Pengujian Kuat Tarik Pengujian Kuat Lentur

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Sifat Mekanik

4.1.1 Pengujian Kuat Tarik

Pengujian kuat tarik dilakukan untuk mengetahui batas kuat tarik dari benda uji terhadap tarikan dan sejauh mana material tersebut bertambah panjang. Pengujian ini menggunakan standar ASTM 638 D. Data yang diperoleh untuk hasil pengujian kuat tarik ditampilkan pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1Pengujian Kuat Tarik Komposit Serat Pandan Wangi dengan Resin Epoksi Komposisi Panjang cm Lebar cm Tebal cm Luas cm 2 Beban kgf Kuat Tarik MPa Serat Pandan Wangi gr Resin Epoksi + Hardener gr 20 3 0,5 0,15 0,075 20 26,4 0,1 20 3 0,5 0,15 0,075 24 31,36 0,2 20 3 0,5 0,15 0,075 30 39,2 0,3 20 3 0,5 0,15 0,075 36 47,04 0,4 20 3 0,5 0,15 0,075 40 52,26 0,5 20 3 0,5 0,15 0,075 38 49,6 Dari Tabel 4.1 maka dapat ditampilkan hubungan antara kuat tarik komposit serat pandan wangi-resin epoksi dengan komposisi serat pandan wangi seperti pada Grafik 4.1 berikut ini : Grafik 4.1 Kuat Tarik Komposit vs Komposisi Serat Pandan Wangi Pada grafik 4.1 tampak bahwa kuat tarik terendah adalah pada komposit tanpa serat pandan wangi yaitu 26,4 MPa dan kuat tarik tertinggi pada komposit serat pandan wangi-resin epoksi dengan komposisi serat 0,4 gr yaitu 52,26 MPa. Kekuatan tarik komposit semakin naik dengan bertambahnya komposisi serat pandan wangi, namun mengalami penurunan pada komposisi 0,5 gr yaitu 49,6 disebabkan komposisi serat yang terlalu banyak sehingga resin epoksi tidak mampu mengikat secara homogen. Berdasarkan Japanese Industrial Standard JIS A 5905 : 2003, papan serat mensyaratkan kuat tarik lebih besar dari 0,4 MPa. Masing-masing papan komposit serat pandan wangi-resin epoksi untuk semua variasi telah memenuhi standard tersebut. 10 20 30 40 50 60 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 K u a t T ar ik M P a Komposisi Serat Pandan Wangi gr

4.1.2. Pengujian Kuat Lentur

Pengujian kuat lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan komposit terhadap pembebanan sesuai standar ASTM D-790. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan. Pada permukaan bagian atas sampel yang dibebani akan terjadi kompresi, sedangkan pada permukaan bawah sampel akan terjadi tarikan. Pada pengujian ini sampel uji diberikan pembebanan yang arahnya tegak lurus terhadap sampel. Data-data yang dihasilkan untuk pengujian kuat lentur ditampilkan pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2Pengujian Kuat Lentur Komposit Serat Pandan Wangi dengan Resin Epoksi Komposisi Panjang cm Lebar cm Tebal cm Luas cm 2 Beban kgf Kuat Lentur MPa Serat Pandan Wangi gr Resin Epoksi + Hardener gr 20 13 1,5 0,3 0,45 2,53 27,51 0,1 20 13 1,5 0,3 0,45 3,41 37,11 0,2 20 13 1,5 0,3 0,45 3,90 42,46 0,3 20 13 1,5 0,3 0,45 4,17 45,37 0,4 20 13 1,5 0,3 0,45 4,57 49,74 0,5 20 13 1,5 0,3 0,45 4,30 46,82 Dari tabel 4.2 maka dapat ditampilkan hubungan antara kuat lentur komposit serat pandan wangi-resin epoksi dengan komposisi serat pandan wangi seperti pada Grafik 4.2 berikut ini : Grafik 4.2 Kuat Lentur Komposit vs Komposisi Serat Pandan Wangi Dari Grafik 4.2 tampak bahwa kuat lentur tertinggi komposit serat pandan wangi- resin epoksi terdapat pada komposisi serat 0,4 gr yaitu 49,74 MPa dan kuat lentur terendah terdapat pada komposisi tanpa serat, yaitu 27,51MPa. Kuat lentur komposit bertambah seiring dengan bertambahnya serat pandan wangi yang digunakan , namun mengalami penurunan pada komposisi 0,5 gr yaitu 49,6 disebabkan komposisi serat yang terlalu banyak sehingga resin epoksi tidak mampu mengikat secara homogen Berdasarkan JIS A 5905 :2003, beberapa komposit serat pandan wangi-resin epoksi dengan masing masing variasi komposisi serat pandan wangi telah memenuhi syarat papan serat dengan kuat lentur lebih besar dari 35 Mpa. 10 20 30 40 50 60 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 K u a t L e n tu r M P a Komposisi Serat Pandan Wangi gr

4.1.3 Pengujian Kuat Impak