Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap terhadap Bangunan SMP Negeri di Kota Medan

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI
DI KOTA MEDAN
Hasil Penelitian Oleh :
Hendra Simanjuntak 051203010
Teknologi Hasil Hutan
DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian
Nama NIM P. Studi Minat Studi

: Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap terhadap Bangunan SMP Negeri di Kota Medan
: Hendra Siamanjuntak : 051203010 : Teknologi Hasil Hutan : Perlindungan Bangunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si Ketua


Bejo Slamet, S. Hut, M. Si Anggota

Mengetahui,
Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, M. S Ketua Departemen Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
HENDRA SIMANJUNTAK : Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Negeri di Kota Medan. Di bawah bimbingan LUTHFI HAKIM dan BEJO SLAMET
Rayap merupakan hama penyerang bangunan yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian ekonomis yang besar. Bangunan sekolah menengah pertama adalah salah satu sasaran rayap yang belum banyak diteliti dan diselidiki. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kerugian ekonomis kerusakan bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang disebabkan oleh rayap. Penyebaran rayap dipetakan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode yang digunakan adalah stratified sampling dan nonrandom sampling dengan intensitas 10% dari total populasi. Hasil sampling dipetakan dengan menggunakan SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 97% bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri terserang rayap. Sebanyak 19,35% mengalami kerusakan ringan, 67,74% mengalami kerusakan sedang dan 12,90% termasuk ke dalam kerusakan berat. Jenis rayap yang ditemukan adalah rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light dan rayap tanah Macrotermes gilvus Hagen. Kata kunci : Rayap, Bangunan sekolah, Kerugian ekonomis, Sistem informasi
geografis (SIG)
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
HENDRA SIMANJUNTAK: Loss Analysis and Mapping Termite Distribution On Country Junior High School Building in Medan City. Supervised by LUTHFI HAKIM and BEJO SLAMET.
Termites are building attacker pests can cause damage and huge economical losses. Junior high school building is one of the goals of termites that have not been studied and investigated a lot.This research aimed to calculate the economical loss of the Country Junior High School building damages caused by termites.The spread of termites mapped using Geographic Information System (GIS). The method used is stratified sampling and random sampling with the intensity of 10% of the total population.Sampling results are mapped using GIS.The results showed that 97% Country Junior High School building attacked by termites. A total of 19.35% had minor damage, 67.74% secondary damage and 12.90% including to the heavy damage. The termites species that found was dry wood termite Cryptotermes cynocephalus Light and subterranean termites Macrotermes gilvus Hagen. Key words: Termites, school buildings, economical loss, information system
Geographical (GIS)
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pintu Sona Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir pada tanggal 04 Januari 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Biraun Simanjuntak dengan Ruslina Tampubolon.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis selama ini ; Pendidikan dasar di SD N 173750 Pintu Sona Samosir (1993-1999), Pendidikan lanjutan di SMP N I Pangururan dan pindah ke SMP N 8 Medan, (1999-2002), Pendidikan menengah di SMU Negeri 5 Medan (2002-2005), dan Tahun 2005 diterima pada Program Studi Teknologi Hasil Hutan Departeman Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Kegiatan non-formal yang diikuti selama perkuliahan adalah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) USU periode 2005-2009 serta organisasi Muda-mudi di Gereja HKBP Sion Menteng Medan.
Penulis pernah melakukan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) pada dua lokasi yaitu daerah pegunungan atas Lau Kawar Kab. Karo dan daerah Hutan Mangrove di Kab. Asahan (2007), selain itu penulis juga pernah melakukan Praktik Kerja Lapang di PT. Andalas Merapi Timber (AMT) Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat (2009). Akhir kuliah penulis melaksanakan penelitian dengan judul Analisis Kerugian Dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Terhadap Bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota Medan untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan kasih karunia-Nya maka penilis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul : Serangan Rayap terhadap Bangunan SMP Negeri di Medan: Analisis Kerugian dan Penyebarannya dengan Memanfaatkan Informasi GIS.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua terkasih yang sampai saat ini terus memberi dukungan materil maupun moril serta terus bekerja keras demi kelanjutan studi penulis saat ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Luthfi Hakim S.Hut, M.Si dan Bapak Bejo Slamat S.Hut, M.Si. selaku komisi pembimbing saya yang telah mengarahkan penulisan hasil penelitian ini sehingga dapat diseminarkan.
Pada hakekatnya penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran dan kritik yang membangun, guna perbaikan dan kesempurnaan dari hasil penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Rayap ............................................................................................ 4 Jenis Kasta ........................................................................................................ 4 Rayap Sebagai Perusak Bangunan ................................................................... 6 Cara Penyerangan Rayap ................................................................................. 7 Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap di Indonesia ................................ 8 Pengendalian Rayap Pada Bangunan Gedung .................................................... 9 Geographic Information System (GIS) ............................................................. 10

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 12 Alat dan Bahan ................................................................................................ 12 Batasan Studi .................................................................................................. 13 Metode Penelitian ......................................................................................... 13 Pengolahan Data ........................................................................................... 14 Pemetaan dengan Metode GIS ......................................................................... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 16
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................... 35 Saran ............................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 36
LAMPIRAN ................................................................................................. 37
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Karakteristik-karakteristik bangunan SMP Negeri di Kota Medan ……… 17 2. Biaya kerusakan bangunan SMP Swasta di Kota Medan ………………. 20 3. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan kayu kering
terhadap 45 bangunan SMP Negeri di kota Medan …………………….... 22 4. Kerugian ekonomis pada berbagai komponen bangunan ………………… 23 5. Persentase kerusakan komponen bangunan SMP Negeri di Kota Medan .. 26
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No. Halaman 1. SMP Negeri 42 Medan ………………………………………………….... 16 2. Serangan rayap pada salah satu komponen bangunan ………………….... 24 3. Peta sebaran SMP Negeri di Kota Medan ………………………………... 25 4. Sebaran tingkat kerusakan serangan rayap terhadap bangunan
SMP Negeri di Kota Medan …………………………………………...… 28 5. Histogram Persentase Kerusakan Bangunan ………………………….…. 29 6. Jenis rayap perusak kayu yang ditemukan ……………………………..... 31 7. Liang kembara pada salah satu komponen bangunan ………………….... 32 8. Peta sebaran jenis rayap pada bangunan SMP Negeri di kota Medan……... 33
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman 1. Karakteristik Bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N)
di Kota Medan …...................................................................................... 35 2. Daftar Harga Kayu dan Upah Tukang di Kota Medan …………………. 37 3. Biaya Kerusakan Bangunan Sekolah di Kota Medan ………………..…. 38 4. Persen Kerusakan Sekolah ……………………………………………... 40 5. Kunci Determinasi Pengenalan Genus dan Spesies ................................. 42 6. Model kerugian Ekonomis........................................................................... 48

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
HENDRA SIMANJUNTAK : Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Negeri di Kota Medan. Di bawah bimbingan LUTHFI HAKIM dan BEJO SLAMET
Rayap merupakan hama penyerang bangunan yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian ekonomis yang besar. Bangunan sekolah menengah pertama adalah salah satu sasaran rayap yang belum banyak diteliti dan diselidiki. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kerugian ekonomis kerusakan bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang disebabkan oleh rayap. Penyebaran rayap dipetakan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode yang digunakan adalah stratified sampling dan nonrandom sampling dengan intensitas 10% dari total populasi. Hasil sampling dipetakan dengan menggunakan SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 97% bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri terserang rayap. Sebanyak 19,35% mengalami kerusakan ringan, 67,74% mengalami kerusakan sedang dan 12,90% termasuk ke dalam kerusakan berat. Jenis rayap yang ditemukan adalah rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light dan rayap tanah Macrotermes gilvus Hagen. Kata kunci : Rayap, Bangunan sekolah, Kerugian ekonomis, Sistem informasi
geografis (SIG)
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
HENDRA SIMANJUNTAK: Loss Analysis and Mapping Termite Distribution On Country Junior High School Building in Medan City. Supervised by LUTHFI HAKIM and BEJO SLAMET.
Termites are building attacker pests can cause damage and huge economical losses. Junior high school building is one of the goals of termites that have not been studied and investigated a lot.This research aimed to calculate the economical loss of the Country Junior High School building damages caused by termites.The spread of termites mapped using Geographic Information System (GIS). The method used is stratified sampling and random sampling with the intensity of 10% of the total population.Sampling results are mapped using GIS.The results showed that 97% Country Junior High School building attacked by termites. A total of 19.35% had minor damage, 67.74% secondary damage and 12.90% including to the heavy damage. The termites species that found was dry wood termite Cryptotermes cynocephalus Light and subterranean termites Macrotermes gilvus Hagen. Key words: Termites, school buildings, economical loss, information system
Geographical (GIS)
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Rayap atau dengan bahasa yang lebih dikenal “Anai-anai”, sering dicap
sebagai hewan atau serangga yang merugikan atau perusak. Bahkan pada saat ini masyarakat lebih mengenal serangga ini sebagai hama, khususnya pada tanaman dan kayu konstruksi bangunan. Namun sesungguhnya, Rayap termasuk salah satu hewan atau serangga yang juga mempunyai manfaat yaitu berguna sebagai pengurai (dekomposer) yang sangat berperan penting dalam ekosistem (Nandika dkk., 2003).
Serangan Rayap selain terjadi pada tanaman maupun perkebunan dan bahkan hasil hutan, yang sejak dulu sudah merugikan. Juga terjadi pada bangunan atau gedung yang sejak tahun 80-an sudah banyak dilaporkan. Dan paling banyak terjadi di kota-kota besar yang mencapai kerugian 70% kerusakan. Hal ini tentu sangat meresahkan masyarakat karena selain mengakibatkan kerugian bangunan menjadi rusak, juga kerugian materi yang sangat besar mencapai 1,67 Trilyun Rupiah (Nandika dkk., 2003).
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi populasi rayap adalah curah hujan, suhu, kelembaban, ketersediaan makanan, dan musuh alami. Suhu dan kelembaban Kota Medan yang semakin tidak beraturan sangat mempengaruhi ketahanan bangunan SMP Negeri di Kota Medan.
Kota Medan memiliki 21 kecamatan dengan luas 265,10 Km2, berada pada ketinggian 3-30 m diatas pernukaan laut, beriklim tropis yang berada pada suhu minimum 22,50oC-23,90oC dan suhu maksimum 30,80oC-33,70oC dan rata-rata

Universitas Sumatera Utara

curah hujan antara 120,9 mm/bulan-169,6 mm/bulan dengan kelembapan mencapai 84%-85% (Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2008).
Oleh karena itu, peneliti mencoba menganalisis kerugian ekonomi akibat serangan rayap tehadap bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada pada di Kota Medan. SMP Negeri di Kota Medan masih banyak yang masih memprihatinkan keadaan gedung sekolahnya. Dimana keadaan tersebut disebabkan karena kurangnya perhatian baik dari pihak sekolah maupun pemerintah, kurangnya kesadaran tentang kebersihan sekolah, kurangnya perhatian dan perawatan pada gedung sekolah sehingga menyebabkan terjadinya serangan rayap pada gedung tersebut.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kerugian ekonomis serangan rayap terhadap bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Medan.
2. Mengetahui jenis dan sebaran Rayap yang menyerang bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Medan.
3. Mendapatkan peta serangan rayap pada bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Medan.
4. Menentukan Model penduga kerugian ekonomis serangan rayap terhadap bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara

Perumusan Masalah Kota Medan merupakan pusat dari provinsi dari Sumatera Utara yang
merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Merupakan kawasan beriklim tropis, dimana curah hujan, suhu, kelembaban, ketersediaan makanan, dan musuh alami yang sangat tinggi. Keadaan ini yang membuat rayap dapat berkembang biak dan memungkinkan untuk menyerang bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Gedung yang rusak ini perlu di teliti kerugian ekonomisnya dan melakukan pemetaan terhadap penyebaran rayap dengan metode GIS.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi Rayap

Secara taksonomi rayap termasuk ke dalam Ordo Isoptera, nama ini


mengacu pada kasta reproduktif yang memiliki sepasang sayap depan dan

belakang dengan bentuk dan ukuran yang sama. Jenis-jenis rayap diklasifikasikan

ke dalam tujuh famili, 15 sub-famili, dan 200 genus. Pembagian famili adalah

sebagai berikut: famili Mastotermitidae, Kalotermitidae, Termopsidae,

Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, dan famili Termitidae

(Hasan, 1986).

Secara umum taksonomi rayap adalah:

Kingdom : Animalia

Fillum

: Arthropoda


Kelas

: Insekta

Ordo

: Isoptera

Famili

: Mastotermitidae, Kalotermitidae, Termopsidae, Hodotermitidae,

Rhinotermitidae, Serritermitidae, dan famili Termitidae

Genus

: Macrotermes, Coptotermes

Spesies


: Macrotermes sp, coptotermes curvignatus

(Tarumingkeng, 1971).

Jenis Kasta Rismayadi dan Arinana (2007) menyatakan sebagaimana layaknya
serangga sosial, rayap hidup dalam sebuah koloni yang terdiri dari berbagai

Universitas Sumatera Utara

kelompok individu dengan bentuk luar (morfologi) dan fungsi yang berbeda. Kelompok individu tersebut dinamakan kasta. Terdapat tiga kasta yaitu kasta reproduktif, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Koloni rayap akan bertahan hidup jika memiliki kelengkapan kasta dan sebaliknya koloni akan musnah jika salah satu kasta mengalami kematian.
Kasta Pekerja Kasta pekerja merupakan jumlah terbesar dari suatu koloni rayap,
jumlahnya dapat mencapai lebih dari 90% dari anggota koloni. Individu-individu kasta ini tidak bersayap, steril, dan buta. Kepala mereka berwarna pucat hampir serupa dengan warna tubuh lainnya. Kasta pekerja merupakan kekuatan dari koloni, mencari makanan, bekerja membangun sarang, memelihara ratu, rayap muda, dan telur. Ketika rayap menginfestasi dan memakan kayu, maka rayap pekerja ini yang menimbulkan kerusakan (Rismayadi dan Arinana, 2007).
Rayap kayu kering atau rayap kayu basah tidak benar-benar memiliki kasta pekerja. Kasta pekerja dari kelompok ini adalah kasta pekerja palsu atau rayap muda yang akan berkembang menjadi kasta prajurit atau reproduktif. Kasta pekerja relatif memiliki bentuk yang serupa antar janis rayap sehingga sukar untuk membedakan jenis rayap berdasarkan bentuk kasta pekerjanya (Rismayadi dan Arinana, 2007).
Kasta Prajurit Kasta prajurit memiliki bentuk kepala yang bervariasi antarjenis rayap
yang berbeda sehingga variasi tersebut dapat digunakan di dalam mengidentifikasi
Universitas Sumatera Utara

jenis rayap. Bentuk kepala kasta prajurit khas, karena berwarna lebih tua dibandingkan anggota tubuh lainnya, serta memiliki capit atau mandibel. Struktur tersebut berfungsi untuk mencapit sehingga kasta prajurit memiliki peran sebagai prajurit yang akan bertempur melawan musuh-musunhnya seperti dari gangguan semut atau gangguan tangan manusia sekalipun. Beberapa jenis rayap seperti Schedorhinotermes memiliki lebih dari satu ukuran kasta prajurit yang dikenal sebagai prajurit mayor dan minor (Rismayadi dan Arinana, 2007).
Kasta Reproduktif Kasta reproduktif terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina (ratu)

yang tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Kasta ini dibedakan menjadi kasta reproduktif primer dan kasta reproduktif suplementer atau neoten. Kasta reproduktif primer terdiri atas serangga-serangga dewasa yang bersayap dan merupakan pendiri koloni. Menurut Richard dan Devies (1996) dalam Rismayadi dan Arinana (2007) menyatakan bahwa neoten muncul segera setelah kasta reproduktif primer mati atau hilang karena fragmentasi koloni. Selanjutnya, neoten menggantikan fungsi kasta reproduktif primer untuk perkembangan koloni. Secara umum kasta reproduktif menunjukkan perkembangan post-metamorfit yang luar biasa terutama pada rayap Termitidae.
Rayap Sebagai Perusak Bangunan Rayap menyerang bangunan disebabkan adanya sumber makanan, baik
yang terdekomposit pada kayu-kayu struktur dan non struktural maupun bahan berselulosa lainnya seperti kertas, wallpaper, atau vener. Disamping itu, kondisi
Universitas Sumatera Utara

lingkungan dan konstruksi bangunan juga merupakan faktor pendorong tingginya ancaman serangan rayap (Rismayadi dan Arinana, 2007).
Rayap sebagai perusak bangunan terdiri atas tiga famili dari yang primitif sampai yang tingggi, yakni Famili Kalotermitidae (rayap kayu kering). Famili Rhino Termitidae (rayap kayu basah) dan Famili Termitidae (rayap tanah). Famili Mastotermitidae juga termasuk perusak ganas (Hasan, 1986).
Cara Penyerangan Rayap Rayap tanah memasuki gedung melalui lubang-lubang kecil pada fondasi,
celah-celah dinding dari semen atau beton, nat-nat ubin, tiang-tiang, mengikuti pipa-pipa saluran air, kabel-kabel atau akar-akar kayu yang masuk melalui lantai. Di dalam eksplorasi untuk makanan kasta pekerja rayap berjalan melalui terowongan tanah dan sering kali di kawal oleh kasta serdadu yang sering memberikan bantuan bila rombongan terhalang oleh bahan-bahan yang keras. Serdadu-serdadu itu mengeluarkan cairan zat yang mempunyai daya melunakkan bahan-bahan keras, sehingga para pekerja dapat meneruskan membuat jalan atau lobang atau jalan menuju ke sumber makanan (Hasan, 1986).
Menurut Nandika (2003), rayap kayu kering dapat mencapai sasarannnya melalui dua cara :
1. Laron yang bersialang menemukan objek sasaran dan mampu berkembang karena objek tidak tertutup (misalnya zat pelindung yang tidak toksik, kayu yang tidak awet atau diawetkan, dll).
2. Objek sasaran terserang oleh rayap yang berasal dari obejk lain yang telah diserang dan letaknya berdekatan.
Universitas Sumatera Utara

Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap di Indonesia Sejak tahun 1982 kasus serangan rayap pada bangunan gedung di
Indonesia telah banyak dilaporkan. Pada saat ini perhatian terhadap ancaman rayap pada bangunan gedung di Indonesia terasa meningkat dengan sangat mengesankan. Hal ini dapat dimengerti mengingat beberapa jenis rayap telah sering kali menunjukkan daya serang yang luar biasa terhadap perumahan, kantor, gedung sekolah dan bangunan gedung lainnya sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar (Nandika dkk., 2003).
Muharomi (2005) menyatakan bahwa kerugian ekonomis pada bangunan bersejarah di kota Medan yang diserang oleh rayap tanah dengan nilai kerugian Rp 22.634.466,86. Kerugian oleh serangan rayap kayu kering mencapai Rp 9.865.926,37. Total kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering pada 15 bangunan bersejarah di kota Medan sebesar Rp 32.500.393,32.
Intensitas serangan dan berdasarkan kerusakan pada bangunan gedung akibat serangan rayap secara totalitas sangat besar. Rata-rata persentase serangan rayap pada bangunan rumah di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Batam mencapai lebih dari 70%. Laporan penelitian terakhir oleh Rahmawati tahun 1995 menyatakan bahwa kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan perumahan adalah sebesar 1,67 trilyun (Nandika dkk., 2003).
Universitas Sumatera Utara


Pengendalian Rayap Pada Bangunan Gedung Pengendalian serangan rayap pada bangunan meliputi upaya pencegahan
serangan rayap dan pemberantasan atau menyembuhkan bangunan yang terserang rayap. Tindakan pengendalian yang paling baik adalah melakukan pencegahan serangan rayap sebelum konstruksi dibangun karena disamping secara ekonomis lebih murah, tindakan ini jauh lebih mudah dilakukan (Nandika dkk., 2003).
Tarumingkeng (2001) menyatakan bahwa untuk menghindari atau meminimumkan kemungkinan terjadinya serangan rayap pada bangunan perlu diperhatikan hal-hal berikut. 1. Hindari adanya bahan-bahan kayu seperti sisa-sisa tunggak pohon di sekitar
halaman bangunan, yang potensial untuk menjadi sumber infeksi rayap. Demikian pula adanya pohon-pohon tua yang sebagian jaringan pohon maupun akarnya telah mati merupakan sumber makanan rayap dan dapat menjadi lokasi sarang perkembangan koloni rayap. 2. Hindari kontak antara tanah dengan bagian-bagian kayu dari bangunan. Walaupun cara ini tidak mutlak mampu mencegah serangan rayap karena rayap mampu membuat terowongan kembara di atas tembok, lantai dan dinding untuk mencapai obyek kayu makanannya tetapi bagi bangunan sederhana cara ini dapat memperlambat serangan rayap, dan adanya terowongan-terowongan dapat dideteksi. 3. Pergunakan kayu yang awet (seperti bagian teras kayu jati), atau kayu yang telah diawetkan dengan bahan-bahan pengawet anti rayap. Untuk kayu-kayu yang digunakan di bawah atap jenis-jenis garam pengawet seperti garam
Universitas Sumatera Utara

Wolman dengan retensi yang cukup telah memadai, sedangkan bagi kayu di luar bangunan diperlukan bahan pengawet larut minyak seperti kreosot . 4. Cara yang paling efektif adalah melindungi bangunan dengan cara membuat "benteng yang kuat terhadap rayap" di bagian fondasi dengan cara menyampur bahan fondasi dengan termitisida atau memperlakukan tanah di bawah dan di sekitar fondasi dengan termitisida yang tahan pencucian (persisten) serta memiliki afinitas dengan tanah. 5. Jika bangunan telah terserang, gunakanlah cara pengendalian yang ramah lingkungan, seperti pengumpanan dan pengendalian koloni menggunakan insektisida penekan pertumbuhan kutikel seperti heksaflumuron dsb.
Geographic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System
(GIS), merupakan suatu sistem (berbasiskan komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. GIS dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomenafenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian GIS merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut untuk menangani data yang bereferensi geografis, diantaranya: a. masukan/ input b. keluar/ output c. manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data) d. analisis dan manipulasi data Aronof (1989) dalam Prahasta (2004).
Universitas Sumatera Utara

Dalam GIS terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (lunak/ keras) maupun objek permasalahan. GIS adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi untuk melakukan analisis spesial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan data seperti: perolehan dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, pembaharuan dan perubahan, manajemen dan pertukaran, manipulasi dan penyajian, analisis (Budiyanto, 2002).
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota
Medan sebanyak 45 Gedung Sekolah. Penelitian ini dilaksanakan pada 5 Januari 2009 sampai 5 Juni 2009.
Bahan dan Alat Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa bahan diantaranya : Alkohol 70%, Peta Kota Medan, Daftar Sekolah SMP Negeri yang ada di Kotamadya Medan, Data Sekunder (Informasi harga kayu di pasaran, informasi harga bahan-bahan material, informasi upah pekerja, dan kunci determinasi rayap).
Alat Penelitian Penelitian ini juga menggunakan beberapa alat antara lain : Meteran baja untuk mengukur dimensi dan kerusakan dimensi, kuas dan pinset untuk mengambil rayap, alat-alat mekanis untuk membongkar sarang rayap, botol untuk tempat alkohol dan rayap yang ditemukan, peralatan tulis menulis, kamera untuk dokumentasi, tali sheet, quesioner untuk mengumpulkan data wawancara, serta GPS untuk mengetahui titik pemetaan.

Universitas Sumatera Utara

Batasan Studi Penelitian ini dilakukan pada bangunan Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Kota Medan, sebanyak 45 gedung Sekolah yang terdapat di 21 Kecamatan yang tersebar di kota Medan. Yang merupakan dasar penilaian dalam penelitian ini adalah bangunan sekolah yang terbuat dari kayu rusak akibat serangan rayap, misalnya: daun pintu, daun jendela, plafon, tiang, lisplang, tangga, dan dinding.
Metode Penelitian Pengumpulan Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara di lapangan berdasarkan tally sheet yang telah disiapkan sebelumnya, mencakup karakteristik bangunan, lingkungan bangunan dan data komponen bangunan. Diukur dimensinya, baik panjang, lebar dan tebalnya. Sehingga data yang diperoleh merupakan nilai kerugian minimal. Yang selanjutnya dikonversi ke dalam nilai rupiah (Rp). Nilai yang diperoleh merupakan nilai kerugian ekonomis. Pengumpulan Data Sekunder a. Peta Kota Medan b. Harga Kayu di Pasaran (2008) c. Upah Pekerja Pemasangan Komponen Kayu (2008) d. Jam Kerja Pemasangan Komponen (Soedrajat, 1984) e. Data Bangunan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan (Depdiknas, 2008) f. Kunci Determinasi (Nandika dkk., 2003)
Universitas Sumatera Utara

Pengolahan Data

Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan parameter statistik :

1. Perhitungan Kerugian Ekonomis

Krs = ∑M Kn n −1
Keterangan :

Krs = kerugian akibat serangan rayap

r = rayap kayu kering, rayap tanah

s = 1,2,3,… total bangunan sampel

Kn = nilai kerugian masing-masing komponen

n = 1,2,3,… m komponen

2. Perhitungan Standard Deviasi

∑S 2

=

1 n −1

(

xi



2
x)

Keterangan :

S2 = standard deviasi

n = jumlah contoh

Xi = nilai kerugian ke-1

X = nilai rata-rata kerugian ekonomis akibat serangan rayap

i = 1,2,3,… total bangunan sampel

3. Perhitungan Interval Rata-rata

X ± tα / 2

s n

dimana

Sx = s n

Universitas Sumatera Utara

Keterangan : X = nilai rata-rata hasil pengukuran S x = standard eror tα/2 = 2,1448 dan derajat kebebasan (n-1) untuk tingkat kepercayaan 95% S = standard deviasi
Menurut Remran (1993) dalam Romaida (2002) menyatakan bahwa tingkat kerusakan bangunan dibedakan menjadi beberapa kriteria yaitu : 1. Rusak ringan yaitu : apabila persentase kerusakan lebih kecil dari 5% dan
dianggap tidak perlu dilakukan penggantian tetapi memperhitungkan harga kayu yang rusak. 2. Rusak sedang yaitu : apabila persentase kerusakan antara 5-20% dan dianggap perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak beserta upah perbaikan. 3. Rusak berat yaitu : apabila persentase kerusakan lebih dari 20% dan mempunyai 2 posisi serangan yaitu : antara bagian ujung, tengah, dan pangkal. Maka unit tersebut perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak dan upah perbaikan.
Pemetaan Dengan Metode GIS Ditentukan titik-titik koordinat sekolah dengan alat Global Positioning
System (GPS). Kemudian data GPS akan dikonversikan kedalam program ArcView 3.3. Setelah itu dilakukan pembuatan peta penyebaran rayap. Selain data koordinat sekolah, yang harus juga dimasukkan dalam data atribut GIS adalah data berupa faktor-faktor pendukung yaitu tingkat serangan dan jenis rayap.
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri Bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri di kota Medan cukup
bervariasi dari segi umur bangunan, luas bangunan, areal, sampai bentuk fisik bangunan. Bangunan sekolah yang cukup tua masih dapat berdiri kokoh hingga sampai saat ini, tetapi tidak semua yang bisa berumur panjang. Bangunan sekolah yang berdiri dibangun antara tahun 1955–1998, dengan usia yang relatif tua diasumsikan setiap gedung sekolah mengalami kerusakan. Kondisi bangunan yang bervariasi tergantung dari dana dan manajemen pengelolaan dari pemerintah dan lembaga yang terkait. Gambar 1 menunjukkan kondisi bangunan sekolah dengan pengelolaan yang kurang baik
Gambar 1. SMP Negeri 42 Medan Bangunan sekolah yang sudah tua dilakukan renovasi total atau renovasi ringan. Karakteristik bangunan SMP Negeri di Kota Medan dapat disajikan dalam Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Karakteristik-karakteristik bangunan SMP Negeri di Kota Medan

Kecamatan

Nama Sekolah

Usia Bangunan Luas Bangunan/

(Tahun)

areal tanah (m)

Risalah Tapak

Medan Selayang Medan Maimun Medan Kota Medan Kota Medan Labuhan Medan Kota Medan Barat Medan Kota Medan Sunggal Medan Baru Medan Barat Medan Kota Medan Area Medan Timur Medan Amplas Medan Barat Medan Tembung Medan Helvetia Medan Petisah Medan Marelan Medan Tuntungan Medan Johor Medan Denai Medan Deli Medan Labuhan Medan Belawan Medan Tembung Medan Johor Medan Tembung Medan Selayang Medan Tuntungan Medan Marelan Medan Deli Medan Maimun Medan Tembung Medan Amplas Medan Timur Medan Marelan

SMP Negeri 1 Medan SMP Negeri 2 Medan SMP Negeri 3 Medan SMP Negeri 4 Medan SMP Negeri 5 Medan SMP Negeri 6 Medan SMP Negeri 7 Medan SMP Negeri 8 Medan SMP Negeri 9 Medan SMP Negeri 10 Medan SMP Negeri 11 Medan SMP Negeri 12 Medan SMP Negeri 13 Medan SMP Negeri 14 Medan SMP Negeri 15 Medan SMP Negeri 16 Medan SMP Negeri 17 Medan SMP Negeri 18 Medan SMP Negeri 19 Medan SMP Negeri 20 Medan SMP Negeri 21 Medan SMP Negeri 22 Medan SMP Negeri 23 Medan SMP Negeri 24 Medan SMP Negeri 25 Medan SMP Negeri 26 Medan SMP Negeri 27 Medan SMP Negeri 28 Medan SMP Negeri 29 Medan SMP Negeri 30 Medan SMP Negeri 31 Medan SMP Negeri 32 Medan SMP Negeri 33 Medan SMP Negeri 34 Medan SMP Negeri 35 Medan SMP Negeri 36 Medan SMP Negeri 37 Medan SMP Negeri 38 Medan

12 55 52 51 50 50 44 42 40 37 36 35 35 34 33 33 31 30 30 30 29 29 29 28 28 27 27 26 25 25 24 24 22 22 20 20 19 19

900/12.000 780/600 720/520 780/760 840/920 600/425 780/400 870/720 750/350 780/400 600/380 720/560 780/420 960/430 900/630 870/700 840/560 600/740 780/480 840/630 720/430 720/740 780/740 840/420 870/430 900/570 720/420 780/580 810/520 720/480 840/760 840/430 900/650 900/700 780/760 720/500 810/650 870/450

Perladangan Perladangan Persawahan Persawahan Rawa-rawa Perladangan Perladangan Perladangan Perladangan Rawa-rawa Persawahan Rawa-rawa Persawahan Persawahan Perladangan Perladangan Perladangan Rawa-rawa Rawa-rawa Rawa-rawa Rawa-rawa Perladangan Perkebunan Perladangan Perladangan Perladangan Rawa-rawa Perladangan Perladangan Persawahan Perladangan Persawahan Persawahan Rawa-rawa Perladangan Perladangan Perladangan Perladangan

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1 (lanjutan)
Kecamatan Medan Marelan Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Deli Medan Deli Medan Labuhan Medan Labuhan

Nama Sekolah
SMP Negeri 39 Medan SMP Negeri 40 Medan SMP Negeri 41 Medan SMP Negeri 42 Medan SMP Negeri 43 Medan SMP Negeri 44 Medan SMP Negeri 45 Medan

Usia Bangunan (Tahun) 17 17 16 16 15 15 14

Luas Bangunan/ areal tanah (m)
780/400 780/660 780/425 810/590 720/450 900/760 840/900

Risalah Tapak Perladangan Perladangan Perladangan Rawa-rawa Persawahan Persawahan Persawahan

Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh sampel Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang diteliti di kota Medan diketahui bahwa SMP Negeri 9 di kecamatan Medan Sunggal memiliki luasan areal yang paling kecil sebesar 350m2 dengan luas bangunan 750m2 sedangkan SMP Negeri 1 yang berada di kecamatan Medan Selayang memiliki luasan areal yang paling besar sebesar 12.000m2 dan luas bangunan 900m2.
Sekolah Menengah Pertama Negeri yang dilakukan penelitian mempunyai sejarah tapak yang sama yaitu berupa perladangan, persawahan dan rawa. Risalah tapak yang berupa perladangan merupakan potensi yang sangat besar terkena serangan rayap karena habitat alami dan sumber makanannya sudah berubah fungsi menjadi bangunan SMP Negeri.
Sebagian besar konstruksi bangunan masih banyak menggunakan kayu sebagai komponen utama antara lain pintu, jendela, kusen pintu, kusen jendela, lemari, kuda-kuda, lisplang, papan tulis, kursi dan meja. Komponen yang terbuat dari kayu harus memiliki perawatan yang cukup untuk menghindari laju kerusakan oleh serangan rayap dan organisme perusak kayu lainnya. Perawatan dan kebersihan dari lingkungan menciptakan suasana yang berbeda dengan katahanan hidup organisme perusak kayu. Komponen yang terbuat dari kayu

Universitas Sumatera Utara

merupakan sumber makanan bagi rayap karena banyak mengandung selulosa dan hemiselulosa. Ini menjadi suatu peluang bagi rayap di karenakan sumber makanan dan habitatnya sudah berubah fungsi menjadi SMP Negeri.
Kondisi kota Medan yang optimum untuk perkembangbiakan rayap, menyebabkan perlunya dipelajari dan diketahui aksesibilitas rayap sampai menyerang bangunan sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengendaliannya. Hal ini penting karena kerugian yang ditimbulkan akibat serangan rayap sangat banyak, jadi dengan mengetahui aksesibilitasnya dapat ditentukan teknik pengendalian yang tepat dan efisien sehingga kerugian ekonomis dapat ditekan seminimal mungkin.
Kerugian Ekonomis Serangan Rayap Bangunan SMP Negeri Serangan rayap pada bangunan SMP Negeri menyerang komponen
bangunan dan pelengkap bangunan. Kuda-kuda, risplang, dan pintu merupakan komponen bangunan yang paling banyak di serang rayap. Selain cakupan makanan yang melimpah kondisi yang dekat dengan tanah dan kelembaban sangat mendukung serangan rayap.
Perhitungan kerugian ekonomis terhadap serangan rayap menggunakan standar hal 2 jenis kayu yaitu kayu sembarang keras (SK-Hutan) dan kayu jenis meranti sebagai pengganti komponen kayu. Hal ini dikarenakan, kedua jenis kayu ini lebih banyak dijumpai dan dipasarkan baik dalam bentuk sortimen-sortimen ataupun produk yang telah jadi. Kerugian ekonomis bangunan SMP Negeri di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Kerugian ekonomis bangunan SMP Negeri di Kota Medan

Kecamatan

Nama Sekolah

SK Hutan (Rp) SK Meranti (Rp)

Medan Selayang

SMP Negeri 1 Medan

12.180.000

26.072.500

Medan Maimun

SMP Negeri 2 Medan

72.400.000

153.072.500

Medan Kota

SMP Negeri 3 Medan

82.550.000

173.152.500

Medan Kota

SMP Negeri 4 Medan

95.890.000

204.592.500

Medan Labuhan

SMP Negeri 5 Medan

67.125.000

139.997.500

Medan Kota

SMP Negeri 6 Medan

90.740.000

194.282.500

Medan Barat

SMP Negeri 7 Medan

56.355.000

118.492.500

Medan Kota

SMP Negeri 8 Medan

77.920.000

163.520.000

Medan Sunggal

SMP Negeri 9 Medan

61.965.000

129.890.000

Medan Baru

SMP Negeri 10 Medan

61.390.000

128.935.000

Medan Barat

SMP Negeri 11 Medan

58.005.000

121.367.500

Medan Kota

SMP Negeri 12 Medan

69.340.000

148.102.500

Medan Area

SMP Negeri 13 Medan

59.110.000

122.905.000

Medan Timur

SMP Negeri 14 Medan

97.720.000

207.275.000

Medan Amplas

SMP Negeri 15 Medan

63.995.000

134.190.000

Medan Barat

SMP Negeri 16 Medan

73.585.000

156.690.000

Medan Tembung

SMP Negeri 17 Medan

90.260.000

188.482.500

Medan Helvetia

SMP Negeri 18 Medan

77.245.000

163.090.000

Medan Petisah

SMP Negeri 19 Medan

102.670.000

217.870.000

Medan Marelan

SMP Negeri 20 Medan

75.430.000

159.422.500

Medan Tuntungan

SMP Negeri 21 Medan

62.730.000

130.612.500

Medan Johor

SMP Negeri 22 Medan

75.425.000

160.585.000

Medan Denai

SMP Negeri 23 Medan

79.165.000

166.582.500

Medan Deli

SMP Negeri 24 Medan

58.355.000

122.020.000

Medan Labuhan

SMP Negeri 25 Medan

75.920.000

160.895.000

Medan Belawan

SMP Negeri 26 Medan

76.630.000

162.375.000

Medan Tembung

SMP Negeri 27 Medan

68.215.000

143.960.000

Medan Johor

SMP Negeri 28 Medan

75.050.000

159.457.500

Medan Tembung

SMP Negeri 29 Medan

79.365.000

168.242.500

Medan Selayang

SMP Negeri 30 Medan

59.485.000

125.105.000

Medan Tuntungan

SMP Negeri 31 Medan

99.965.000

210.752.500

Medan Marelan

SMP Negeri 32 Medan

70.975.000

150.310.000

Medan Deli

SMP Negeri 33 Medan

76.440.000

161.955.000

Medan Maimun

SMP Negeri 34 Medan

94.430.000

202.472.500

Medan Tembung

SMP Negeri 35 Medan

92.560.000

194.107.500

Medan Amplas

SMP Negeri 36 Medan

84.105.000

177.095.000

Medan Timur

SMP Negeri 37 Medan

64.105.000

134.530.000

Medan Marelan

SMP Negeri 38 Medan

65.250.000

138.427.500

Medan Marelan

SMP Negeri 39 Medan

88.120.000

187.577.500

Medan Helvetia

SMP Negeri 40 Medan

92.195.000

196.550.000

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2 (lanjutan). Kecamatan
Medan Tuntungan Medan Deli Medan Deli Medan Labuhan Medan Labuhan

Nama Sekolah
SMP Negeri 41 Medan SMP Negeri 42 Medan SMP Negeri 43 Medan SMP Negeri 44 Medan SMP Negeri 45 Medan Total

SK Hutan (Rp)
79.855.000 77.025.000 76.240.000 93.570.000 54.550.000 3.365.600.000

SK Meranti (Rp)
169.330.000 164.222.500 160.910.000 197.370.000 117.580.000 7.114.427.500

Kerugian ekonomis masing-masing SMP Negeri di kota medan dapat dilihat pada tabel 2 di atas. Bangunan SMP Negeri 19 di kecamatan Medan Petisah mengalami kerugian yang paling besar dengan nilai mencapai Rp.102.670.000,00 untuk pemakaian asumsi pengganti kayu SK-Hutan. Sedangkan dengan asumsi penggantian dengan kayu Meranti mencapai nilai Rp 217.870.000,00 nilai kerusakan terkecil yaitu SMP Negeri 1 yang berada di kecamatan Medan Selayang sebesar Rp 12.180.000,00 untuk pemakaian asumsi pengganti kayu SK-Hutan. Sedangkan dengan asumsi penggantian dengan kayu Meranti mencapai nilai Rp. 26.072.500,00.
Untuk pengkonversian serangan rayap pada komponen bangunan ke dalam bentuk rupiah, maka diperlukan pedoman atau data mengenai upah pekerja dan harga bahan-bahan material. Semakin besar intensitas kerusakan komponen, maka upah pekerja dan bahan-bahan pengganti yang dikeluarkan juga besar yang berakibatkan pada nilai kerugian ekonomis yang tinggi. Perhitungan kerugian ekonomis antara rayap kayu kering dengan rayap tanah pada 45 bangunan SMP Negeri di kota Medan ini di sajikan pada Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan kayu kering terhadap 45 bangunan SMP Negeri di kota Medan

Jenis Rayap Rayap tanah

Parameter Jumlah

SK-hutan(Rp) 18.480.000,00

Meranti(Rp) 3.554.730.000,00

Rata-rata kerugian

6.160.000,00

1.184.910.000,00

Standart deviasi

1.511.596,00

170.735.912,51

Interval rata-rata kerugian

6.160.000±939.905,71

1.184.910.000±105.711.213,42

5.224.094,29-7.095.905,71 1.079.198.786,58-1.290.621.213,42

Rayap kayu kering Jumlah

1.678.230.000,00

2.445.647.500,00

Rata-rata kerugian

239.747.142,86

349.378.214,00

Standart deviasi

117.345.524

188.938.755

Interval rata-rata kerugian 239.747.142,86±47.563.556,07

349.378.214,29±76.582.375,91

192.183.586,79-287.310.698,93

272.795.838,38-425.960.590,20

Gabungan RT+RKK Jumlah

1.696.710.000,00

6.000.377.500,00

Rata-rata kerugian

245.907.142,86

1.534.288.214,00

Standart deviasi

117.355.260,00

180.419.706,30

Interval rata-rata kerugian

245.907.142,85±39.797.828

1.534.288.214,29±61.184.410

206.109.314,39;285.704.969,61 1.473.103.803,97;1.595.472.624,03

Kerugian ekonomis untuk setiap komponen bangunan Tabel 4 menunjukkan bahwa komponen bangunan seperti kursi, meja,
dan lemari merupakan komponen dengan jumlah terbanyak diserang rayap. Ini disebabkan komponen-komponen tersebut keberadaannya langsung kontak dengan tanah sehingga memudahkan rayap menyerang. Kursi merupakan komponen terbanyak di serang rayap dengan jumlah 4211 buah dan jika dikonversikan ke dalam rupiah maka kerugian kursi dengan jenis kayu SK Hutan sebesar Rp 673.760.000,00 dan untuk jenis meranti sebesar Rp 1.000.112.500,00. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jusmalinda (1994) bahwa rayap tanah terutama akan menyerang objek-objek yang berhubungan langsung dengan tanah, seperti pada tiang-tiang kayu. Bisa juga melalui retakan-retakan atau rongga pada semen, lantai, dan pondasi rumah permanen dan semi permanen, kehadiran rayap tanah di tandai dengan adanya liang kembara pada objek-objek terserang.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4 menunjukkan data kerugian ekonomis yang disebabkan serangan

rayap pada komponen bangunan yang terbuat dari kayu dan merupakan objek

pengamatan. Nilai kerugian yang disajikan adalah nilai kerugian total perjenis

komponen untuk gabungan keseluruhan bangunan.

Tabel 4. Kerugian ekonomis pada berbagai komponen bangunan.

Jenis komponen bangunan

Jumlah kerusakan
(buah)

Harga SKhutan/unit
(Rp)

Biaya kerusakan

Harga

dengan SK-hutan Meranti/Unit

(Rp) (Rp)

Pintu

214 250000

53500000

370000

Jendela

15 180000

2700000

225000

Meja

2473

300000

741900000

460000

Kursi

4211

160000

673760000

237500

Kusen Pintu

143 600000

85800000

650000

Kusen Jendela

171 400000

68400000

420000

Lemari

2325

420000

976500000

610000

Papan Tulis

282 185000

52170000

215000

Jendela tanpa daun

0

490000

0

610000

Kuda-Kuda

81

16100000

1304100000

22400000

Lisplang

132 1960000 258720000

2440000

Biaya kerusakan dengan
Meranti (Rp) 79180000 3375000 1137580000 1000112500 92950000 71820000 1418250000 60630000
0 1814400000 322080000

Kusen pintu dan kusen jendela juga mengalami kerugian yang besar. Komponen-komponen ini terserang karena letaknya dekat dengan tanah dan statis (diam). Selain itu volume komponen yang besar juga mempengaruhi intensitas seranagnnya. Komponen-komponen kusen pintu dan jendela pada bangunanbangunan ini memiliki volume yang lebih besar dari pada bangunan pada umumnya. Komponen-komponen yang dinamis seperti daun pintu dan daun jendela, menurut pengamatan selama penelitian jarang yang terkena serangan rayap tanah. Serangan rayap pada salah satu komponen bangunan dapat dilihat pada Gambar 2.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Serangan rayap pada salah satu komponen bangunan Kerugian yang ditimbulkan bervariasi untuk setiap bangunan, tergantung dari kebersihan, kesadaran pengguna bangunan, karakteristik bangunan, dan tentu saja ketersediaan dana. Nilai kerugian yang besar dipengaruhi oleh intensitas kerusakan oleh rayap, upah pekerja, harga bahan-bahan material dan pendukung yang tinggi. Semakin besar intensitas kerusakan komponen, maka upah pekerja dan bahan-bahan pengganti dan pendukung yang dikeluarkan juga besar yang berakibat pada nilai kerugian ekonomis yang tinggi. Perlu kiranya ada perhatian dari pemerintah dan pihak-pihak yang terkait untuk lebih peduli dalam usaha pemeliharaan bangunan SMP Negeri di kota Medan ini. Hal ini bertujuan agar bangunan-bangunan tersebut tetap terawat sehingga terhindar dari kerusakan termasuk dari serangan rayap. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk perawatan tentu lebih murah daripada biaya pengendaliannya. Jadi walaupun kerugian tidak dapat dihindari, namun nilainya dapat ditekan seminimal mungkin. Mengingat bangunan sekolah ini merupakan tempat para penerus bangsa ini untuk mengenyam pendidikannya dan menimba ilmu. Dengan bangunan yang layak pakai tentunya para pendidik dan siswa merasa nyaman untuk menimba ilmu di sekolah ini.
Universitas Sumatera Utara

Sebaran kerusakan bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Medan
Jumlah bangunan SMP Negeri di kota medan yang cukup banyak dan tersebar di setiap kecamatan. Sebaran kerusakan bangunan SMP Negeri dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta sebaran SMP Negeri di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara

Besarnya persentase kerusakan pada keseluruhan bangunan menjadikan

besarnya kerugian ekonomis. Kerusakan tersebut disebabkan usia bangunan yang

sudah tua dan tidak adanya tindakan pencegahan dan tindakan pengendalian bagi

banguan yang telah terserang mutlak sangat diperlukan untuk meminimalkan dan

membatasi ruang gerak rayap. Persentase kerusakan komponen bangunan SMP

Negeri di Kota Medan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Persentase kerusakan komponen bangunan SMP Negeri di Kota Medan

Kecamatan Medan Selayang Medan Maimun Medan Kota Medan Kota Medan Labuhan Medan Kota Medan Barat Medan Kota Medan Sunggal Medan Baru Medan Barat Medan Kota Medan Area Medan Timur Medan Amplas Medan Barat Medan Tembung Medan Helvetia Medan Petisah Medan Marelan Medan Tuntungan Medan Johor Medan Denai Medan Deli Medan Labuhan Medan Belawan Medan Tembung Medan Johor Medan Tembung Medan Selayang

Nama Sekolah SMP Negeri 1 Medan SMP Negeri 2 Medan SMP Negeri 3 Medan SMP Negeri 4 Medan SMP Negeri 5 Medan SMP Negeri 6 Medan SMP Negeri 7 Medan SMP Negeri 8 Medan SMP Negeri 9 Medan SMP Negeri 10 Medan SMP Negeri 11 Medan SMP Negeri 12 Medan SMP Negeri 13 Medan SMP Negeri 14 Medan SMP Negeri 15 Medan SMP Negeri 16 Medan SMP Negeri 17 Medan SMP Negeri 18 Medan SMP Negeri 19 Medan SMP Negeri 20 Medan SMP Negeri 21 Medan SMP Negeri 22 Medan SMP Negeri 23 Medan SMP Negeri 24 Medan SMP Negeri 25 Medan SMP Negeri 26 Medan SMP Negeri 27 Medan SMP Negeri 28 Medan SMP Negeri 29 Medan SMP Negeri 30 Medan

Kerusakan (%) 5,173 22,280 20,299 17,682 15,519 18,773 14,182 20,016 18,284 17,668 20,232 14,420 15,364 14,474 13,509 15,201 18,805 17,541 20,343 14,539 18,250 18,303 17,909 14,260 15,107 13,085 21,945 18,073 17,094 18,080

Jenis Kerusakan Sedang Berat Berat Sedang Sedang Sedang Sedang Berat Sedang Sedang Berat Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Berat Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Berat Sedang Sedang Sedang

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5 (Lanjutan) Kecamatan
Medan Tuntungan Medan Marelan Medan Deli Medan Maimun Medan Tembung Medan Amplas Medan Timur Medan Marelan Medan Marelan Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Deli Medan Deli Medan Labuhan Medan Labuhan

Nama Sekolah
SMP Negeri 31 Medan SMP Negeri 32 Medan SMP Negeri 33 Medan SMP Negeri 34 Medan SMP Negeri 35 Medan SMP Negeri 36 Medan SMP Negeri 37 Medan SMP Negeri 38 Medan SMP Negeri 39 Medan SMP Negeri 40 Medan SMP Negeri 41 Medan SMP Negeri 42 Medan SMP Negeri 43 Medan SMP Negeri 44 Med