Wajib Pajak Self Assessment System

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544KMK.042000 Pasal 1 Ayat 1 Wajib Pajak dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam hal memenuhi persyaratankriteria sebagai berikut : a. Tepat waktu dalam menyampaikan SuratPemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam 2 dua tahun terakhir; b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak; c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun terakhir: dan d. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpapengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

2.1.5 Wajib Pajak

Wajib pajak merupakan tombak dari keberhasilan terselenggaranya proses perpajakan. Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 28 tahun 2007 Tentang Tata Cara Perpajakan bahwa yang dimaksud dengan Wajib Pajak adalah sebagai berikut “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.”. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Mardiasmo, 2011:23

2.1.6 Self Assessment System

Self assessment terdiri dari dua kata bahasa inggris, yakni self yang artinya sendiri, dan to assess yang artinya menilai, menghitung, menaksir. Dengan demikian, pengertian self assessment adalah menghitung atau menilai sendiri Devano dan Siti, 2006 :81 Self assessment system merupakan suatu sistem perpajakan yang dipakai oleh Indonesia saat ini sejak reformasi perpajakan pada tahu 1983. Dimana pada sistem ini Wajib Pajak diberi wewenang penuh untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya.Peran pemerintah dalam hal ini petugas fiskus hanya bertugas untuk mengawasi. Menurut Devano dan Siti 2006 :81 tata cara pemungutan pajak dengan self assessment system akan berhasil dengan baik apabila masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak yang tinggi, dimana ciri-ciri self assessment systemadalah adanya kepastian hukum, sederhana, penghitungannya, mudah pelaksanaannya, lebih adil dan merata, dan penghitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak. Rimsky K. Judisseno dalam Devano dan Siti 2006:81 mengatakan bahwa self assessment system diberlakukan untuk memberikan kepercayaan yang sebesar- besarnya bagi masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajaknya. Konsekuesinya, masyarakat harus benar-benar mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan pemenuhan perpajakan. Adapun ciri-ciri self assessment system, antara lain menurut Devano dan Siti 2006:82 a. Wajib pajak dapat dibantu oleh konsultans pajak melakukan peran aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. b. Wajib pajak adalah pihak yang bertanggung jawab penuh atas kewajiban perpajakan sendiri. c. Pemerintah, dalam hal ini instansi perpajakan, melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak, melalui pemeriksaaan pajak dan penerapan sanksi pelanggaran dalam bidang pajak sesuai peraturan yang berlaku. Kewajiban Wajib Pajak dalam self assessment system yang dijelaskan oleh Devano dan Siti 2006:82, 83, 84 adalah: a. Mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke kantor Pelayanan Pajak KPP atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak,dan dapat melalui e-register media elektronik online untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. b. Menghitung pajak oleh Wajib Pajak Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak terutang yang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalihkan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Sedangkan, memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang tersebut dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikelan sebagai kredit pajak prepayment. c. Membayar pajak dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak 1 Membayar Pajak  Membayar sendiri pajak yang terutang: angsuran PPh Pasal 25 tiap bulan, pelunasan PPh Pasal 29 pada akhir tahun.  Melalui pemotongan dan pemungutan pihak lain PPh Pasal 4 2, PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, 23, dan 26. Pihak lain di sini berupa: pemberi penghasilan, pemberi kerja, dan pihak lain yang ditetapkan atau ditunjuk oleh pemerintah. 2 Pelaksanaan pembayaran pajak Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank pemerintah maupun swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP yang dapat di ambil di KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara elektronik e-payment 3 Pemotongan dan pemungutan Jenis pemotonganpemungutan adalah PPh Pasal 21, 22, 23, 26, PPh final Pasal 4 2, PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM merupakan pajak. d. Pelaporan dilakukan Wajib Pajak Surat Pemberitahuan SPT memiliki fungsi sebagai suatu sarana bagi wajib pajak di dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

2.1.7 Kepercayaan Kepada Aparat Pajak

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DI KABUPATEN JEMBER

0 14 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (STUDI EMPIRIS PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN)

3 7 112

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPA

2 7 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakannya (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaft

0 7 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakannya (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdafta

0 6 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSIWAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG KEPATUHAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Tentang Kepatuhan Membayar Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSIWAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG KEPATUHAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Tentang Kepatuhan Membayar Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Survey Pedagang di Pasar Klewer Surakarta).

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMBAYAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib pajak Orang Pribadi Yang Te

0 0 13

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

0 0 12