Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan

(1)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

TUGAS AKHIR

AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT.

TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN

Oleh :

ANDRI MAYPRIZAL 062102030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009


(3)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009


(4)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tugas akhir ini disusun berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan Jl. H. Adam Malik No. 64 Medan.

Dalam proses penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, pemikiran, dan pengarahannya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini,

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,


(5)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

4. Kepala Pimpinan PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian serta seluruh staf di perusahaan tersebut, terutama Bapak Fachruddin Dalimunthe, Bapak Ishak, dan Bapak Suherman yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian. 5. Yang spesial buat Ayahanda Yahya dan Ibunda Fatimawati tercinta, karena

atas dukungan, kasih sayang, materi, dan doa yang telah kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dengan kerendahan hati penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan tugas akhir ini.

Semoga Allah selalu memberikan pertolongan dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 4 Juni 2009 Penulis,

Andri Mayprizal NIM. 062102030


(6)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian ... 3

2. Laporan Penelitian ... 4

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI A. Sejarah Singkat ... 5

B. Struktur Organisasi ... 7

C. Uraian Tugas... 7

D. Kinerja Usaha Terkini ... 12

E. Rencana Kegiatan ... 12

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Akuntansi ... 13

B. Aktiva Tetap………. 13

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah organisasi yang memiliki kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba maksimum. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan faktor-faktor pendukung yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor tersebut termasuk aktiva tetap. Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva tetap baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Peranan aktiva tetap sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, jumlah yang diinvestasikan, segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang maupun dari segi pengawasan yang agak rumit. Misalnya dari segi fungsinya, aktiva tetap sangat mendukung kelancaran operasional perusahaan misalnya bangunan berfungsi sebagai kantor dan kegiatan lainnya, kendaraan sebagai alat untuk mendukung kelancaran transportasi perusahaan, inventaris berupa inventaris kantor, perabot, meja, kursi atau lemari sebagai alat yang mendukung kegiatan perusahaan. Dari segi jumlah yang diinvestasikan, perusahaan telah mengorbankan sumber daya ekonomis dalam jumlah besar untuk memperoleh aktiva tetap tersebut. Investasi yang besar dalam bentuk aktiva ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang sebanding terhadap pencapaian tujuan


(8)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

perusahaan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang aktivitas perusahaan. Aktiva tetap yang dipergunakan dalam kegiatan perusahaan memiliki masa manfaat yang cukup lama dan umumnya lebih dari satu tahun sehingga aktiva perlu mendapatkan perlakuan khusus terutama dari segi metode penyusutannya. Perusahaan harus menetapkan metode penyusutan yang tepat bagi aktiva tetapnya. Metode penyusutan yang digunakan suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai laba atau rugi dari suatu perusahaan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai aktiva tetap dengan spesifikasi judul “Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan”.

B. Rumusan Masalah

Masalah utama yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah Apakah metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akuntansi penyusutan aktiva tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17.


(9)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

Penelitian ini bermanfaat tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan dan bagi peneliti lain.

1. Bagi peneliti

Sebagai bahan masukan jika di kemudian hari dimintai pendapat mengenai akuntansi penyusutan aktiva tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan,

2. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan untuk memperbaiki akuntansi penyusutan aktiva tetap dimasa yang akan datang,

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian-penelitian yang sejenis di tahun-tahun mendatang.

D. Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti memiliki sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

1. Jadwal penelitian

Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian ini terdiri dari berbagai kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(10)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

No. Kegiatan April 2009 Mei 2009

I II III IV I II III IV 1. Pengajuan surat keterangan SKS

bersih

2. Mencari/penentuan tempat riset 3. Pengajuan judul tugas akhir 4. Pengajuan dosen pembimbing 5. Pengajuan surat izin riset dari

fakultas

6. Pengajuan surat balasan riset dari perusahaan

7. Riset di perusahaan 8. Pengetikan tugas akhir 9. Bimbingan tugas akhir

10. Penyelesaian laporan tugas akhir

2. Laporan penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, yaitu pendahuluan, profil perusahaan, topik penelitian, dan penutup. Pada bab pendahuluan diuraikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. Pada bab profil perusahaan dijelaskan mengenai sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan perusahaan. Pada bab topik penelitian dibahas tentang topik penelitian yang akan dijelaskan secara ringkas oleh peneliti dan akan dibandingkan dengan teori yang diambil dari beberapa buku yang membahas mengenai topik tersebut. Pada bab penutup peneliti akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian dan peneliti akan mencoba memberikan beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan efektivitas perusahaan di masa yang akan datang.


(11)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI

A. Sejarah Singkat

PT. TASPEN adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa tabungan dan asuransi bagi pegawai negeri. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1963. Titik pangkal pendirian perusahaan ini adalah adanya pemikiran pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya. Pemerintah memandang pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang merupakan salah satu unsur penting dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan khususnya dalam melaksanakan tugas-tugas nasional. Pegawai negeri sipil memiliki potensi yang sangat menentukan dalam kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional sehingga perlu dibina dan dikembangkan tingkat kesejahteraannya.

Upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan antara lain dalam bentuk penerapan sistem yang dapat melindungi pegawai negeri sipil yaitu dengan sistem asuransi. Penerapan sistem asuransi tersebut antara lain dengan pemberian jaminan sosial untuk pegawai negeri dan keluarganya pada masa aktif dan nonaktif. Upaya memikirkan kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya telah dirintis pemerintah sejak tahun 1960 melalui konferensi kesejahteraan pegawai negeri yang dihadiri oleh semua kepala urusan pegawai dari seluruh departemen. Konferensi tersebut berlangsung dari tanggal 25 sampai 26 Mei 1960 di Jakarta.


(12)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

Selanjutnya keputusan konferensi tersebut secara resmi dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama Republik Indonesia No.338/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan tentang perlunya pembentukan jaminan asuransi sosial pegawai negeri sebagai bekal bagi pegawai negeri atau keluarganya yang akan mengakhiri pengabdiannya kepada negara.

Keputusan Menteri Pertama tersebut kemudian ditingkatkan menjadi Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1963 yang mengatur tentang pembelanjaan kesejahteraan pegawai negeri. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1963 ditetapkan kepesertaan pegawai negeri dalam Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang dilaksanakan terhitung sejak tanggal 1 Juli 1961. Untuk menyelenggarakan program tabungan dan asuransi pegawai negeri tersebut, didirikan suatu badan usaha yaitu PN. TASPEN pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1963. Kemudian PN. TASPEN mengalami perkembangan status hukum yaitu :

1. pada tahun 1963 sebagai Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN. TASPEN) dengan dasar hukum pendiriannya Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1963,

2. pada tahun 1970 PN. TASPEN berubah menjadi Perum TASPEN sebagai dasar perubahan adalah Undang-Undang No. 9 Tahun 1969 dan SK Menteri Keuangan No.749/MK/IV/II/1970,

3. pada tahun 1982 Perum TASPEN berubah menjadi perusahaan perseroan yaitu PT. TASPEN (Persero) dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1981 yang ada hingga saat ini.


(13)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

B. Struktur Organisasi

PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan memiliki struktur organisasi berbentuk garis, dimana pimpinan bertindak sebagai pengelola puncak tanpa diatur atau dipengaruhi oleh orang lain pada posisinya yang menunjukkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam pembagian fungsi-fungsi operasional. Struktur organisasi PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan telah mengalami banyak perubahan atau penyempurnaan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan sekarang merupakan kombinasi antara jabatan struktural dan fungsional. Penetapan jabatan fungsional pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk menampung tenaga-tenaga profesional yang belum tertampung pada jabatan struktural dan memberikan kesempatan bagi pegawai negeri untuk mengembangkan keahliannya. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dapat dilihat pada lampiran I.

C. Uraian Tugas

PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan memiliki pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut.

1. Kepala Kantor Cabang Utama

Tugas Kepala Kantor Cabang Utama adalah memimpin kantor cabang utama, mengemban misi untuk mencapai tujuan serta sasaran perusahaan, mempunyai


(14)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

fungsi merencanakan, membina dan mengendalikan kegiatan kantor cabang utama dan mengkoordinasikan kantor cabang wilayah kerjanya.

2. Wakil Kepala Kantor Cabang Utama

Tugas Wakil Kepala Kantor Cabang Utama adalah melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pelayanan, personalia dan umum, keuangan dan pengawasan, pengelolaan data yang didelegasikan oleh Kepala Kantor Cabang Utama serta mempunyai fungsi merencanakan, membina dan mengendalikan kegiatan intern kantor cabang utama.

3. Kepala Bidang Pelayanan

Tugas Kepala Bidang Pelayanan adalah membantu Wakil Kepala Kantor Cabang Utama dalam mengkoordinir sistem penilaian, perhitungan dan pembayaran serta bertugas memberikan penjelasan kepada peserta tabungan dan asuransi pegawai negeri serta menyetujui keabsahan dan kelengkapan dokumen pengajuan Surat Permohonan Pembayaran (SPP) klaim serta bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan bidang pelayanan. Bidang pelayanan terdiri dari dua seksi yaitu. a. Seksi penetapan klaim yang dipimpin oleh Kepala Seksi Penetapan Klaim,

dengan tugas melaksanakan dan menyiapkan data untuk administrasi dan penelitian pembayaran santunan program tabungan dan asuransi pegawai negeri di kantor cabang utama Medan dan meneliti keabsahan Surat Permohonan Pembayaran (SPP),

b. Seksi dana peserta dan pemasaran yang dipimpin oleh Kepala Seksi Dana Peserta dan Pemasaran, dengan tugas membuat perhitungan sesuai dengan


(15)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

penetapan tabel serta melakukan penyesuaian hak, tabungan hari tua, dan pensiun dan menyelenggarakan penelitian, evaluasi dan pengadministrasian. 4. Kepala Bidang Personalia dan Umum

Tugas Kepala Bidang Personalia dan Umum adalah membantu Wakil Kepala Kantor Cabang Utama dalam melakukan kegiatan pengadaan barang atau jasa dan mendistribusikan ke unit-unit yang membutuhkannya serta bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan bidang personalia dan umum. Bidang personalia dan umum terdiri dari dua seksi yaitu.

a. Seksi personalia yang dipimpin oleh Kepala Seksi Personalia, dengan tugas sebagai berikut:

1) menyiapkan data untuk melaksanakan tugas administrasi dan kepegawaian serta menetapkan pemberian fasilitas pengobatan bagi pegawai dan keluarganya,

2) menyimpan, memelihara dan menjamin kerahasiaan data pegawai serta melaksanakan pendidikan dan latihan kerja serta pembinaan mental pegawai yang berbeda di kantor cabang utama.

b. Seksi umum yang dipimpin oleh Kepala Seksi Umum, dengan tugas sebagai berikut:

1) melaksanakan kegiatan kesekretariatan, kehumasan, dan pengarsipan di kantor cabang utama,

2) melaksanakan pemeliharaan, perawatan serta perbaikan peralatan yang non mekanik termasuk mengamankan semua dokumen-dokumen milik perusahaan,


(16)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

3) mengendalikan pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, distribusi dan pemeliharaan perlengkapan atau peralatan kantor.

5. Kepala Bidang Keuangan

Tugas Kepala Bidang Keuangan adalah membantu Kepala Kantor Cabang Utama dalam mengkoordinasikan dan menyelenggarakan administrasi keuangan dan arus keluar masuk dana serta mempersiapkan dana untuk pembayaran program tabungan dan asuransi pegawai negeri serta pembayaran lainnya. Bidang keuangan terdiri atas dua seksi yaitu.

a. Seksi keuangan yang dipimpin oleh Kepala Seksi Keuangan, dengan tugas sebagai berikut:

1) mempersiapkan penyediaan dana yang cukup untuk pembayaran klaim dan pembayaran lainnya,

2) melakukan tugas verifikasi sebagai langkah pra audit transaksi keuangan perusahaan di kantor cabang,

3) menerima dam mengeluarkan uang sesuai dengan bukti yang telah diotorisasi.

b. Seksi administrasi keuangan yang dipimpin oleh Kepala Seksi Administrasi Keuangan, dengan tugas sebagai berikut:

1) menyediakan dana yang cukup untuk keperluan pengadministrasian dan penyusunan laporan keuangan kantor cabang utama,

2) melakukan pengawasan serta membuat laporan realisasi anggaran kantor cabang utama,


(17)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

3) membuat rekonsiliasi bank dan melakukan pengecekan pembukuan, program hari tua dan administrasi pensiun.

6. Kepala Bidang Sistem Informasi

Tugas Kepala Bidang Sistem Informasi antara lain:

a. membantu Kepala Kantor Cabang Utama dan Wakil Kepala Kantor Cabang Utama serta bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan bidang sistem informasi setiap hari,

b. melakukan back up sistem setiap bulan,

c. mengatur penggunaan pengoperasian, pemeliharaan dan perlengkapan komputer,

d. melakukan perbaikan sistem apabila terjadi cash pada sistem sampai beroperasi seperti sediakala.

7. Fungsional Pengendali

Tugas Fungsional Pengendali antara lain :

a. membantu Kepala Kantor Cabang Utama melakukan penilaian atas sistem pengendalian pengolahan dan pelaksanaan operasional kantor cabang, b. melakukan identitas / pengujian atas kewajaran penyelenggaraan kegiatan

keuangan kantor cabang utama yang dilakukan setiap bulan serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan,

c. melaksanakan audit mutu internal setiap caturwulan, d. melakukan sosialisasi kebijakan program kerja perusahaan.


(18)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

D. Kinerja Usaha Terkini

PT. TASPEN (Persero) menyelenggarakan program tabungan hari tua program pensiun bagi pegawai negeri sipil dan program jaminan sosial tenaga kerja. Nilai aktiva tetap per 31 Desember 2008 sebesar Rp 830,16 miliar, mencapai 106,83% dari RKAP 2008. jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 16,17%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva kas, bank dan giro pos, piutang premi dan iuran, piutang usaha, piutang hasil investasi, biaya dibayar dimuka dan persediaan. Sampai dengan akhir periode 31 Desember 2008 pencapaian target Key Performance Indicator (KPI) PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dapat direalisasikan dengan nilai bobot 84,12 % dari target 100 %. Sampai akhir Desember 2008 kinerja usaha terkini PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan berada pada keadaan “SEHAT” dengan bobot 108,62.

E. Rencana Kegiatan

Setiap perusahaan pastinya memiliki rencana kegiatan kedepannya. Dalam

hal ini penulis akan memberikan gambaran yang telah disusun dalam rencana jangka panjang perusahaan. Adapun rencana jangka panjang pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan yaitu mengelola dana pensiun tabungan hari tua serta jaminan sosial lainnya secara lebih optimal serta mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel berdasarkan integritas dan etika yang tinggi.


(19)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Akuntansi

Ada banyak persepsi mengenai pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh para ahli. Namun secara garis besar pengertian tersebut mengarah kepada dasar pemikiran yang sama mengenai akuntansi. Perbedaan ini hanya dikarenakan penyampaian kata-kata yang berbeda.

Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess (1999) menyatakan bahwa akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53/DIR/2007 pengertian akuntansi adalah sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi dengan cara yang telah ditetapkan yang menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pengertian akuntansi menurut PT. TASPEN (Persero) ini telah sesuai dengan pengertian yang ada di buku.

B. Aktiva Tetap

1. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada beberapa defenisi aktiva tetap yang diungkapkan oleh para ahli, seperti defenisi aktiva tetap


(20)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

menurut Mulyadi (2002) menyebutkan bahwa aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Menurut PSAK No. 17 (revisi 2007) menyebutkan bahwa aktiva tetap adalah aset berwujud yang:

a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif,

b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53/DIR/2007 aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan tanpa dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Pengertian aktiva tetap menurut PT. TASPEN (Persero) telah sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan. Dengan adanya beberapa defenisi aktiva tetap di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1) aktiva tetap secara fisik dapat dilihat,

2) dimiliki guna menunjang operasi perusahaan, 3) akan digunakan dalam jangka panjang, 4) tidak dimaksudkan untuk dijual kembali, dan 5) memberi manfaat untuk masa yang akan datang.


(21)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

2. Faktor-faktor dalam Menentukan Penyusutan

Dalam menentukan penyusutan periodik aktiva tetap ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Menurut Harahap (1999), beberapa faktor untuk menentukan beban penyusutan sebagai berikut.

a. Harga pokok

Harga pokok merupakan hal yang penting dalam menghitung biaya penyusutan,

b. Nilai residu (residual / salvage value)

Nilai residu adalah nilai taksiran realisasi (penjualan melalui kas) aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaannya atau pada saat mana aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi. Nilai residu ini tidak mesti ada, bisa saja harga pada saat dibesituakan adalah nihil,

c. Umur teknis

Umur teknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi. Umur yang dimaksud disini ada dua yaitu:

1) umur fisik, berarti berapa lama aktiva tetap itu secara fisik mampu memberikan sumbangan terhadap kegiatan produksi,

2) umur fungsional, berarti berapa lama aktiva tetap itu mampu memproduksi barang-barang yang dapat ditawarkan dan diterima masyarakat,

d. Pola pemakaian

Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.


(22)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

3. Metode Penyusutan

Metode Penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut.

a. Berdasarkan waktu

1) Metode garis lurus (straight line method)

Metode garis lurus adalah metode yang paling umum digunakan. Disamping

mudah penerapannya, metode ini juga akan memberikan beban yang adil pada masa-masa penggunaan aktiva. Kelemahan dari metode ini adalah apabila diterapkan pada aktiva tetap yang semakin lama memberikan jasa semakin kecil sehingga beban yang sama akan tidak adil. Metode ini sangat tepat untuk aktiva tetap yang kerusakannya lebih disebabkan oleh waktu bukan oleh penggunaan seperti gedung atau bangunan.

Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut:

n S C

D = − atau 100% d%

n persentase

dalam = =

Keterangan:

D = Beban penyusutan (depreciation) C = Harga pokok aktiva

S = Nilai residu (salvage value) n = Umur ekonomis (useful life) Contoh:

Sebuah aktiva dibeli dengan harga Rp 100.000,- nilai residu ditaksir Rp 5.000,- sedang umur penggunaannya ditaksir 5 tahun. Beban penyusutannya pertahun adalah sebagai berikut.


(23)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

diketahui:

C = Rp 100.000,- S = Rp 5.000,- n = 5

penyelesaian:

n S C

D = −

− =

− −

= 19.000,

5 , 000 . 5 , 000 . 100 Rp Rp Rp D atau % % 100 d n persentase

dalam = =

− = − = − − = , 000 . 19 , 000 . 95 % 20 ) , 000 . 5 , 000 . 100 ( % 20 5 % 100 Rp Rp x Rp Rp x

Daftar penyusutan menurut metode garis lurus adalah sebagai berikut.

Tahun Harga pokok Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku

0 Rp 100.000,- - - Rp 100.000,-

1

Rp 100.000, Rp 19.000,- Rp 19.000,- Rp 81.000,-

2

Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 38.000,- Rp 62.000,-

3

Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 57.000,- Rp 43.000,-

4

Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 76.000,- Rp 24.000,-

5


(24)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

2) Metode pembebanan yang menurun

Metode pembebanan yang menurun dijelaskan sebagai berikut. a) Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)

Dalam metode ini beban penyusutan pada mulanya tinggi dan selanjutnya semakin menurun. Beban penyusutan ini dihitung dengan cara menjumlahkan semua angka (digit) umur aktiva tersebut. Menurut Harahap (1999) jumlah angka tahun dapat dicari dengan formula sebagai berikut.

n x n

2 1

+ n = Jumlah perkiraan umur ekonomis

Contoh:

C = Rp 100.000,- S = Rp 5.000,- n = 5

jumlah angka tahun = n x n 2

1 +

= 5

2 1 5

x + = 15

Maka besarnya nilai penyusutan dapat dihitung dengan

00 , 667 . 31 ) , 000 . 5 , 000 . 100 ( 15 5 ) arg ( Rp Rp Rp x D residu nilai perolehan a h x tahun angka jumlah ekonomis umur D = − − = − =


(25)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

Tahun Penyusutan

Ak. Penyusutan

Nilai Buku

0 - - Rp 100.000,-

1 5/15 x Rp 95.000,- = Rp 31.667,- Rp 31.667,- Rp 68.333,-

2 4/15 x Rp 95.000,- = Rp 25.333,- Rp 57.000,- Rp 43.000,-

3 3/15 x Rp 95.000,- = Rp 19.000,- Rp 76.000,- Rp 24.000,-

4 2/15 x Rp 95.000,- = Rp 12.667,- Rp 88.667,- Rp 11.333,-

5 1/15 x Rp 95.000,- = Rp 6.333,- Rp 95.000,- Rp 5.000,-

b) Metode saldo menurun (declining balance method)

Dalam metode ini beban penyusutan dihitung dengan persentase tertentu yang dihitung melalui rumus tertentu dan dikalikan dengan nilai buku. Oleh karena itu beban penyusutan semakin lama semakin mengecil. Filosofinya sama dengan metode jumlah angka tahun. Persentasenya dihitung sebagai berikut:

n S C

r = 1− : r = rate = persentase penyusutan Contoh:

C = Rp 100.000,00 S = Rp 5.000,00 n = 5 tahun

) ( % 45 4507 , 0 5493 , 0 1 05 , 0 1 00 , 000 . 100 : 00 , 000 . 5 1 1 : 1 5 5 Dibulatkan Rp Rp r C S r n = = − = − = − − = − =


(26)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

Perlu ditambahkan bahwa persentase ini dapat dibulatkan untuk menghindari angka-angka pecahan. Daftar penyusutannya menurut metode saldo menurun ini adalah sebagai berikut.

Tahun Beban Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku

0 - - Rp 100.000,00

1 45% x Rp 100.000,00 = Rp 45.000,00 Rp 45.000,00 Rp 55.000,00

2 45% x Rp 55.000,00 = Rp 24.750,00 Rp 69.750,00 Rp 30.250,00

3 45% x Rp 30.250,00 = Rp 13.612,00 Rp 83.362,00 Rp 16.637,50

4 45% x Rp 16.637,50 = Rp 7.486,88 Rp 90.849,38 Rp 9.150,62

5 45% x Rp 9.150,62 = Rp 4.117,78 Rp 94.967,16 Rp 5.032,84

Jika tidak ada pembulatan maka nilai buku pada akhir tahun ke-5 menjadi sama dengan nilai residu yaitu sebesar Rp 5.000,- bukan menjadi Rp 5.032,84 seperti dalam tabel.

c) Saldo menurun ganda (double declining balance method).

Metode ini hampir sama dengan metode saldo menurun seperti yang dijelaskan di atas. Perbedaannya hanya dalam menentukan persentase. Dalam menentukan persentase dalam metode ini dihitung dengan cara melipatduakan persentase penyusutan menurut straight line. Contoh perhitungan persentase metode saldo menurun berganda adalah sebagai berikut.

Umur % Garis Lurus % Saldo Menurun Berganda

3 100 : 3 = 33 1/3 % 66 2/3 %


(27)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

5 100 : 5 = 20 % 40 %

10 100 : 10 = 10 % 20 %

Persentase ini dikalikan dengan nilai buku aktiva. Berdasarkan contoh diatas maka dapat disusun tabel penyusutan sebagai berikut.

Tahun Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku

0 - - Rp 100.000

1 40% x Rp 100.000 = Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 60.000

2 40% x Rp 60.000 = Rp 24.000 Rp 64.000 Rp 36.000

3 40% x Rp 36.000,= Rp 14.400 Rp 78.400 Rp 21.600

4 40% x Rp 21.600 = Rp 8.640 Rp 87.040 Rp 12.960

5 40% x Rp 12.960 = Rp 5.184 Rp 92.224 Rp 7.776

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah sebesar Rp 7.776. Jumlah ini lebih besar Rp 2.776 dari nilai residu sebesar Rp 5.000. Untuk menghindari perbedaan ini kita dapat mengubah metode penyusutan saldo menurun berganda itu dengan metode penyusutan lain yang sesuai dengan prinsip akuntansi.

b. Berdasarkan penggunaan

1) Metode jam jasa (service hours method)

Metode ini beranggapan bahwa nilai aktiva tetap merupakan sejumlah jam produksi, sehingga taksiran umur aktiva tetap itu tergantung pada jumlah jam


(28)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

kerja produksi yang dipakainya. Dalam hal ini beban penyusutan dihitung sesuai dengan penggunaan jam kerja aktiva itu yang dipakai dalam berproduksi.

Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut.

seluruhnya produktif Kerja jam Taksiran S C

D = −

Contoh :

C = Rp 100.000,00 S = Rp 5.000,00 n = 5 tahun

Taksiran jam kerja produktif seluruhnya = 50.000 jam Penyelesaian:

Maka beban penyusutan per jamnya adalah:

seluruhnya produktif Kerja jam Taksiran S C

D = −

jam per Rp Rp Rp D 9 , 1 000 . 50 00 , 000 . 5 00 , 000 . 100 = − =

Beban penyusutan selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Jam Kerja Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku

0 - - - 100.000

1 12.000 12.000 x 1,9 = 22.800 22.800 77.200

2 8.000 8.000 x 1,9 = 15.200 38.000 62.000


(29)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

4 14.000 14.000 x 1,9 = 26.600 81.700 18.300

5 7.000 7.000 x 1,9 = 13.300 95.000 5.000

50.000 50.000 x 1,9 = 95.000 - -

2) Metode jumlah unit produksi (productive output method).

Metode ini hampir sama dengan metode jam jasa. Jika pada metode tersebut jam kerja dijadikan sebagai dasar perhitungan, pada metode ini jam kerja tersebut digambarkan oleh output atau produksi dalam unit. Jadi penyusutan dihitung dengan cara total produksi dalam tahun yang bersangkutan dikali rate penyusutan per output (produk).

Tingkat penyusutan per output :

tan )

(produksi aktiva yang bersangku

output taksiran Total S C− Contoh :

C = Rp 100.000,00 S = Rp 5.000,00

Total taksiran output = 500.000 unit Penyelesaian :

Maka tingkat penyusutan per output adalah :

tan )

(produksi aktiva yang bersangku

output taksiran

Total

S C

D = −

output per Rp Rp Rp D 19 , 0 000 . 500 000 . 5 00 , 000 . 100 = − =


(30)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

150.000,- x Rp 0,19 = Rp 28.500,- dan seterusnya.

Daftar penyusutannya menurut metode jumlah unit produksi adalah sebagai berikut.

Tahun Output Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku

0 - - - 100.000

1 150.000 150.000 x 0,19 = 28.500 28.500 71.500

2 100.000 100.000 x 0,19 = 19.000 47.500 52.500

3 80.000 80.000 x 0,19 = 15.200 62.700 37.500

4 75.000 75.000 x 0,19 = 14.250 76.950 23.050

5 95.000 95.000 x 0,19 = 18.050 95.000 5.000

500.000 95.000 - -

c. Berdasarkan kriteria lainnya

1) Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)

Pada metode group depreciation aktiva yang sejenis dikelompokkan sebagai suatu kelompok tersendiri. Penyusutannya digabungkan dalam satu perkiraan tersendiri dan tingkat penyusutannya dihitung berdasarkan rata-rata umur seluruh aktiva. Sebagai contoh, misalkan 10 mesin yang rata-rata umurnya 5 tahun dibeli seharga Rp 400.000,-. Dari jumlah ini 3 mesin ditarik pada akhir tahun keempat. 4 buah mesin pada akhir tahun kelima dan sisanya pada akhir tahun keenam. Berdasarkan metode unu maka tabel penyusutannya adalah sebagai berikut.


(31)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

Akhir tahun

Penyusutan ( 20% per

tahun )

Cost Ak. Penyusutan

Mutasi Mutasi

Dr. Cr. Sisa Dr. Cr. Sisa

0 400.000 - 400.000 - - - 400.000

1 80.000 - - 400.000 - 80.000 80.000 320.000

2 90.000 - - 400.000 - 80.000 160.000 240.000

3 80.000 - - 400.000 - 80.000 240.000 160.000

4 80.000 - 120.000 280.000 120.000 80.000 200.000 80.000

5 56.000 - 160.000 120.000 160.000 56.000 96.000 324.000

6 24.000 - 120.000 - 120.000 240.000 - -

Catatan: untuk 10 mesin penyusutannya adalah Rp 80.000,- atau Rp 8.000,- per unit. Tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat mesin yang dipakai adalah 10 buah sehingga penyusutannya Rp 80.000,- (20% x 400.000,-), tahun kelima mesin yang dipakai adalah 7 buah sehingga penyusutannya Rp 56.000,- (20% x 280.000,-). Tahun keenam mesin yang dipakai adalah 3 buah sehingga penyusutannya Rp 24.000,- (20% x 120.000,-).

Pada metode composite depreciation aktiva yang dikelompokkan itu tidak sejenis. Penyusutan dihitung dengan mencari rate lebih dahulu. Rate ini dapat dihitung sebagai berikut.

Contoh:

Aktiva Harga pokok

Nilai residu

Yang dihapuskan

Taksiran umur

Penyusutan per tahun Mesin 100.000,- 5.000,- 95.000,- 5 19.000,- Equipment 300.000,- 20.000,- 280.000,- 7 40.000,-


(32)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

Alat-alat 600.000,- 40.000,- 560.000,- 10 56.000,-

Total 1.000.000,- 65.000,- 935.000,- 115.000,-

Dari contoh diatas composite depreciation yang dihitung dari cost adalah 115.000 : 1.000.000 = 11,5%. Sedangkan rata-rata umur aktiva tetap adalah 935.000 : 115.000 = 8, 13 tahun.

2) Metode anuitas (annuity method).

Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dianggap sebagai present value yang didiskontokan dari jasa yang akan diberikannya secara merata selama umur teknisnya. Dalam metode ini penyusutan dianggap merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga pokok aset yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan. Biaya penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut.

i n PVIF residu nilai value present pokok a h D . arg − = Contoh:

Sebuah peralatan yang dibeli sebesar Rp 800.000,- dari PT. Borcha ditaksir nilai residunya Rp 67.388,- tingkat bunga 10%. Taksiran umur 5 tahun. Hitunglah beban penyusutannya.

Maka penyusutannya dapat dihitung sebagai berikut: D =

10 . 5

10 .

5 67.388 000 . 800 PVIF PV − = 790787 , 3 ) 620921 , 0 388 . 67 ( 000 .


(33)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

=

790787 ,

3

834 . 41 000 .

800 −

= Rp 200.000,-

Beban penyusutan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tahun Beban

Penyusutan

Implicit Interest Revenue 10%

Akum. Peny. Per tahun

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

0 - - - - Rp 800.000

1 Rp 200.000 Rp 80.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 680.000

2 Rp 200.000 Rp 68.000 Rp 132.000 Rp 252.000 Rp 548.000

3 Rp 200.000 Rp 54.800 Rp 145.200 Rp 397.200 Rp 402.800

4 Rp 200.000 Rp 40.280 Rp 159.720 Rp 556.920 Rp 243.080

5 Rp 200.000 Rp 24.308 Rp 175.692 Rp 732.612 Rp 67.388

Rp 1.000.000 Rp 267.388 Rp 732.612

4. Pengelompokan Aktiva Tetap pada PT. TASPEN (Persero)

Aktiva tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dikelompokkan sebagai berikut:

a. tanah, b. bangunan, c. kendaraan, d. komputer, dan e. inventaris kantor.


(34)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

5. Pengakuan dan Pengukuran Aktiva Tetap pada PT. TASPEN (Persero)

Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53/DIR/2007 pengakuan dan pengukuran aktiva tetap pada PT. TASPEN (Persero) yaitu.

a. Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehannya yaitu harga barang dan jasa serta seluruh beban yang terjadi sampai aktiva tetap siap digunakan, kecuali pajak-pajak yang dapat dikreditkan. Khusus aktiva tetap berupa tanah harga perolehannya meliputi beban pembebasan, beban pematangan, beban pengurusan sertifikat dan beban pengurusan pertama kali,

b. Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian, diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan diterima sebesar harga perolehannya, termasuk beban-beban yang timbul sampai aktiva tersebut dapat digunakan,

c. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri (swakelola) maupun pengadaan yang bersifat kontrak, diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan siap digunakan / dioperasikan dan dinilai sebesar akumulasi beban yang dikeluarkan,

d. Aktiva tetap diperoleh melalui cara pembayaran angsuran (installment Method) diakui pada saat aktiva tetap dinyatakan diterima sebesar nilai tunai. Selisih total pembayaran dengan nilai tunai dicatat sebagai beban, e. Aktiva tetap yang diperleh melalui sewa guna usaha (Financial Capital


(35)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

angsuran ditambah nilai tunai opsi pembelian pada akhir masa sewa guna usaha,

f. Aktiva tetap yang diperoleh dari mutasi (pengiriman dari kantor lain) diakui pada saat aktiva dinyatakan diterima sebesar nilai bukunya dengan mencatat harga perolehan, akumulasi penyusutan dan umur ekonomisnya, g. Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva tetap lain diakui

pada saat terjadinya pertukaran sebesar nilai buku aktiva tetap yang dilepas ditambah / dikurangi dengan jumlah kas yang dikeluarkan / diterima.

6. Penambahan Harga Perolehan

Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53/DIR/2007 dijelaskan bahwa:

a. pengeluaran beban setelah perolehan dapat menambah harga perolehan aktiva tetap apabila pengeluaran tersebut memenuhi syarat kapitalisasi beban,

b. dalam hal kapitalisasi beban dilakukan terhadap aktiva tetap yang telah habis umur ekonomisnya maka harus diikuti dengan penentuan kembali umur ekonomis dan beban penyusutan metode selanjutnya.

7. Penyusutan Aktiva Tetap pada PT. TASPEN (Persero)

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 17 (revisi 2007) penyusutan adalah setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan


(36)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53/DIR/2007 penyusutan adalah alokasi sistemik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Penyusutan dilakukan selama umur ekonomis (masa manfaat) aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Penyusutan aktiva tetap dimulai pada saat aktiva tersebut diterima. Penyusutan aktiva (beban penyusutan) untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi untuk program tabungan hari tua, dan laporan perubahan aktiva bersih untuk program dana pensiun pegawai negeri sipil.

Aktiva tetap / operasional yang rusak dan usang bukan karena sebab luar biasa, diakui sebagai beban penyusutan periode berjalan, dan pencatatannya dialihkan ke dalam kelompok aktiva lain-lain. Aktiva tetap / operasional yang musnah, hilang atau rusak karena sebab luar biasa, diakui sebagai rugi laba biasa periode berjalan. Masa manfaat (umur ekonomis) aktiva tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan ditetapkan sebagai berikut:

a. bangunan : 20 tahun

b. kendaraan : 5 tahun

c. peralatan teknologi Informasi

1) komput er mainframe : 5 tahun

2) komputer mini : 5 tahun

3) komputer mikro (PC) : 3 tahun 4) komputer teknologi informasi lainnya : 3 tahun d. inventaris kantor : 5 tahun


(37)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

8. Penyajian dan Pengungkapan Aktiva Tetap pada PT. TASPEN (Persero) Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53/DIR/2007 dijelaskan bahwa.

a. Aktiva Tetap/Operasional disajikan dalam Neraca/Laporan Aktiva sesuai dengan pengelompokannya sebesar Harga Porelahan,

b. Hal-hal yang juga perlu diungkapkan dalam catatan Catatan atas Laporan Keuangan meliputi:

dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan harga perolehan yaitu.

1) Dasar penilian yang digunakan untuk menentukan harga perolehan,

2) Masa manfaat serta metode penyusutan Aktiva Tetap/Operasional,

3) Aktiva Tetap/Operasional hasil kerjasama dan aktiva Tetap/Operasional yang dijaminkan (jika ada),

4) Penambahan Aktiva Tetap/Operasional dari aktiva dalam penyelesaian dilakukan pada saat aktiva dalam penyelesaian tersebut diserahkan.


(38)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES (ICQ) AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP Nama Responden : Drs. Ishak

Bagian : Keuangan

Perusahaan : PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini.

No Pertanyaan

STS TS R S SS

Total Nilai Nilai (score)

1 2 3 4 5

1 Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya.

√ 2 Nilai wajar adalah jumlah yang

dipakai untuk mempertukarkan suatu asset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar

3 Umur manfaat adalah suatu periode dimana asset diharapkan akan digunakan oleh entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset tersebut oleh entitas

4 Biaya perolehan aktiva tetap harus diakui sebagai asset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan asset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan asset dapat diukur secara andal

5 Suatu asset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai asset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan


(39)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

6 Suatu entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh asset tetap dalam kelompok yang sama

7 Setiap bagian dari asset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh asset harus disusutkan secara terpisah

√ 8 Beban penyusutan untuk setiap

periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat asset lainnya

√ 9 Jumlah yang dapat disusutkan dari

suatu asset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya

√ 10 Metode penyusutan yang

digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari asset oleh entitas

√ 11 Metode penyusutan yang

digunakan untuk asset harus direview minimum setiap akhir tahun buku

√ 12 Kompensasi dari pihak ketiga untuk

asset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang

13 Jumlah tercatat asset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya


(40)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

14 Laporan keuangan harus mengungkapkan dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode, rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

Keterangan

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

R : Ragu-ragu S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Hasil Penelitian

X Y Z

1 0 0

2 0 0

3 3 9

4 8 32

5 3 15

Total Nilai 56

Keterangan:

X : nilai (score) Y : jumlah jawaban Z : total nilai XY


(41)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

n

n X

X

Interval = max − min −( −1)

5 4 14 70 − − =

= =

5 52

10

Kategori Penilaian:

Tidak Sesuai : 14 - 24 Kurang Sesuai : 25 - 35 Cukup Sesuai : 36 - 46 Sesuai : 47 - 57 Sangat Sesuai : 58 - 70

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban responden perusahaan tentang akuntansi penyusutan aktiva tetap, maka dalam rumusan masalah peneliti yang berisi apakah metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan kriteria penilaian yang mencapai nilai 56 dengan 14 pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dalam menetapkan akuntansi penyusutan aktiva tetap telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17.


(42)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan penelitian dan pembelajaran pada PT TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut.

1. Penyusutan aktiva tetap pada PT.TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dilakukan selama umur ekonomis (masa manfaat) aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method),

2. Akuntansi penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh PT TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran yang kiranya bermanfaat bagi perusahaan sebagai berikut.

1. Dalam hal penggunaan metode penyusutan hendaknya perusahaan menggunakan metode penyusutan yang berbeda seperti metode saldo menurun, karena metode garis lurus ini lebih tepat untuk aktiva tetap yang kerusakannya lebih disebabkan oleh waktu bukan oleh penggunaan seperti gedung atau bangunan,


(43)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

2. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan yang berhubungan dengan akuntansi penyusutan aktiva tetap secara konsisten dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini.


(44)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, Penerjemah: Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Satu, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Direksi PT. TASPEN, Surat Keputusan Direksi Nomor : SK – 53 / DIR / 2007 tanggal 10 Desember 2007, Jakarta, 2007.

Dyckman, Dukes and Davis, Alih Bahasa: Munar Ali, Akuntansi intermediate, Edisi Ketiga, Jilid Pertama, Jakarta: Erlangga, 1999.

Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Pertama, Cetakan ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, Jakarta: Salemba empat, 2007.

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Buku Dua, Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba Empat, 2002.

http://www.taspen.com


(1)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

6 Suatu entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh asset tetap dalam kelompok yang sama

7 Setiap bagian dari asset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh asset harus disusutkan secara terpisah

√ 8 Beban penyusutan untuk setiap

periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat asset lainnya

√ 9 Jumlah yang dapat disusutkan dari

suatu asset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya

√ 10 Metode penyusutan yang

digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari asset oleh entitas

√ 11 Metode penyusutan yang

digunakan untuk asset harus direview minimum setiap akhir tahun buku

√ 12 Kompensasi dari pihak ketiga untuk

asset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang

13 Jumlah tercatat asset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya


(2)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

14 Laporan keuangan harus mengungkapkan dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode, rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

Keterangan

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

R : Ragu-ragu S : Setuju

SS : Sangat Setuju Hasil Penelitian

X Y Z

1 0 0

2 0 0

3 3 9

4 8 32

5 3 15

Total Nilai 56

Keterangan:

X : nilai (score) Y : jumlah jawaban Z : total nilai XY


(3)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

n

n X

X

Interval = max − min −( −1)

5 4 14 70 − − =

= =

5 52

10 Kategori Penilaian:

Tidak Sesuai : 14 - 24 Kurang Sesuai : 25 - 35 Cukup Sesuai : 36 - 46 Sesuai : 47 - 57 Sangat Sesuai : 58 - 70

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban responden perusahaan tentang akuntansi penyusutan aktiva tetap, maka dalam rumusan masalah peneliti yang berisi apakah metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan kriteria penilaian yang mencapai nilai 56 dengan 14 pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dalam menetapkan akuntansi penyusutan aktiva tetap telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17.


(4)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan penelitian dan pembelajaran pada PT TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut.

1. Penyusutan aktiva tetap pada PT.TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan dilakukan selama umur ekonomis (masa manfaat) aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method),

2. Akuntansi penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh PT TASPEN (Persero) Cabang Utama Medan telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran yang kiranya bermanfaat bagi perusahaan sebagai berikut.

1. Dalam hal penggunaan metode penyusutan hendaknya perusahaan menggunakan metode penyusutan yang berbeda seperti metode saldo menurun, karena metode garis lurus ini lebih tepat untuk aktiva tetap yang kerusakannya lebih disebabkan oleh waktu bukan oleh penggunaan seperti gedung atau bangunan,


(5)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

2. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan yang berhubungan dengan akuntansi penyusutan aktiva tetap secara konsisten dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini.


(6)

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, Penerjemah: Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Satu, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Direksi PT. TASPEN, Surat Keputusan Direksi Nomor : SK – 53 / DIR / 2007 tanggal 10 Desember 2007, Jakarta, 2007.

Dyckman, Dukes and Davis, Alih Bahasa: Munar Ali, Akuntansi intermediate, Edisi Ketiga, Jilid Pertama, Jakarta: Erlangga, 1999.

Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Pertama, Cetakan ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, Jakarta: Salemba empat, 2007.

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Buku Dua, Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba Empat, 2002.

http://www.taspen.com