 macam yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud. , aktiva berwujud adalah harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam


(21)

aktivitas operasi perusahaan di dalamnya meliputi : tanah,bangunan,perabot,mesin-mesin dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan. Aktiva tidak berwujud tidak dapat si observasi atau diliat secara langsung,didalamnnya berbentuk persetujuan,kontrak,atau hak paten,tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta,hak paten dan goodwill, Namun tidak selamanya aktiva tetap memberikan manfaat secara utuh seperti hal nya pada aktiva tersebut di peroleh hal ini terjadi karena aktiva mempunyai batas manfaat atau masa yang digunakan selama operasional perusahaan. Aktiva tetap dapat tidak berguna lagi atau dimanfaat kan lagi karena beberapa sebab, adanya kerusakan,usang dan tidak bisa dipakai lagi karena itu semakin berkurangnya nilai suatu aktiva dan suatu saat tidak dapat digunakan lagi maka dialami kerugian atas harga perolehannya (penyusutan). Penyusutan adalah alokasi systemmatis jumlah yang disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya penurunan manfaat secara periodic ini disebut penyusutan . Berdasarka dari devinisi di atas maka penulis mencoba melakukan kerja praktek atas aktiva tetap yang ada di kantor pelayan pajak pratama bojonegara dengan melakukan beberapa riset langsung lapangan berserta pengumpulan data yang sudah tersedia di kantor bojonegara.

Bidangnya merupakan aktiva tetap berwujud berupa : 3.1.1 Bangunan atau Tanah

Sebagai salah satu instansi pelayanan milik negara, kantor pelayanan pajak pratama bojonegara di wajibkan untuk memiliki kantor sendiri


(22)

sebagai akses untuk mempermudah melayani masyarakat. Bangunan atau tanah yang dimiliki oleh kantor pelayanan pajak haruslah di susutkan karena walaupun bangunan dan tanah memiliki batas mangfaat yang cukup lama namun fungsi dari bangunan tersebut semakin tahun akan semakin menurun.

3.1.2 Kendaraan Kantor

Kendaraan merupakan salah satu alat transpotrasi yang memudahkan untuk melaksanakan operasional kinerja para pegawai KPP bojonegara.Untuk itu KPP bojonegara menyedikan beberapa kendaraan berupa mobil dan motor. Kendaraan merupakan salah satu jenis aktiva yang pendek masa berlaku mangfaatnya di karenakan mudah rusak dan usang,sehingga setiap tahun perlu di lakuan penyusutan akan kendaran yang di gunakan.

3.1.3 Mesin atau Alat-alat kantor

Sama halnya seperti kendaraan KPP bojonegara memiliki mesin atau alat-alat kantor untuk memudahkan pegawai untuk melakukan pekerjaannya melayani masyarakat. Mesin serta alat-alat kantor yang dimiliki oleh KPP bojonegara sama seperti kendaraan memiliki jangka waktu mangfaat yang singkat di karenakan mudahnya rusak atau sudah tidak bias berfungsi lagi karena pemakaian yang sering dan berulang-ulang sehingga perlu di berlakukannya penyusutan.


(23)

Teknis dalam pelaksanaan kerja praktek ini menggunakan metode penelitian komparatif dimana penulis membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan materi dengan standar dan program yang telah ditetapkan. Pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang kerja praktek. Adapun yang digunakan penulis adalah melalui :

1. Studi Pustaka ( Library Reserch )

Yaitu Pengumpulan data yang di dapat dengan cara mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang sudah dikaji, untuk memperoleh data sekunder.

2. Studi Lapangan

Yaitu pengumpulan data dengan kerja praktek langsung terhadap objek yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara, untuk memperoleh data primer, dengan teknik :

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung mengenai prosedur kerja praktek pemberlakuan penyusutan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab kepada Staf Seksi Pelayanan, Seksi PDI , seksi Waskon 3dan Seksi Umum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara


(24)

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya. Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001: 154) aktiva tetap adalah“Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.”Adapun definisi lain yang dikemukakan Horngren & Harison (1997: 502) adalah :“Aktiva yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari aktiva tersebut.”Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu. Menurut Zaky Baridwan (1999:271) aktiva tetap adalah aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Sedangkan menurut Al Haryono Yusuf (2000: 154) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Dari beberapa pengertian aktiva tetap diatas adalah aktiva tetap yang


(25)

dimiliki perusahaan, digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk memperoleh pendapatan, mempunyai umur ekonomis lebih darisatu tahun dan merupakan pengeluaran dalam jumlah yang cukup besar. Dan yang terakhir menurut Soemarso (1999:49) : Aktiva tetap adalah aktina berwujud ,di peroleh dalam bentuk siap pakai atau di bangun lebih dahulu, digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun periode akuntansi.

Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.Menurut Niswonger & Warren (1999 : 412), Penyusutan adalah alokasi systemmatis jumlah yang disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya penurunan manfaat secara periodic. Zaki Baridwan (1992:307) Mendefinisikan penyusutan adalah pengalokasian sebagian dari harga perolehan aktiva yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut Wursanto (1991: 20) mendefinisikan bahwa penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari definisi tersebut mengandung pengertian bahwa penyusutan dapat dilakukan pada aktiva yang mempunyai masa manfaat dan penyusutan tersebut dialokasikan menjadi biaya pada periode.Menurut Smith & Skousen (1997 : 387) : Bersamanya denagn berlalunya waktu ,biasannya kemampuan yang diberikan aktina tetap berwukud akan menurun dan pengakuin ini di


(26)

bebankan sebagai biaya yang dikenal dengan nama depresiasion expens (biaya penyusutan).Menurut Alan P.Murray :Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yan dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva dibebankan secara bertahap.

Sesuai dengan tujuan awal kerja praktek maka penulis mencari cara untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberlakuan penyusutan atas tanah dan atau bangunan pada KPP Bojonegara,untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemberlakuan penyusutan atas tanah dan atau bangunan pada KPP bojonegara serta untuk mengtahui metode pemberlakuan akuntansi penyusutan atas aktiva pada KPP bojonegara.

Menurut hasil kerja praktek yang di lakukan oleh penulis untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberlakuan penyusutan atas tanah atau bangunan di KPP bojonegara dapat di simpulkan bahwa sebelum melakukan penyusutan atas tanah dan bangunana serta aktiva lainnnya salah seorang staf di bagian sekretariat di KPP bojonegara bertugas untuk mengcek ulang data yang telah di dapat sebelumnnya untuk mengetahui nilai aktiva tersebut,masa mangfaat serta kondisi aktiva dari laporan itu. Selain di lakukan pengecekan melalui data-data yang ada di dilakukan juga pengecekan langsung terhadap aktiva yang disusutkan untuk melihat kondisi langsung. Setelah mendapat informasi atas data-data yang di perlukan dan akurat baru lah di lakukan penyusutan aktiva dengan metode yang biasa digunakan oleh


(27)

KPP bojonegara untuk meyusutkan aktivanya. Dalam prosedur penyusutan yang dilakukan oleh KPP bojonegara tidak lah sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan standard akuntansi yang ada karena banyaknya hambatan-hambataan saat di lakukannya penyusutan. Salah satu hambatan yang terjadi saat penyusutan aktiva KPP bojonegara adalah :

1. Adanya data-data yang failed atau tidak sesuai dengan kondisi lapangan atas aktiva yang di susutkan.

2. Adanya kesalahan atas perhitungan saat melakukan penyustan 3. Perbedaan nilai suatu aktiva

4. Aktiva yang disusutkan hilang seperti kendaraan kantor

Dan pembahasan terakhir adalah untuk mengetahui metode yang digunakan oleh KPP Bojonegara pada saat menyusutkan aktiva tetapnya. Ada berbagai cara menentukan metode menyusutan aktiva diantarannya :

1. metode garis lurus (straight line method) metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur ekonomis sama besar, sehingga harus dibuatkan grafiknya terhadap waktu dan akumulasi biaya yang berupa garis lurus.

2. Metode jam jasa (servis hours method) metode ini berdasarkan pada beban depresiasi dihitung dengan dasar satu jam jasa.

3. Metode hasil produksi (produktiv output method) metode ini penyusutannya dihitung atas satuan unit produktif selama masa umur ekonomisnya.


(28)

4. Metode beban berkurang (reducing charge method) metode ini diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi serta pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relative stabil.

5. Metode jumlah angka tahun (sum off the years digits method) metode ini menetapkan nilai penyusutan semakin lama semakin kecil berdasarkan pada perhitungan bahwa aktiva yang digunakan pada proses penggunaan semakin lama semakin berkurang. 6. Metode selalu menurun (declining balance method) metode ini

dihitung dengan cara mengalihkan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva.

7. Metode tarif menurun (declining rate on cost method) cara menghitung depresiasidengan menggunakan tarif % yang selalu menurun karena tarif % setiap periode selalu menurun maka beban derpresinya juga menurun.

Menurut kerja praktek di lapangan dan pengolahan data-data yang tersedia di KPP bojonegara di ketahui bahwa untuk metode penyusutan yang di gunakan atau yang di berlakukan oleh KPP bojonegara untuk menyusutan bangunan digunakan metode garis lurus di karenakan mudahnnya cara perhitungan dalam skala besar sekalipun.


(29)

Berikut adalah contoh perhitungan pada aktiva yang disusutkan dengan data-data terakhir 30 juli 2011 :

Tabel 3.1 Pembahasan

PENYUSUTAN ASET TETAP METODE GARIS LURUS Jenis aktiva : Bangunan KPP Bojonegara

Biaya (Harga) Perolehan (cost) Rp.

936.250.720.00

Nilai Sisa/Residu (salvage) Rp. 20.000.000,00

Masa Manfaat / Umur Ekonomis (life) 10 Tahun

Tabel Penyusutan Aset Tetap Akhir

Tahun

Biaya Penyusutan Akumulasi Penyusutan

Total Akm Penyusutan

Nilai Buku Aset

0 0 0 0 Rp. 936,250,720

1 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.844,625,648 2 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.183,250,144 Rp.753,000,576 3 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.274,875,216 Rp.661,375,504 4 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.366,500,288 Rp.569,750,432 5 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.458,125,360 Rp.478,125,360 6 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.549,750,432 Rp.386,500,288 7 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.641,375,504 Rp.294,875,216 8 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.733,000,576 Rp.203,250,144 9 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.824,625,648 Rp.111,625,072 10 Rp. 91,625,072 Rp. 91,625,072 Rp.916,250,720 Rp.20,000,000


(30)

Dari data perhitungan sederhana dengan metode garis lurus di atas terhadap bangunan atau tanah yang di gunakan atau di operasionalkan oleh kantor pelayanan pajak pratama Bojonegara dapat dilihat hasil untuk penyusutan bangunan pertahunannya sebesar Rp. 91,625,072,00 dari tahun pertama hingga tahun terakhir jumlahnya sama. Metode ini digunakan karena dapat memudahkan perhitungan dan mengingat jumlah yang harus disusutkan sehingga tidak akan da kesalahan angka penyusutan,serta mengurangi resiko kecurangan dari orang yang tidak bertanggung jawab karena dari awal penyusutan sudah di ketahui jumlah rupiah yang disusutkan hingga habis masa mangfaat aktiva tersebut.


(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya dan berdasarkam pengamatan selama mengikuti praktik kerja lapangan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonegara sehubungan dengan judul Laporan Praktik Kerja Lapangan yaitu PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA BANDUNG BOJONAGARA”.,maka kesimpulan

yang didapat adalah :

Prosedur perlakuan akuntansi penyusutan aktiva tetap pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara sudah sesuai dengan prosedur yang ada, sesuai dengan alur PSAK No. 16 (Revisi 2007) dalam paragraf 58 menyatakan bahwa Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Kerja praktek terhadap aktiva tetap dengan menggunakan metode-metode penyusutan dapat menunjukan nilai suatu aktiva tetap beserta masa berlakunnya atau masa mangfaatnya yang di berlakuakan oleh kantor pelayan pajak pratama bojonegara. Sehingga kita bisa memprediksi berapa jumlah rupiah yang harus disusutkan untuk aktiva hingga masa berlakunnya habis dan tidak dapat digunakan lagi.


(32)

4.2 Saran

Dari kesimpulan tersebut diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah :

Untuk setiap aktiva yang berwujud maupun yang tidak berwujud haruslah di susutkan sesuai dengan prosedur yang ada diperakuntansian. Hal ini karena setiap aktiva tetap dapat berpengaruh besar tehadap aktivitas atau kinerja yang di lakukan.Karena jika salah-salah menyusutkan bahkan jika tidak di susutkan aktiva tetap tersebut tidak kan bisa di gunakan atau berfungsi lagi sehingga menimbulkan kerugian besar pada operasional kerja.Karena aktiva tetap memiliki jangka waktu mangfaat yang berbeda-beda dan sewaktu-waktu bisa rusak,usang hingga tidak dapat dipergunakan dengan semestinya. Walaupun pada dasarnya metode-metode penyusutan yang ada sesuai dengan standar PSAK dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Namun tidak semua aktiva yang di susutkan dapat sesuai dengan metode penyusutan dan haruslah sesuai dengan jenis aktiva tetap tersebut. Pada saat akan di susutkan aktiva tersebut haruslah di damping oleh orang yang ahli dibidangnnya dan dapat di percaya tindakannya agar tidak adanya kesalahan dan kecurangan yang bisa merugikan pihak kantor pelayanan pajak pratama Bojonegara.


(33)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Diajikan sebagai salah satu syarat DalamMenempuh Mata KuliahKerjaPraktek

Jenjang Diploma III Program studiAkuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM)

OLEH :

WULAN ISMA YULIANTI 21309004

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI BANDUNG


(34)

33

DAFTAR PUSTAKA

- Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009, Akuntansi keuangan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung

- Jonatan Sarwono dan Ely Suhayati, Riset akuntansi menggunakan SPSS, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) , Bandung.

-PSAK No. 16 (Revisi 2007) Penyusutan aktiva

. Yogyakara: STIEYKPN.Baridwan, Zaki. 1992.Intermediet Accounting -Mulyadi. 2001.Sistem Akuntansi.

-Kamus Besar Bahasa Indonesia.

-Jakarta: Balai Pustaka.Soemarmo S.R. 1999. -Akuntansi Suatu Pengantar Buku 2

. Jusup, Al Haryono. 2001.Dasar-dasar Akuntansi - Alan P.Murray dalam buku Tax Techique Handbook


(35)

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul :

“PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR

PELAYANAN PAJAK BANDUNG BOJONAGARA “. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Laporan ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi persyaratan didalam kurikulum khususnya Jurusan akuntansi DIII Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik secara materi maupun dalam hal teknik penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sehingga dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman menulis tentang Penyusunsan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Pembuatan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil.

Atas bantuan seluruh pihak dalam penyelesaian laporan ini penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala budi baik anda semua yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah Swt dan semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat. Amin.,maka pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – sebesarnya kepada :

1. Dr.Ir Eddy SuryantoSoegotoselakuRektor Universita Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. HjUmiNarimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku DekanFalkutas konomi

Universitas Komputer Indonesia.


(36)

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Inta Budi Setya Nusa ,SE.,M.AK.,Selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

6. RenyRavaldiniselakuKepala Kantor PelayananPajakPratama Bandung Bojonegara

7. Rifki Aditya selaku pembimbing kerja praktek Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara

8. Untuk Kedua Orang tua “Bapak Edi kusnadi dan Ibu Imas“ terimakasih atas semua

Kasih dan sayang, perhatian, dukungan dan do’a yang tiada henti hingga saat ini serta Seluruh keluarga besar penulis.

9. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak Dapat penulis sebutkan satu persatu.

10.Serta Staff Kerja Praktek Bapak, ibu dan karyawan Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara dan Pelaporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bandung, Desember 2011 Penulis

WULAN ISMA YULIANTI 21309004


(37)

(1)

32

4.2 Saran

Dari kesimpulan tersebut diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah :

Untuk setiap aktiva yang berwujud maupun yang tidak berwujud haruslah di susutkan sesuai dengan prosedur yang ada diperakuntansian. Hal ini karena setiap aktiva tetap dapat berpengaruh besar tehadap aktivitas atau kinerja yang di lakukan.Karena jika salah-salah menyusutkan bahkan jika tidak di susutkan aktiva tetap tersebut tidak kan bisa di gunakan atau berfungsi lagi sehingga menimbulkan kerugian besar pada operasional kerja.Karena aktiva tetap memiliki jangka waktu mangfaat yang berbeda-beda dan sewaktu-waktu bisa rusak,usang hingga tidak dapat dipergunakan dengan semestinya. Walaupun pada dasarnya metode-metode penyusutan yang ada sesuai dengan standar PSAK dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Namun tidak semua aktiva yang di susutkan dapat sesuai dengan metode penyusutan dan haruslah sesuai dengan jenis aktiva tetap tersebut. Pada saat akan di susutkan aktiva tersebut haruslah di damping oleh orang yang ahli dibidangnnya dan dapat di percaya tindakannya agar tidak adanya kesalahan dan kecurangan yang bisa merugikan pihak kantor pelayanan pajak pratama Bojonegara.


(2)

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK BANDUNG BOJONAGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Diajikan sebagai salah satu syarat DalamMenempuh Mata KuliahKerjaPraktek

Jenjang Diploma III Program studiAkuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM)

OLEH :

WULAN ISMA YULIANTI 21309004

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI BANDUNG


(3)

33

DAFTAR PUSTAKA

- Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009, Akuntansi keuangan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung

- Jonatan Sarwono dan Ely Suhayati, Riset akuntansi menggunakan SPSS, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) , Bandung.

-PSAK No. 16 (Revisi 2007) Penyusutan aktiva

. Yogyakara: STIEYKPN.Baridwan, Zaki. 1992.Intermediet Accounting -Mulyadi. 2001.Sistem Akuntansi.

-Kamus Besar Bahasa Indonesia.

-Jakarta: Balai Pustaka.Soemarmo S.R. 1999. -Akuntansi Suatu Pengantar Buku 2

. Jusup, Al Haryono. 2001.Dasar-dasar Akuntansi - Alan P.Murray dalam buku Tax Techique Handbook


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul : “PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BANDUNG BOJONAGARA “. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Laporan ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi persyaratan didalam kurikulum khususnya Jurusan akuntansi DIII Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik secara materi maupun dalam hal teknik penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sehingga dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman menulis tentang Penyusunsan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Pembuatan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil.

Atas bantuan seluruh pihak dalam penyelesaian laporan ini penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala budi baik anda semua yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah Swt dan semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat. Amin.,maka pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – sebesarnya kepada :

1. Dr.Ir Eddy SuryantoSoegotoselakuRektor Universita Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. HjUmiNarimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku DekanFalkutas konomi

Universitas Komputer Indonesia.


(5)

Komputer Indonesia.

4. Lilis Puspitawati , SE., M.SI., Selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi Falkutas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Inta Budi Setya Nusa ,SE.,M.AK.,Selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

6. RenyRavaldiniselakuKepala Kantor PelayananPajakPratama Bandung Bojonegara

7. Rifki Aditya selaku pembimbing kerja praktek Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara

8. Untuk Kedua Orang tua “Bapak Edi kusnadi dan Ibu Imas“ terimakasih atas semua Kasih dan sayang, perhatian, dukungan dan do’a yang tiada henti hingga saat ini serta Seluruh keluarga besar penulis.

9. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak Dapat penulis sebutkan satu persatu.

10.Serta Staff Kerja Praktek Bapak, ibu dan karyawan Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara dan Pelaporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bandung, Desember 2011 Penulis

WULAN ISMA YULIANTI 21309004


(6)