Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Swasta di Kota Medan

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN
SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP SWASTA
DI KOTA MEDAN
SKRIPSI

Oleh
Yudha Lesmana
051203018/ Teknologi Hasil Hutan

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Judul
Nama
No

Program Studi

: Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan
Rayap Pada Bangunan SMP Swasta di Kota Medan
: Yudha Lesmana
: 051203018
: Teknologi Hasil Hutan

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Luthfi Hakim, S. Hut, M. Si
Ketua

Bejo Slamet, S. Hut, M.Si
Anggota

Mengetahui,
Ketua Departemen Kehutanan


Dr.Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
YUDHA LESMANA : Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap
Pada Bangunan SMP Swasta di Kota Medan. Di bawah bimbingan LUTHFI
HAKIM dan BEJO SLAMET
Rayap merupakan hama penyerang bangunan yang dapat menyebabkan
kerusakan dan kerugian ekonomis yang besar. Bangunan sekolah menengah
pertama swasta adalah salah satu sasaran rayap yang belum banyak diteliti dan
diselidiki. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kerugian ekonomis
kerusakan bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta yang disebabkan oleh
rayap. Penyebaran rayap dipetakan dengan memanfaatkan Sistem Informasi
Geografis (SIG). Metode yang digunakan adalah stratified sampling dan random
sampling dengan intensitas 10% dari total populasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 97% bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta terserang rayap.
Sebanyak 19,35% mengalami kerusakan ringan, 67,74% mengalami kerusakan
sedang dan 12,90% termasuk ke dalam kerusakan berat. Jenis rayap yang
ditemukan adalah rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light dan rayap

tanah Macrotermes gilvus Hagen. Permodelan regresi menggunakan standard
harga kayu sk-hutan yaitu Y= 2,9 x 107 + 5.970.297 * usia perbaikan sedangkan
permodelan regresi menggunakan standar harga meranti yaitu Y= 3,9 x 107 +
8.092.047 * usia perbaikan

Kata kunci : Rayap, Bangunan sekolah, Kerugian ekonomis, Sistem informasi
geografis (SIG)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
YUDHA LESMANA: Loss Analysis and Mapping Termite Distribution On Private
Junior High School Building in Medan City. Supervised by LUTHFI HAKIM and
BEJO SLAMET.
Termites are building attacker pests can cause damage and huge
economical losses. Private junior high school building is one of the goals of
termites that have not been studied and investigated a lot.This research aimed to
calculate the economical loss of the Private Junior High School building
damages caused by termites.The spread of termites mapped using Geographic
Information System (GIS). The method used is stratified sampling and random

sampling with the intensity of 10% of the total population.The results showed that
97% Private Junior High School building attacked by termites.A total of 19.35%
had minor damage, 67.74% secondary damage and 12.90% including to the
heavy damage.The termites species that
found was dry wood termite
Cryptotermes cynocephalus Light and subterranean termites Macrotermes gilvus
Hagen. Regression modeling using the standard price of sk-Hutan wood that is Y =
2.9 X 107 + 5970297 * age regression modeling improvement while using the
standard price of Meranti is Y = 3.9 X 107 + 8092047 * age of improvement

Key words: Termites, school buildings, economical loss, information system
Geographical (GIS)

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Belawan, Medan-Sumatera Utara pada tanggal 26
Mei 1987. Penulis merupakan putra ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Ir.
Syafaruddin Pohan dan Hj. Masnah.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis selama ini ; Pendidikan dasar di

SD Swasta Melati Medan (1993-1999), Pendidikan lanjutan di SMP Negeri 20
Medan (1999-2002), Pendidikan menengah di SMU Negeri 3 Medan (20022005), dan Tahun 2005 diterima pada Program Studi Teknologi Hasil Hutan
Departeman Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Kegiatan non-formal yang diikuti selama perkuliahan adalah menjadi
anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) USU, anggota Sylva Indonesia,
anggota Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup
(KOMPAS-USU), anggota Fotografi USU (UFO) serta Koalisi Penyelamatan
Satwa liar (KPSL).
Penulis pernah melakukan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan
(P3H) pada dua lokasi yaitu daerah pegunungan atas Lau Kawar Kab. Karo dan
daerah Hutan Mangrove di Kab. Asahan (2007), selain itu penulis juga pernah
melakukan Praktik Kerja Lapang di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(TNGGP) Provinsi Jawa Barat (2009). Akhir kuliah penulis melaksanakan
penelitian dengan judul Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap
Pada Bangunan SMP Swasta di Kota Medan untuk memperoleh gelar sarjana
Kehutanan.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan segala berkat dan karunia-Nya sehingga hasil penelitian yang
berjudul ” Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada
Bangunan SMP Swasta di Kota Medan” berhasil selesai dengan baik dan tepat
waktu.
Persamaan kondisi iklim antara Kota Medan dengan iklim hidup rayap
menjadikan rayap berkembang biak dengan cepat dan menyerang

semua

bangunan. Penelitian ini berisikan besarnya kerugian ekonomis serangan rayap
terhadap bangunan SMP Swasta di Kota Medan dan sebarannya dengan membuat
pemetaannya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Orang Tua penulis yang telah
memberikan semua dukungan baik moral dan material bagi penulis. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada Bapak Luthfi Hakim, S. Hut, M. Si , dan Bapak Bejo
Slamet, S.Hut, M.Si selaku komisi pembimbing yang telah banyak mengarahkan
dan memberikan saran serta dukungan secara penuh kepada penulis dalam
menyelesaikan hasil penelitian ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Roy dan Ade yang banyak memberikan arahan, Wahyuni, Meylida,

Hartini, Fuji yang selalu memberikan motivasi, serta Mutia dan Netty yang selalu
setia menemani penulis menyiapkan skripsi ini hingga selesai, Kepala Dinas
Pendidikan Kota Medan, dan seluruh Kepala Sekolah SMP Swasta yang dijadikan
objek penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak lain
yang ikut membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Tanpa kalian ini tidak
akan selesai, Semoga Allah SWT yang membalasnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis menerima kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca. Atas kritikan dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

Medan,

Agustus 2010

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bangunan Sekolah Menengah Pertama .................................................... 3
Rayap.......................................................................................................... 3
Taksonomi rayap .............................................................................. 5
Sistam kasta..................................................................................... 6
Rayap perusak gedung ..................................................................... 7
Indikasi jenis rayap .......................................................................... 8
Cara penyerangan........................................................................ 8
Pra konstruksi.................................................................................. 9

Pasca kontruksi .............................................................................. 12
Kerusakan bangunan....................................................................... 14
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 15
Bahan dan Alat Penelitian ........................................................................ 15
Batasan Studi ............................................................................................ 15
Prosedur Penelitian ................................................................................... 16
Pengumpulan data primer dan sekunder .......................................... 16
Pengolahan data .................................................................... 17
a. Perhitungan kerugian ekonomis ............................................ 17
b. perhitungan standart deviasi .................................................. 17
c. Perhitungan interval untuk rata-rata....................................... 17
d. Pendugaan persamaan regresi ............................................... 18
e. Pemetaan dengan GIS .......................................................... 19

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta .............. 20
Kerugian Ekonomis Serangan Rayap pada SMP Swasta ....................... 23

Kerugian Ekonomis Untuk Setiap Komponen ........................................ 26
Seberan Kerusakan SMP Swasta di Kota Medan ................................... 27
Jenis Rayap Perusak Kayu ....................................................................... 32
Pola Serangan Rayap ................................................................................ 36
Tindakan Pengendalian ............................................................................ 36
Model Penduga Kerugian Ekonomis........................................................ 37
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 38
Saran ........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data jumlah SMP Swasta di Kota Medan ............................................... 3
2. Karakteristik bangunan SMP Swasta di Kota Medan ............................. 21
3. Biaya kerugian ekonomis bangunan SMP Swasta di Kota Medan... ........ 24
4. Rata-rata Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan

rayap kayu kering............................................................................... 25
5. Kerugian ekonomis pada berbagai komponen bangunan SMP Swasta
di Kota Medan ...................................................................................... 26
6. Persentase kerusakan bangunan SMP Swasta di Kota Medan ................ 30

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. a. SMP Swasta Yaspemda Kecamatan Medan Belawan, b. SMP Swasta
Sriwijaya Kecamatan Medan Selayang ................................................. 20
2. Komponen terbuat dari kayu: a. Kuda-kuda, b. Meja ............................ 22
3. Sebaran sampel penelitian SMP Swasta di Kota Medan ........................ 28
4. Sebaran tingkat kerusakan serangan rayap terhadap bangunan
SMP Swasta di Kota Medan ................................................................. 31
5. Histogram persentase kerusakan 31 bangunan SMP Swasta di Kota
Medan .................................................................................................... 32
6. Jenis rayap perusak kayu yang ditemuka.(A) Macrotermes gilvus Hagen
dan (B) Cryptotermes cynocephalus Light ............................................ 33
7. Sebaran jenis rayap SMP Swasta di Kota Medan ................................... 35
8. Liang kembara pada meja ...................................................................... 36

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Karakteristik-karakteristik bangunan Sekolah Menengah Pertama
Swasta di Kota Medan .......................................................................... 41
2. Daftar harga kayu dan upah tukang di Kota Medan .............................. 52
3. Biaya kerusakan bangunan Sekolah di Kota Medan............................... 53
4. Persentase kerusakan Sekolah Menengah Pertama Swasta .................... 54
5. Kunci determinasi pengenalan genus dan spesies .................................. 55
5. Kunci determinasi pengenalan genus dan spesies .................................. 55
6. Hasil analisis uji multikolineritas, normalitas, dan heteroskesdisitas.. 56
6. Data lengkap penelitian ....................................................................... 58

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
YUDHA LESMANA : Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap
Pada Bangunan SMP Swasta di Kota Medan. Di bawah bimbingan LUTHFI
HAKIM dan BEJO SLAMET
Rayap merupakan hama penyerang bangunan yang dapat menyebabkan
kerusakan dan kerugian ekonomis yang besar. Bangunan sekolah menengah
pertama swasta adalah salah satu sasaran rayap yang belum banyak diteliti dan
diselidiki. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kerugian ekonomis
kerusakan bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta yang disebabkan oleh
rayap. Penyebaran rayap dipetakan dengan memanfaatkan Sistem Informasi
Geografis (SIG). Metode yang digunakan adalah stratified sampling dan random
sampling dengan intensitas 10% dari total populasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 97% bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta terserang rayap.
Sebanyak 19,35% mengalami kerusakan ringan, 67,74% mengalami kerusakan
sedang dan 12,90% termasuk ke dalam kerusakan berat. Jenis rayap yang
ditemukan adalah rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light dan rayap
tanah Macrotermes gilvus Hagen. Permodelan regresi menggunakan standard
harga kayu sk-hutan yaitu Y= 2,9 x 107 + 5.970.297 * usia perbaikan sedangkan
permodelan regresi menggunakan standar harga meranti yaitu Y= 3,9 x 107 +
8.092.047 * usia perbaikan

Kata kunci : Rayap, Bangunan sekolah, Kerugian ekonomis, Sistem informasi
geografis (SIG)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
YUDHA LESMANA: Loss Analysis and Mapping Termite Distribution On Private
Junior High School Building in Medan City. Supervised by LUTHFI HAKIM and
BEJO SLAMET.
Termites are building attacker pests can cause damage and huge
economical losses. Private junior high school building is one of the goals of
termites that have not been studied and investigated a lot.This research aimed to
calculate the economical loss of the Private Junior High School building
damages caused by termites.The spread of termites mapped using Geographic
Information System (GIS). The method used is stratified sampling and random
sampling with the intensity of 10% of the total population.The results showed that
97% Private Junior High School building attacked by termites.A total of 19.35%
had minor damage, 67.74% secondary damage and 12.90% including to the
heavy damage.The termites species that
found was dry wood termite
Cryptotermes cynocephalus Light and subterranean termites Macrotermes gilvus
Hagen. Regression modeling using the standard price of sk-Hutan wood that is Y =
2.9 X 107 + 5970297 * age regression modeling improvement while using the
standard price of Meranti is Y = 3.9 X 107 + 8092047 * age of improvement

Key words: Termites, school buildings, economical loss, information system
Geographical (GIS)

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan sarana fasilitas umum bagi
masyarakat yang sangat penting dan perlu dijaga agar tetap berada pada kondisi
yang baik. Menurut Dinas Pendididkan Kota Medan (2008), Saat ini ada 350
gedung Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kota Medan, dengan pembagian
305 buah milik Swasta dan 45 buah milik Pemerintah. Semenjak pemerintah
mengeluarkan peraturan wajib belajar 9 (Sembilan) tahun mulai dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah pertama, banyak perubahan di dalam menjalankan
silabus pendidikan serta untuk tamat belajarpun memiliki nilai terendah. Oleh
karena itu, gedung sekolah pun menjadi sarana tempat belajar yang sangat penting
menunjang berkembangnya ilmu pengetahuan.
Faktor yang menyebabkan kerusakan bangunan perlu diketahui sebelum
merencanakan pembuatan bangunan. Salah satunya adalah mengidentifikasi
rayap. Rayap merupakan kelas serangga dari ordo Isoptera. Di Indonesia rayap
tergolong kedalam kelompok serangga perusak kayu utama. Kerugian akibat
serangat rayap tidak kecil, binatang kecil yang tergolong kedalam serangga sosial
ini mampu menghancurkan bangunan yang berukuran besar dan mengakibatkan
kerugian yang besar pula (Tambunan dan Nandika, 1989).
Peluang terjadinya serangan rayap sangatlah besar. Hal ini diperkuat oleh
penelitian Hakim dkk (2005) dengan ditemukannya serangan rayap yang merusak
gedung-gedung bertingkat dan bersejarah di Kota Medan yang mencapai 73% dari
23 gedung yang yang diteliti. Dengan data kerugian yang besar di Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

memungkinkan bangunan sekolah menengah pertama ikut terserang, sehingga
perlu dilakukan penelitian. Selain kerugian ekonomis, penyebaran dan kerusakan
akibat serangan rayap perlu di petakan untuk mengetahui daerah penyebaran jenis
rayap dan tingkat kerusakan bangunan sekolah menengah pertama di Kota Medan.
Pemetaan dengan menggunakan GIS merupakan metode yang sangat praktis
untuk memetakan wilayah sebarannya.
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas peneliti mencoba untuk
mengidentifikasi jenis rayap serta penyebarannya, menganalisis kerugian
ekonomis, dan memetakan penyebaran penyerangannya pada bangunan SMP
milik swasta yang berada di Kota Medan. Dalam rangka untuk memperbaiki
permasalahan tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Kerugian Dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan
SMP Swasta Di Kota Medan.”

Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan nilai kerugian ekonomis serangan rayap terhadap bangunan
Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Medan.
2. Mendapatkan informasi jenis-jenis dan penyebaran rayap yang menyerang
bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Medan.
3. Mendapatkan peta sebaran jenis rayap dan kerusakan bangunan Sekolah
Menengah Pertama Swasta di Kota Medan dengan menggunakan GIS.
4. Mendapatkan model penduga kerugian ekonomis serangan rayap.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Bangunan Sekolah Menengah Pertama
Kota Medan memiliki 350 sekolah menengah pertama dengan perincian 45
buah milik pemerintah dan 305 buah milik pihak swasta. Rincian sebaran SMP di
setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Kecamatan
SD Negeri
Medan Amplas
2
Medan Area
1
Medan Barat
3
Medan Baru
1
Medan Belawan
1
Medan Deli
4
Medan Denai
1
Medan Helvetia
2
Medan Johor
2
Medan Kota
5
Medan Labuhan
4
Medan Maimun
2
Medan Marelan
4
Medan Perjuangan
0
Medan Petisah
1
Medan Polonia
0
Medan Selayang
2
Medan Sunggal
1
Medan Tembung
4
Medan Timur
2
Medan Tuntungan
3
45
Jumlah
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Medan,2008.

SD Swasta
13
15
10
13
12
16
23
27
17
21
10
8
10
14
12
8
11
20
21
15
9
305

Rayap
Rayap menurut Tarumingkeng (1992) dalam Rakhmawati (1996) adalah
sekelompok hewan dalam salah satu ordo, yaitu ordo Isoptera dari kelas

Universitas Sumatera Utara

Arthropoda. Ordo Isoptera beranggotakan sekitar 2000 spesies dan di Indonesia
sampai tahun 1970 telah tercatat lebih kurang 200 spesies. Menurut Nandika
(2003), ada sekitar 200 jenis rayap di Indonesia dan lima persen diantaranya
menjadi musuh manusia. Rayap termasuk binatang purba karena sudah ada sejak
200 juta tahun yang lalu. Nandika dkk (2003) menyatakan setiap koloni rayap
terdapat tiga kasta yang memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya
masing-masing, yaitu kasta prajurit, kasta pekerja dan kasta reproduksi. Kasta
prajurit dapat dengan mudah dikenali dari bentuk kepalanya yang besar dan
mengalami penebalan yang nyata. Tugasnya adalah melindungi koloni terhadap
gangguan dari luar, khususnya semut dan vertebrata predator. Kasta pekerja
umumnya berwarna pucat dengan kutikula hanya sedikit mengalami penebalan
sehingga tampak menyerupai nimfa. Populasinya mencapai 80-90% dalam satu
koloni rayap. Kasta ini bertugas memberi makan dan memelihara ratu, mencari
sumber makanan, membuat sarang, liang-liang kembara, menumbuhkan jamur
dan memeliharanya. Sedangkan kasta reproduksi terdiri atas betina (ratu) yang
tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Ukuran ratu
pada rayap tingkat tinggi bisa mencapai panjang ukuran lima sampai sembilan cm
atau lebih.
Kemampuan rayap melakukan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi
lingkungan menyebabkan penyebaran rayap di dunia menjadi sangat luas. Di
daerah tropika, rayap ditemukan mulai dari pantai sampai ketinggian 3000 meter
di atas permukaan laut. Penyebaran ke daerah temperate telah berlangsung,
sehingga mencapai batas 50° LU dan 50° LS. Faktor lingkungan mempengaruhi
perkembangan populasi rayap meliputi curah hujan, suhu, kelembaban,

Universitas Sumatera Utara

ketersediaan makanan dan musuh alami. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi
dan mempengaruhi satu sama lain. Kelembaban dan suhu merupakan faktor yang
secara bersama-sama mempengaruhi aktivitas rayap (Nandika dkk 2003).
Kelembaban optimum bagi rayap subteran berkisar antara 97,5% - 100%,
dan rayap kayu mampu bertahan hidup selama 11 jam pada kondisi kering dengan
kelembaban udara relatif 10%. Dalam kondisi lembab dengan tingkat kelembaban
udara 100%, rayap ini mampu hidup selama 86,5 jam tanpa persediaan makanan
(Suranto, 2002).
Prasetyo dan Yusuf (2004) menyatakan rayap memiliki habitat yang unik
dalam suatu ekosistem. Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus
biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus nitrogen, karbon,
sulfur, oksigen dan fosfor. Mudahnya rayap beradaptasi dengan lingkungannya
mengakibatkan mereka bisa ditemui di hampir semua bentuk ekosistem.
Berdasarkan sifat penyerangannya rayap tanah cenderung menyukai lokasi
yang memiliki kelembaban yang tinggi. Dalam suatu rumah, bahan-bahan
konstruksi kayu yang diduga sering terkena bocoran air hujan serta lokasi yang
lembab seperti di daerah kamar mandi merupakan bagian yang dominan terkena
serangan rayap tanah. Sementara itu, rayap kayu kering tidak terlalu memerlukan
kondisi yang lembab pada daerah serangannya karena jenis rayap ini mampu
membuat kelembaban di dalam kayu yang diserang (Siregar dan batubara, 2007).

Taksonomi Rayap
Taksonomi atau penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu
misteri dunia insekta karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap dalam

Universitas Sumatera Utara

masing-masing famili. Kiranya kita tak perlu sangat memusingkan jenis-jenis
(spesies) rayap ini. Hal yang penting adalah dapat mengenal tipe-tipe seperti telah
disebut di muka. Pada umumnya rayap yang terdapat dalam satu kategori
memiliki kemiripan dalam hampir semua segi perilakunya, sehingga metoda
pengendalianya pun dapat disamakan.
Taksonomi Rayap adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Animalia

Fillum

: Arthropoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Isoptera

Famili

: Rhinotermitidae , Termitidae

Genus

: Macrotermes , Coptotermes

Spesies

: Macrotermes sp , Coptotermes curvignatus

Sistem Kasta
Nandika dkk (2003), mengemukakan bahwa setiap koloni rayap terdapat
tiga kasta yang memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya masingmasing, yaitu : Kasta Pekerja, kasta pekerja berfungsi sebagai pencari makanan,
merawat telur serta membuat dan memelihara sarang. Kasta Prajurit, kasta prajurit
mudah dikenal karena bentuk kepalanya yang besar dan dengan sklerotisasi yang
nyata. Anggota-anggota dari pada kasta ini mempunyai mandible atau restrum
yang besar dan kuat. Kasta prajurit berfungsi melindungi koloni terhadap
gangguan dari luar. Kasta Reproduktif, kasta reproduktif (ratu) berfungsi untuk
menghasilkan telur, sedangkan makanannya dilayani oleh para pekerja. Borror

Universitas Sumatera Utara

dkk (1996) menambahkan apabila terjadi bahwa raja dan ratu mati atau bagian
dari koloni dipisahkan dari koloni induk, kasta reproduktif tambahan terbentuk di
dalam sarang dan mengambil alih fungsi raja dan ratu.

Rayap Perusak Gedung
Hakim dkk (2006), menyebutkan bahwa rayap yang menyerang gedung di
Medan ada 3 (tiga) jenis yaitu Coptotermes curvignatus, Microtermes inspiratus,
dan Cryptotermes cynocepalus.
a) Coptotermes curvignatus Holmgren
Coptotermes curvignatus termasuk dalam keluarga Rhinotermitidae. Jenis
rayap ini merupakan jenis rayap yang paling ganas. Rayap penyerang bangunan
ini memerlukan kelembaban yang cukup tinggi untuk mempertahankan hidupnya.
b) Microtermes inspiratus Kemner
Microtermes inspiratus termasuk dalam keluarga Termitidae. Rayap ini
banyak beradaptasi di daerah dataran rendah. Sarangnya terdapat dekat
permukaan tanah pada pohon-pohon atau bangunan-bangunan dan mengandung
dengan beberapa ruang yang berisi sisiran jamur, telur, nimpa dan tingkatan lain.
c) Cryptotermes cynocepalus Light
Cryptotermes cynocepalus termasuk dalam keluarga Kalotermitidae.
Rayap jenis ini bersarang di dalam kayu mati yang kering hawa. Serangan rayap
ini sulit dideteksi karena hidupnya terisolir dalam kayu. Kayu yang terserang
rayap ini secara kasat mata masih utuh dan kuat serta mulus. Namun, jika
permukaannya ditekan atau ditekuk akan terjadi kerusakan pada kayu dan terlihat
keropos.

Universitas Sumatera Utara

Identifikasi Jenis Rayap
Rayap telah menghuni bumi ini sejak zaman Mesozoic. Jenis rayap
beraneka ragam karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis dalam masingmasing family. Membedakan rayap dengan serangga lain dapat dilakukan dengan
pendalaman akan bentuk tubuh dan morfologinya. Secara morfologi tubuh rayap
seperti halnya serangga lain terdiri dari tiga bagianyang disebut tagmata, yaitu
tagmata kepala, thorak, dan abdomen. Pada tubuh rayap bagian antara bagian dada
tempat melekatnya organ-organ gerak (kaki dan sayap) dengan bagian perut
bergabung dengan ukuran yang hampir sama, rayap memiliki antena lurus dan
berbentuk manik-manik.

Cara Penyerangan
Sistem organisasi, spesialisasi dan komunikasi yang efektif dalam dunia
kehidupan rayap menempatkan rayap sebagai organisme perusak kayu di garda
depan. Menurut Nandika dkk (2003), rayap tanah mampu menyerang bangunan
dengan berbagai cara antara lain: menyerang melalui kayu yang berhubungan
dengan tanah. Masuk melalui retakan-retakan atau rongga pada dinding dan
pondasi.
Memperoleh akses masuk ke dalam bangunan rumah adalah permulaan
serangan rayap. Pada rumah permanen, rayap tanah menyerang melalui retakan
tembok, rongga lantai, dan pondasi. Rayap juga sering ditemukan melalui intalasi
listrik dan intalasi air yang dapat langsung menuju objek sasaran (Rismayadi dan
Arinana, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Teknik Pengendalian Rayap
Strategi yang digunakan untuk perlindungan bangunan dari serangan rayap
meliputi tindakan pencegahan

dan pembasmian serangan. Pada pencegahan

serangan rayap dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi yang tidak disukai
rayap, penggunaan kayu awet atau diawetkan, membentuk penghalang kimia dan
penghalang fisik. Pada pengendalian merupakan tindakan kuratif untuk
menghilangkan dan melindungi bangunan yang telah terserang rayap. Pemilihan
tindakan pengendalian memerlukan pemahaman yang baik terhadap karakteristik
rayap yang menyerang bangunan, kondisi lingkungan, maupun kondisi bangunan
yang terserang rayap itu sendiri (Nandika dkk, 2003)

Pra konstruksi
Menurut Lippsmeier (1994), Tindakan ini dikatakan sebagai tindakan
pencegahan, selain lebih murah juga lebih mudah dilakukan. Dengan upaya
pencegahan, umur suatu bangunan akan lebih lama dan tahan terhadap serangan
rayap. Berbeda dengan upaya pengendalian di mana komponen yang sudah rusak
harus diganti dan kemungkinan untuk diserang kembali lebih besar. Ada beberapa
kemungkinan tindakan pencegahan gangguan rayap tanah menurut Lippsmeier
(1994), antara lain:
a. Memperhitungkan bahaya rayap mulai tahap perancangan hingga detail
pekerjaan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan pada perancangan, pemilihan
lokasi, drainase efektif, pemisahan bangunan dari tanah dan yang paling efektif
adalah dengan memasang merintang mekanis.
b. Memakai bahan pelindung kimiawi

Universitas Sumatera Utara

c. Melakukan tindakan pencegahan pada waktu pembangunan. Sebelum
pekerjaan bangunan dimulai, lokasi bangunan harus bersih dari sarang rayap,
sisa-sisa akar, potongan kayu, kertas dan lain-lain.
d. Menggunakan bahan bangunan yang tahan rayap. Antara lain dengan
menggunakan kayu awet atau yang diawetkan. Kayu awet sangat sedikit
jumlahnya. Menurut Nandika (2003) kayu ulin, merbau, sengon laut, kayu jati
atau jati merupakan jenis kayu yang tahan terhadap serangan rayap.
Menurut Nandika (2003) ancaman rayap bisa dicegah dengan teknologi
anti rayap. Untuk memusnahkan rayap, dapat digunakan produk anti rayap yang
menggunakan 0,5 gram Hexaflumuron. Dimana jika dikonsumsi (dimakan) rayap,
saat 8 minggu kemudian terjadi penggantian kulit, namun kulit baru tidak
terbentuk sehingga rayap mengalami dehidrasi. Tindakan yang umum dilakukan
di Indonesia adalah tindakan pemberian bahan pengawet. Tindakan ini bertujuan
untuk memperpanjang umur pakai kayu. Pengawetan kayu untuk perumahan dan
gedung menurut SNI 03-5010.1-1999 adalah suatu proses memasukkan bahan
pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan kayu
terhadap serangan organisme perusak kayu sehingga dapat memperpanjang masa
pakai kayu.
Kayu dalam kontruksi bangunan memiliki peranan besar dan banyak
digunakan sebagai komponen utama. Penentuan mutu kayu bangunan ditentukan
oleh beberapa faktor yaitu umur pakai kayu, serangan rayap, serangan bubuk kayu
dan kumbang, diameter kayu, barat jenis kayu, dan kemirinagn serat (Nuryawan
dan Prasetyo, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Bahan-bahan pengawet kayu terdiri dari campuran dari bahan non-organik,
tiosianat, arganofosfat, pyretroid dan campuran lain. Disamping bahan pengawet
tersebut, formulasi baru sekarang ini diadopsi dari beberapa negara lain. Melalui
Komisi Pengawas Pestisida (KOMPES) antara lain CCB, CCF, FCAP, BFCA
(Rudi, 2002).
Menurut Duljafar (1995), pengaplikasian bahan pengawet pada kayu dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengawetan kayu tanpa tekanan (non
pressure process) dan pengawetan kayu dengan tekanan (pressure process).
Pengawetan kayu tanpa tekanan seperti pelaburan atau penyemprotan,
pencelupan, perendaman dingin, dan perendaman panas-dingin. Sedangkan
pengawetan dengan tekanan seperti proses vakum-tekan. Dengan vakum tekan
retensi dan penetrasi bahan pengawet lebih dalam dan merata.
Pasca konstruksi
Prasetyo dan Yusuf (2004) menyatakan tindakan pasca konstruksi
merupakan tindakan pengendalian. Pengendalian dilakukan setelah terjadi
serangan rayap pada suatu bangunan untuk meminimalkan kerusakan dan
membatasi ruang geraknya. Upaya pengendalian serangan rayap perlu
memperhatikan karakteristik rayap yang menyerang, kondisi objek yang diserang,
dan kondisi lingkungan sekitarnya. Beberapa tindakan pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan areal, untuk mengetahui jenis rayap perusaknya dan cara
menyerang sehingga diketahui lokasi dan teknik pengendalian yang tepat.
2. Perlakuan tanah (soil treatment), dengan memasukkan larutan termisida yang
berdaya residual tinggi dengan injektor.

Universitas Sumatera Utara

3. Perlakuan pada pondasi bangunan.
4. Fumigasi, sangat efektif untuk membasmi jenis rayap kayu kering.
5. Perubahan struktur bangunan untuk menghilangkan sumber kelembaban.
6. Mengganti atau membakar kayu yang sudah rusak parah.
Sedangkan teknologi pengendalian yang lain adalah dengan penekanan
populasi (pengumpanan). Nandika dkk., (2003) menyatakan bahwa penekanan
populasi rayap merupakan teknologi pengendalian rayap yang populer saat ini.
Metode pengumpanan pada prinsipnya memanfaatkan sifat biologis rayap yaitu
sifat

tropolaksis

(saling

menjilat)

dan

grooming

(berkumpul)

dalam

mendistribusikan racun kepada seluruh anggota koloninya. Bahan aktif yang
digunakan harus bersifat slow action. Dengan menggunakan termisida yang
berefek lambat (slow action), rayap pekerja memakan dan memberi makan
sekaligus meracuni koloninya tanpa sadar. Racun ini dapat menghentikan proses
ganti kulit rayap yang dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan sifatnya, teknik ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik
pengendalian lain, diantaranya lebih ramah lingkungan karena bahannya tidak
mencemari tanah, memiliki sasaran yang spesifik, mudah dalam penggunaannya
dan mempunyai kemampuan untuk mengeliminasi koloni secara total. Selain itu,
teknik ini juga tidak menyebabkan kerusakan pada bangunan karena tidak adanya
pengeboran lantai seperti pada sistem injeksi (Nandika dkk, 2003).
Teknik perlindungan investasi konstruksi terhadap serangan organisme
perusak yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama pada kayu
bangunan yang digunakan adalah dengan pengawetan kayu yang menggunakan
bahan pengawet. Pengawetan kayu merupakan suatu proses memasukkan bahan

Universitas Sumatera Utara

pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan kayu
terhadap serangan organisme perusak, sehingga dapat memperpanjang masa pakai
kayu. Cara pengawetan kayu bangunan yang umum digunakan adalah vakumtekan, rendaman dingin dan rendaman panas dingin. Pengawetan secara vakumtekan dilakukan dengan pemberian vakum dan tekanan salama proses
memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu bangunan. Pengawetan secara
rendaman dingin adalah dengan merendam kayu bangunan ke dalam larutan
bahan pengawet. Sedangkan pengawetan secara rendaman panas-dingin adalah
dengan merendam kayu bangunan ke dalam larutan bahan pengawetan yang
dilakukan secara panas-dingin. Bahan pengawet adalah suatu bahan kimia yang
bila dimasukkan ke dalam kayu dapat meningkatkan ketahanan kayu dari
serangan organisme perusak seperti jamur, serangga dan makhluk perusak kayu
lainnya. Selain dengan cara pengawetan kayu bangunan, teknik perlindungan
bangunan dapat juga dilakukan dengan cara injeksi/penyuntikan bahan pengawet
pada tapak bangunan (Aini, 2005).

Kerusakan Bangunan
Kerugian ekonomis akibat kerusakan kayu oleh faktor perusak kayu pada
bangunan di Indonesia telah mencapai milyaran rupiah tiap tahunnya. Survei di beberapa

lokasi bangunan yang terserang di Kota Medan menunjukkan bahwa umumnya
bangunan sangat rentan diserang oleh organisme perusak kayu.
Nasution (2006), melaporkan bahwa serangan rayap pada perumahan di
Kotamadya Medan terdapat 5 (lima) jenis yaitu : S. javanicus Kemner, M.
inspiratus Kemner, C. curvignatus Kemner, M. givus Hagen, Macrotermes sp.

Universitas Sumatera Utara

Pada gedung bertingkat di Kota Medan Hakim, dkk (2006) menyatakan 73%
gedung bertingkat di Medan terinfeksi oleh serangan rayap. Untuk 15 (lima belas)
bangunan bersejarah di Kota Medan, Oki (2006) menghitung kerugian yang
diakibatkan oleh rayap kayu kering sebesar Rp 9.865.926,37,- dan kerugian
ekonomis yang diakibatkan oleh rayap tanah adalah sebesar Rp 22.634.466,86,-.
Berdasarkan penelitian Pusat Studi Ilmu Hayati Institut Pertanian Bogor
(IPB), kerugian rata-rata per tahun yang disebabkan oleh rayap terhadap bangunan
publik di Indonesia sekitar Rp 2,8 triliun per tahun. Dari nilai tersebut kerugian
terbesar terjadi di Jakarta Rp 2,6 triliun (Tarumingkeng, 2003).

Pemetaan GIS
Menurut Nuarsa (2005), GIS merupakan singkatan dari geographic
information system atau sistem sinformasi geografis. GIS merupakan suatu alat
yang dapat di gunakan untuk mengelola data yang bereferensi geografis. Data
yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial
bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data
jaringan jalan suatu kota dan lain sebagainya. Dengan banyak kemudahan metode
pendekatan GIS dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran jenis rayap.

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Juli 2010.
Penelitian dilakukan di 31 gedung Sekolah Menengah Pertama milik Swasta yang
terletak pada 21 Kecamatan di Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian adalah alkohol 70%,
peta Kota Medan, daftar nama dan letak daerah Sekolah Menengah Pertama
Swasta di Kotamadya Medan, data sekunder dari harga material kayu di pasaran
sampai upah pekerja .
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah kamera
digital untuk mendokumentasikan kerusakan yang dilihat, toples sebagai tempat
rayap yang diperoleh untuk diidentifikasi, meteran untuk mengukur luasan daerah,
dimensi bagian bangunan yang rusak, kuas dan pinset yang digunakan untuk
mengambil rayap, alat-alat mekanis untuk membongkar sarang rayap, head lamp
untuk pencahayaan di daerah gelap, sarung tangan untuk pelindung jari, tallysheet
dan kuisoner untuk pengumpulan data wawancara, alat tulis, serta GPS digunakan
untuk mengetahui titik pemetaan.

Batasan Studi
Penelitian ini dilakukan pada bangunan sekolah menengah pertama swasta
yang terletak pada 21 Kecamatan di Kota Medan. Menurut Arikunto (2002), jika

Universitas Sumatera Utara

populasi lebih dari seratus sampel, maka sampel dapat di ambil antara 10%-15%
atau lebih. Oleh karena itu, penulis mengambil sampel 10% dari 305 buah gedung
Sekolah Menengah Pertama Swasta. Aspek yang diteliti adalah kerusakan yang
disebabkan oleh serangan rayap pada komponen bangunan sekolah yang terbuat
dari kayu. Komponen yang diamati adalah daun pintu, kusen pintu, daun jendela,
kusen jendela, dinding, lantai, lisplang, plafon, tiang, dan tangga.

Prosedur Penelitian
Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder
Diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara di lapangan dengan
menggunakan kuisioner, dan menganalisa kerusakan bangunan dengan tally sheet
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tally sheet mencakup karakteristik
bangunan dan kerusakan bangunan. Bagian kayu yang rusak diukur dimensinya,
baik panjang, lebar dan tebalnya. Data yang diperoleh merupakan nilai kerugian
minimal. Data-data yang diperoleh atas komponen tersebut dikonversi ke dalam
nilai rupiah (Rp) Nilai yang diperoleh merupakan nilai kerugian ekonomis yang
disebabkan oleh rayap.
Pengumpulan Data Sekunder meliputi: Peta Kota Medan, Harga Kayu di
Pasaran (2010), Upah Pekerja Pemasangan Komponen Kayu (2010), Jam Kerja
Pemasangan Komponen (Soedrajat, 1984), Data Bangunan Sekolah Dasar Negeri
di Kota Medan (Diknas Pemko Medan , 2008), Kunci Determinasi (Nandika dkk.,
2003).

Universitas Sumatera Utara

Pengolahan Data
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan parameter statistik :
1. Perhitungan Kerugian Ekonomis
m

Krs = ∑ Kn
n =1

Keterangan:
Krs = kerugian akibat serangan rayap
r

= rayap kayu kering, rayap tanah

s

= 1,2,3,…total bangunan sampel

Kn = nilai kerugian masing-masing komponen
n

= 1,2,3,….m komponen

2. Penghitungan Standart Deviasi (S) :
S2 =


1

2
xi




x
n −1 


Keterangan:
2

S = standar Deviasi
n = jumlah contoh
Xi = nilai kerugian ke-I
_
X = nilai rata-rata kerugian ekonomis akibat serangan rayap
i

= 1,2,3,…total bangunan sampel

3.Perhitungan Interval untuk Rata-rata


t



/2

S
n

Dimana :
Sx=

s
n

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
_
X

= nilai rata-rata hasil pengukuran

Sx

= standar error

tα/2 = 2,1448 dan derajat kebebasan (n – 1) untuk tingkat kepercayaan 95%
S = standar deviasi

Tingkat kerusakan bangunan gedung menurut Remran (1993) dalam
Romaida (2002) dibedakan berdasarkan kriteria:
1. Rusak ringan yaitu : apabila persentase kerusakan lebih kecil dari 5%
dan

dianggap

tidak

perlu

dilakukan

penggantian

tetapi

memperhitungkan harga kayu yang rusak.
2. Rusak sedang yaitu : apabila persentase kerusakan antara 5-20% dan
dianggap perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga
kayu yang rusak beserta upah perbaikan.
3. Rusak berat yaitu : apabila persentase kerusakan lebih besar dari 20%
dan mempunyai dua posisi serangan yaitu antara bagian ujung, tengah
dan pangkal maka unit tersebut perlu dilakukan penggantian dengan
memperhitungkan harga kayu yang rusak dan upah perbaikan.

4. Pendugaan persamaan kerugian ekonomis bangunan SMP Swasta
diformulasikan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a ± bx1 ± cx2 ± dx3 ±…..
Dimana :
Y

= Kerugian ekonomis bangunan SMP Swasta (Rp/tahun)

Universitas Sumatera Utara

a

= Konstanta

b,c,d…. = Nilai penduga yang mempengaruhi nilai Y
x1

= Faktor penduga usia bangunan

x2

= Faktor penduga usia perbaikan

x3

= Faktor penduga jumlah kelas

x4

= Faktor penduga luas bangunan

x5

= Faktor penduga jarak bangunan dari sungai

x6

= Faktor penduga luas bangunan

5.Pemetaan dengan GIS
Tandai titik-titik lokasi sekolah ke dalam GPS, Titik–titik tersebut
dimasukkan ke dalam file peta Kota Medan. Titik-titik lokasi tersebut digunakan
untuk mengetahui ketinggian tempat, bentuk serangan, jenis rayap dan besar
kerugian ekonomis.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta
Bangunan sekolah menengah pertama di Kota Medan cukup bervariasi
dari segi umur bangunan, luas bangunan, areal, sampai bentuk fisik bangunan.
Bangunan sekolah yang cukup tua masih dapat berdiri kokoh hingga sampai saat
ini, tetapi tidak semua yang bisa berumur panjang. Bangunan sekolah yang berdiri
dibanguan diantara tahun 1962 – 2002, dengan usia yang relatif tua di asumsikan
setiap gedung sekolah mengalami kerusakan. Kondisi bangunan yang bervariasi
tergantung dari dana dan manajemen pengelolaan dari yayasan yang menaungi
sekolah. Gambar 1 menunjukkan perbedaan kondisi bangunan sekolah dengan
pengelolaan yang baik dan pengelolaaan yang kurang baik.

A

B

Gambar 1.A. SMP Swasta Yaspemda kecamatan Medan Belawan dan B. SMP
Swasta Sriwijaya kecamatan Medan Johor.
Seluruh sampel sekolah menengah pertama swasta yang di teliti di Kota
Medan diketahui bahwa SMP AL-Ikhwan kecamatan Medan Deli memiliki luasan
areal yang paling kecil sebesar 200 m2 dengan luas bangunan 110 m2 sedangkan
SMP Siti Hajar yang berada di kecamatan Medan Tuntungan memliki luasan areal
25.000 m2 dan luas bangunan 2016 m2.

Universitas Sumatera Utara

Bangunan sekolah yang sudah tua di lakukan renovasi total atau renovasi
ringan. Karakteristik banguan SMP Swasta di Kota Medan di sajikan dalam Tabel
2.
Tabel 2. Karakteristik-karakteristik bangunan SMP Swasta di Kota Medan
Kecamatan

Medan Amplas
Medan Area
Medan Barat
Medan Baru
Medan Belawan
Medan Deli
Medan Denai
Medan Helvetia
Medan Johor
Medan Kota
Medan Labuhan
Medan Maimun
Medan Marelan
Medan Perjuangan
Medan Petisah
Medan Polonia
Medan Tuntungan
Medan Timur
Medan Tembung
Medan Sunggal
Medan Selayang

Nama Sekolah

Nur Hasanah
Kesatria
Karya Bakti
Laksamana Martadinata
Dharma Putra
Kemala Bayangkari
Yaspemda
Nurani
Al-Ikhwan
Asuhan Raya
An-Nizam
Ikal
Sriwijaya
Taman Pendidikan
Islam
Yaspenhan 2
Yaspi
Al- Fatah
Harapan Mekar
Bina Satria
Gultom
Al-Washliyah 49
Darussalam
Daya cipta
Taman Siswa
Siti Hajar
Medan Putri
Al-Ikhsan
Budi satria
YPMA
Dharma Pancasila
Nusa Penida

Usia
Bangunan
(Tahun)
21
8
25
20
38
43
40
23
21
12
10
23
32

Luas
bangunan/
areal tanah
(m)
1080/15000
450/600
650/930
567/1200
375/450
648/1584
215/375
300/450
110/200
575/700
1500/3000
1245/2646
624/2000

57
38
21
25
15
18
18
13
33
30
37
10
48
25

375/450
400/450
360/425
252/505
450/550
320/475
370/450
430/500
450/600
514/760
310/400
2016/25000
1500/10000
300/450

Persawahan
Rawa
perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Persawahan
Perladangan
Perladanagan
Persawahan
perkebunan
Perladangan

23
34
18
14

350/430
550/850
325/550
750/1000

Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan

Risalah Tapak

Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Rawa
Rawa
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan
Perladangan

Tabel 2 menunjukkan bahwa sekolah yang di lakukan penelitian
mempunyai sejarah tapak yang sama yaitu berupa perladangan, persawahan dan
rawa. Risalah tapak yang berupa perladangan merupakan potensi yang sangat

Universitas Sumatera Utara

besar terkena serangan rayap karena habitat alami dan sumber makanannya sudah
berubah fungsi menjadi SMP swasta.
Sebagian besar konstruksi bangunan masih banyak menggunakan kayu
sebagai komponen utama antara lain ; pintu, jendela, kusen pintu, kusen jendela,
lemari, kuda-kuda, lisplang, papan tulis, kursi dan meja. Gambar 2 menunjukkan
komponen yang di miliki setiap sekolah

B

A
Gambar 2. Komponen terbuat dari kayu : A. Kuda-kuda B. Meja

Komponen yang terbuat dari kayu harus memiliki perawatan yang cukup
untuk menghindari laju kerusakan oleh serangan rayap dan organisme perusak
kayu lainnya. Perawatan dan kebersihan dari lingkungan menciptakan suasana
yang berbeda dengan katahanan hidup organisme perusak kayu. Komponen yang
terbuat dari kayu merupakan sumber makanan bagi rayap karena banyak
mengandung selulosa dan hemi selulosa. Ini menjadi suatu peluang bagi rayap di
karenakan sumber makanan dan habitatnya sudah berubah fungsi menjadi SMP
swasta.

Universitas Sumatera Utara

Kerugian Ekonomis Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Swasta
Serangan rayap pada bangunan SMP swasta menyerang komponen
bangunan dan pelengkap bangunan. Kuda-kuda, risplang, dan pintu merupakan
komponen bangunan yang paling banyak di serang rayap. Selain cakupan
makanan yang melimpah kondisi yang dekat dengan tanah dan kelembaban sangat
mendukung serangan rayap.
Perhitungan kerugian ekonomis terhadap serangan rayap menggunakan
standart hal 2 jenis kayu yaitu kayu sembarang keras (SK-Hutan) dan kayu jenis
meranti sebagai pengganti komponen kayu. Hal ini dikarenakan, kedua jenis kayu
ini lebih banyak dijumpai dan dipasarkan baik dalam bentuk sortimen-sortimen
ataupun produk yang telah jadi.
Tabel 3 menunjukkan besarnya kerugian ekonomis masing-masing
sampel SMP Swasta di Kota Medan. Bangunan SMP Yaspenhan 2 di kecamatan
Medan Labuhan mengalami kerugian yang paling besar dengan nilai mencapai Rp
115.975.000,00 untuk pemakaian asumsi pengganti kayu SK-Hutan. Sedangkan
dengan asumsi penggantian dengan kayu

Meranti mencapai nilai Rp

155.837.500,00 nilai kerusakan terkecil yaitu SMP An-Nizam yang berada di
kecamatan Medan Denai sebesar Rp 0 dengan asumsi penggantian dengan
memakai kayu SK-Hutan dan kayu Meranti.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Biaya kerugian ekonomis bangunan SMP Swasta di Kota Medan
Kecamatan
Medan Amplas
Medan Area
Medan Barat
Medan Barat
Medan Baru
Medan Baru
Medan Belawan
Medan Belawan
Medan Deli
Medan Deli
Medan Denai
Medan Helvetia
Medan Johor
Medan Kota
Medan Labuhan
Medan Labuhan
Medan Maimun
Medan Marelan
Medan Marelan
Medan
Perjuangan
Medan
Perjuangan
Medan Petisah
Medan Petisah
Medan Polonia
Medan
Tuntungan
Medan Timur
Medan Timur
Medan
Tembung
Medan Sunggal
Medan
Selayang
Medan
Selayang

Nama Sekolah
Nur Hasanah
Kesatria
Karya Bakti
Laksamana Martadinata
Dharma Putra
Kemala Bayangkari
Yaspemda
Nurani
Al-Ikhwan
Asuhan Raya
An-Nizam
Ikal
Sriwijaya
Taman Pendidikan
Islam
Yaspenhan 2
Yaspi
Al- Fatah
Harapan Mekar
Bina Satria
Gultom
Al-Washliyah 49
Darussalam
Daya Cipta
Taman Siswa
Siti Hajar
Medan Putri
Al-Ikhsan
Budi Satria
YPMA
Dharma Pancasila
Nusa Pemda
Jumlah

SK Hutan(Rp)
70.075.000
25.230.000
32.765.000
80.960.000
18.170.000
2.420.000
76.420.000
47.335.000
11.640.000
20.530.000
0
26.070.000
36.520.000

SK Meranti(Rp)
96.472.500
34.190.000
47.482.500
113.305.000
25.780.000
2.785.000
101.815.000
63.557.500
13.520.000
28.880.000
0
35.040.000
51.650.000

6.930.000
115.975.000
30.205.000
64.185.000
24.480.000
31.240.000

8.125.000
155.837.500
39.702.500
88.107.500
29.530.000
39.785.000

29.840.000

39.775.000

25.995.000
20.140.000
43.320.000
51.220.000

35.962.500
28.175.000
59.405.000
66.765.000

2.470.000
18.280.000
8.400.000

3.140.000
21.635.000
10.005.000

45.990.000

62.575.000

55.050.000

72.515.000

39.915.000

55.937.500

32.820.000
1.094.590.000

43.890.000
1.475.345.000

Universitas Sumatera Utara

Nilai kerugian yang besar di pengaruhi oleh intensitas kerusakan oleh
rayap, upah pekerja dan harga bahan-bahan materaial. Semakin besar intensitas
kerusakan komponen, maka upah pekerja dan bahan-bahan pengganti yang di
keluarkan juga besar yang berakibatkan pada nilai kerugian ekonomis yang tinggi.
Kisaran (interval) kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu
kering pada 31 bangunan SMP swasta di Kota Medan ini di sajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan kayu
kering terhadap 31 bangunan SMP Swasta di Kota Medan
Jenis Rayap

Parameter

Rayap tanah

Jumlah
Rata-rata
kerugian
Standart
deviasi
Interval ratarata kerugian

SK-Hutan(Rp)
326.620.000,00

449.290.000,00

108.873.333,33

149.763.333,33

74.780.183,33

39.976.151,20

108.873.333,33 ± 46.300.182,57

149.763.333,33±24.751.251,15

62.573.150,77-155.173.515,90
Rayap kayu
kering

Gabungan
RT+RKK

Jumlah
Rata-rata
kerugian
Standart
deviasi
Interval ratarata kerugian

Jumlah
Rata-rata
kerugian
Standart
deviasi
Interval ratarata kerugian

Meranti(Rp)

125.012.082,18-174.514.584,49

244.400.000,00

356.545.000,00

34.914.285,71

50.935.000,00

17.498.261,78

27.052.673,21

34.914.285,71±